Bunda.... Aku Berdarah !!

Hari menjelang sore, dua orang sahabat masih bergelut mengerjakan tugas sekolahnya di dalam kamar. Naz mengerjakan tugasnya dengan cepat dan mudah, lain halnya dengan sang sahabat, Ruby yang lebih banyak main ponsel dan makan cemilan yang ada di toples yang sudah disediakan Mbk Iyem.

“Akhirnya selesai juga," ucap Naz menutup buku dan membereskannya lalu bangun dari duduknya “Gue ke bawah dulu ya By...."

“Hmmm….” Ruby hanya menjawab singkat terlihat sedang membalas pesan di ponselnya sambil cengar- cengir gak jelas seperti membayangkan sesuatu.

Naz keluar dari kamarnya sambil bergidik melihat kelakuan sahabatnya, lalu menuruni tangga satu- persatu hingga sampai di lantai bawah.

Samar-samar terdengar Dandy dan Hardi sedang membicarakan sesuatu di ruang tamu. Naz mencoba mengintip diam- diam dari balik lemari kaca melihat sekeliling ruang tamu seperti sedang mencari keberadaan seseorang.

“Lagi ngapain cantik?” ucap seseorang dari arah belakang Naz, dengan tiba- tiba menyentuh pundaknya yang langsung reflek ditariknya tangan orang itu. Naz membalikan badan dan mengunci tangan orang tersebut ke belakang pinggang orang itu.

“Aduh du duh, ampun ampun, sakit tangan ku Naz,” orang itu pun meringis kesakitan.

“Bang Evan?” Naz terkejut dan melepaskan cengkraman nya “Maaf- maaf aku pikir siapa, ngagetin ajja sih ...." cicit Naz.

“Beda ya kalo anak taekwondo udah sabuk hitam, kecolek dikit langsung maen terkam ..." Evan menggerutu sambil meregangkan tangan kanannya yang dikunci kebelakang pinggangnya tadi.

“Lah, itu tahu ... Naz dilawan,” ucap Naz menyombongkan diri dengan mengangkat secuil kaos bagian kedua pundaknya lalu melepasnya kembali.

“Ampun deh, cantik- cantik galak ih ... Tapi tetep abang suka kok," ucap Evan terang- terangan.

“Apaan sih bang ... gak jelas banget deh." Naz hanya menjawab santai sambil melengos.

“Eh, ada Nervan ... Kapan datang kok Bunda gak denger ya?” tanya Bunda tiba- tiba yang telah selesai menuruni tangga dan Evan pun menyalami tangan Bunda

“Iya tuh Bund, Evan datang tiba- tiba masuk gitu aja tanpa salam langsung lari ke toilet....“ teriak Hardi dari ruang tamu.

“Apa? dikira kamu teh, disini WC umum hah? Sinih bayar dua ribu,” Bunda mengulurkan telapak tangannya ke hadapan Evan ala- ala preman minta setoran.

“Abis aku udah kebelet banget tadi Bund ... Mana ada uang recehan di dompetku, Bund.” Evan ikut menimpali candaan Bunda dengan nada sombong.

“Dollar juga gak apa- apa ko Bang Evan ... Eh atau jangan- jangan isi dompet nya uang monopoli semua ya.” Naz ikutan nimbrung dari pada cengo jadi kambing conge.

“Siapa tahu lebih mahal dari dollar, kan uang langka ... Dulunya ajja bisa buat beli rumah, beli tanah, bahkan buat beli pulau ....” Evan gak mau kalah.

“Iya langka, saking langkanya harus di musiumkan, da gak bisa dipakai buat beli beras . Hahha ...."

"Udah ah, ayok kita ke ruang tamu ... Bunda pengen makan kue yang ada di meja, kayaknya enak," ajak Bunda pada Naz dan Evan.

Mereka bertiga pun berjalan ke arah ruang tamu yang hanya terhalang lemari kaca saja. Kemudian ketiganya duduk bergabung dengan Hardi dan Dandy.

Naz melirik pandangan ke sekeliling ruang tamu seperti mencari seseorang.

“Cari siapa, dek?” tanya Dandy yang menangkap basah sang adik.

“Eng enggak, kok ...." jawab Naz gelagapan.

"Oh iya, bukannya kalian tadi bertiga ya?” Naz kaget dan tanpa sadar secara tidak langsung menanyakan keberadaan seseorang yang dicarinya.

“Eh ditanya ko malah balik nanya ....” Dandy malah menggoda Naz.

“Lah ini juga kan bertiga sama Abang, Naz....” Evan ikutan nimbrung bicara.

