Kring... kring.... kring...
Terdengar bunyi bel sekolah yang menandakan jam istirahat telah habis, murid- murid pun berseliweran berjalan hilir- mudik kembali masuk ke dalam kelas masing- masing untuk melanjutkan prosesi pembelajaran. Petugas keamanan bersama Guru BK pun berkeliling ke kantin, ke perpustakaan, ke taman sekolah, bahkan ke mushola sekolah untuk memastikan tidak ada murid yang masih di sana.
Lain halnya dengan Naz yang masih anteng menangis dipelukan Arfin yang bertempat tepat di belakang ruang kepala sekolah. Naz seperti tengah merasakan sakit yang mendalam dan membuatnya menangis tersedu- sedu. Arfin yang tak tega menjauhkan Naz dari tubuhnya, hanya berdiam diri saja membiarkan tangisannya reda dan tentunya telah membasahi kemejanya. Kesempatan dalam kesempitan ini mah.
“Naz…..apa sudah selesai nangisnya,,? kemejaku sudah basah ini rembes ke dalam” Arfin mulai bicara karena mendengar tangisan Naz sudah mereda hanya tinggal sesenggukan nya saja, lagi pula Arfin sudah pegal juga berdiri terus dari tadi.
Naz langsung melepaskan pelukannya dan tertunduk malu di depan Arfin “Ma…maaf Kak…” lirihnya terbata- bata .
“Arfin, sedang apa disini ? Maaf tadi saya tinggal sebentar, ada sedikit masalah“ Kepala sekolah menghampiri Arfin yang sedang berdiri menghadap ke belakang tembok.
“Ini Pak Haris, tadi saat saya di ruangan Bapak seperti mendengar suara orang menangis, saya cari sumber suara ternyata tepat di belakang ruangan Bapak ini” Arfin menjelaskan kemudian menarik tangan Naz dari balik tembok.
“Hufh,, untung saja Pak Haris datang saat Naz sudah lepas dari pelukanku, kalau tidak bisa disangka yang iya iya” gumam Arfin dalam hati.
“Loh, Rheanazwa,,, kamu sedang apa disana?” Tanya pak Kepsek saat melihat kemunculan Naz dari balik tembok dengan menundukan wajahnya masih dengan mode sesenggukkan. Tentu saja Pak Kepsek mengenal anak berprestasi ini, karena pernah memenangkan juara 2 olimpiade matematika antar sekolah se JABOTABEK tiga bulan yang lalu dan mengaharumkan nama sekolah.
“Pak, bagaimana kalau kita bawa ke ruangan Bapak saja dulu supaya Naz lebih tenang” usul Arfin.
Pak Kepsek pun mengiyakan usulan Arfin dan mengajak Naz beserta Arfin memasuki ruangan. Naz berjalan di belakang mengikuti langkah Arfin sambil menunduk karena malu wajahnya pasti sangat berantakan.
“ Mari masuk” Pak kepsek membuka pintu ruangan dan mengajak keduanya masuk.”Silahkan duduk” lanjutnya lalu ketiganya pun duduk di kursi tamu yang ada di ruangan kepsek itu.
“Rheanazwa, apa kamu sedang punya masalah ? Apa perlu saya panggilkan guru BK supaya kamu bisa berkonsultasi dengannya?” Pak kepsek mengawali pembicaraan.
Naz menggelengkan kepalanya “Pak,, bolehkah saya izin pulang, saya kurang enak badan” Naz memberanikan diri berbicara dengan suara purau sambil menunduk.
“Kamu sakit ? sebaiknya istirahat saja di Ruang UKS sampai waktunya pulang“ Pak Kepsek memberi solusi kepada Naz.
“Saya mau pulang, Pak “ Naz malah kembali mengeluarkan air matanya.
“Pak, bisakah mengizinkannya pulang, mungkin Naz ingin beristirahat di rumahnya, lagi pula ayah dan kakaknya juga seorang dokter, jadi bisa langsung ditangani juga di rumahnya” Arfin ikut bicara karena tak tega melihat Naz kembali menangis.
“Loh, kamu kenal dengan keluarga Rheanazwa?” Pak Kepsek yang merasa heran pada Arfin.
“Iya Pak, saya kenal baik dengan keluarganya , bahkan kakaknya menikah dengan kakak saya” Arfin menjelaskan.
“Oh yasudah kalau begitu jika memaksa ingin pulang, siapa wali kelas mu?” Kepsek kembali bertanya pada Naz.
“Bu Yanti, Pak” jawab Naz.
“Tunggu sebentar ya” Pak Kepsek berdiri menuju ke meja kerjanya dan menelpon seseorang “Pak Eman , tolong panggilkan Bu Yanti ke ruangan saya,,,,,oh iya kalo begitu”, Pak Kepsek pun kembali ke kursi tamu. “Bu Yanti nya sedang mengajar, ya sudah nanti saya akan sampaikan pada beliau” Pak Kepsek akhirnya mengizinkan Naz pulang.
