Tepat azan magrib Naz baru tiba di kediamannya, Naz pun turun di depan pintu gerbang dan Pak Udin kembali pulang. Terlihat ada mobil ayah dan bundanya sudah terparkir di garasi rumahnya. Kali ini sang bunda tidak menunggu kedatangannya di teras, karena sesuai titah yang mulia ratu jika akan pulang terlambat harus izin dahulu.
Naz pun masuk kedalam rumah dan mengucapkan salam,
“Assalamu’alaikum,,,,,”.
“Wa’alaikumsalam,,,, Naz ayo kita shalat magrib berjamaah” ,bunda sudah memakai mukena hendak pergi ke mushola saat melihat kedatangan Naz.
“Izin bolos dulu bunda ratu,,, nanti aku shalat sendiri aja dikamar pengen mandi dulu rasanya badan ini lengket banget” Naz menyatukan kedua tangga di depan dadanya membungkukkan kepalanya bagaikan seorang hamba memberi hormat kepada sang ratu.
"Ayok kita shalat berjama'ah, pamali kalo mandi sareupna gini mah, sudah cepat sana ambil wudhu bunda tunggu di mushola", pepatah karuhun mulai dikeluarkan.
Naz langsung pergi ke kamar mandi mengambil air wudhu dan menyimpan tas ranselnya di kursi tamu. Lalu Naz bergegas ke mushola, dan di sana sudah ada Ayah, Bunda, Dandy, dan Mbak Iyem asisten rumah tangga mereka. Naz memakai mukena yang tersedia di musholanya.
Seperti biasa seusai shalat magrib berjama’ah, semua orang melaksanakan tadarusan membaca Al- Qura’an secara bergiliran hingga waktu isya tiba. Setelah shalat isya berjama’ah semuanya kembali ke kamar masing- masing.
Naz memasuki kamarnya dengan segera mengambil handuk beserta pakaian ganti lalu masuk ke kamar mandi yang berada di sebelah kamar tidurnya. Setelah ritual mandinya selesai, Naz kembali masuk ke kamar dan membaringkan tubuh di Kasur empuknya. Terdengar nada suara pesan masuk berkali- kali,,
"Ting....ting...ting ...ting”.
Naz segera mengambil telepon genggam dari dalam tas ranselnya dan membuka aplikasi chatting nya.
The Bontot Unyu
Ruby Marisol
“PING..!!!”
Andes Mami
“PONG…!!”
Ruby Marisol
“PENG…!!”
Andes Mami
“Test,,,satu dua tiga,,,tiga dua satu,,,test test”
Ruby Marisol
“PENGUMUMAN,,,, grup ini akan dijual karena sepi mulu, lumayan lah buat beli kuota 😂😂”
Kiara Rossi
“Berisik banget lo pada ih,, gue lagi nanggung nih🤫🤫 "
Ruby Marisol
“Nanggung lagi ngapain lo,, ? lagi di kamar mandi yaa,,ihh jorok banget sih lo bawa hape sambil nongkrong di singgasana kloset?”
Andes Mami
“Ihh,, kamu lagi ngapain hayoo ngaku🤭”
Kiara Rossy
“Gue lagi nonton moto GP,, Yayang Rossi gue lagi bertarung antara hidup dan mati”
Ruby Marisol
“Lah,, itu kan di tv bukan di hape nontonnya , onta. Napsi- napsi ajja kali lo bisa chating sambil nonton 🥴”
Kiara Rossi
“ Mana bisa gue nonton sambil chating, onyon,,,,meleng dikit aa Rossi ketikung lawan nya”
Ruby Marisol
“ Yaelah,,, kayak di GC aja maen tikung- menikung 😂😂"
Naz
“Lahh,,,itu lo bisa ngetik chatingan ,Kiara Onta….!!! 😡😤"
Andes Mami
“Biarkan Naz,, biarkan sebahagianya Kiara ajja noh 😒"
Ruby Marisol
“ Ehh,,, neng haji baru nongol,,,kemana aja atuh?”
