NovelToon NovelToon
Bilik Penyesalan

Bilik Penyesalan

Status: tamat
Genre:Romantis / Patahhati / Tamat
Popularitas:22.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Lemari Kertas

Akankah cinta memudar seperti kehormatan yang telah hilang?

Seruni, nama yang singkat, sesingkat pemikirannya tentang cinta ketika usianya baru saja menginjak tujuh belas tahun saat itu. Atas kekagumannya pada sosok gagah, pemuda yang digandrungi semua gadis desa pada masa itu, Seruni rela melepas keperawanannya kepada lelaki itu di sebuah bilik bambu tak berpenghuni.

Ajun Komisaris Polisi Seno Ari Bimantara, lelaki dengan segudang prestasi di ranah kepolisian, tercengang ketika pada hari dia kembali bekerja setelah lamaran dengan kekasihnya, menemukan laporan dua orang wanita malam yang berkelahi dengan satu korban bocor di kepala. Ia tercekat pada satu nama dan satu wajah dalam laporan itu: Seruni.

Gadis polos yang ia ambil kesuciannya bertahun-tahun lalu di balik bilik bambu kini kembali secara tak sengaja ke dalam hidupnya dengan realita kehidupan mereka yang kontras. Namun, pada pertemuan kedua setelah bertahun-tahun yang lalu itu, hanya ada kebencian dalam nyalang mata seruni ketika memandangnya.

Bima, Seruni dan Atikah, terlibat sebuah hubungan rumit yang akhirnya mengantarka mereka pada romansa berantakan berujung dendam! Mampukah Bima meredam kebencian Seruni pada sepenggal kisah mereka yang tertinggal di balik bilik penyesalan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lemari Kertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam, Hujan, Bilik Bambu

Petir menggelegar, kilat menyambar-nyambar. Suasana desa sudah cukup sepi kendati waktu baru menunjukkan pukul setengah sembilan. Di ujung kampung tak jauh dari Seruni berteduh, biasanya masih terdengar para pemuda desa bermain gitar. Namun, malam ini sunyi. Suara hujan dan jangkrik beradu meramaikan malam yang menghadirkan aroma misteri. Bulu kuduk Seruni serasa berdiri, bukan karena semata-mata karena suasana mencekam antara gelap sekitar dan basahnya jalan, tetapi karena tiba-tiba saja, pemuda itu kini merengkuh tubuhnya dari belakang.

Seruni harusnya sudah pulang sedari tadi selesai menonton organ tunggal di seberang desa bersama teman-temannya yang lebih dulu pulang karena ketika Seruni keluar dari toilet umum tak jauh dari lapangan bola, seorang pemuda menunggunya. Betapa berbinar-binar hati Seruni, sudah lama ia menyukai lelaki itu. Bima, pemuda tampan pujaan hati setiap gadis desa. Dan Seruni beruntung, di antara banyaknya gadis cantik di desa itu dia yang terpilih malam ini.

"Aku dengar dari Rahmat katanya kau naksir aku."

Kalimat pertama yang keluar dari bibir si tampan itu berhasil membuat Seruni jadi mati kutu. Namun, Seruni tak mau menampik, dia mengangguk.

"Kalau begitu, biarkan aku mengantar kau pulang."

"Benarkah, memangnya, Mas Bima bersedia?" tanya Runi yang polos. Bima mengangguk.

Lalu berboncengan mereka dengan motor, Bima meraih jemari Seruni, mengisyaratkan gadis belia itu untuk memeluknya. Jiwa polos dengan gayung cinta yang disangka Runi bersambut, membuatnya lupa akan bahaya yang mengintai dan mungkin bisa berujung penyesalan.

Lalu hujan turun dengan deras, sebuah rumah tak berpenghuni menjadi tempat terpilih untuk berteduh. Suasana semakin aneh, bayangkan dua insan dengan gejolak darah muda yang sedang mendidih itu, bersampingan, sedang gerimis malah semakin mengundang.

"Jadi namamu Seruni?" tanya si tampan yang gagah itu dengan alis terangkat satu.

"Ya, Mas Bima." Seruni menjawabnya malu-malu.

"Aku tak tahu, nama-nama gadis di desa ini, sebab aku jarang pulang kampung."

"Aku mengerti, Mas Bima. Tapi Mas Bima sangat terkenal di sini, banyak yang membicarakanmu dan mengagumimu."

"Termasuk kau?" pancing Bima. Seruni lagi, mengangguk malu-malu.

Lalu kini tangan itu melingkari tubuh Seruni dari belakang. Seruni sebenarnya takut, tapi ini kali pertama dia menikmati sentuhan pertama dari lelaki dan lelaki itu adalah sosok yang ia puja siang malam dalam tidur dan bangunnya.

