NovelToon NovelToon
DENDAM Sang PEMILIK KHODAM

DENDAM Sang PEMILIK KHODAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Ahli Bela Diri Kuno / Pusaka Ajaib / Ilmu Kanuragan / Pendamping Sakti
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

Wulan, seorang bayi perempuan yang diasingkan ke sebuah hutan karena demi menyelamatkan hidupnya, harus tumbuh dibawah asuhan seekor Macan Kumbang yang menemukannya dibawa sebatang pohon beringin.

Ayahnya seorang Adipati yang memimpin wilayah Utara dengan sebuah kebijakan yang sangat adil dan menjadikan wilayah Kadipaten yang dipimpinnya makmur.
Akan tetapi, sebuah pemberontakan terjadi, dimana sang Adipati harus meregang nyawa bersama istrinya dalam masa pengejaran dihutan.

Apakah Wulan, bayi mungil itu dapat selamat dan membalaskan semua dendamnya? lalu bagaimana ia menjalani hidup yang penuh misteri, dan siapa yang menjadi dalang pembunuhan kedua orangtuanya?

Ikuti kisah selanjutnya...,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dibuang

Duk duk duk duk

Suara derap langkah kaki kuda berlari ditengah hutan yang gelap dengan cukup kencang.

Ringkik-kannya terdengar nyaring, ia sudah sangat jauh berlari untuk membawa ketiga penumpangnya, tetapi saat ini, ia terpaksa harus jatuh tersungkur, ketika sebuah anak panah tertancap dibagian paha kirinya.

Terlihat dibelakang sana, lampu-lampu obor sedang mengejar mereka, dan jaraknya semakin dekat, sedangkan mereka tak memiliki waktu untuk merintih kesakitan.

"Laksmi, cepatlah lari, bawa puteri kita menjauh dari tempat ini, jangan biarkan mereka menemukanmu." titah seorang pria yang berpakaian ningrat.

Wajahnya cukup tampan, dan tubuhnya tegap tinggi, dengan beberapa luka dibagian tubuhnya.

Dari cara bicara dan juga pakaiannya ia adalah seorang bangsawan yang selama ini disegani dan juga ditakuti.

Akan tetapi, malam ini semuanya berubah. Ia harus meninggalkan kadipaten dan kekuasaannya, karena sesuatu yang sangat genting.

Pria yang masih berusia tiga puluh tahun dan istrinya Laksmi yang baru saja melahirkan dua hari lalu terpaksa harus melarikan diri dari kejaran para musuh yang telah merebut paksa kepemimpinannya.

Pria itu adalah seorang Adipati didaerah yang makmur dan juga subur, dengan sumber pangan yang melimpah ruah.

Akan tetapi, semua itu sirna dalam sekejap, ketika Adipati dari wilayah selatan ingin menguasai kepemimpinannya.

Adipati Wijaya Ningrat, kini menghunuskan pedangnya untuk melawan musuh yang datang.

"Cepat, selamatkan dirimu, dan juga bayi kita. Aku akan menghalangi mereka, Dinda," Wijaya tampak bersiap menyambut para musuh yang berjumlah lebih dari sepuluh orang.

"Tapi--Kanda,"

"Tidak ada waktu, pergi!" tegasnya dengan nafas yang memburu, meski hatinya saat ini sangat sakit membayangkan ia harus berpisah dengan istri tercinta dan juga puterinya.

Laksmi tak memiliki waktu berdebat. Perutnya yang masih sakit dan bahkan tadi tergores rerumputan tajam saat terjatuh, harus ia tahan demi untuk menyelamatkan nasib puterinya.

Bayi itu masih sangat merah. Usianya baru menginjak tiga hari melihat dunia, tetapi harus mengalami hal yang sangat menyakitkan.

Dengan tali pusar yang masih menempel, ia harus ikut berlari menyusuri hutan yang lebat dan pekat.

Sedangkan sang Adipati yang dilengserkan secara paksa, harus berjuang menghadapi musuh yang baru saja berlompatan dari atas kuda.

"Lihatlah dirimu Wijaya, kamu tidak lagi dapat menyelamatkan dirimu," seorang pria bertopeng menghampirinya, dengan sebuah pedang ditangannya.

"Kalian kejar istrinya, dan bunuh mereka juga." pria bertopeng itu memberikan isyarat agar sebagian dari mereka mengejar Laksmi yang saat ini sedang menyelamatkan puterinya.

