"Assalamualaikum..."
Seorang wanita menyapaku di pagi ini seraya membawa segelas susu sapi segar untukku.
"Selamat pagi, bagaimana tidur anda hari ini ?"
"Waalaikumsalam warahmatullahhiwbarakatuh... Alhamdulillah baik." sahutku.
Ini awal aku tinggal diluar negeri untuk belajar. Baba mengirimku untuk belajar keluar negeri agar aku lebih mandiri. Di negara ini aku menemukan petualangan yang seru ketika aku menemukan sebuah jam antik yang ternyata ajaib, aku dapat melintasi negara dan waktu dan ajaibnya aku bisa pulang kerumah bahkan jam ini mampu membantuku mewujudkan harapan dan keinginanku. Jam ini aku dapatkan saat aku bermimpi dan aku menemukannya disebuah gurun pasir yang luas, jam ini terletak didalam sebuah kotak antik saat aku menemukannya. Sejak itu aku melewati hari-hariku penuh keajaiban dan aku harus mengucapkan terimakasih pada Baba yang telah mengirimku keluar negeri untuk belajar karena aku mendapatkan petualangan seru ini serta ajaib dinegeri asing ini.
Selamat berpetualang denganku, Aisyah !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Baba...
Berjalan cukup melelahkan juga meski jarak supermarket dan asrama tidak terlalu jauh tapi ia sudah cukup capai, ucap Aisyah seorang diri didalam kamar tidurnya. Lalu Aisyah meletakkan barang-barang belanjaannya diatas meja kemudian duduk diatas ranjangnya.
Aisyah membuka ponselnya dan mengecek media sosialnya dan melihat ulasan berita disana, terlihat ulasan berita-berita dari berbagai luar negeri, ia juga membuka jurnal universitas tempatnya mengeyam pendidikan. "Oh iya, aku belum menghubungi baba sejak tadi", batinnya.
Takl lama kemudian Aisyah lalu mengirim pesan lewat ponsel miliknya pada baba yang ada dirumah.
Beberapa menit kemudian terdengar ponselnya berbunyi dan baba menghubungi Aisyah lewat telepon.
"Assalamualaikum baba !", sapa Aisyah. "Bagaimana kabar baba, Aisyah sudah sampai sekitar sepuluh jam yang lalu ?"
"Waalaikumsalam waramatullahiwabarakatuh, Alhamdulillah baba baik-baik saja! Bagaimana kabarmu disana, nak ?", sapa baba.
"Aisyah baik-baik saja baba, baru saja Aisyah datang dari supermarket untuk berbelanja keperluan sehari-hari", jawab Aisyah.
"Oh iya ?", kata baba senang.
"Aisyah juga sudah sampai diasrama sekarang", ucap Aisyah lagi.
"Syukurlah kamu senang tinggal disana", jawab baba.
Aisyah lalu bercerita pengalamannya bertemu Qadira tadi dan bagaimana suasana asrama tempat dia tinggal disini dan segala peraturannya yang detail dan ketat pada baba.
Setiap ia bercerita mengenai dirinya dinegeri orang, Aisyah mendengar baba selalu tertawa senang bahkan saat dirinya menceritakan pengalamannya dinegeri orang ini terdengar baba sangat antusias menanggapi ceritanya.
"Perkuliahan baru mulai minggu depan baba, Aisyah baru saja membaca jadwalnya jadi seminggu ini masih libur", ucap Aisyah.
"Itu lebih baik, kamu jadi punya banyak waktu untuk beradaptasi Aisyah!", kata baba ditelepon.
"Iya...", jawab Aisyah.
"Beristirahatlah Aisyah, baba tutup dulu teleponnya !", kata baba.
"Iya baba, nanti Aisyah kirim pesan pada baba bagaimana perkembangan Aisyah disini", kata Aisyah dan suara baba lagi-lagi terdengar sangat senang.
"Assalamualaikum Aisyah !", salam baba ditelepon. "Jaga kesehatanmu dan jangan lupa makan ya, nak", kata baba lagi.
"Waalaikumsalam baba !", jawab Aisyah. Mereka berdua mengakhiri pembicaraan ditelepon.
Aisyah merasakan sangat senang hari ini meski dia masih belum terbiasa dan kurang percaya diri dinegara asing ini tapi setelah berbicara ditelepon dengan baba tadi Aisyah memiliki sedikit semangat dan itu membuatnya merasa lega.
Layaknya sebuah energi penyemangat yang sangat berkhasiat. Aisyah membuka buku diari kesayangannya dan melihat beberapa foto yang dia bawa dari rumah lalu mulai menulis pengalamannya disini didalam buku harian kesayangannya.