“Tadi kan ada Arfin kesini, Van ... Tapi sudah pulang tadi pas bunda datang.“ Bunda menjelaskan sambil mengambil potongan kue yang ada di atas meja dan memakannya.

“Oh ya, tumben tuh anak keluar dari sarangnya ....” ucapnya sambil ikut mengambil kue untuk dimakan.

“Ini bunda yang bikin?” tanya Evan sambil menggigit potongan kue nya.

“Bukan, tadi Ruby yang bawa ... Van lo tahu gak? Itu kue udah bikin Arfin trauma loh ....” Hardi memberitakan sambil melirik ke arah Naz dengan mengangkat kedua alisnya.

“Wah, masa sih perasaan gak ada kejunya nih kue.” Evan memperhatikan dengan seksama potongan kue yang sebagian sudah dimakannya.

“Beuh... bahas aja terusan." sepertinya penderitaan Naz sebagai tersangka belum selesai.

“Loh, memangnya kenapa sih? Orang kue nya enak kata Bunda mah, kenapa harus trauma segala?” Bunda pun ikut penasaran setelah menghabiskan sepotong kue.

Dandy menceritakan kejadian nahas yang menimpa Arfin gara- gara kelakuan Naz. Sontak membuat semua orang tertawa, sedangkan sang tersangka hanya cemberut saja.

“Astaga Naz, untung kamu perempuan ya... Coba kalo laki- laki, bisa habis tuh sama si Arfin.” Evan menggoda Naz sambil terus tertawa.

”Gak kebayang gue liat mukanya penuh mentega ...."

“Difoto gak itu muka Arfin yang penuh mentega?” Bunda malah menanyakan hal yang aneh.

“Enggak lah Bund, mana sempat. Yang ada dilempar nanti ponselku ....” Hardi malah meladeni.

“Yah, sayang banget padahal kan bisa dijadikan status Whatsapp dengan caption -mahakarya putri bontotku- ” Bunda malah semakin menggoda Naz.

Setelah berbincang- bincang penuh tawa dengan lelakon Naz dan Arfin, akhirnya Hardi dan Evan berpamitan untuk pulang. Ruby pun yang sudah menyelesaikan tugasnya turun ke bawah dan berpamitan pulang karena ojek online pesanannya sudah hampir sampai.

Naz membereskan meja tamu lalu membawa bekas minum dan kue ke dapur yang diikuti Bunda yang hendak memasak untuk makan malam.

“Ada yang bisa ku bantu, Bund?” Naz menawarkan bantuan setelah selesai mencuci piring dan gelas tadi.

“Oh, tidak marisol ... Bunda mah gak mau ada kekacauan lagi saat memasak. Dulu aja kamu bantuin bunda menggoreng tempe, karena minyak di wajan kurang malah kamu tuangkan air.“ Bunda menolak bantuan Naz karena ngeri.

“Ya abisnya, sama- sama pakai botol Tupperware, aku pikir itu minyak ....” Naz bicara dengan entengnya.

“Masa iya semua botol tuppy bunda isinya minyak hungkul, sok aneh- aneh wae kamu mah, sekalian ajja nanti bunda isiin premium, pertalite,pertamax,dextil, dan solar biar jadi botol SPBU.” Bunda emang bodornya luar binasa.

“Bisa ae bunda mah” Naz tertawa hendak meninggalkan dapur, tapi terhenti oleh kedatangan Dandy.

“Dek, nih cuci ....“ Dandi menyodorkan sebuah kemeja kepada Naz.

“Iih, Kakak apaan sih, ko nyuruh aku nyuci baju Kaka? Kan kata Bunda kita harus nyuci baju masing- masing....” Naz tidak terima malah mengingatkan peraturan sang Bunda.

“Eh, kakak gimana sih bukannya kasih contoh ke adeknya, malah nyuruh- nyuruh?” Bunda nyamber karena namanya merasa disebut- sebut.

“Bunda, ini kemeja hasil karya dari putri bontot mu ini ... Udah kena mentega dikerumunin semut lagi...." Dandy menjelaskan pada sang Bunda.

“Oh, itu kemejanya Arfin toh ...." Bunda baru ingat insiden yang tadi diceritakan Hardi.

"Dek, kamu teh harus tanggung jawab sama yang udah kamu perbuat loh ... Cuci gih sana kemejanya." Kalau baginda Ratu sudah mengeluarkan titahnya, tidak akan ada yang bisa melawan.

“Iya iya aku cuciin deh, sini kemejanya.” Naz mengambil kemeja dari tangan Dandy sambil manyun.

