Nia terpaksa menikah dengan Abizar untuk balas Budi. Karena suatu alasan Nia harus merahasiakan pernikahannya termasuk keluarganya. Orang tua Nia ingin menjodohkan Nia dengan Marcelino. Anak dari teman papanya.
Bagaimana kelanjutan pernikahan Abizar dan Nia ? Siapakah yang akan di pilih oleh Nia ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Pertama
Seorang pria baru saja keluar dari sebuah restoran. Dilihatnya jam dipergelangan tangan sudah hampir pukul sebelas malam. Sudah terlalu lewat untuk makan malam. Untung saja ada Restoran yang buka dua puluh empat jam. Pria itu kemudian masuk ke dalam mobil dan mulai menjalankan mobilnya menyusuri jalanan yang tampak sepi.
Ibu akan mengizinkan Abi pergi tapi dengan syarat Abi harus menikah.
Kata-kata itu terus saja terngiang di telinganya.
Ini kesempatan baik untuk karirmu kedepannya, Abizar. Jika kamu berhasil maka namamu akan terkenal di dalam maupun di luar negeri. Kamu punya waktu satu minggu untuk memikirkannya.
Braaak
Pria itu langsung menghentikan mobilnya ketika menabrak sesuatu. Tidak, sesuatu telah menabrak mobilnya. Tepatnya seorang wanita sengaja menabrakkan diri ke mobilnya.
"Tuan, tolong saya. Tolong, tolong."
Seorang wanita dengan penampilan berantakan mengetuk kaca mobilnya sambil berteriak minta tolong. Pria itu juga melihat ada tiga orang preman sepertinya sedang mengejar wanita ini.
Pasti hanya modus.
Maraknya kejahatan begal dengan berbagai macam modus membuat Abizar memilih tetap menjalankan mobilnya meninggalkan wanita itu yang terus minta tolong. Namun mata Abizar terus mengamati kejadian di belakangnya melalui kaca spion mobilnya.
"S*al. Wanita itu benar-benar butuh bantuan."
Abizar kemudian memundurkan kembali mobilnya saat melihat wanita itu di seret ke rumpun tanaman hias di pinggir jalan.
Abizar segera turun dari mobil dan langsung menghajar preman tersebut. Tidak begitu sulit baginya untuk melumpuhkan dua orang preman yang sedang mabuk. Sedangkan yang satunya lagi tengah tertawa melihat santapan segar didepannya. Preman itu tidak menyadari jika kedua orang temannya sudah terkapar. Dia begitu tidak sabar ingin menerkam dua tumpukan daging putih mulus yang sangat menggoda. Namun belum sempat tangannya menggapai itu, tubuhnya sudah terpental ke samping akibat tendangan Abizar.
Abizar segera mengangkat tubuh wanita itu kedalam mobilnya setelah mengatakan maaf dan membawanya pergi dari sana. Abizar membuka jaketnya dan memberikan kepada wanita itu yang sejak tadi mendekap kedua tangan di dadanya karena baju atasannya sudah robek.
"Rumahmu di mana ? Aku akan mengantarmu pulang." tanya Abizar tanpa menoleh kearah wanita itu.
"Terimakasih" dan wanita itu menyebutkan alamat rumahnya dengan suara bergetar. Kejadian tadi masih membuatnya takut. Apa jadinya jika dia tidak bertemu dengan pria ini. Pasti saat ini harga dirinya sudah hancur.
Abizar tersenyum ketika mendengar wanita itu menyebutkan alamatnya. Tidak butuh waktu yang lama, kini mobil Abizar telah berhenti di sebuah rumah minimalis yang terletak di kompleks perumahan yang tidak asing baginya.
"Terimakasih sudah menolong dan mengantarkan aku pulang." Untuk kesekian kalinya wanita itu berterima kasih sebelum keluar dari mobil.
"Tunggu !"
Wanita itu menoleh ke arah Abizar yang tiba tiba menahannya saat tangannya akan membuka pintu mobil.
"Sepertinya kau tidak bisa pulang ke rumahmu sekarang."
Wanita itu bingung mendengar perkataan Abizar.
Abizar menunjukkan di depan mobilnya terlihat sepertinya sedang diadakan pesta.
"Kau tidak bisa masuk ke rumahmu tanpa melewati mereka. Apa kau yakin akan melewatinya dengan penampilanmu yang berantakan seperti ini ?"
Sekarang wanita itu baru menyadari maksud Abizar. Benar apa yang dikatakan oleh pria di sampingnya ini. Dia tidak mungkin melewati orang-orang dengan penampilannya seperti ini.
Dengan tidak menunggu jawaban, Abizar langsung memutar kembali mobilnya meninggalkan tempat itu.
"Jadi, Tuan akan membawaku kemana ?" tanya wanita itu ketika melihat Abizar menjalankan mobilnya.
Abizar terus menjalankan mobilnya tanpa menjawab pertanyaan wanita itu. Hanya butuh waktu dua menit, Abizar kembali menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah.
"Tidurlah di rumahku malam ini. Jangan takut. Kau bisa kembali ke rumahmu pagi-pagi sekali."
Ucap Abizar sambil keluar dari mobil.
Tak ada pilihan lain selain mengikuti kata pria yang sudah menolongnya ini. Ternyata mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, hanya saja rumah mereka berjarak dua blok.