"Aku tahu ini pasti tidaklah mudah melewati hari-hari dinegara asing ini tanpa keluarga", ucapnya pelan.
Aisyah menatap tulisannya dibuku hariannya yang baru ia tulis, lalu ia bergumam, "Tapi aku harus belajar giat agar aku dapat cepat menyelesaikan kuliahku disini dan kembali pulang !"
Aisyah mendengar pintu kamarnya diketuk dari luar. "Assalamualaikum !", sapa seorang perempuan cantik ketika Aisyah membuka pintu kamarnya.
"Sekarang jadwal makan siang tadi Eama menyuruhku untuk memberitahukan padamu", ucap perempuan cantik itu.
"Waalaikumsalam !", jawab Aisyah agak terkejut ketika melihat seorang gadis berparas cantik didepan pintu kamarnya.
"Aku dan temanku juga sudah memberitahukan kepada yang lain", kata gadis cantik dihadapannya ramah.
"Perkenalkan namaku Elham !", Gadis cantik itu mengulurkan tangannya pada Aisyah untuk bersalaman.
"Aku Aisyah !", jawabnya sambil menyalaminya.
"Senang mengenalmu, Aisyah !", kata Elham seraya tersenyum ramah padanya.
"Sama-sama ! Aku juga sangat senang berkenalan denganmu !", kata Aisyah.
"Aku senior disini dan ini pertama kali aku piket diasrama", ucap Elham lanjut.
"Senang mengenal dirimu juga, Elham", sahut Aisyah malu-malu.
"Aku tahu kamu adalah mahasiswi dari luar negeri, ini sudah agak lama asrama tidak mendapat tamu dari luar negeri karena kebanyakan anak-anak disini dari luar kota", kata Elham.
"Ini pertama kalinya aku datang dinegara ini dan juga pengalamanku sekolah diluar negeri", jawab Aisyah.
Aisyah melihat seorang gadis berjalan mendekat kepada mereka serta tersenyum ramah ketika melihatnya.
"Ayo cepetan ! Kita sudah ditunggu untuk makan siang dan jangan sampai terlambat karena jamnya sudah ditentukan", ucap gadis itu terburu-buru.
"Kamu tidak berkenalan?", kata Elham mengingatkan. "Sebentar lagi kami akan menyusul !", ucapnya lagi.
"Hai, aku Ishtar ! Senang mengenalmu !", ucap gadis itu penuh semangat seraya menjabat tangan Aisyah erat.
"Namaku Aisyah dan senang berkenalan denganmu !", sahut Aisyah tersenyum.
"Dia adalah teman satu angkatan denganku dan ini pertama kali kami piket diasrama ini", kata Elham seraya menggandeng tangan Aisyah.
"Iya ?", sahut Aisyah.
"Ishtar memang sangat bersemangat, maaf agak mengejutkan dirimu dan membuatmu tidak nyaman", kata Elham.
"Oh, tidak apa-apa !", kata Aisyah.
"Maaf aku memang jika berbicara dengan suara keras, ini memang kebiasaan orang-orang dinegara ini jika berbicara dengan suara lantang", kata Ishtar malu.
"Maaf jika membuatmu terkejut dan tidak nyaman", sambungnya.
"Tidak apa-apa, aku sangat senang mengenal kalian karena aku belum mengenal siapapun disini", jawab Aisyah. "Aku memang belum terbiasa dengan suasana baru disini".
Mereka berjalan bersama menuju tempat makan siang. Aisyah melihat beberapa anak seumuran dengannya sudah berdiri mengantri untuk mengambil makanan didepan loket.
Terlihat seorang petugas loket memberikan secarik kertas seperti kupon kepada mereka bertiga tanpa banyak bicara.
Aisyah berdiri dibelakang kedua seniornya, kembali dia menundukkan kepalanya kebawah dan melihat kedua ujung sepatunya, "Baba...", batinnya memelas melihat bagaimana peraturan diasrama ini.
Petugas loket memberikannya sebuah kupon untuk mengambil makanan dan Aisyah berjalan masuk kedalam ruangan tempat untuk makan, kupon ini hanya berisi nomer.
Aisyah melihat anak-anak asrama hanya menunjukkan kupon-kupon tersebut pada petugas dapur asrama dan petugas itu kemudian memberikan senampan berisi makanan kepada mereka.
Kali ini tiba gilirannya untuk mengambil makanan dan menunjukkan kuponnya.
