apa jadinya apabila seorang gadis bar-bar dan juga cegil tiba-tiba dijodohkan dengan seorang CEO yang terkenal dingin dan juga anti wanita ?
keseruan apakah yang akan terjadi jika keduanya disatukan ?, biar tidak penasaran yuk ikuti saja kisah mereka 🙂.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. di lamar
Gibran turun dari mobilnya lalu berjalan masuk kedalam kantor dengan aura dinginnya,para karyawan yang sedang asyik bergosip pun langsung berlari kocar-kacir kembali kemeja kerja mereka masing-masing begitu melihat kedatangannya.
" selamat pagi pak "sapa Rio sang sekretaris yang sudah berdiri di depan ruang kerja Gibran dengan setumpuk berkas di tangannya.
" hmm "ucap Gibran dengan cuek sambil masuk kedalam ruangan kerjanya.
" dasar irit "gerutu Rio sambil mengikuti Gibran kedalam.
" ini ada beberapa berkas yang ditandatangani pak "ucap Rio sambil meletakkannya di atas meja.
" ada lagi ?"tanya Gibran sambil menandatanganinya.
" itu saja pak "ucap Rio sambil mengambil kembali berkasnya.
" saya permisi dulu pak "ucap Rio sambil beranjak pergi.
" tunggu "ucap Gibran
" ya pak, kenapa ?"tanya Rio sambil berbalik menatap kearah Gibran.
" ambilkan berkas laporan keuangan perusahaan "ucap Gibran
" baik pak "ucap Rio sambil pergi.
tak lama Rio kembali sambil membawakan berkasnya.
" ini pak berkasnya "ucap Rio sambil menyerahkan kepada Gibran.
" kamu boleh pergi "ucap Gibran sambil membuka berkasnya.
" baik pak "ucap Rio sambil kembali ke meja kerjanya.
sementara Gibran fokus memeriksa berkas keuangannya.
" Ehem !"tegur buk Diana yang masuk tanpa mengetuk pintu.
" Oma "ucap Gibran sambil menoleh kearah neneknya yang tiba-tiba datang.
" apa Oma menganggu ?"tanya buk Diana sambil duduk di sofa.
" enggak, ada apa Oma kesini ?"tanya Gibran sambil ikut duduk di sofa.
" apa Oma tidak boleh kesini ?"tanya buk Diana sambil menatap kearah cucunya.
" bukan begitu, tumben aja Oma datang ke kantor "ucap Gibran.
" baiklah Oma akan langsung saja "ucap buk Diana sambil menghela nafas panjang.
" tujuan Oma datang kesini karena ingin membicarakan tentang perjodohan mu "ucap buk Diana sambil menatap kearah Gibran.
" Oma sudah memilihkan calon istri yang cocok untuk mu, besok kita akan datang untuk melamarnya "ucap buk Diana lagi, sementara respon Gibran hanya diam saja tanpa mengatakan sepatah katapun.
" apa kau mendengarkan Oma ?"tanya buk Diana yang melihat Gibran diam saja.
" iya "ucap Gibran sambil menghela nafas panjang.
" kenapa menghela nafas panjang begitu ?,tidak suka dengan keputusan Oma ?"tanya buk Diana sambil menatap kearah Gibran.
" apa harus dijodoh-jodohkan begitu ?"tanya Gibran yang merasa tidak suka.
" kalau tidak mau Oma jodohin harusnya sekarang itu kamu sudah punya calon istri pilihan mu sendiri "omel buk Diana yang membuat Gibran terdiam.
" usiamu sudah 29 dan belum juga menikah, sebenarnya kamu ingin menjadi bujang karatan atau bagaimana ?"semprot buk Diana yang merasa heran.
" kamu tau tidak isu diluar sana ada yang mengatakan kalau kamu itu tidak normal ?"tanya buk Diana sambil menatap kearah Gibran.
" Oma tidak mau lagi mendengarkan alasanmu, pokoknya besok kamu ikut Oma titik "ucap bik Diana sambil beranjak bangun dari tempat duduknya.
" Oma pulang dulu "ucap buk Diana sambil berjalan keluar dari ruang kerja Gibran.
" hah !"Gibran hanya bisa menghela nafas panjang sambil menyandarkan tubuhnya di sofa.
...**...
Mentari pagi sudah nampak cahayanya, begitu juga dengan burung-burung mulai berkicau riang di pepohonan. Tapi Nadhira masih betah bergulung di bawah selimut menikmati mimpi indahnya.
" Nadhira ayok bangun "buk Herlin datang membangunkan putrinya.
" aku masih ngantuk ma "rengek Nadhira sambil kembali menarik selimutnya.