“Te..terimakasih Pak “ Naz merasa lega akhirnya diizinkan pulang.
“Eh tapi kamu pulang dengan siapa ? gak mungkin saya izinkan kamu pulang sendirian dalam keadaan kurang sehat begini” Pak Kepsek menghawatirkan keselamatan muridnya.
“Biar saya saja yang mengantar Naz pulang Pak, kebetulan urusan kita sudah selesai bukan?” Arfin menawarkan diri.
“Apa tidak merepotkan Ar?” Pak Kepsek merasa tidak enak kepada tamunya itu.
“Enggak ko Pak, sekalian saya pulang juga,,, “ Arfin menjawab santai.
“Terimakasih banyak loh, maaf jadi merepotkan…saya titip murid saya ya”
“ Siap Pak,,,Kalau begitu saya pamit dulu ya Pak” Arfin berdiri dan bersalaman untuk pamit pulang. “Ayo Naz, saya antar pulang” Arfin melihat ke arah Naz yang sedang duduk sambil menunduk dan bangun setelah mendengar ajakan Arfin.
Setelah berpamitan Arfin dan Naz pun keluar dari ruangan kepala sekolah menuju parkiran khusus kendaraan milik guru- guru, yang letaknya tidak jauh dari ruangan kepala sekolah tanpa harus melewati ruangan kelas. Akhirnya mereka pun tiba di parkiran dan sudah berada di samping mobil milik Arfin.
“Ayo masuk Naz “ Arfin membukakan pintu mobil untuk Naz, dan Naz pun masuk ke dalam mobil itu, kemudian Arfin juga masuk dan siap mengemudikan mobilnya. “Naz, mau pasang sendiri atau saya pasangkan seat belt nya” Arfin menawarkan bantuan lagi pada Naz yang nampak sedang bengong.
“Aku bisa pasang sendiri Kak” Naz menjawab lalu menarik seat belt dan memasangkannya.
“ Kamu kalau ke sekolah gak bawa tas ?”Arfin baru sadar kalau Naz tidak membawa tas sekolahnya.
“Bawa, aku sudah chat Ruby minta dibawakan nanti pulang sekolah” Jawab Naz sambil memainkan ponselnya tengah mengirim pesan pada Ruby.
Arfin pun mulai menyalakan mobilnya dan keluar dari parkiran sekolah lalu melajukannya dengan kecepatan sedang, kebetulan jalanan belum ramai di jam- jam segini. Keduanya hanya terdiam selama beberapa saat dan hanya deru nafas saja yang keluar dari hidung.
“Kak, kita pergi ke sana ya” Naz menunjukkan salah satu mall berwarna merah putih yang terlihat di depan sana.
“Apa ? bukannya kamu tidak enak badan, bukannya ke rumah sakit kok malah ngajak ke mall?” Arfin merasa tidak percaya dengan yang ia dengar. “Kamu pura- pura sakit ya supaya bisa bolos ?, Nyesel saya mengajukan diri nganterin kamu” Arfin nyerocos kesal merasa telah dikibuli Naz.
“Pokoknya aku mau ke sana ,,,hiks hiks hiks” Naz malah kembali menangis dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dasar air mata siluman betina.
“Iy iya, kita ke sana, tapi jangan menangis lagi” Arfin manut bae.
Akhirnya mobil yang dikendarai Arfin memasuki kawasan Transmart Carefour dan masuk ke area parkir.
“Naz, lap dulu wajahmu dengan tisu basah nih” Arfin memberikan tisu basah kemasan pada Naz.
“Terimakasih “ Naz menerimanya dan mengambil dua lembar tisu basah untuk mengelap wajahnya yang sudah kusut lalu merapikan rambutnya .
Arfin menyoren tas kulit berukuran sedang berwarna coklat dan mengajak Naz keluar dari mobil untuk masuk ke dalam. Sesampainya di dalam Arfin melihat- lihat sekeliling, kemudian matanya tertuju pada satu tempat.
“Naz, ayo masuk ke sini” Arfin mengajak Naz memasuki toko pakaian.
“Untuk apa kesini Kak, aku gak mau belanja “ Naz protes karena ditarik paksa masuk.
“Orang akan berfikir kalau saya mengajak bolos anak sekolah kalau kamu jalan pakai seragam pramuka gini, walaupun kenyataannya memang begitu” Arfin menjelaskan pada Naz . ” Sudah sana pilih saja yang kamu mau” sambungnya.