Mendengar hal itu, Wijaya melompat, lalu menyerang mereka yang mencoba menerobos gelapnya malam dan mengejar sang istri.

Wijaya mengayunkan pedangnya, lalu menyerang mereka satu persatu.

Sedangkan Laksmi masih terus berlari sembari menyusui bayinya dengan tenaganya yang semakin lemah.

Ia mengalami pendarahan, dan membuat langkahnya semakin tak dapat ia paksakan. Ditengah rasa keputusasaannya, ia melihat sebatang pohon beringin yang tumbuh tinggi dan berukuran sangat besar.

Wanita itu menghampirinya, lalu mengikat bayinya dengan sulur pohon tersebut, dan berharap jika sebuah keajaiban datang menyelamatkannya.

"Duh, Gusti Agung, selamatkan-lah puteri hamba, dan jangan biarkan apapun mencelakainya." doanya dengan penuh harap pada Dia Sang Pencipta. "Duhai puteriku, Wulan Ningrat, jika kau selamat dan panjang umur, carilah jati dirimu, dan balaskan semua perbuatan mereka yang telah mencelakai keluargamu." Laksmi meninggalkan sebuah gelang emas dengan ukiran symbol padi dan pedang dengan ukiran nama Adipati Wijaya Ningrat.

Setelah mengatakan itu semua, Laksmi memutar arah. Ia ingin mengecoh para pengejar agar tak menuju ke arah puterinya.

Sementara itu, Wijaya Ningrat sedang menahan para penyerang dengan kekuatan yang dimilikinya.

Tebasan pedang yang diayunkannya, telah membunuh tiga orang yang berusaha untuk mengejar Laksmi.

Pertarungan sengit berlangsung, dan Wijaya Ningrat masih terus berupaya untuk menyerang, hingga akhirnya sebuah pedang menembus punggung kirinya hingga ke dada.

Wijaya terpekik tertahan. Cairan pekat darah keluar dari mulutnya, dan tatapannya perlahan kosong, namun ia masih sempat memohon pada Sang Maha Kuasa agar menyelamatkan istri dan anaknya.

Sosok pria bertopeng itu menarik pedang yang menembus dada sang Adipati. Ia seolah tak punya waktu untuk berlama-lama dalam pertempuran ini.

Wijaya Ningrat menatap sayu, menengadah keatas langit kelam.Lalu tubuhnya ambruk keatas tanah.

Braaaak

Ia mengejang sesaat, lalu tak bergerak cukup lama, dan selamanya.

Sementara itu, pria bertopeng mengejar Laksmi yang sudah jauh masuk ke dalam hutan.

Langkahnya kian terseok, darah nifas tampak semakin deras, sedangkan para pengejar semakin mendekat.

"Itu, dia! Tangkap!" titah pria bertopeng, dan dengan sangat mudah untuk menangkap Laksmi yang sangat lemah.

Tanpa perlawanan, wajah pucatnya terlihat pasrah dengan takdir yang sedang dihadapinya.

Ia diseret bagaikan seekor binatang. Darah terus mengalih dari jalan lahirnya, ia sudah tak berdaya.

Pria bertopeng menatapnya dengan sinis, dan ia mengangkat dagu wanita tersebut. "Laksmi, dimana anakmu?!" tanyanya dengan penekanan.

Wanita itu hanya dapat mengerjapkan kedua matanya, ia sudah tak lagi bertenaga.

"Bedebah! Kau jangan mempermainkanku! Tidak akan ada yang dapat lari dariku!" makinya dengan kesal. "Tetapi, aku ingin menyiksamu terlebih dahulu." pria itu menarik kemben yang dikenakan Laksmi.

Wanita itu dipegang oleh dua orang pria yang mengenakan pakaian prajurit, dan dengan mudahnya, ia menanggalkan pakaian sang wanita, lalu seolah ingin mempermalukannya dihadapan banyak orang.

"Lihatlah dirimu, Laksmi. Apa lagi yang kau banggakan? Tubuhmu sudah dilihat oleh mereka semua. Meskipun kau masih mengeluarkan banyak darah, tetapi aku akan tetap mencobanya, sebelum kau akhirnya akan mati juga." pria bertopeng itu menggilir sang wanita tanpa belas kasih.

Hingga akhirnya Laksmi tak lagi bernyawa, tetapi mereka tak memperdulikannya,

Setelah puas dengan tindakan bejadnya, pria bertopeng meraih sebuah pedang ditangannya, diarahkan ke tepat jantung sang wanita berulang kali, dan memastikan jika wanita itu benar-benar telah tewas.