“Yang ikhlas dong, dek ... Jangan cemberut gitu ah. Anggap aja ini teh latihan mencuci pakaian suami kelak ... Jika dilakukan dengan ikhlas tuh ya, akan jadi ladang pahala buat kamu. Apalagi kalo gak sengaja nemuin uang disaku pakaian nya, beuh jadi dobel kan pahala dapat uang jajan dapat.” Bunda mengeluarkan jurus khotbahnya.

“Apaan sih bunda, aku kan masih kecil belum punya suami ... Lagian yang punya kemejanya juga malah buang kemeja ini disini lagi bukannya dibawa pulang tadi, huft ....” Naz menggerutu lalu mencebikkan bibirnya dan bergegas ke kamar mandi belakang tempat mencuci pakaian.

“Nyucinya, hati- hati ya dek ... Jangan sampai rusak... Kemejanya mahal itu loh.” Dandy setengah berteriak mengingatkan sang adik lalu kembali ke kamarnya.

Seusai mencuci kemeja secara manual dengan susah payah karena bekas mentega nya sulit sekali hilang, lalu Naz mengeringkannya di mesin pengering dan kemejanya disimpan di keranjang pakaian yang belum di setrika.

Naz pun kembali ke kamarnya dan membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Naz POV

Aku tidak menyangka bertemu dengan pria yang bertubrukan denganku saat di Bandara minggu lalu dan ternyata korban lemparan sembarang kue ku tadi. Tatapan matanya mampu membuat ku tidak bisa berkutik, aku seperti pernah melihat tatapan itu sebelumnya, tapi entah dimana.

Apalagi tadi saat mata kami saling bertatapan dengan jarak yang dekat membuat jantung ku seperti mau copot. Aku tak mampu menatapnya berlama- lama dan hanya bisa tertunduk malu ,benar- benar malu, semalu- malunya diriku.

“Perasaan macam apa ini, aku tidak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya? Kenapa begini sih ?kok aku jadi kepikiran dia?" Rentetan pertanyaan mulai berkecamuk di benakku.

“Tenang Rheanazwa ... Tenangkan dirimu. Ini adalah ujian... Positive thinking saja, ini mungkin karena aku merasa malu saja padanya karena sudah berbuat salah,” pikirku yang hanya bisa menenangkan diri sendiri.

Tangan ini, bahkan jari ini tak sengaja sempat bersentuhan dengannya saat dia menyerahkan gelas minum dari genggamannya saat aku tersedak tadi. Seperti ada sengatan listrik yang langsung menjalar ke dalam tubuhku.

Tak terasa azan magrib berkumandang dan seperti biasa keluargaku melakukan ritual magriban sampai isya. Dilanjutkan makan malam dan kembali ke kamar masing- masing.

Kini aku sudah di dalam kamar kembali dan bingung harus melakukan apa, karena tugas sudah dikerjakan tadi siang. Ku putuskan untuk mengambil komik yang entah siapa pemiliknya yang sudah ku baca tadi siang, tanggung mending diteruskan membacanya.

Selang beberapa waktu aku membaca komik, kepalaku rasanya sudah 5 watt tidak bisa diganggu gugat, ku matikan lampu dan aku pun tidur dengan memeluk guling.

“Tunggu tunggu ... jangan pergi, Kak ... jangan pergi... aku sudah lama menanti mu disini... Jangan pergi...jangaaaaaan ...."

Gedebukk

“Aduh, sakit sekali pinggangku,” ujarku meringis, ternyata aku sudah berada di lantai bersama guling ku.

“Argh, mimpi apa sih aku semalam?" Aku membangunkan tubuhku dengan menopang ke ranjang

Aku berjalan perlahan sambil memegang pinggangku dan nyalakan lampu di kamarku. Saat ku melihat ke arah jam dinding, betapa terkejutnya aku karena waktu sudah menunjukan pukul 05:20.

“Alamak, aku kesiangan ...” ucapku kaget dan aku langsung keluar kamar menuju kamar mandi.

“Aaaaakkk, Bundaa....!!!” aku berteriak dengan sangat kencang.

Tak lama ku dengar suara dari balik pintu kamar mandi.

“Dek, sayang kamu di dalam nak?” terdengar suara Bunda sambil mengetuk pintu, sedangkan aku masih terkejut mematung dan menutup mulut dengan kedua telapak tanganku duduk di atas kloset.

“Sayang, Naz, buka pintunya kamu kenapa nak, jangan bikin bunda panik atuh....” bunda terus mengetuk pintu kamar mandi.

“Ada apa Bund? tadi Ayah dengar teriakan Naz ....” terdengar suara ayah panik.