Perlahan tangan itu bergerak, ke atas, membuat sekujur tubuh Seruni menegang. Saat tiba di puncak bukit yang mencuat sedikit Seruni berusaha untuk menyingkirkannya perlahan.

"Jangan, Mas Bima, aku tidak pernah melakukannya," tolak Seruni halus.

"Katamu kau suka padaku bukan? Biarkan aku jadi yang pertama menyentuhmu," bisik Bima tepat di telinga Seruni yang basah lalu lelaki itu mulai memainkan lidahnya di belakang telinga Seruni.

Sensasi gila yang baru pertama kali dirasakan oleh Seruni membuat gadis itu berpegangan pada tiang penyangga sebab kini lututnya jadi lemas.

"Kau mencintaiku bukan?" tanya Bima yang sudah dikuasai nafsu dengan setan yang terus berbisik untuk meneruskan kegiatan terlarang itu.

"Ya, tapi tidak boleh begini." Seruni berusaha menolak, ia melepaskan pelukan Bima perlahan. Namun, saat Seruni hendak bertolak keluar tepat saat ia hampir melewati bilik bambu dengan kasur usang di dalamnya, Bima menyambar tubuh Seruni, membaliknya lalu memberikan gulatan penuh nafsu di bibir dan lidahnya.

Kali ini, Seruni tak lagi bisa menghindar. Ia melenguh sepanjang jalan ketika Bima menggiringnya masuk ke dalam bilik itu lalu mulai merebahkannya di atas kasur usang beralas karpet lusuh berwarna merah.

Saat benda pusaka itu menembus dinding pertahanan Seruni dengan susah payah, saat itulah Bima tahu bahwa ia sedang menggagahi seorang perawan. Lelehan airmata Seruni mengalir begitu saja tapi Bima segera menghentikan tangis itu dengan ******* menggila mereka berdua.

Hingga lamanya pertempuran itu, berakhir hujan berakhir pula kegiatan panas itu dengan cairan Bima yang tumpah di atas perut rata Seruni. Tatapan Seruni mengiba kepada Bima yang menatapnya penuh perasaan. Lelaki berusia dua puluh tahun itu mengecup kening Seruni setelahnya.

Tak ada kata yang keluar, sebab setelah itu keduanya tertidur karena kelelahan. Hingga pagi menjelang, ketika mentari akan segera meninggi, Seruni meraba sisi sebelahnya yang sudah kosong. Tak ada Bima lagi. Dia sendirian. Susah payah Seruni memungut bajunya yang berhamburan. Memakainya dengan badan terasa remuk karena sudah bertempur semalaman dengan lelaki pujaan.

Namun, alangkah teganya sang pujaan, meninggalkannya sendiri tanpa pesan, Seruni melihat bercak darah di atas kasur, bukti kesuciannya yang sudah hilang. Seluruh tubuh Seruni terguncang.

"Ya Allah, ampuni Seruni." Ia bersujud di kasur itu, setelah sadar hidupnya tak lagi akan baik-baik saja setelah ini. Ketika Seruni akan melangkah keluar, terlihat jam tangan Bima tertinggal. Seruni meraihnya dengan hati nelangsa juga benci yang mulai merayap sampai ke dasar hatinya, menyimpannya dalam saku celana, lalu tertatih-tatih berjalan meninggalkan bilik bambu yang menyisakan penyesalan.

1
munawarni ate77
kok aku mewek ya
Yuli Ani
Kok gak dapat ka, judull nya
Din Raga
Luar biasa
Litel Girl
ini dimana kak ?
aq cari disini gak nemu 🤭
Catur Rini
seruni goblok, sdh diragukan kok mah memaafkan
Rosidahnamaku
hebat thor
epi juliana
setuju seruni
imoe nawar
👍👍
Murni Aneka
Luar biasa
Rosdiana Azwar
sumpah habis bawang merah d dapur 😭😭😭 thorrr emang kren
Rosdiana Azwar
Luar biasa
Sustika Ekawati
cusss meluncur🏃🏃💃💃
Falach Abdillah: ini dimna kak
total 1 replies
Asa Asa
nah begitu laki" harus gentle
Asa Asa
keren thorr yg nama nya hewan rayap gk ada ya,, masih utuh bilik bambu ny😁
ayu cantik
suka
Asa Asa
lanjut lagi baca nya
Dek Raraaa
kakkk . hadirr ✌️✌️
Trisna
waduh anak perempuan di biarkan pergi begitu saja tanpa tahu keberadaanya
padahal holang kaya
Trisna
kapan seruni memberitahukan kepada bima bahwa Bayu kekasih Laras itu adalah laki-laki hidung belang
Trisna
itu pasti kamera pengintai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!