Bukan Jakarta namanya kalau tidak macet, apalagi sekarang masih jam makan siang ditambah tanggal merah, beuh mantap betul. Barisan kendaraan memadati jalanan bagaikan semut rangrang sekabupaten yang berbaris merayap menyusuri jalan setapak.
Jika jalanan lancar hanya membutuhkan waktu 45 menit saja untuk bisa sampai di rumah Naz, sedangkan ini sudah satu jam lebih belum sampai setengah jalan pun. Dandy yang merasa kelelahan setelah perjalanan jauh, sampai tertidur.
“Aduh, kalo udah kejebak macet gini tuh rasanya ingin transmigrasi ke Bagdad", Naz nampak sudah sangat kesal dengan kemacetan yang ada.
“Emangnya di Bagdag enggak macet gitu ?”, Andes berkata dengan polosnya sambil mikir keras menekan pelipisnya dengan telunjuknya dan pandangan ke atas.
Naz membalikan badannya ke arah jok belakang tempat Andes duduk dan menjawab singkat dengan mengangkat kedua telapak tangannya,
“Meneketehe... ".
Terlihat Andes memonyongkan bibirnya lalu memasang earphone hendak mendengarkan lagu kesukaannya.
“Lahh, tadi katanya pengen pindah ke Bagdad, gimana sih lo”, Ruby ikutan nyahut ketus sambil main game Candy Crush Saga di Iphone nya. Rupanya kekesalannya belum hilang gara- gara foto box raib entah kemana.
“Iya, tapi itu kan cuman perumpamaan aja keleus, saking kesalnya gue sama kemacetan ini, hufh….”, Membuang nafas kasar melihat ke arah samping kaca jendela mobil.
“Sama, gue juga kesal, tapi sama lo bukan sama kemacetan ini”, Ruby yang cerewet dan suka bercanda ternyata kalo ngambek suka lama.
“Gue benar- benar minta maaf By, gue gak tahu kenapa itu amplop foto bisa hilang. Padahal tadi sebelum beli minuman masih ada kok di dalam plastik sampul komik gue”, ucap Naz yang kemudian mencoba mengingat- ingat lagi, karena merasa tidak habis pikir amplop foto itu bisa hilang begitu saja. Sedangkan komiknya selalu dipegang nya atau dimasukan ke dalam tas.
“Au ah gelap…”, Ruby masih mode merajuk memalingkan wajahnya.
“Jangan gitu dong By... maafin gue ya, gue benar- benar gak sengaja. Gue janji deh bakalan memenuhi apapun kemauan lo kalo mau maafin gue”, rayuan maut mulai dikeluarkan sambil memegang tangannya dan melewati Kiara yang sedang duduk bersandar.
“Gue gak mau !!, lo tau kan gimana susahnya maksa di Kiara nih buat foto bareng kita itu hal yang sangat langka, eh malah lo hilangin foto- fotonya”, Ruby semakin marah mengingat drama perjuangan saat memaksa Kiara saat di mall.
Kiara memang orangnya tidak suka eksis apalagi selfie alay, di galerinya pun kebanyakan foto motor kesayangannya dan hamster peliharaannya. Orang yang diributkan sedari tadi hanya diam tanpa kata, padahal dia duduk ditengah- tengah antara Naz dan Ruby yang sedang adu mulut.
Melihat seperti ada drama di depannya, Andes membuka earphone nya.
“Ada apa sih hei, kalian berdua kenapa ? lagi ngomongin apa?”.
“Ruby masih marah sama gue Des, gara- gara amplop foto yang hilang itu”, Naz menjelaskan dengan nada sendu karena menyadari memang ini kesalahannya.
“Yaelah, gara- gara foto hilang aja kalian ribut, gajelas banget sih”, Andes tersenyum geli.
“Ohh... lo seneng ya lihat sahabat lo ribut kayak gini, malah cengengesan lagi”, Timpal Naz kesal .
“Hahaha... gak usah diributin marisol, di HP ku ada soft copy nya keleus “, Andes mengayun- ayunkan HP di tangannya sambil nyengir kuda.
“Apa? Ko bisa?”, tanya Ruby dan Naz serentak
.
“Ya bisalah, masa bisa dong hahaha", Andes tertawa penuh kemenangan seakan jadi pahlawan anggota Avengers padahal lebih terlihat seperti anggota Power Pop Girl.
"Gimana ceritanya bisa dapetin soft copy itu?", Tanya Ruby yang penasaran.
"Mau tau aja apa mau tahu banget?", Andes malah sengaja memancing kemarahan dua sahabatnya yang begitu penasaran.
