Seperti biasa Naz terbangun saat adzan subuh berkumandang, lalu membangunkan Ruby mengajak melaksanakan shalat. Karena hari ini hari minggu seluruh penghuni rumah melakukan opsih, tak terkecuali Naz dan Ruby. Bunda memasak di dapur, Naz dan Ruby menyapu dan mengepel seluruh lantai dua sedangkan lantai satu oleh Dandy dan Ayah membersihkan halaman rumah . Selesai itu mereka mandi secara bergiliran karena keterbatasan jumlah kamar mandi, lalu berkumpul di ruang makan untuk sarapan. Sarapan berat ya beda kalo habis opsih.
“Eh,,, ko ada Ruby….rajin sekali pagi- pagi sudah datang ” Ayah yang pulang larut malam tidak menyadari keberadaan Ruby di rumahnya.
“Mana ada Yah dia bertamu sepagi ini, Ruby kan nginep disini semalam” Naz menjawab selaku jubir.
“Oh, pantesan Ayah merasa heran, kapan datangnya, dari tadi ayah di depan bersihin halaman gak terlihat ada orang datang”.
“Ayah pulangnya larut malam terus sih”. Naz mengejek atau protes inih.
“Maaf sayangku,,,mau bagaimana lagi ini tuntutan pekerjaan ,,Dan hari ini ayah free ko,, bisa quality time sama kamu” Ayah mengusap kepala Naz yang duduk di sebelahnya.
“Kalo hari ini aku yang mau sibuk, wlee…” Naz bicara lalu menjulurkan lidahnya mengejek sang ayah.
Mereka pun memulai makan menikmati masakan buatan Bunda tanpa bicara hingga semuanya selesai.
“Bund, kayaknya bontot kesayangan kita ini udah punya pacar deh” Ayah memulai percakapan setelah menghabiskan minumnya.
“Maenya Yah,,, saha cowokna ? Ayah tahu dari mana? Ko bunda mah gak tahu?” Rentetan pertanyaan mulai keluar. Angger si Bunda sok riweuh.
“Ih, ayah apaan,, jangan suka ngarang deh” Naz menyangkal.
“Terus semalam suara siapa yang ngobrol sama kamu di telepon, pake di loudspeaker segala lagi” Ayah bicara dengan santainya sambil mengupas jeruk yang hendak ia makan, sedangkan Naz membulatkan matanya karena terkejut. Ternyata ayah tukang nguping ih.
“Wah, masa Yah,, ada yang mau gitu sama anak tengil dan jutek ini ? “ Dandy malah meledek Naz.
“Hus kamu itu ya Kak, jangan sembarangan,,, tengil- tengil juga menuruni kecantikan Bunda yang membahana badai, lihat tuh ayah mu saja sampai klepek- klepek sama Bunda.” Ujung- ujungnya memuji dirinya sendiri., beuh.
Naz hanya celingukan mendengar perkataan Ayah dan hanya bermain mata kepada Ruby seolah menanyakan kenapa ayah bisa tahu.
“Emang semalam kamu teleponan sama siapa Dek?” Bunda bertanya pada Naz.
“Itu Bund, sama tukang cilok “ Ruby menjawab ngasal dan Naz langsung melotot ke arahnya.
“Apa….?? “ Bunda terkejut.
“Iya bunda,, mang cilok nya ganteng banget lagi” Ruby memberikan bocoran lagi sambil cekikikan.
“Iya Bund, bener tuh Ayah dengar tukang cilok nya jualan di Amerika”, Ayah kembali menimpal.
“Yassalam,,,,Ayah bener- bener nguping ini mah fix” Gumam Naz dalam hati.
“Maksudnya gimana ini teh, bunda mah gak ngerti,,” Bunda sepertinya masih syock ada tukang cilok berani mendekati putri kesayangannya.
“Itu Bund, semalam saat ayah pulang melewati kamar Naz terdengar ada suara laki- laki, Ayah kaget dong. Tadinya ayah mau langsung masuk, tapi pas didengar secara seksama, itu seperti suara di telepon, yaudah Ayah nguping aja di balik pintu sampai orang itu bilang Have a nice dream” Ayah menjelaskan kejadian nya dan seketika pipi Naz langsung memerah karena malu ketahuan, sedangkan yang lainya menertawakan Naz.
“Terus hubungannya sama tukang cilok apaan? Masa ada tukang cilok dari Amerika ah, aneh kalian mah ,,,dari Amerika mah Brad Pitt atuh …..? Bunda masih belum faham rupanya.
“Jadi cowok itu bilang dia dagang cilok di Amerika” Ayah menjelaskan lalu tertawa.