“Iya, Naz kenapa Bund?” Kak Dandy pun datang.

“Naz sayang, kamu di dalam nak?” Giliran ayah yang mengetuk pintu.

“Gimana ini Ayah, kalau terjadi sesuatu sana Naz gimana? Apa dia pingsan atau jatuh di kamar mandi? Ayok atuh, Yah lakukan sesuatu....“ Bunda terdengar semakin panik.

“Ayah, bagaimana kalo kita dobrak saja pintunya” Kak Dandy memberi usul dan akhirnya kesadaran ku seakan sudah terkumpul lalu segera bangun dan melilitkan handuk di pinggangku.

Ceklek

Ku buka pintu dan ternyata diluar semua orang begitu panik menghawatirkan ku. Bunda langsung memelukku dengan mengusap punggungku lalu melepaskannya.

“Sayang, kamu gak apa- apa kan nak? apa kamu sakit? Mana yang sakit bilang sama bunda? Apa kamu jatuh dikamar mandi?” rentetan pertanyaan keluar dari mulut bunda sambil memegang kedua lenganku dan melihat keseluruh anggota tubuhku dengan mata berkaca - kaca.

“Bunda ... aku berdarah…!” ucapku sambil mengeluarkan tangisan.

“Apanya yang berdarah?” bunda bertanya semakin panik.

“Berdarah gimana maksud kamu Naz? Ayo masuk ke kamarmu biar Ayah periksa.” Ayah yang panik langsung menghampiri ku dan menuntunku bersama bunda masuk ke kamar.

“Bagaimana kejadiannya sayang?” bunda bertanya kembali saat aku baru duduk di ranjang.

“Tadi malam aku bermimpi aneh, saat terbangun aku sudah ada di lantai, dan pinggangku sakit sekali ....” aku pun menceritakan kronologisnya.

“Lalu, apanya yang berdarah?” giliran ayah yang bertanya.

“Pas aku ke kemar mandi dan membuka celana ku, bagian tengahnya ada noda darah segar,” aku menjawab sambil menangis.

“Astagfirullah, Rheanazwa !! Hal begini saja kamu teh bikin geger semua orang pagi-pagi buta gini, tungteuingeun kamu mah ya ...” Bunda yang tadinya panik berubah menjadi marah dan menjitak kepalaku, sedangkan Ayah dan Kak Dandy malah menertawakan ku.

“Aww, sakit bunda ih ..." aku mengusap- usap kepalaku yang dijitak bunda.

“Badan aja gede, umur udah mau 17 tahun, kelakuan tengil, masa datang bulan ajja bikin panik orang serumah....” Kak Dandy juga ikut mengomel dan menertawakan ku .

“Hah, apa? Aku datang bulan ? Yassalam, ini sangat memalukan, aku pikir aku kenapa-napa” gumam ku dalam hati.

“Sudah- sudah ayo kita kembali ke bawah, Dan.” Ajak ayah kepada Kak Dandy dan mereka pun bergegas keluar.

“Hadeuh, kamu tuh ya udah bikin bunda sport jantung ... Ayok ke kamar bunda, kita ambil pembalut dan bunda ajarkan cara pakainya.“ Bunda masih kesal dan mengajakku ke kamarnya.

----- TBC--------

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

aihhhh bunda memang the best lah😘

2022-06-24

0

Mhiera Fazshion

Mhiera Fazshion

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣😂😂😂😂😂😂😂 baru nemu lagi novel kocak dari awal mulai baca gak brenti2 ketawa berasa kaya lagi nonton film nya langsung di tv. lucu hihihihihi

2021-06-10

2

𝕤𝕒𝕟𝕠

𝕤𝕒𝕟𝕠

sekarang SD kelas 6 udah pada menstruasi.. pas jamanku enggak lo.. heran juga kelas 6 SD udah kaya SMP SMA perawakannya