"Jawab aja kenapa sih, bertele- tele banget iiihhh", Ruby benar- benar kesal dan mencubit pipi Andes.
"Aahhh,, ampun ampun... Iya iya aku cerita, tapi lepasin dulu", Andes meringis kesakitan akibat cubitan Ruby.
"Jadi gini, tadi tuh waktu kalian antri di kasir Gramedia aku pergi ke toilet, pas mau kembali aku melewati stand foto box tadi. Nah gak sengaja aku dengar kalo ada yang minta soft copy foto dikirim ke HP dan bayar 20 ribu, yasudah aku samperin ke sana dan minta soft copy foto- foto kita karena itu adalah momen langka kita”, Andes menjelaskan panjang lebar.
“Pantesan dari tadi lo santai banget pas tau amplop foto hilang, dasar kampret lo Des”, cerocos Naz dan melempar bantal leher ke wajah Andes saking kesalnya.
“Iya lo Des, malah diem- diem bae”, Ruby pun ikut kesal pada Andes lalu memandang ke arah Naz.
“Naz , maafin gue ya udah marah- marah sama lo”, ucapnya menyesal sambil mengulurkan tangannya untuk berbaikan.
“Iya, gue juga minta maaf ya”, Naz menyambut uluran tangan Ruby.
Akhirnya kedua sahabat itu berbaikan dan menandakan bahwa drama tragedi hilangnya foto box telah berakhir.
Tiba – tiba terlihat ada mobil ambulan melaju dari arah berlawanan disertai bunyi nyaring sirine nya Iyuwiwiwiwiwiwiw
“Ohh... pantesan macet parah, sepertinya terjadi kecelakaan”, terdengar Pak Udin membuka suara setelah satu jam lebih mingkem bae.
“Udah nyampe mana ini Pak Udin? “, tanya Dandy yang baru siuman dan mengucek matanya tidak menyadari kemacetan yang padat.
“Belum juga setengah jalan ini Mas, kendaraan padat merayap. Sepertinya terjadi kecelakaan, soalnya tadi ada ambulan dari arah sana", Jawab Pak Udin menunjuk ke depan.
“Iiihh... lo kenapa sih goyang- goyang mulu?, udah tau kita deti, kaya nona manis aja lo”, Ruby protes pada Kiara yang duduknya gerak- gerak terus dan merasa mengganggu konsentrasi nya main game.
“Iya ih lo kenapa sih Ra, gerak- gerak mulu dan mulut lo tumben gak ada protes kejebak macet lama gini?”, Naz juga merasa ada yang aneh dengan Kiara yang biasanya suka banyak protes kalo udah bete.
“Iya Ra, tumben diam aja, tadi ada perang di depan mata ko diam saja?”, Andes juga merasa heran pada Kiara.
”Eh,, by the way deti sama nona manis itu siapa ,By ?”, sambungnya penasaran mengingat- ingat temannya tidak ada yang bernama itu.
“Yaelah Des... deti itu singkatan dari Dengkep Tiga, lah ini kita duduk bertiga kan”, Ruby menjelaskan sambil ketawa.
“Oh... kirain kita ada anggota baru, terus kalo Nona Manis siapa?”, ternyata Andes masih penasaran dengan itu.
“Itu gara- gara Kiara gak diem goyang sana goyang sini jadi kayak lagu nona manis,,
Putar ke kiri e Nona manis putarlah ke kiri ke kiri ke kiri dan ke kiri ke kiri ke kiri manise. “ sontak itu mengundang gelak tawa semua orang di dalam mobil kecuali Kiara, karena Ruby menyanyikannya lagu itu dengan menggerak- gerakan tangannya ala penari Hawai.
Jalanan sudah tidak macet lagi dan mulai lancar kembali, Pak Udin pun melajukan mobil dengan kecepatan sedang.
“Emh, bau apa sih nih”, Ruby mencium bau tidak sedap dan mengendus- endus mencari asal bau tersebut. “Ra,,lo kentut yaa??” tanyanya sewot.
“Sorry, gue kelepasan perut gue mules banget”, Kiara menjawab malu sambil meringis memegang perutnya yang sakit.
“Pantesan lo diam aja gak kayak biasanya, kenapa gak ngomong dari tadi", Naz jadi panik melihat sahabatnya sudah mulai bercucuran keringat.
“Duttttt,,,durut dut dut dut,,,”
Bukannya mendapat jawaban dari Kiara malah ada suara bom yang berhasil memborbardir seisi mobil menjadi panik kalang kabut menutup hidung.
Dandy pun meminta Pak Udin untuk memasuki pom bensin yang ada di depan.