Naz
“ Eh,, ceu Kokom,,,,saya baru abis mengusir cantik para daki dan beserta peluh lekatnya,, maafkeun hamba yang baru setor muka cantik nan imut imut ini 😎"
Andes Mami
“ Asyik,,,ada yang mau tumpengan nih,,,ganti nama jadi Ceu Kokom 🤩🥳"
Kiara Rossi
“hahahahaha”
Ruby Marisol
“ Enak bae, lo kira nama gue Komeng pake dipanggil Kokom- Kokom 🤬"
Naz
“Lah,, kan emang nama asli lo Ruby Komariah beh,,, 😜"
Kiara Rossi
“Masih untung nama lo bukan Ruby Komarudin,,ntar yang ada panggilannya Udin…. hahaha ”
Andes Mami
“hahahaha (2)”
Naz
“hahahaha (3)
Ruby Marisol
“Asem lo pada,,, gue kutuk lo jadi kaya”
Andes Mami
“Mau dong jadi holang kaya 🤩🤑"
Kiara Rossi
“Iya,, gue juga mau dong jadi kaya🤑"
Ruby Marisol
“iya,,,Kayak Monyet,,,hahahaha”
Kiara Rossi
“Asem lo By,, 😤....Eh Naz,, tadi si Gio maksa minta nomer lo 😁"
Naz
“What,,? Terus lo kasih..?😱"
Kiara Rossi
“hehehehe,, maaf terpaksa gue kasih. Dia ngancem gue kalo enggak ngasih nomer lo, dia mau ngirim video gue yang balapan kemarin ke Emak gue🙏”
Ruby Marisol
“ Wahh,, parah lo Ra,,,😱...beneran dikutuk lo… 😂”
Kiara Rossi
“Diam lo kompor,,, 😡
Sorry banget Naz,,gue terpaksa banget gak ada pilihan lain. Lo tahu sendiri kan kalau orang tua gue tahu gue masih suka balapan bakalan gimana 🙏🥺"
Naz
“Iya,engak apa- apa,nyantri aja ,,gue ngerti ko Ra. Gampang ko nanti kalo dia gangguin gue, tinggal blokir aja. Eh, udah dulu ya, Bunda manggil tuh, babhay”
Ruby Marisol
“Oke,,babhay juga"
Karena bunda ratu sudah memanggil untuk makan malam, Naz pun turun menuju ruang makan yang sudah dihuni Ayah, Bunda, dan Dandy. Naz yang tadi sudah makan sore bersama ketiga sahabatnya, jadi sekarang dia hanya makan buah saja supaya tidak menimbun lemak.
“Dek, kok enggak makan? Kamu enggak suka makanannya?”, Tanya ayah heran melihat sang puteri hanya memakan jeruk dan buah pir saja.
“Naz masih kenyang Yah, tadi sore makan di kafe bareng geng”, Naz menjelaskan sambil melepaskan untaian benang bak jaring laba- laba pada jeruk yang akan dimakannya.
“Oh, sama geng bontot mu itu toh”, ayah menggoda Naz sambil tersenyum karena melihat sang puteri manyun.
“Kak,,, sahabat mu itu teh ko gak pernah main kesini semenjak pulang dari Amrik, enggak kangen gitu sama Bunda. Ehh malahan abang nya yang suka datang kesini”, Bunda membuka pembicaraan dengan Dandy.
“Iya Bund, dia masih sibuk mempelajari dan beradaptasi pada pekerjaan barunya, jadi belum sempat berkunjung. Nantilah ku minta dia main kesini. Kalau abangnya mah ada udang dibalik batu itu Bund”, jawab Dandy sambil tersenyum dan melirik ke arah Naz.
“Kalian lagi pada ngomongin siapa sih?”, tanya Naz sambil mengunyah potongan buah pir nya.
"Itu Dek, sahabat kakakmu yang kemarin ditemani ke Amrik tea, dulu mah sering banget nginep disini nemenin Kak Dandy, sering curhat ke Bunda. Eh udah gede mah, boro- boro main kesini nanyain kabar aja gak pernah, mungkin sudah lupa sama Bunda yang hobi menceramahi nya…”, Bunda nyerocos panjang lebar, seperti sedang kesal pada anak yang lupa pada induknya, padahal yang dibicarakan bukan anaknya.
“Ohh,, seperti itu toh, kok aku enggak tahu kalo sahabat kakak suka nginep disini?”, Naz mengingat- ingat setahunya yang pernah menginap di rumah hanya Bang Evan sama Mas Hardi.
“Mana kamu tahu, dulu kan kamu mah sering banget nginep di rumah Raline, kalo diajak pulang teh suka nangis kejer kayak anak yang mau diculik terus diperdagangkan ke tukang cilok”, Bunda menjawab dengan ekspresi sebal mengingat kejadian saat Naz kecil dulu.
“Masa sih aku begitu bunda?”, Naz malah menggoda bundanya dengan manja.