2021-04-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bontot Kesayangan
2 Foto Box Hilang
3 Suster Ngesot Di Siang Bolong
4 Siluman Songong
5 Punya Jantung Tapi Gak Punya Hati
6 Salah Banting Jadi Salah Tingkah
7 Aku Tak Pantas Untuk Siapapun
8 Bunda.... Aku Berdarah !!
9 Pingsan Gara-Gara Helm
10 Ternyata Dia Pincang
11 Lo Cuma Anak Pungut !!
12 Saya Cuma Gak Mau Kamu Malu
13 Amarah Bunda Membuka Luka
14 Tukang Cilok is Calling.....
15 Mang Cilok Ganteng
16 Kau Gadis Yang Unik, Naz......
17 Harga Cek Inbox
18 Kak Anas.... Kau Datang Menepati Janjimu
19 Karena Aku, Aku......... Padamu Naz
20 Dia Ibuku...
21 Naz,,,Kau Gadis Yang Luar Biasa
22 Jatuh Cinta Sama Siapa Naz ??
23 I Love You Much More
24 Bertemu Dengan Mu Merubah Segalanya, Naz
25 Naz, Kau Benar -Benar Gadis Pengacau ku
26 Arfin Ketangkap Basah
27 Keceplosan Roller Coaster
28 Bunda Sang Investigator
29 Ternyata Dia Mencintai Wanita Lain
30 Ajaran Sesat
31 Visual Arfin dan Rheanazwa
32 Ternyata Goreng Patut Kebalikan Dari Cantik
33 Dia kah Kak Anas....??
34 Naz Si Biang Kerok
35 Dia Memiliki Bee Smile Yang Sama Denganku
36 Be Smile,, Siapakah Tuan mu ??
37 Aku Belum Siap Berbicara Dengannya...
38 Papa.....
39 Bang Anas,,Tunggu Aku
40 Kiara Sekutu Arfin
41 Opa Sangat Menyayangimu, Naz.....
42 Naz Hilang.....
43 Petunjuk Keberadaan Naz
44 Maaf Pah.....
45 Ternyata Kak Arfin Yang Menyelamatkanku.....
46 Panggil Aku Aa .... !!
47 Ancaman Naz Menghentikan Langkah Arfin
48 Arfin dan Pengakuan Sang Dalang
49 Selamat Malam Aa Lutung Kasarung
50 Dapat Restu Lagi,, yesss
51 Maaf Naz,, Akulah Penyebabnya
52 Malah Menjaga Jodoh Orang Lain
53 Ternyata Menyatakan Cinta Serasa Dikirim Berperang Ke Suriah
54 Voice Note Katakan Cinta
55 Apakah ini Acara TV Katakan Cinta?
56 Gara- Gara Siluman Gio
57 Ruby Si Kompor Beleduk SNI
58 Temani Aku Makan Malam
59 Maukah Kau Menerima Cintaku, Rheanazwa??
60 Karena Ayah
61 Arfin VS Ipin
62 Siapa Dia??
63 Akulah Sang ANAS,,, Cahayaku
64 Baru Jadian Langsung Talak Tiga
65 Ternyata Dia Anak Pemilik Sekolah
66 Ingin Selalu Bersamanya
67 Gara-Gara Peje jadi Ketahuan
68 Papa Mellow Kolis
69 Nasib Hubungan Yang Baru Seumur Toge
70 Akulah Yang Menyebabkan Dia Cacat
71 Surprise Yang Mengejutkan
72 Si Tengil Pundung
73 Janji Kita
74 Doorprize Cubitan Istimevah
75 Pete Pembawa Kabar Gembira
76 Ternyata Mereka Kakak Beradik
77 Aku Belum Siap
78 Maling Cantikk
79 Harus Mandi Kembang 7 Rupa
80 Si Embe VS Masa Lalu Arfin
81 Dia Maira
82 Ternyata Dia Ayahnya Syanala
83 Sungguh Teganya Teganya Teganya......
84 Maafkan Aku
85 Kepergok Berduaan di Kamar
86 Hantu Kolor Ijo
87 Demi Maaf Sampai Pingsan
88 Perang Dunia III
89 Kepergok Lagi Kepergok Lagi
90 Dia Memanggilku Papa ?
91 Panggilan Sayang Aku Apa ??
92 Pelampiasan Kemarahan
93 Nala Hilang
94 Arfin VS Pembalut
95 Keluarga Telenovela
96 Pokoknya Panggil Mami.... !!
97 Test Drive dari CaMer
98 Penyebab Gak Enak Perasaan
99 Gak Mau Nikah Karena Takut Jarum Gede
100 Goodbye Wassalam
101 Akhirnya,,, Aku Menemukan Mu
102 Sudah Bisa Ngulek Tanda Siap Nikah
103 Naz,,,, putriku....