“Ya ampuun Adek ,, masa kamu pacaran sama tukang cilok ihh meni gak level…meskipun dagangnya di Amerika, tetep we dagang cilokna bari ngadorong roda” Bunda pun ikut menggoda Naz.
“Ihh,,kalian apaan sih, itu bukan pacar aku, itu mah orang iseng” Naz mencoba ngeles, karena gak mungkin bilang kalo itu adalah Arfin.
“Dih,, gak usah ngeles kamu dek” Dandy semakin menggoda.
“Udah ah,, yuk By kita berangkat ke teras belajar…” Naz bangkit dari duduknya lalu berpamitan menyalami kedua orang tua dan kakanya bersamaan dengan Ruby. “Assalamualaikum,,,babhay” Naz dan Ruby bergegas sebelum mereka menginterogasi lebih jauh.
“Wa'alaikumsalam” Jawab Ayah, Bunda, dan Dandy serentak.
“Yah, siapa sih orang yang ayah maksud, Bunda meni tambah penasaran” Tanya Bunda pada ayah.
“Gak tahu Bund, ayah gak dengar Naz nyebutin nama pria itu ?” Jawab Ayah.
“Hmmm,,, wajib diselidiki ini mah, jangan sampai anak itu pacaran” Bunda berdialog sendiri dengan menyipitkan tajam kedua matanya.
“Bund, anak kita itu sudah hampir 17 tahun sudah masanya mengenal lawan jenis, bunda kayak gak pernah muda aja.. yang penting kita harus menjaga dan mengawasi pergaulannya. Jika kita melarang- larang dia akan menjauh dari kita, jangan membuat jarak antara orang tua dengan anak, justru kita harus mampu menjadi sahabatnya, agar dia tidak menyembunyikan apa pun dari kita sehingga dia lebih mempercayai kita. Jika sudah seperti itu, dia punya pacar pun tanpa kita bertanya dia pasti bilang sendiri, itu membuat kita lebih mudah mengawasi dan mengontrol pergaulannya” Ayah menjelaskan panjang lebar.
“Iya,,,Ayah benar juga ,,,, nanti Bunda coba tanya pelan- pelan deh sama anaknya” ujar Bunda.
Naz dan Ruby pergi ke teras belajar dan mengajar di sana sampai jam 11 siang, karena Kiara tidak hadir, mereka sepakat untuk menjenguk Kiara ke rumahnya. Setelah menempuh satu jam perjalanan, mereka pun sampai di rumah Kiara dan dipersilahkan masuk oleh ibunya Kiara.
“Kiaraaa,,,,, “ Ruby berteriak dan langsung memeluk Kiara yang baru muncul ke ruang tamu.
“Aww,, pelan- pelan napa sih lo,, masih memar nih pipi gue” Bukan Kiara namanya kalo gak pernah protes.
“Kiara,, maafin gue ya, gara- gara gue lo jadi kayak gini” Naz bicara dengan menundukkan kepalanya,dan Kiara menghampiri Naz.
“Naz, gue ini sahabat lo, mana bisa gue lihat lo dijahatin orang dan lo malah diem aja.. jangan kan si Sherly, kalo si Andes gangguin lo juga bakal gue hajar..” Ujar Kiara sambil memperlihatkan bogem pada Andes.
“Ihh,, ko aku mau dihajar sih,,, hamba salah apa Ra?” Perkataan Andes yang manis manja menggeliat sontak mengundang tawa ketiga sahabatnya.
“Eh,, tau gak,, tadi bangun tidur gue kaget banget buka ada yang kirim video 17++” Kiara membuka hasil ghibahan semalam di Grup.
“Iiih,, Kiara,, apakah itu video biru” Andes kura-kura dalam perahu.
“ Hah,,,video biru apaan?” Naz bertanya heran.
“Dihh Andes,,, lo ternyata polos biadab yaa,, so so an anak mami manja gemulai, ko bisa tahu video biru" Ruby si penindas menemukan hal baru dari Andes.
“Heh,, kalian semua itu pada ngeres ya otaknya,, maksud gue video orang lagi malam mingguan yang merupakan kejadian langka sepanjang masa” Kiara nyerocos, karena pembicaraan terdengar mulai belok.
“Siapa Ra?” Naz masih belum ngeuh.
“Ya lo lah, Rheanazwa,,,siapa lagi" Kiara menjawab dengan nada mengeja.
“Hah,, ko gue,,,maksudnya gimana sih?” Naz mulai bingung.
“Oh yang dikirim di grup ya? Iih, aku sampe jingkrak- jingkrak saking senengnya loh?" Andes pun baru ngeuh ,,hadeuhh pada loading.
“Ngomongin apaan sih kalian? Gue gak ngerti?” Naz sudah di ambang batas bingung maximal.