Braaaak

Tubuh wanita dengan lumuran darah itu dilempar begitu saja kedalam jurang, bagaikan seonggok daging yang tak berharga.

"Ayo, kita pulang!" ajak pria itu pada para prajuritnya.

"Tetapi, bayi itu belum itu belum kita ketemukan," ucap salah satu prajurit lainnya.

"Biarkan saja. Dia tidak akan dapat menyelematkan dirinya sendiri, dia akan mati dimakan macan kumbang ataupun kelaparan," ucapnya dengan meyakinkan para orang-orangnya.

Alasan sang pimpinan yang didapat diterima oleh akal, akhirnya mereka setujui juga, dan bergegas meninggalkan hutan yang semakin gelap.

Sementara, sang bayi malang yang sedang ditinggalkan dibawah pohon beringin, sedang berayun yang ditiup oleh angin.

Perlahan seekor macan kumbang keluar dari persembunyiannya, lalu berjalan menghampirinya.

Sosok macan kumbang bertubuh tegap itu melompat dan menggigit sulur pohon beringin, dan menurunkan sang bayi malang.

1
FiaNasa
apa Khabar hidungmu Turangga 😅😅aq harap hidungmu baik² saja gak berubah posisi 🤣🤣🤣🤣
Reni
eeee makasih Turangga berkat mu debar2 itu akhirnya bersatu bertepuk g Rejan sendirian
berguling dibukit diiringi lagu
tum pa se aeeee
Reni
kanda kelana eee kok apik malahan jenenge
Reni
helehhh gayamu Jen Rajen pdhl kebat kebit seneng atimu diintip pujaan hati lagian sengaja kan bakar2 disitu karena takut Wulan kelaparan wes kewoco kelakuan mu
Reni
Rajendra lagi berperan jadi penguntit Romo prabu 🤭
FiaNasa
semoga baby Arsy nya cepat sehat mak
FiaNasa
ternyata sang macan kumbang adalah gurunya Rajendra ya,,udah dpat lampu hijau nih dr bapak mertua 😅😅
kaylla salsabella
maaf Turangga si lebah gak sengaja🤭🤭
kinoy
kasian kuda y
Liani purnafasary.
Cocok bngt mereka ber 2,😃😃☺☺sm2 kuat. lanjut thor
Liani purnafasary.
Itu karena dia mnguntitmu Wulan, maka x dia ada dmn aja, 🤣🤣🤣dasar licik kan, yg mnguntit dia, mlah Wulan yg kesannya tukang pengintip. 🙉🙉🙉
Juliha
cayo.cayo7👏👏👏
❤️⃟Wᵃf☘𝓡𝓳•§͜¢•🍒⃞⃟🦅💜⃞⃟𝓛
keren uiii
tp ini rajendra mah kok ya suka kali ngelitik si macan sih 🤔🤔

kk siti masih ada typo ya di atas hehehe
meski aq ratu typo sih 🤭🤭
Wisell Rahayu: kelemahanya macan kumbang kn digeltik'kin hehhee
total 5 replies
❤️⃟Wᵃf☘𝓡𝓳•§͜¢•🍒⃞⃟🦅💜⃞⃟𝓛
idih siapa yg mengintip situ waras kah org situ yg menungtit kok mlh bilang ngintip idih bangg pede kali nya kauu 🤣🤣🤣
❤️⃟Wᵃf☘𝓡𝓳•§͜¢•🍒⃞⃟🦅💜⃞⃟𝓛: 🤣🤣🤣 jd modal pede dlukah 🤭🤭
total 2 replies
kaylla salsabella
semoga baby arsyi sehat selalu😍😍😍
Ai Emy Ningrum: amiin yaa robbal alamiin 🤲🏻😌💝
total 1 replies
FiaNasa
eeiittss...Bukan Wulan yg suka mengintip tp kau pangeran yg Suka ngintip & jadi penguntit wulan😅
Wardi's
begitulah cinta...
kaylla salsabella
lanjut Thor😍😍😍
Liani purnafasary.
Lanjut thor
ᅠ ᅠ ᅠ ᅠ ᅠ❤️⃟Wᵃf😘RhyNie KAzUMi
oh jadi Wulan Ningrum itu Tarzan ya.. tapi pandai bahasa manusia gak sama kyk Tarzan Indonesia taunya auoo uoo aja .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!