104 Terungkapnya Rahasia Naz
105 Giliran Mu Untuk Bahagia, Naz
106 Bertunangan ??
107 Aku Tidak Akan Menikah Dengan Siapapun !
108 ABG Tapi Punya Naluri Keibuan
109 Anak Ditolak, Bunda Bertindak
110 Status WA Sebagai Umpan
111 Kenapa Kamu Jadi berubah ??
112 Gelagat Mencurigakan
113 Dia Sakit ???
114 Menemukan Sang Mantan
115 Kayaknya Ketagihan .....
116 Ternyata Itu Wanita Pacarnya Kak Arfin
117 Semakin Kau Menjauhkan ku Dari mu, Semakin Aku Mendekati Mu
118 Akankah Kau Memaafkan Ku Kelak??
119 Mencintaimu Diam- Diam
120 Naz, Bisakah Kita Bicara ?
121 Hello ... Siapa Lo ??
122 Cemburu Sampai Ke Ubun- Ubun
123 Aku Sudah Tahu Semuanya
124 Ruzaq Bibir
125 Terungkapnya Alasan Arfin Meninggalkan Naz
126 Terciduk Duo Satpam Cantik
127 Penolakan Bunda
128 Kejutan Aneh
129 Cincin-nya Mana ??
130 Kemana Aa Harus Melamar Mu ??
131 Pokoknya Aku Mau Nikah....!
132 Saya Terima Nikahnya Rheanazwa Eleanoor Harfi
133 Persekongkolan Duo Curut
134 Mohon Maaf Saya Tidak Bisa
135 Can't Help Me Falling In Love With You
136 Dia Mencium Ku
137 Virus Bridezilla Mulai Melanda
138 Cubitan Di Denda Ciuman
139 Tolong........ !!!
140 Arsen Sang Manipulator
141 Menunda Pernikahan
142 Siraman Rohalus
143 Permintaan Ayah
144 Tunai Or Tonight
145 Bibir Jontor Akibat Tisu Magic
146 Zonkkk !!!!!
147 Kenapa Berhenti ??
148 Istri Yang Menggemaskan
149 Terimakasih, Monster Harimau-ku
150 Judulnya Apa Ya ??
151 Naz Pingsan
152 Kehebohan Gara- Gara Tespack
153 Raline Dan Pengakuan Arfin
154 Cinta Salah Sasaran
155 Keceplosan Naz Mengundang Kekepo-an Bunda
156 Demi Si Ujang
157 Te Sate......
158 Tatkala Si Ujang Tunduk Pada Si Imut
159 Ngidam Aneh
160 Awas Ada Sule... Eh... Ada Penyusup !!
161 Terbongkar Juga
162 Wanita Gagah Perkosa
163 Tante Gembel
164 Rasakan Kau
165 Kelicikan Wanita Sundel
166 Drama Dibalas Drama
167 Durian Penangkal Jatah
168 Dua Garis Merah
169 Mual Muntah Berjama'ah
170 Kedatangan Tamu Yang Mengejutkan
171 Laki- laki atau Perempuan, Dok ?
172 Menantu Hamil, Mertua Yang Ngidam
173 Papaking-Mamaking VS Magu- Pagu
174 Papa Macan
175 Hari Pertama Kesiangan
176 Jangan- Jangan Dia____ ??
177 Suamiku Kenapa, Ma?
178 Ganti Nama Kamu !!!
179 Lepaskan ...!!
180 Dia Pergi....
181 Dimana Naz...???
182 Amarah Papi Dan Sepucuk Surat
183 Arfin Menemukan Petunjuk
184 Pergilah,, Menjauh Dari Naz ..!!
185 Tendangan Pertama
186 Mau Pulang Demi si Ujang
187 Hilang Ditelan Bumi
188 Surprise Untuk Bumil
189 Naz Ketinggalan
190 Alhamdulillah....
191 Cahaya Sang Anaz (Ending)
192 EXTRA PART 01 : Jangan Ada Balon Diantara Kita
193 ExtraPart02- Gemuk atau Kurus Bukan Parameter Kebahagiaan
194 Extra_Part03- Honeymoon Rasa Family Moon
195 Extra_Part04 - Kualat
196 Extra_Part05 - Pengganggu
197 Extra_Part06- Udah Main Kuda- Kudaannya ?
198 Extra_Part07 - Ketakutan Aneh
199 Extra_Part08- Nanas Makan Nanas
200 Extr_Part09 - Panggil Akha !!
201 Extra_Part - Akha, Upin dan Ipin
202 Extra Part11- Kelahiran Si Kembar
203 ExtraPart.12 - Tempat Berarti Bagi Kita
204 THE LAST ... Disinilah Kisahku Berawal
205 PENGUMUMAN ....
206 Pengumuman
Episodes

