NovelToon NovelToon
Nikah Kontrak

Nikah Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

Amira 22 tahun menikah kontrak dengan Ferdi baskara untuk biaya kesembuhan ayah angkatnya.
Amira bar-bar vs Ferdi yang perfeksionis
bagaimana kisah tom and Jery ini berlangsung

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

wanita jadi-jadian

Gaun pengantin itu benar-benar menyiksa. Amira berdiri kaku di depan Ferdi Baskara, pria yang baru resmi jadi suaminya lima belas menit lalu. Usianya baru 22 tahun, tapi kini sudah terikat dalam sesuatu yang bahkan tak pernah ia bayangkan: pernikahan kontrak.

Ferdi, dengan setelan jas putih yang terlihat terlalu sempurna, menatapnya seperti menatap musuh bebuyutannya. Dalam hati, Ferdi mendesis, “Berani-beraninya kau, wanita kampung, jadi istriku. Akan kusiksa kamu.”

Ferdi melangkah maju, sepatu hitam mengkilapnya beradu dengan lantai marmer kamar mewahnya. Ia mengangkat selembar kertas yang sudah disiapkan oleh pengacaranya.

“Perjanjian nikah kontrak,” ucap Ferdi lantang, suaranya menggema.

Amira melirik sekilas, lalu kembali sibuk mengibas-ngibaskan gaunnya yang ketat.

Ferdi membaca keras-keras:

“Tidak ada sentuhan.”

“Tidak boleh melakukan hubungan suami istri.”

“Tidak boleh ikut campur urusan pribadi.”

“Satu kamar tapi tidak boleh satu tempat tidur.”

“Saat Laras kembali, harus minta cerai.”

“Habis cerai tidak ada tuntutan.”

Ferdi menatap Amira tajam. “Cepat tanda tangan.”

Amira masih menunduk. Dari wajahnya sulit ditebak apakah ia menahan tangis atau sekadar kesal.

“Kenapa hanya menunduk saja? Cepat tanda tangan!” ulang Ferdi.

Ia maju, menyentuh dagu Amira agar mendongak. Tapi alih-alih menangis seperti yang ia bayangkan, Amira malah mendengus.

“Tanda tangan, tanda tangan aja. bukain dulu baju gue cepet. Bisa mati gue pakai beginian. Bikin gaun ketat banget sih. Pacar lu tiang listrik apa gimana?”

Ferdi membeku. Astaga… mungut dari mana ibuku perempuan ini?

“Siapa kamu, hah? Berani-beraninya menyuruhku! Dan jangan menghina Laras. Kamu tidak layak dibandingkan dengannya!” Ferdi menepis, hendak meraih tangan Amira.

Namun sebelum sempat, Amira mencengkeram pergelangan tangannya. Cengkeraman itu kuat—terlalu kuat untuk seorang perempuan berbadan ramping.

“Kok… kok bisa sekuat ini?” gumam Ferdi terkejut.

Ia mencoba melawan dengan mendorong, bahkan hampir melayangkan pukulan. Tapi Amira sigap merunduk, lalu… bugh! Tinju Amira mendarat tepat di perutnya.

“Aduh!” Ferdi terhuyung mundur beberapa langkah.

Dalam refleks, Ferdi menarik lengan Amira. Keduanya kehilangan keseimbangan dan jatuh ke lantai. Posisi berakhir kacau: Amira ada di atasnya, rambutnya berantakan menutupi wajah Ferdi.

Amira mendengus kesal. “Sabar dulu, napa? Pemanasan dulu? Bukain dulu baju gue. Habis itu baru bikin anak. kayak ga pernah lihat film dewasa aja lu.”

“Orang gila!” teriak Ferdi panik ferdi memang ceo tuan muda banyak harta tapi dia tidak pernah bermain wanita.

Ia berusaha mendorong Amira. Tapi dalam gerakan salah arah, wajah Amira malah terperosok ke wajah Ferdi. Brak! Bibir mereka bersentuhan.

Waktu seolah berhenti. Ada wangi manis samar dari Amira yang menusuk indra penciuman Ferdi. Detak jantungnya berdegup tak karuan.

“NAJIS! Najis!” Amira buru-buru menyeka mulutnya dengan punggung tangan. “Huft! Jangan GR. Itu kecelakaan.”