“Dih, kamu tuh ya suka watados... udah masuk kamar sana belajar, ingat jangan baca komik wae", Bunda menyuruh Naz kembali ke kamarnya karena melihat makan buahnya sudah selesai.
“Siap 86…”, Naz pergi ke dapur untuk mencuci bekas makan nya, lalu pamit dan kembali ke kamarnya. Mendengar sang Bunda menyuruhnya belajar, Naz teringat ada PR Matematika yang belum dikerjakannya dan harus dikumpulkan besok pagi.
Ting,,,,ting
Terdengar bunyi tanda pesan masuk ke telepon genggamnya saat Naz baru saja duduk di meja belajarnya.
"Yassalam, ngapain lagi sih itu penghuni grup sudah berkoar lagi, jangan- jangan emang takut grupnya dijual kali ya”, Naz tertawa cekikikan dan menggeleng- geleng kepalanya, lalu mengambil telepon genggam yang berada diatas tempat tidurnya.
+628744467xxxx
19:40
“ Hai Naz,,,ini Gio”
19:54
“Lagi apa..?”
20:03
“Maaf ganggu malam- malam begini”
20:17
“Kok gak dibales ? Udah tidur ya?”
“Semoga mimpi indah”
“Sampai ketemu besok di sekolah”
“Yassalam, beneran nih orang enggak nyerah deketin gue”, Naz hanya nyengir melihat rentetan pesan dari Gio yang baru dibacanya, tentu saja pesan itu tidak ada yang dibalas dan kembali ke meja belajar untuk mengerjakan PR nya.
Tepat jam sembilan malam Naz selesai mengerjakan latihan soal dari buku paketnya, lalu menyiapkan buku- buku yang akan dibawa besok ke sekolah ke dalam tas ranselnya. Tak lupa Naz pergi ke kamar mandi untuk cuci muka, cuci tangan,cuci kaki, dan cuci gigi tentunya. Naz kembali ke kamarnya dan langsung bobo syantik.
**
Seperti biasa Naz terbangun saat azan subuh, dan segera melaksanakan ritual subuh nya, tak lupa Naz membersihkan kamar serta merapikan tempat tidurnya lalu bergegas mandi. Setelah bersiap dengan seragamnya, Naz memasukan kaca mata ke dalam tas ranselnya lalu turun kebawah untuk sarapan bersama keluarga.
Dari rumah Naz berdandan biasa, rambut diikat ke belakang dengan poni memakai jepitan namun saat disekolah dia berpenampilan cupuk dengan memakai kacamata agak besar dan poni menutupi jidatnya.
Setelah selesai sarapan, Naz berpamitan berangkat ke sekolah karena sudah terdengar Pak Udin membunyikan klakson sebanyak tiga kali sesuai permintaanya “panggil aku 3x”.
Waktu menunjukkan pukul 06:35 Naz baru saja tiba di sekolahnya. Sebelum keluar dari mobil, Naz membuka jepitan poninya dan memakai kacamatanya. Bukan berarti Naz memiliki kepribadian ganda ya, Naz hanya tidak ingin mengekspos kecantikannya dan tidak ingin menjadi pusat perhatian. Naz memasuki gerbang sekolah lalu berjalan menuju kelasnya.
“Hai Naz, akhirnya kau datang,, aku boleh minta tolong gak?”, sapa Resti teman sekelasnya.
“Iya, kenapa Res ? apa yang bisa ku bantu?”, Naz yang baru masuk langsung duduk di bangkunya yang ada di barisan paling depan kedua dari kiri.
“Ini aku mau nanyain tugas Matematika, ada yang aku gak ngerti", Resti menggeser kursi ke dekat bangku Naz, karena setiap murid memiliki bangku sendiri yakni satu kursi dan satu meja.
“Oh yang mana Res yang kamu gak ngerti?”, Naz memperhatikan Resti yang sedang membuka lembaran buku paket nya mencari soal yang dia tidak mengerti.
“Nah, yang ini Naz, bagian essay nomor 13”, Resti menunjukan soal yang dia kurang mengerti.
Naz menjelaskan cara pengisiannya dengan rumus yang lebih sederhana dan mudah, dengan mencontohkan soal dengan angka yang lebih kecil sampai Resti bisa mengerjakan soalnya sendiri.
Begitulah Naz, tidak pernah memberikan contekan isinya saja kepada teman yang menanyakan tugas penghitungan, tapi akan mengajarkan sampai temannya mengerti dan bisa mengisinya sendiri.
