Juan memutuskan membeli rahim seorang wanita karena istrinya belum juga hamil. Tapi pada saat wanita itu hamil, ternyata Allah berkata lain dengan membuat istri Juan hamil juga.
Setelah mengetahui istrinya hamil, Juan pun lupa kepada benih yang saat ini sedang tumbuh di dalam perut Kamila. Dia mengacuhkan Kamila dan benih itu membuat Kamila marah dan berniat balas dendam kepada Juan dengan menukarkan anaknya dengan anak Raina pada saat dilahirkan nanti.
Akankah Juan dan Raina tahu, jika anak yang selama ini mereka besarkan bukan anak kandung mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 2 Dendam Kamila
Kamila pulang ke rumahnya dengan hati yang sangat hancur. Bukan materi yang Kamila inginkan, tapi pengakuan dan tanggung jawab dari Juan.
"Kamu keterlaluan Pak Juan, lihat saja apa yang akan saya lakukan kepadamu dan keluarga kamu," batin Kamila dengan geramnya.
Kamila sosok wanita yang baik dan ramah berubah menjadi sosok yang jahat. Bagaimana Kamila tidak dendam, dia rela menyerahkan kesuciannya demi uang yang dijanjikan oleh Juan. Kamila pun harus menanggung kesulitan pada saat dia ngidam dan mengandung anaknya Juan.
***
Tibalah saatnya Raina dan Kamila melahirkan. Entah kebetulan atau memang sudah takdir yang Maha Kuasa, ternyata dia wanita itu akan melahirkan di hari yang sama dan rumah sakit yang sama juga. Juan selalu berada di samping Raina, menjaga Raina dengan penuh kasih sayang.
Berbeda dengan Kamila yang harus berjuang sendirian tanpa ada suami yang menguatkan. Sedangkan orang tuanya tidak bisa datang karena mereka sudah tua dan Kamila tidak mau menyusahkan kedua orang tuanya. Ruangan bersalin Riana dan Kamila posisinya bersebelahan.
"Kamu yang kuat, sayang," ucap Juan sembari menciumi wajah Raina.
Beberapa saat kemudian, terdengarlah tangisan bayi yang saling bertautan. Takdir sudah membuat Raina dan Kamila melahirkan di jam yang sama dan anak mereka pun sama-sama berjenis kelamin perempuan. Juan sampai menangis kala anak yang selama ini dia tunggu, bisa keluar juga.
"Selamat Pak, anak Bapak dan Ibu berjenis kelamin perempuan," seru Dokter.
Juan tersenyum dan menangis bahagia, Juan sempat melihat jika di pinggang putrinya terdapat tanda hitam tidak terlalu besar tapi sangat kelihatan karena kulit putrinya sangat putih. Sedangkan Kamila, dia hanya bisa pasrah melihat putrinya yang lahir tanpa sosok seorang suami. Kamila selalu ingat dengan kata-kata Juan yang membuatnya sangat sakit hati.
Kedua bayi itu dibawa ke ruangan khusus bayi. Setelah dipindahkan ke ruangan rawat inap, Kamila terus melamun ada sesuatu yang dia rencanakan.
"Suster, bisa antar saya melihat bayi saya tidak?" pinta Kamila.
"Apa Ibu sudah kuat?" tanya Suster.
"Kuat kok," sahut Kamila.
Suster membawakan kursi roda untuk Kamila, lalu Kamila pun duduk di kursi roda dan Suster itu yang mendorong kursi roda Kamila menuju ruangan khusus bayi. Sesampainya di ruangan itu, Kamila melihat bayinya yang sedang tertidur pulas. Kamila menoleh dan di samping ranjang bayinya, ada bayi Juan di sana.
"Ternyata, istri Pak Juan juga melahirkan di sini," batin Kamila.
Teringat akan perlakuan Juan, tiba-tiba terbersit dalam otak Kamila untuk menukarkan anaknya dengan anak Juan. Sepertinya takdir memang berpihak kepada Kamila, Suster pun tiba-tiba dipanggil oleh dokter untuk menemuinya sebentar.
"Bu Kamila, saya tinggal dulu sebentar, ibu jangan ke mana-mana karena saya tidak akan lama kok," ucap Suster.
"Iya, Suster," sahut Kamila.