Ferdi terdiam, napasnya memburu. Kenapa tiba-tiba panas begini?

Amira berdiri, membelakangi Ferdi. Dengan santai ia membuka sedikit rambutnya yang kusut, lalu berkata, “Cepat lepasin resleting gue.”

Ferdi masih ternganga. “Hah?”

“Resleting, bodoh! Gue bisa mati kecekek baju kayak gini. Cepet!”

Seperti sapi dicocok hidungnya, Ferdi mendekat dengan tangan gemetar. Saat resleting terbuka sedikit, terlihat punggung putih mulus Amira. Aroma sabun bunga bercampur parfum murahnya justru membuat kepala Ferdi berkunang-kunang.

“Kenapa tangan lu gemeter? Nafsu ya?” sindir Amira tanpa menoleh.

“Siapa juga yang nafsu!” balas Ferdi, buru-buru menyelesaikan resleting lalu menjauh.

Amira menghela napas panjang.

"Ah… lega sekali!" serunya sambil akhirnya berhasil melonggarkan resleting gaun pengantin super ketat itu.

Tanpa malu, ia langsung melepaskan gaun dan hanya tersisa bra serta pengaman segitiga tipis yang menutupi area sensitifnya.

Ferdi langsung melotot.

“Orang gila… ini orang gila beneran!” gumamnya tercekat, menelan ludah berkali-kali.

Di depan matanya berdiri Amira—wanita dengan tubuh sempurna: dada membusung, pinggang ramping, pinggul bulat, kulit putih mulus. Bahkan aroma wangi tubuhnya menusuk hidung Ferdi.

"Astaga… aku lupa!" seru Amira tiba-tiba.

Ferdi kaget. “kenapa kamu telanjang di depanku..dasar ga tahu malu” ucap Ferdi panik seumur hidup dia baru mengenal perempuan seperti itu.

Amira panik, menutupi tubuhnya dengan selimut. “Bajuku… baju aku kemana? Ibu lu buang, ya?”

Ferdi mendengus. “Mana aku tahu. Tiba-tiba kamu udah nyelonong pakai gaun pengantin dan jadi pengantin perempuan”

Amira mendekat, wajahnya serius. “Pinjem baju lu, sekarang!”

“Enak aja. Mana ada aku pinjemin baju ke orang!” sahut Ferdi menolak mentah-mentah.

Amira menurunkan selimutnya sedikit, menatap nakal. “Pinjemin nggak? Kalau nggak… gue perkosa lu sekarang juga.”

Ferdi terpaku. “K-kamu… kamu memang gila! Mana ada perempuan merkosa laki-laki…”

Amira menyeringai. “Pinjemin baju atau pacar lu bakal nyesel… soalnya lu nggak perjaka lagi.”

Ferdi langsung pucat. “APA?! Ini… ini vampir apa perempuan sih…” Dalam hati ia mengeluh, Harusnya gue yang intimidasi dia, kenapa jadi kebalik begini?!

Dengan pasrah, Ferdi bangkit menuju lemari. Ia asal tarik baju, lalu melemparkan kaos lusuh dan celana pendek.

Amira memungutnya. Matanya melebar. “Serius ini? Celana kolor?! Ada gambar Ka Ros lagi!”

Ferdi nyengir malas. “Kenapa emang? Kaos Doraemon, celana Ka Ros. apa salahnya!”

Amira melotot. “Gue kira lu pewaris keluarga konglomerat. Ini malah kayak bocah SD habis main layangan.”

Ferdi mendengus. “Sudahlah, pakai aja. Semua baju aku ibuku yang beliin. Aku nggak pernah beli sendiri.”

Amira akhirnya memakai kaos Doraemon kebesaran dan celana kolor bergambar Ka Ros dari Upin & Ipin. Saat dia berdiri, tubuh anggunnya tenggelam di baju kekecilan Ferdi.

Ferdi masih duduk di tepi ranjang, menatap lembaran perjanjian nikah kontrak di tangannya.

“Ya ampun, Bu… kenapa harus cari wanita seperti ini buat aku? Pusing kepala tujuh keliling,” gerutunya sambil menjambak rambut.

Dari kamar mandi, terdengar suara pintu terbuka. Sorot lampu kamar jatuh ke tubuh Amira yang baru keluar, kulitnya bercahaya, lekuk tubuhnya terlihat jelas di balik kaos kebesaran Doraemon dan celana kolor Ka Ros. Ferdi spontan menelan ludah.