“Terimakasih ya Naz, sekarang aku sudah benar- benar faham cara membolak balikan rumus ini, dan mengisi soal yang lain pun terasa lebih mudah”, Resti tersenyum sumringah lalu pergi ke tempat duduknya kembali setelah mendapat senyuman anggukan Naz.
Bel tanda masuk jam pelajaran pertama telah berbunyi, semua murid dan diikuti para guru memasuki kelas masing- masing. Tidak hanya murid yang harus disiplin waktu, Guru pun harus lebih memberi contoh kedisiplinan yang baik terhadap muridnya.
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 10.00 dan bel istirahat pun sudah dibunyikan sebagai tanda waktunya jam istirahat. Para guru kembali ke ruangan kantor, sedangkan murid- murid bertebaran ada yang ke kantin untuk jajan, ada yang tetap diam di kelas karena membawa bekal, bahkan ada yang pergi ke perpustakaan.
Naz dan ketiga sahabatnya duduk di bangku kantin dengan memakan makanan yang sudah dipesannya sambil berbincang- bincang,
“Naz, si Gio ada ngehubungin lo ?”, Kiara membuka topik.
“Iya ada semalam, tapi gak gue bales”, jawab Naz santai.
“Kenapa sih lo, banyak cowok yang deketin lo tapi gak ada yang direspon sama sekali?”, Ruby ikutan nimbrung.
“Iya ih, belum lagi si Arga, si Ferdi, si Zidan, si Sahrul, si Ma’un, Kak Rangga, Kak Andre, Kak Candra, bahkan Kak Bagas yang ketua OSIS juga gak ada yang direspon. Apa gak ada yang kamu suka Naz?”, Andes menyebutkan nama- nama cowok yang mendekati Naz dengan menghitung jarinya yang bernasib sama dengan Gio.
"Enggak ada tuh”, jawab Naz singkat.
“Gila lo Des, sampe hafal gitu, disensus satu- satu pula”, Ruby tidak menyangka Andes mengingat cowok- cowok itu.
“ Eh tapi Naz, lo masih normal kan? enggak belok?”, sambung Ruby bertanya pada Naz.
“Maksud lo normal gimana?”, Tanya Naz bingung.
“Maksudnya, lo suka sama cowok kan? Perasaan dari SMP lo nolak cowok melulu, jomblo terus”, Ruby malah meledek dengan santainya.
“Emm,, emang kalau suka sama sama cowok itu kayak gimana?", Tanya Naz sambil nyengir kuda .
“ What is the meaning of maksud?”, Ruby malah balik bertanya.
“Ma maksud gue, ciri- ciri suka sama cowok itu gimana?”, Naz malah kembali bertanya sambil nyengir karena malu.
“What…??”, Ruby, Kiara,dan Andes terkejut berbarengan mendengar pertanyaan Naz yang masih dalam mode nyengir.
“Jadi selama ini, lo gak pernah merespon cowok- cowok yang deketin lo, karena lo gak tau apa yang namanya jatuh cinta?”, Kiara menganggukkan kepala karena mulai mengerti sekarang.
“Hehehe... iya, aku gak tau apa itu yang dinamakan jatuh cinta. hehehe”, Naz menjawab dengan cengengesan membuat ketiga sahabatnya saling bengong dan beradu mata, lalu mereka tertawa bersamaan dan menunduk malu.
“Yassalam... Naz, gue pikir lo udah jadi pohon pisang tahu gak, punya jantung tapi gak punya hati”, Ruby dan kedua sahabatnya semakin menertawakan pengakuan Naz barusan.
------- TBC-------
***********************************************
Apakah disini juga ada yang belum tahu apa itu yang dinamakan Jatuh Cinta,,,,,???
Sepertinya akan ada yang mengajarkan Naz soal percintaan nih,,,,
Terimakasih masih bersedia membaca novel recehanku ini.
Jangan lupa selalu tinggalkan jejakmu yaa,,,Like, coment,rate 5 dan vote….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
erna erfiana
seneng kalo udah Nemu novel yg berkualitas
2022-10-07
0
Bzaa
aku ngebayangin andhes ama kiara, yg satu cewek maskulin yg satu cowok feminim, matching jdinya.. 😆..
salam kenal otor😘
2022-06-24
0
Rini Arismawati
sini Naz ,Tante kasih tau apa itu cinta 😸
2021-07-01
0