Dan benar saja sesampainya di parkiran mushola pom bensin, Kiara bergegas keluar dari mobil dan langsung menuju toilet. Setelah selang beberapa menit kemudian Kiara pun kembali. Namun baru saja membuka pintu mobil, perutnya kembali mules dan langsung masuk ke toilet lagi.
Sementara, Naz berinisiatif membeli minyak angin dan obat ke mini market yang sempat ia lihat di sebelah pom bensin.
Ini sudah yang keempat kalinya Kiara ke toilet di samping mushola, saat keluar sudah tidak punya tenaga berjalan gontai sambil meraba- raba dinding. Karena merasa tidak kuat lagi, Kiara terjatuh dan hanya bisa ngesot sambil menunduk karena merasa pusing dengan rambut terurai ke depan.
Saat hampir sampai belokan yang menuju ke depan mushola dimana ada Ruby menunggu, ada seorang wanita yang berjalan hendak ke toilet berteriak saat berpapasan dengan Kiara.
“Aaak... tolong... ada suster ngesot !!”, teriak si ibu itu yang kemudian berbalik arah dan berlari.
“Hah... yang bener aja siang bolong gini ada hantu”, Ruby memutar jengah bola matanya lalu melihat ke tikungan mushola yang menuju toilet.
"Aaaakk... beneran ada suster ngesot !!”, Ruby langsung berlari kocar- kacir menuju ke tempat parkir mobil.
“Loh, kamu kenapa By kayak ketakutan gitu? Kiara mana?”, tanya Andes.
“Hah, Kiara masih di toilet? Aduhh gimana kalo dia diterkam sama suster ngesot tadi”, Ruby cemas masih dengan nafas ngos- ngosan.
“Suster ngesot? Jangan mengada- ngada kalian tuh ya, mana ada hantu di siang bolong begini”, Dandy malah menertawakan Ruby.
“Beneran Kak, tadi dia ngesot rambutnya terurai kedepan dan melambai- lambaikan tangannya ,iihhh”, Ruby bergidik menceritakan apa yang dilihatnya tadi.
“Kamu dari mana Naz, lama banget”, Pandangan Ruby teralihkan melihat Naz baru muncul.
Naz yang baru datang membawa kantong kresek kecil nampak kebingungan melihat sahabatnya ketakutan.
“Nih, habis beli minyak angin sama obat diare”, menunjukkan kantung kresek yang dibawa nya.
"Kalian kenapa panik gini? loh Kiara mana?“, Naz menyadari ketidak hadiran Kiara diantara mereka.
“Yasudah, ayok kita ke sana kasihan Kiara ditinggalkan sendirian”, Dandy mengajak trio bontot untuk ke mushola kembali.
Setibanya di depan mushola, terlihat seseorang wanita tergeletak dalam posisi tengkurap tangan kanannya ke depan, wajahnya terlungkup dan tertutup oleh geraian rambutnya.
“Tuh kan ada suster ngesot”, tunjuk Ruby dan bersembunyi di belakang tubuh Dandy.
“Astagfirullah, Ruby... itu Kiara pingsan”, Dandy langsung berlari menghampiri Kiara yang tak sadarkan diri. Sedangkan Naz dan Ruby berdiam diri dengan mulut ternganga lalu menutup dengan kedua tangannya.
“Kenapa kalian malah diam? ayo kesini bantu ngangkat Kiara kita bawa ke rumah sakit", teriak Dandy mengagetkan trio bontot yang terbengong.
Kiara digendong oleh Dandy dengan bantuan Andes dibawa kedalam mobil dan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat.
Sesampainya di rumah sakit, Kiara dibawa masuk ke ruang UGD untuk segera ditangani dan Dandy mengatakan kepada perawat bahwa Kiara mengalami diare.
Tak lama dokter yang menangani Kiara keluar ruang UGD menghampiri Naz dan kawan- kawan. Dokter memberitahukan bahwa Kiara mengalami dehidrasi akibat diare yang dideritanya dan menyarankan untuk dirawat inap.
Naz segera menghubungi orang tua Kiara memberitahukan keadaan Kiara sesuai dengan apa yang dikatakan dokter, agar kedua orang tuanya segera datang ke rumah sakit. Lalu Naz menenangkan Ruby karena ia merasa sangat bersalah telah mengajak Kiara makan keripik yang pedasnya di level 25.
--------- TBC ------------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
Bzaa
waduhhhhhh....
kripik merk apa tor...? jdi pen nyobain😆🤣
otor semangat 💪
2022-06-24
0
Nur Azlina
lucu.... 😀
ke sn gara2 crita nang ning nong...
2022-01-19
0
Ari_nurin
😆😆😆😆😆😆😆ngakak smp nangis nih🤣🤣
2021-06-07
0