Updated 206 Episodes

1
Bontot Kesayangan
2
Foto Box Hilang
3
Suster Ngesot Di Siang Bolong
4
Siluman Songong
5
Punya Jantung Tapi Gak Punya Hati
6
Salah Banting Jadi Salah Tingkah
7
Aku Tak Pantas Untuk Siapapun
8
Bunda.... Aku Berdarah !!
9
Pingsan Gara-Gara Helm
10
Ternyata Dia Pincang
11
Lo Cuma Anak Pungut !!
12
Saya Cuma Gak Mau Kamu Malu
13
Amarah Bunda Membuka Luka
14
Tukang Cilok is Calling.....
15
Mang Cilok Ganteng
16
Kau Gadis Yang Unik, Naz......
17
Harga Cek Inbox
18
Kak Anas.... Kau Datang Menepati Janjimu
19
Karena Aku, Aku......... Padamu Naz
20
Dia Ibuku...
21
Naz,,,Kau Gadis Yang Luar Biasa
22
Jatuh Cinta Sama Siapa Naz ??
23
I Love You Much More
24
Bertemu Dengan Mu Merubah Segalanya, Naz
25
Naz, Kau Benar -Benar Gadis Pengacau ku
26
Arfin Ketangkap Basah
27
Keceplosan Roller Coaster
28
Bunda Sang Investigator
29
Ternyata Dia Mencintai Wanita Lain
30
Ajaran Sesat
31
Visual Arfin dan Rheanazwa
32
Ternyata Goreng Patut Kebalikan Dari Cantik
33
Dia kah Kak Anas....??
34
Naz Si Biang Kerok
35
Dia Memiliki Bee Smile Yang Sama Denganku
36
Be Smile,, Siapakah Tuan mu ??
37
Aku Belum Siap Berbicara Dengannya...
38
Papa.....
39
Bang Anas,,Tunggu Aku
40
Kiara Sekutu Arfin
41
Opa Sangat Menyayangimu, Naz.....
42
Naz Hilang.....
43
Petunjuk Keberadaan Naz
44
Maaf Pah.....
45
Ternyata Kak Arfin Yang Menyelamatkanku.....
46
Panggil Aku Aa .... !!
47
Ancaman Naz Menghentikan Langkah Arfin
48
Arfin dan Pengakuan Sang Dalang
49
Selamat Malam Aa Lutung Kasarung
50
Dapat Restu Lagi,, yesss
51
Maaf Naz,, Akulah Penyebabnya
52
Malah Menjaga Jodoh Orang Lain
53
Ternyata Menyatakan Cinta Serasa Dikirim Berperang Ke Suriah
54
Voice Note Katakan Cinta
55
Apakah ini Acara TV Katakan Cinta?
56
Gara- Gara Siluman Gio
57
Ruby Si Kompor Beleduk SNI
58
Temani Aku Makan Malam
59
Maukah Kau Menerima Cintaku, Rheanazwa??
60
Karena Ayah
61
Arfin VS Ipin
62
Siapa Dia??
63
Akulah Sang ANAS,,, Cahayaku
64
Baru Jadian Langsung Talak Tiga
65
Ternyata Dia Anak Pemilik Sekolah
66
Ingin Selalu Bersamanya
67
Gara-Gara Peje jadi Ketahuan
68
Papa Mellow Kolis
69
Nasib Hubungan Yang Baru Seumur Toge
70
Akulah Yang Menyebabkan Dia Cacat
71
Surprise Yang Mengejutkan
72
Si Tengil Pundung
73
Janji Kita
74
Doorprize Cubitan Istimevah
75
Pete Pembawa Kabar Gembira
76
Ternyata Mereka Kakak Beradik
77
Aku Belum Siap
78
Maling Cantikk
79
Harus Mandi Kembang 7 Rupa
80
Si Embe VS Masa Lalu Arfin
81
Dia Maira
82
Ternyata Dia Ayahnya Syanala
83
Sungguh Teganya Teganya Teganya......
84
Maafkan Aku
85
Kepergok Berduaan di Kamar
86
Hantu Kolor Ijo
87
Demi Maaf Sampai Pingsan
88
Perang Dunia III
89
Kepergok Lagi Kepergok Lagi
90
Dia Memanggilku Papa ?
91
Panggilan Sayang Aku Apa ??
92
Pelampiasan Kemarahan
93
Nala Hilang
94
Arfin VS Pembalut
95
Keluarga Telenovela
96
Pokoknya Panggil Mami.... !!
97
Test Drive dari CaMer
98
Penyebab Gak Enak Perasaan
99
Gak Mau Nikah Karena Takut Jarum Gede
100
Goodbye Wassalam
101
Akhirnya,,, Aku Menemukan Mu
102
Sudah Bisa Ngulek Tanda Siap Nikah
103
Naz,,,, putriku....
104
Terungkapnya Rahasia Naz
105