“Coba deh lo buka grup” Kiara nenyarankan, dan Naz pun langsung mengambil ponselnya yang sejak pagi memang belum ia buka.
Saat Naz membuka grup The bontot unyu, terdapat kiriman video dan di download nya,Naz pun langsung terkejut saat memutar videonya “Ruby,,,,!!!!! Sini lo “ Naz berteriak dan Ruby pun langsung kabur ke halaman belakang dan dikejar oleh Naz.
Ruby pun habis digelitikin sama Naz sampe- sampe hampir pipis di celana kaya Nunung srimulat. Itulah kelemahan Ruby, paling gak tahan digelitikin
“ ampun- ampuun,,,minggir ,,gue mau ke toilet, “ Ruby berteriak dan berlari terbirit-birit menuju toilet dengan memegang bagian celana bagian tengahnya, tentunya hal itu ditertawakan ketiga sahabatnya.
“Naz,, by the way baswey lo VC an sama siapa tuh” Kiara penasaran.
“Iya, si Ruby amatiran banget sih bikin video shot nya, kedengaran suaranya doang, gak kelihatan orangnya" Andes ikut menimpal dan mengejek Ruby.
“Ho oh, sama aja bohong,, kaya mideo in Naz lagi teleponan terus di loudspeaker “ Kiara protes mulu, tapi bener sih.
“Hhahahah,, kalian pengen tahu orangnya?? Wani piro??" Ruby yang sudah kembali dari toilet langsung nyahut.
“Kamvrett lo, ngasih info tuh suka setengah- setengah” Kiara memaki.
“Mau gue yang bilang apa ngaku sendiri nih?,, Tapi lo jangan pada kaget ya.." Ruby malah memancing Naz.
“Diem lo by” Naz sekarang yang protes.
“Bukannya gak ada rahasia diantara kita gurls” Andes mengingatkan janji suci persahabatan mereka yang seperti acara TV saja.
Naz pun menghela nafas panjang lalu menceritakan seluruh kejadian saat ia teleponan sama si mang cilok , dari telepon biasa sampai video call. Tentunya berbagai reaksi diperlihatkan sahabat- sahabatnya dengan dikompori Ruby. Mereka berempat pun menghabiskan waktu bersama sampai sore, dan kemudian Ruby, Naz, dan Andes pulang ke rumah masing- masing.
Saat Naz sampai di rumah , ternyata di sana terlihat sepi.
“Assalamu’alaikum…”.
“Waalaikumsalam…Eh Neng Naz udah pulang” Mbak Iyem menyambut.
“Kok rumah sepi, pada kemana Mbak”
“Bapak sama Ibu pergi ke Bandung, tak lama setelah Neng berangkat sama Neng Ruby” Mbak Iyem menjelaskan.
“Ihh,, ko gak ngajak- ngajak sih? Kalo Kak Dandy?”
“Gak tahu Neng, perginya mendadak setelah menerima telepon kalo Mas Arsen sakit, Kalo Mas Dandy tadi siang diajak pergi sama Mas Arfin” Mbak Iyem memang CCTV bernafas ya.
“Hah, Kak Arsen sakit apa Mbak, kok aku gak dikasih tahu? Tanya Naz kaget.
“Katanya sih kena demam berdarah Neng, makanya Bapak sama Ibu buru- buru pergi ke Bandung”
“Yasudah nanti aku tanyain Bunda gimana kabarnya Kak Arsen, makasih ya mbak”
“Sama- sama Neng”
Arsen adalah kakak Naz yang paling muda kalo orang sunda bilang mah pangais bungsu. Arsen tinggal bersama neneknya, yaitu ibunya dari Bunda di Bandung.
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 8 malam, Naz makan malam ditemani Mbak Iyem karena para penghuni belum juga pulang. Terdengar suara klakson mobil dari depan, Naz yakin itu Dandy dan Arfin, karena sebelumnya Bunda telah menelpon akan menginap di Bandung. Naz yang baru selesai makan langsung berlari ke lantai dua dan langsung masuk ke kamarnya.
Naz Pov
Aku malu menampakkan diriku di hadapan Kak Arfin, terlebih lagi dia sudah mengetahui dan mendengar dengan mata kepalanya sendiri mengenai statusku di keluarga ini. Saat melakukan Video call pun rasanya aku tak berani menatap kamera yang saling memperlihatkan wajah kami, tapi dia terus mengajakku berbicara seakan ingin mengakrabkan diri denganku.
Ku langkahkan kakiku menuju jendela kamar ku, buka sedikit tirai jendela dan melihat ke halaman depan tepat mobilnya terparkir di sana, lalu dia hendak masuk ke dalam mobilnya. Entah mengapa aku ingin terus memandanginya hingga mobilnya keluar dari pintu gerbang. Semoga besok mataku tidak bintitan karena mengintipnya diam-diam.