Melihat Suster keluar, Kamila pun segera mengganti bedong anak Juan dengan bedong anaknya. Lalu posisi kedua bayi itu ditukar, wajah bayi pada saat baru saja dilahirkan sangat mirip satu sama lain sehingga tidak akan ada yang curiga jika bayinya ditukar. Kamila memperhatikan anaknya dengan seksama. "Sayang, kalau Mama tidak bisa bahagia maka Mama akan membuat kamu bahagia. Kamu memang anaknya Pak Juan dan kamu sangat pantas untuk bahagia dan mendapatkan kasih sayang Papa kamu sendiri," batin Kamila.
"Bu Kamila!" panggil Suster.
Kamila sedikit kaget, untung saja dia sudah selesai menukar anaknya dengan anak Raina.
***
Beberapa hari kemudian, Juan dan Raina sudah siap-siap untuk pulang. Juan teringat kepada Kamila karena dia tahu jika Kamila melahirkan di rumah sakit itu juga.
"Sayang, aku keluar dulu sebentar ya," ucap Juan.
"Mau ke mana Mas?" tanya Raina.
"Mau urus administrasi dulu," sahut Juan.
"Baiklah, tapi jangan lama-lama."
"Ok, sayang."
Juan segera menuju administrasi dan membayar semua biaya istrinya dan juga Kamila. Setelah membayar, Juan pun menyempatkan diri untuk menemui Kamila. Kamila menoleh saat mendengar pintu ruangannya terbuka.
"Pak Juan," gumam Kamila.
"Semua biaya sudah saya bayar dan ini untukmu dan anak itu," ucap Juan sembari memberikan satu gepok uang kepada Kamila.
"Kamu juga jangan khawatir, aku akan tepati janji saya untuk menyekolahkan anak itu sampai ke Perguruan tinggi jadi kalau kamu butuh apa pun itu, kamu tinggal hubungi saja asisten pribadiku," sambung Juan.
Kamila terdiam, dia sama sekali tidak tahu harus berkata apa. Emosi bercampur amarah menjadi satu, hanya saja dia tidak bisa mengeluarkan semua unek-uneknya. Tanpa berkata apa-apa lagi, Juan pun pergi begitu saja.
Kamila menggenggam uang yang diberikan oleh Juan, lalu menatap anak perempuan di hadapannya. "Aku benci kepada Pak Juan dan aku juga benci kepada kamu!" sentak Kamila kepada anak bayi yang diberi nama Alesha itu. Kamila berniat akan membuat anak itu menderita tinggal bersama dirinya.
***
6 tahun kemudian....
Waktu pun berjalan dengan sangat cepat, Kamila tidak pernah menyayangi Alesha. Setiap hari Kamila akan terus memarahi Alesha dan membiarkan Alesha menangis tanpa belas kasihan. Rasa benci dan dendam kepada Juan membuat Kamila jahat dan selalu menyiksa Alesha, anak yang sama sekali tidak tahu apa-apa.
Berbeda dengan Alesha, anak perempuan hasil hubungan terlarang Juan dan Kamila hidup dengan bergelimang harta dan kasih sayang. Anak perempuan yang diberi nama Jovanka itu sangat beruntung karena dibesarkan dengan penuh kasih sayang dan dimanja dengan materi. Raina tidak tahu jika anak yang dia manja itu sebenarnya anak Juan dari hasil membeli rahim dari wanita lain.
"Sayang, ulang tahun Jovanka yang ke enam bagaimana kalau kita rayakan di Disney Land Jepang, pasti dia akan senang sekali," ucap Raina dengan senyumannya.
"Boleh juga, kamu atur saja sayang," sahut Juan.
Sementara itu di rumah Kamila, Alesha sedang mencuci piring. "Cuci lagi piring ini, cuci yang bersih," ketus Kamila dengan menyimpan piring kotor di samping Alesha.
"Ma, tunggu," seru Alesha.
"Ada apa?" sentak Kamila.
"Ma, hari ini apa Mamah tidak ingat dengan hari ulang tahunku?" ucap Alesha dengan menundukkan kepalanya.
Kamila langsung memperlihatkan wajah marahnya. Diambilnya gayung yang berisi air itu dan mengguyur kepala Alesha dengan air itu membuat Alesha kaget. Lalu Kamila melempar gayung ke sembarang tempat.
"Jangan macam-macam kamu, kalau hari ini ulang tahun kamu memangnya kenapa? kamu mau minta hadiah, begitu?" bentak Kamila.
Alesha langsung menangis sesenggukan, padahal maksud dia bukan seperti itu. Lagi pula Alesha tidak meminta hadiah apa pun, dia hanya meminta di do'akan saja oleh Mamanya karena selama ini Mamanya tidak pernah mendo'akan dirinya yang ada Mamanya hanya bisa marah-marah dan memukulnya.