" cepat bangun !"ucap buk Herlin sambil menarik selimut yang menutupi wajah putrinya.
" ada apa sih ma ? Ini masih pagi "tanya Nadhira dengan mata setengah melek.
" ada tamu yang akan datang, cepat siap-siap "ucap buk Herlin sambil beranjak pergi.
" cepat mandi jangan tidur lagi "ucap buk Herlin sambil keluar dari kamar Nadhira.
" iya "ucap Nadhira dengan malas sambil beranjak menuju kamar mandi.
selesai mandi Nadhira turun kebawah dan melihat para pelayan sedang sibuk membereskan rumah dan juga menyiapkan makanan.
" ini sebenarnya ada acara apa sih pa ?"tanya Nadhira sambil menghampiri papanya yang sedang duduk di meja makan sambil minum kopi.
" ada yang ingin melamar mu "ucap pak David sambil menyeruput kopinya.
" Apa ?"ucap Nadhira yang terkejut
" papa bercanda kan ?"tanya Nadhira sambil menatap kearah papanya.
" siapa yang bercanda ? papa serius "ucap pak David yang membuat Nadhira terdiam.
" daripada setiap hari kau keluyuran tidak jelas lebih baik papa nikahkan saja kau "ucap pak David lagi.
" enggak,aku enggak mau "tolak Nadhira dengan tegas.
" papa tidak meminta pendapatmu "ucap pak David dengan santai.
" setiap hari kau hanya main-main saja,membantu papa mengurus perusahaan juga tidak mau yasudah lebih baik papa nikahkan saja "ucap pak David yang membuat Nadhira semakin lemes.
" tapi aku belum mau nikah pa "rengek Nadhira sambil memegang tangan papanya.
" kakak mau nikah ?"potong Naufal yang tiba-tiba datang menghampiri mereka.
" iya, kakakmu akan menikah "ucap buk Herlin sambil meletakkan sarapannya di atas meja.
" mama.."rengek Nadhira yang tidak ingin menikah.
" hahaha "bukannya kasian dengan nasip kakaknya Naufal malah ketawa ngakak.
" kau pikir ini lucu ?"gerutu Nadhira dengan kesal sambil memukul kepala adiknya.
" sakit bodoh "ucap Naufal sambil memegang kepalanya.
" ayok duduk kita sarapan "ucap buk Herlin sambil menatap kearah Nadhira.
" tidak perlu memasang wajah cemberut begitu,cepat duduk "ucap pak David sambil melirik sekilas kearah putrinya.
" kalian emang tidak sayang sama aku "ucap Nadhira sambil duduk di kursi.
sementara di kediaman Ferdinand, semua orang sudah siap untuk pergi melamar calon istri untuk Gibran.
mereka masuk kedalam mobil dan pergi menuju ke kediaman Abraham.
" sampai di sana nanti jangan memasang wajah dingin mu itu "ucap buk Diana sambil menatap kearah Gibran.
mendengar itu Gibran hanya diam saja sambil membuang pandangannya kearah luar.
( 15 menit kemudian ) mereka pun sampai di kediaman Abraham.
mereka turun dari mobil dan berjalan menghampiri pak David dan buk Herlin yang sudah menyambut mereka didepan pintu.
" mari silahkan masuk "ucap pak David sambil tersenyum ramah.
" iya "ucap pak Haris sambil berjalan masuk kedalam.
" silahkan duduk "ucap buk Herlin sambil tersenyum.
" bik tolong minumnya ya "ucap buk Herlin sambil ikut duduk di sofa.
" ini Naufal anak kedua kami "ucap pak David memperkenalkan Naufal.
Naufal pun menyalami mereka sambil tersenyum ramah.
tak lama bibik datang membawakan minuman dan juga makanan untuk para tamu.
" silahkan diminum "ucap pak David, mereka hanya mengangguk sambil tersenyum.
" Nadhira nya mana ?"tanya buk Diana
" tolong panggilkan kakak mu "ucap buk Herlin kepada Naufal.
" baik ma "ucap Naufal sambil pergi ke kamar kakaknya.
" tok tok tok "Naufal masuk sambil mengetuk pintu.
" apa ?"tanya Nadhira dengan sewot
" disuruh turun sama mama ayok "ucap Naufal sambil menarik tangan Nadhira.
" yaudah enggak usah tarik tarik "protes Nadhira
" cie yang mau ketemu calon suami "goda Naufal sambil menyenggol lengan kakaknya.
" bisa diam enggak ?"tanya Nadhira sambil menatap tajam kearah Naufal.
" iya "ucap Naufal yang melihat tatapan maut dari kakaknya.