Naz pun melangkah menuju pakaian wanita kemudian berbalik lagi “Kak Arfin”
“Ada apa?” Jawab Arfin yang sedang memilih baju juga untuknya, karena kemejanya sudah basah dengan air mata Naz belum lagi ingusnya. jijay
“Aku gak bawa uang, cuman bawa ponsel disaku, masa iya aku gadaikan ponselku demi baju, bisa habis aku dimarahin bunda nanti” Ucapnya pelan lalu menggerutu membayangkan kemarahan sang bunda ponsel dibarter dengan baju.
“Sudah sana kamu pilih saja yang kamu suka, nanti saya yang bayar” Arfin menjawabnya dengan tersenyum “Oh iya, nanti ponselmu gadaikan padaku saja sebagai jaminan” Arfin tertawa melihat ekspresi Naz yang cengo.”Sudah sana aku hanya bercanda” Lanjutnya.
Naz mencebikkan bibirnya karena kesal dengan candaan Arfin “Kak..” Panggilnya lagi.
“Apalagi ?” Arfin nampak kesal.
“Aku lapar “ Jawabnya malu sambil memegang perutnya.
Arfin menarik nafas panjang “Makanya cepat pilih bajunya, nanti kita lanjut makan”.
Naz pun langsung mencari pakaian untuk dikenakannya dengan cepat, dan langsung membawanya ke kasir bersamaan dengan pakaian yang di beli Arfin. Selesai transaksi mereka pun masuk ke ruang ganti yang berbeda dan mengganti pakaian masing- masing. Arfin hanya mengganti atasannya saja dengan kaos santai, sedangkan Naz memakai celana jeans pensil dan kaos putih kedodoran.
Mereka melanjutkan perjalanannya ke tempat foodcort untuk makan. Dan yang dipilih adalah Gokana & Teppan yang ternyata tempat makan bersama ketiga sahabatnya jika main ke mall, maklum lah ya harganya terjangkau dengan kantong OSIS. Mereka pun disambut dan dipersilahkan masuk oleh pelayan di sana, kemudian mereka duduk dan diberi buku menu untuk memilih makanannya.
“Kamu mau makan Ramen, Naz?” Arfin bertanya pada Naz sambil melihat- lihat makanan yang ada di menu karena khas Gokana adalah Ramen.
“Enggak lah, aku kan belum makan jadi gak mau Ramen mau paket bento aja ” Jawab Naz santai.
“Sama aja Ramen juga dimakan kan?” Arfin merasa aneh dengan kalimat Naz barusan.
“Iya, tapi kan aku mah orang sunda, kalo belum makan nasi ya dianggap belum makan” Naz meni jujur ih, bikin malu orang Sunda.
“Oh ya ,,,walaupun sudah masuk roti, bakso, siomay, ataupun mie itu disebut belum makan?” Arfin bertanya memastikan.
“Iya” jawabnya singkat dan itu membuat Arfin tertawa renyah.
“Astaga,, padahal itu semua makanan mengandung karbohidrat loh, dasar aneh” Arfin tidak berhenti tertawa.
Naz mengangkat tangannya dan seorang pelayan menghampiri meja mereka.
“Iya,,, mau pesan apa Mas?” Tanya seorang pelayan dengan membawa ponselnya.
“Paket bento beef teriyaki 1, egg roll 1, tempura 1, dan minumnya jus alpukat” Naz menyebutkan pesanannya dan dicatat di ponsel pelayan itu. “Kak Arfin mau makan apa?” Tanya Naz.
“Paket bento beef teriyaki dan minumnya air mineral 2 ya Mas” Jawab Arfin.
“Saya ulangi pesanannya, Paket bento beef teriyaki 2, egg roll 1, tempura 1, jus alpukat 1, dan air mineral 2 ,,, apa ada tambahan lagi?” Pelayan itu memastikan.
“Gak mas, sudah itu saja” Jawab Naz
“Baik,,, sambil menunggu pesanan datang silahkan mengambil welcome snack yang ada di toples besar di depan, saya permisi” Ucap pelayan itu dan diangguki Naz.
Naz pun mengambil snack dari toples besar di depan dimasukan ke piring kecil yang tersedia di sana, lalu duduk kembali.
“Naz, sebenarnya apa yang terjadi dengan mu tadi di sekolah?” Arfin memberanikan diri bertanya karena melihat Naz sudah tenang sekarang.
“Tadi aku berantem sama orang” jawabnya ngasal.
“Apa,,,? masa berantem bisa sampai nangis gitu” Arfin merasa tidak percaya dengan jawaban yang dilontarkan Naz mengingat seberapa tengilnya gadis itu.
“Yasudah kalau tidak percaya” Naz menjawab dengan entengnya.
“Terus kenapa malah mengajak ke mall bukannya saat di sekolah tadi kamu merengek pengen pulang ?” Arfin kembali menginterogasi.
“Aku cuman pengen menghibur diri aja kesini” Naz menjawab dengan santai sambil memakan cemilan .