Giliran Mu Untuk Bahagia, Naz
106
Bertunangan ??
107
Aku Tidak Akan Menikah Dengan Siapapun !
108
ABG Tapi Punya Naluri Keibuan
109
Anak Ditolak, Bunda Bertindak
110
Status WA Sebagai Umpan
111
Kenapa Kamu Jadi berubah ??
112
Gelagat Mencurigakan
113
Dia Sakit ???
114
Menemukan Sang Mantan
115
Kayaknya Ketagihan .....
116
Ternyata Itu Wanita Pacarnya Kak Arfin
117
Semakin Kau Menjauhkan ku Dari mu, Semakin Aku Mendekati Mu
118
Akankah Kau Memaafkan Ku Kelak??
119
Mencintaimu Diam- Diam
120
Naz, Bisakah Kita Bicara ?
121
Hello ... Siapa Lo ??
122
Cemburu Sampai Ke Ubun- Ubun
123
Aku Sudah Tahu Semuanya
124
Ruzaq Bibir
125
Terungkapnya Alasan Arfin Meninggalkan Naz
126
Terciduk Duo Satpam Cantik
127
Penolakan Bunda
128
Kejutan Aneh
129
Cincin-nya Mana ??
130
Kemana Aa Harus Melamar Mu ??
131
Pokoknya Aku Mau Nikah....!
132
Saya Terima Nikahnya Rheanazwa Eleanoor Harfi
133
Persekongkolan Duo Curut
134
Mohon Maaf Saya Tidak Bisa
135
Can't Help Me Falling In Love With You
136
Dia Mencium Ku
137
Virus Bridezilla Mulai Melanda
138
Cubitan Di Denda Ciuman
139
Tolong........ !!!
140
Arsen Sang Manipulator
141
Menunda Pernikahan
142
Siraman Rohalus
143
Permintaan Ayah
144
Tunai Or Tonight
145
Bibir Jontor Akibat Tisu Magic
146
Zonkkk !!!!!
147
Kenapa Berhenti ??
148
Istri Yang Menggemaskan
149
Terimakasih, Monster Harimau-ku
150
Judulnya Apa Ya ??
151
Naz Pingsan
152
Kehebohan Gara- Gara Tespack
153
Raline Dan Pengakuan Arfin
154
Cinta Salah Sasaran
155
Keceplosan Naz Mengundang Kekepo-an Bunda
156
Demi Si Ujang
157
Te Sate......
158
Tatkala Si Ujang Tunduk Pada Si Imut
159
Ngidam Aneh
160
Awas Ada Sule... Eh... Ada Penyusup !!
161
Terbongkar Juga
162
Wanita Gagah Perkosa
163
Tante Gembel
164
Rasakan Kau
165
Kelicikan Wanita Sundel
166
Drama Dibalas Drama
167
Durian Penangkal Jatah
168
Dua Garis Merah
169
Mual Muntah Berjama'ah
170
Kedatangan Tamu Yang Mengejutkan
171
Laki- laki atau Perempuan, Dok ?
172
Menantu Hamil, Mertua Yang Ngidam
173
Papaking-Mamaking VS Magu- Pagu
174
Papa Macan
175
Hari Pertama Kesiangan
176
Jangan- Jangan Dia____ ??
177
Suamiku Kenapa, Ma?
178
Ganti Nama Kamu !!!
179
Lepaskan ...!!
180
Dia Pergi....
181
Dimana Naz...???
182
Amarah Papi Dan Sepucuk Surat
183
Arfin Menemukan Petunjuk
184
Pergilah,, Menjauh Dari Naz ..!!
185
Tendangan Pertama
186
Mau Pulang Demi si Ujang
187
Hilang Ditelan Bumi
188
Surprise Untuk Bumil
189
Naz Ketinggalan
190
Alhamdulillah....
191
Cahaya Sang Anaz (Ending)
192
EXTRA PART 01 : Jangan Ada Balon Diantara Kita
193
ExtraPart02- Gemuk atau Kurus Bukan Parameter Kebahagiaan
194
Extra_Part03- Honeymoon Rasa Family Moon
195
Extra_Part04 - Kualat
196
Extra_Part05 - Pengganggu
197
Extra_Part06- Udah Main Kuda- Kudaannya ?
198
Extra_Part07 - Ketakutan Aneh
199
Extra_Part08- Nanas Makan Nanas
200
Extr_Part09 - Panggil Akha !!
201
Extra_Part - Akha, Upin dan Ipin
202
Extra Part11- Kelahiran Si Kembar
203
ExtraPart.12 - Tempat Berarti Bagi Kita
204
THE LAST ... Disinilah Kisahku Berawal
205
PENGUMUMAN ....
206
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!