Tidak mudah bagi setiap orang untuk menerima kenyataan pahit akan nasibnya. Walaupun pada kenyataannya nasib bisa diubah dengan doa, usaha dan tekad yang kuat. Lain halnya dengan takdir yang merupakan ketetapan Tuhan yang tidak dapat diubah dengan usaha apapun. Entah ini disebut nasib ataukah takdir yang mempertemukan dua orang insan yang tidak saling mengenal, tetapi sama- sama memendam luka dalam hatinya.
Ada pepatah yang mengatakan "Jangan melihat sesuatu hanya dari sampulnya saja" . Periang bukan berarti bahagia, pemurung bukan berarti menderita. Hanya sebagian orang yang mampu menyembunyikan kesedihan dalam keceriaannya.
Luka dalam apakah yang terpendam itu?
Mampukah mereka saling terbuka untuk bertukar penawar luka hatinya?
Akankah mencapai kebahagiaan?
Temukan jawabannya dalam kisah Cahaya Sang ANAS.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani Nu Yayan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cahaya Sang ANAS Komentar