Semenjak kejadian kemarin yang begitu mengguncangkan bagiku, aku seakan kembali ke masa dimana aku baru mengetahui jika aku bukan anak kandung Ayah dan Bunda, dimana teman sekolahku menjauhiku dan selalu mengejekku, kecuali ketiga sahabatku Kiara, Ruby dan Andes. Aku ingat, karena itu orang tua Ayah tidak mau mengakui ku lagi sebagai bagian dari keluarga dengan alasan aku tidak jelas asal usulnya dan Ayah dan Bunda sudah membohongi mereka. Sampai bunda hampir depresi dan sakit keras tidak ingin berpisah denganku.
Sejak saat itu aku tak pernah memperlihatkan kesedihanku di depan Ayah dan Bunda, seberapa sakit yang ku terima di luar, aku tak kan pernah memperlihatkan air mataku pada siapapun. Tapi kemarin aku tak menyadari aku menangis di depan orang lain dan dengan tak tahu malunya aku berani menangis dipelukannya, entah mengapa saat itu yang kurasakan begitu nyaman dan tenang berada di pelukan Kak Arifin.
Ayah merupakan 4 bersaudara laki- laki semua, dan ayah anak paling bontot. Dari ke empatnya hanya ayah dan Om Syarief yang memiliki anak perempuan, yaitu aku dan Raline. Opa sama Oma sangat menyayangi kami dan memanjakan kami, bahkan jika membeli apapun kami akan di samakan bagaikan anak kembar, ya karena kami lahir di hari, tanggal, dan tahun yang sama. Bahkan mamanya Raline pun sangat menyayangiku, sampai- sampai dia memintaku memanggilnya mama.
Namun setelah terbongkarnya aku bukan anak kandung Ayah dan Bunda, mereka langsung bersikap beda padaku. Hingga pernah ku dengar kalo Opa meminta Ayah mengembalikan ku pada orang tua kandungku. Saat itu hatiku sangat hancur dan selalu dipenuhi ketakutan, aku anak yang begitu manja berubah drastis menjadi anak yang penurut dan mandiri, karena aku takut dibuang oleh Ayah dan Bunda. Sejak saat itu., jika ada acara di keluarga besar, Ayah selalu meminta kami tidak pernah menghadirinya kecuali saat Hari Raya Idul Fitri.
Sampai pada suatu hari, saat aku masuk SMP dan baru memiliki akun facebook, ada seseorang yang sama sekali tidak ku kenal datang memberi semangat padaku dan menguatkan ku menghadapi semua ini. Meski kami hanya bertemu di facebook gara- gara aku memakai foto profil dengan foto boneka be smile ku. Kami pun sering chatting lewat inbox, entah mengapa aku begitu percaya padanya karena ia begitu sering menasehati ku untuk kebaikanku. Aku menceritakan seluruh kisah ku, bahkan dia tahu semua rahasiaku yang tidak diketahui oleh ketiga sahabatku.
Kami memiliki kebiasaan sama, yakni meng-upload foto dengan obyek tumbuhan dan hewan ataupun pemandangan, tidak pernah upload foto wajah masing- masing, bahkan jika aku berfoto dengan sahabatku, aku selalu melarang keras agar tidak di upload di dunia maya, karena aku tidak suka dikenal banyak orang. Dan dia pun sudah hafal jika yang aku upload adalah foto be smile, maka ia akan segera mengirimi pesan di inbox facebook. Aku merasa nyaman meluapkan kesedihanku padanya, mungkin karena aku tidak mengenalnya jadi aku tidak takut membuatnya sedih. Kayak yg jualan setelah upload foto dagangan di Facebook lalu caption-nya harga cek inbox. hahaha
Suatu hari dia bilang akan pulang ke Indonesia, dan ingin bertemu dengan gadis cengeng yang selalu di momong olehnya ini. Aku merasa sangat senang akan bertemu dengan orang yang selama ini selalu menguatkan ku dengan petuah- petuahnya, kadang memarahiku di saat kepercayaan diriku hilang. Tapi itu hanyalah khayalan saja, mungkin kami hanya terhubung di dunia maya saja tidak ditakdirkan untuk bertemu di duna nyata.
------------ TBC ----------
**********************************
Mohon maaf baru up lagi,, kemarin hayati lelah, kalo orang mah sakit, kebetulan Othor mah jhini oh Jhini..... 😂😂😂
Happy Reading....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
Sutar Sutar
Pasti arfin yaa
2021-02-24
0
Cika🎀
😘😘😘
2020-10-31
0
яαηι ρυтяι (σƒƒ)
semoga segera dipertemukan dalam dunia nyata.amiin🤲🤲
2020-10-13
0