“Ih, jorok kamu belum cuci tangan main makan aja” Arfin melihat Naz yang sedang makan snack , “Nih pakai ini dulu” Arfin mengeluarkan hand sanitizer dari dalam tasnya dan diberikan pada Naz.
“Hehe,,,aku lupa,,makasih “ Naz menyemprotkan hand sanitizer itu pada kedua tangannya secara bergiliran. “Oh iya ,,Kak Arfin sendiri ngapain ada di sekolahan aku ?
“Ada urusan sama Pak Haris” Arfin menjawab singkat.
“Urusan apa?” Tanya Naz.
“Kepo..” Arfin menjawab singkat.
“Dih,, lagak nya” Naz mencebikkan bibir.
Akhirnya makanan pesanan mereka pun telah tiba “Ayo kita makan Kak, aku sudah laper banget” ajak Naz.
Mereka pun makan tanpa bicara sampai makanannya habis.
“Kamu beneran lapar apa doyan Naz, segitu banyak bisa sampai tak tersisa gitu” Arfi melihat tiga macam makanan pesanan Naz telah raib.
“Iya, laper banget pas jam istirahat tadi gak makan atau pun minum, tenagaku terkuras habis saat nangis tadi,, makasih ya Kak” Naz memberikan senyum termanis nya pada Arfin. ”Oh iya , abis ini kita nge games yuk di lantai paling atas, lantai 6” Ajak Naz dengan menunjukan mode puppy eyes. Rayuan maut pun dikeluarkan.
“Iya,, sebentar aku bayar dulu” Arfin pergi ke kasir untuk membayar setelah itu mereka bergegas pergi meninggalkan tempat makan itu. “Ayo kita solat dulu “ Arfin mengajak Naz sholat dzuhur ternyata sudah jam setengah satu siang.
“Oke, kita langsung ke lantai 6 ya” Ajak Naz.
“Nanti main games nya, kita shalat dulu Naz” Arfin seperti sedang membujuk anak kecil.
“Iya mushola nya ada dilantai 6 dekat tempat games,Kak” Naz menjelaskan.
“Oh, ayo kalo gitu”
Naz berjalan dengan cepat sedangkan Arfin nampak tak bisa mengimbangi kecepatannya karena berjalan terpincang- pincang. “Naz, tunggu”.
“Ayo Kak, itu lift nya udah terbuka baru pada keluar, nanti keburu naik lagi”
Akhirnya mereka tiba di depan pintu lift dan langsung masuk, Naz berada di sisi kiri sedangkan Arfin disisi kanan terpisah oleh dua orang yang juga menaiki Lift. Setelah beberapa saat tibalah mereka di lantai 6, pintu lift pun terbuka dan semua orang keluar.
Saat keluar pun Naz berjalan dengan cepat, Arfin pun tak bisa mengimbangi nya dan berjalan seperti biasa saja mengikuti arah Naz pergi. Mereka pun tiba di mushola dan berpisah karena mushola laki- laki dan perempuan dipisah.
Selesai shalat Arfin menunggu Naz di bangku panjang di depan mushola. Setelah beberapa saat akhirnya yang ditunggu-tunggu muncul dari arah toilet.
“Maaf ya lama, tadi aku kebelet jadi abis shalat ke toilet, hehe” Naz cengengesan lalu duduk di sebelah Arfin.
“Hmm,,” Arfin tidak bicara apapun.
“Ayok kita main games, aku pengen naik mini coaster itu” Naz sangat antusias menunjuk ke arah mini coaster yang sedang beroperasi dengan penumpang yang berteriak- teriak.
“Nih, kamu main sendiri aja” Arfin menyodorkan 2 lembar uang bergambar Soekarno- Hatta berwarna pink pada Naz.
“Iih, masa aku main sendiri sih ?? gak seru ah, ayo donk Kak….”Naz menarik- narik lengan Arfin,”Kaka takut ya” Naz tersenyum jail.
“Enggak, saya cuma gak mau kamu malu” Arfin bicara dengan tatapan sendu.
“Malu,,,? Malu kenapa?” Naz mengerutkan dahinya.
“Malu kalo jalan barengan sama orang pincang seperti saya” Arfin menjawab dengan menunduk.
Naz melepaskan genggaman tangannya dari lengan Arfin menatapnya sendu. “Kak Arfin” lirihnya.
----------------- TBC ------------------
**********************************
Ayo,,, kenapa itu Kak Arfin jadi pundung Naz ??
Happy Reading..... 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
Bzaa
ka arfin nyantai bae atuh ahhh.. tong pundungan ke leungit kasepna
2022-06-24
0
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
si arfin pincang knp ya 🤔🤔🤔
2021-04-09
0
Cika🎀
naz udah malu2😂😂😂😂 lnsg peluk empuk
2020-10-30
0