"Aisyah !", sapa seorang wanita padanya dan dia melihat kearah wanita tersebut, ternyata Eama yang memanggilnya.
"Eama !?", kata Aisyah seraya menoleh kearah seorang wanita bergamis hitam.
"Semoga kamu terbiasa tinggal disini, Aisyah", ucap Eama.
"Terimakasih eama !", jawab Aisyah sambil tersenyum ramah.
"Nikmati makananmu, semoga kamu menyukainya Aisyah !", kata Eama sambil melebarkan senyumannya ketika melihat kearah Aisyah.
"Baik, Eama !", sahut Aisyah.
"Makanannya agak pedas...", ucap Eama lagi seraya berbisik kearah Aisyah dan hal itu membuat Aisyah tertawa mendengar ucapan Eama padanya.
Aisyah lalu berjalan menuju meja makannya dan Aisyah melihat kearah kedua gadis yang sedang melambaikan tangan kearahnya, mereka menyuruh Aisyah untuk duduk bersama dengan mereka, dan ia menanggapi ajakan kedua gadis itu dengan senang hati karena hanya mereka berdualah yang Aisyah kenal diasrama ini.
"Aisyah !", panggil Ishtar dan melambaikan tangannya kearah Aisyah cepat.
"Duduk disini, Aisyah !", teriak kedua gadis muda itu kompak.
"Iya !", jawab Aisyah buru-buru.
Aisyah bergegas melangkahkan kedua kakinya cepat-cepat menuju kearah kedua kawannya dan segera duduk bersama mereka berdua. Terlihat kedua gadis itu tersenyum senang tatkala Aisyah duduk dimeja makan bersama mereka, tampak dari raut wajah keduanya berseri-seri menyambut kedatangan Aisyah.
"Makanannya agak pedas tapi aku harap kamu menyukainya !", bisik Ishtar. "Jika kamu tidak suka jangan dihabiskan"
Aisyah hanya menganggukkan kepalanya dan memandangi nampan yang berisi makanan, ia melihat sepiring nasi kuning panas dan semangkuk sup daging. Aisyah menoleh kearah kedua gadis itu, mereka memakan makanan tersebut dengan lahapnya.
"Huff...!", desahnya pelan.
Aisyah mulai memakan makanan tersebut dengan mengunyahnya pelan-pelan.
"Ahh..., makanan ini pedas sekali...!", jeritnya, Aisyah tersedak kepedasan ketika dia menelannya.
Kedua gadis itu menoleh kearahnya kaget. "Aisyah..., apa kamu baik-baik saja ??", ucap Elham panik. "Minumlah !!!"
Aisyah meminum segelas air yang diberikan Elham padanya dengan cepat. "Jangan dimakan jika kamu tidak menyukai makanannya, Aisyah !", kata Elham.
"Makanan disini memang agak pedas !", ingat Elham pada Aisyah yang terbatuk-batuk karena tersedak.
"Dia belum terbiasa dengan makanan dikantin asrama, Elham", kata Ishtar melihat kearahnya ragu.
"Kamu nanti akan terbiasa dengan memakan makanan diasrama ini, Aisyah !", kata Ishtar.
Aisyah hanya menganggukkan kepalanya dan seraya tersenyum kepada mereka berdua. Aisyah memegangi dadanya yang agak sakit karena tersedak tadi.
Makanan ini benar-benar pedas dan sangat tidak enak, dia melihat kearah nampan makanannya. "Apakah makanan diasrama seperti ini ?", batinnya cemas. "Ini sungguh-sungguh mengkhawatirkan dan aku harap bisa terbiasa", lalu Aisyah terdiam memandangi piringnya.
"Menu makan malam biasanya beda dengan menu makan malam dan semoga kamu menyukainya", kata Elham. "Aku paham jika kamu belum terbiasa dengan makanan dinegara asing ini, Aisyah".
Tak lama kemudian Aisyah kembali kekamarnya setelah makan siang dan dia tidak menghabiskan makanannya karena tidak terbiasa dengan makanan pedas. Alhasil perutnya tidak merasa nyaman dan kenyang, dia juga tidak mungkin membeli makanan diluar karena harus banyak berhemat.
Aisyah duduk diranjangnya sambil membenamkan wajahnya diatas bantal. Aisyah tidak tahu apakah dia benar-benar bisa melewati hari-harinya disini dan dirinya harus lebih bersemangat lagi.
Tampak Aisyah menghela nafasnya pelan seraya bersandar. Ini adalah hal yang sangat sulit dijalani dan ia harus menerima ini semua cepat atau lambat, suka atau tidak suka.