Amira tanpa ragu naik ke ranjang, lalu merebahkan diri santai di sampingnya.

“Suamiku… ayo bobo. Aku nggak bisa tidur kalau nggak dikelonin,” ucapnya manja, suaranya lembut namun menggoda.

Ferdi refleks menoleh cepat, wajahnya tegang. Dalam hati ia menggerutu, Tadi dia galak kayak macan, sekarang malah kayak kucing manja… wanita ini punya berapa kepribadian sih? Jangan-jangan ini tipe nakal… bisa-bisa aku kena penyakit macam-macam!

Ia bergidik, buru-buru menggeleng.

“Enggak bisa. Kamu tidur di sofa! Kasur ini milikku,” tegas Ferdi sambil menunjuk arah sofa.

Amira menghela napas dramatis. “Astaga, sayang… pesta kita mewah sekali, masa kamu nggak mau tidur sama istrimu? Lihat nih…” Tangannya turun membelai paha mulusnya sendiri, lalu ia menatap Ferdi dengan lirikan nakal.

"ayo sayang.. kita main kuda-kudaan" ucap Amira genit. Menepuk-nepuk kasur.

Ferdi panik. “Tidak! Aku nggak mau. Kamu pasti wanita nakal… aku nggak mau ternoda!”

Alih-alih tersinggung, Amira justru tersenyum genit, lalu mengedipkan matanya.

“Aku masih ting-ting loh… ayo coba. Biar kamu nggak rugi.”

Ferdi makin panik, wajahnya memerah. “Nggak… nggak mau!”

Amira mendekat sedikit, suaranya pelan tapi seperti bisikan iblis betina yang menggoda.

“Ah… mulut kamu bilang nggak, tapi burung kamu itu kaya mau,, sayang.”

Ferdi buru-buru melirik ke bawah, lalu wajahnya tambah merah padam. “Tidak! Aku tidak mau! Aku sukanya wanita lembut, bukan… bukan makhluk jadi-jadian seperti kamu!”

1
partini
bulu bulu salah pilih lawan wkwkkw
fer kecintaan buangttt ma Kunti
3C
keren Amira...
Dea Wibowo
suka aja, bahasa nya natural, konplik ringan, cerita nya jg gak ribet .. enak buat d baca sambil rebahan /Facepalm//Good/
Mami Pihri An Nur
Ya Allah bab pertama sj sudah bikin aku ngakak,, smngat kak, aku kasi bunga deh
Dewi Anggraeni
sepertinya amora dan amira kembar an yaa
SOPYAN KAMALGrab
makasih Lo ka
partini
ao seperti itu
partini
sehhhh mantap sekali ini Oma
partini
dari sinopsis bikin curiga lah pas baca 👍👍👍👍
3C
Amira kereen...anak serigala gitu loh
3C
cerita nay bagus....unik beda dari yg lain. nyesel lho klo ga baca
3C
wah, makin seru ceritanya nih...
Heny
Kucing di kasi ikan mn nolak kwkw
y_res
boleh getok palax Ferdy e teflon gk sich bego banget jdi org,nenekx diselamatin eh malah gk sadar diri,ap dulu wkt sekolah cman ampe pagar 🙏🙏🙏
y_res
ntah si Ferdy in polos atw bodoh level dewa,ditinggalin di hari pernikahan msh cinta,,,gk ad harga dirix🙏🙏🙏
y_res
judul e berkaryalah....ta kirain suruh kerja a gitu eh ternyata suruh nglukis pake bibir 😅
y_res
biasax dlm nikah kontrak yg sadis tuh suami istri cman bsa manut trus mewek diam2,,,lah disini suamix malah frustasi gk bsa ngelawan😅
y_res
bru bab 1 dah ngakak🤣🤣🤣,tpi ta simpen dulu thor biar banyak soale aq tim maraton 😅🙏
Rian Moontero: mampiiirr/Bye-Bye/
total 2 replies
3C
wkwkwk...lucu bgt dah Amira. biasanya tokoh wanita itu cengeng, ini mah keren....
SOPYAN KAMALGrab: terimakasih ka @
total 1 replies
3C
lanjut Thor....seru ceritanya
SOPYAN KAMALGrab: terimakasih ka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!