Karena Aku, Aku......... Padamu Naz

Tak terasa seminggu sudah berlalu setelah Naz menemukan sapu tangan di bawah bangku tepi danau, Naz selalu datang ke sana setiap pulang sekolah penuh harap bisa bertemu dengan orang yang bernama Anas itu. Namun hasilnya nihil, dan Naz sudah menyerah tak ingin terlalu berharap karena ujungnya berakhir pahit, dan kini Naz hanya bisa pasrah dan ikhlas saja.

Hari senin ini sekolah Naz kembali libur karena kelas 3 melaksanakan ujian akhir sekolah selama tiga hari, dan seperti biasa hari liburnya dipergunakan untuk mengajar di teras belajar. Naz bersama ketiga sahabatnya pun setelah tiba langsung melaksanakan proses mengajarnya dan seperti biasa berakhir hingga adzan dzuhur. Setelah kelas dibubarkan Naz membereskan beberapa buku di rak sambil menunggu jemputan Pak Udin, sedangkan ketiga sahabatnya berangkat ke masjid untuk melaksanakan shalat, dan mereka pun pamit akan pulang duluan.

Tiba- tiba Naz melihat ada beberapa orang bersama Pak RT datang bersamaan, satu orang seperti membawa sebuah benda seperti alat ukur ditangannya dan tiga orang lainnya membawa beberapa besi yang salah satu bagiannya runcing serta membawa tali.

“Nak Naz, sudah selesai mengajarnya?” Tanya Pak RT menghampiri Naz ke teras belajar.

“Iya Pak, sudah selesai” jawab Naz dengan ramah.

“Emm,,kebetulan Nak Naz belum pulang,,, begini Bapak ada yang mau dibicarakan dengan nak Naz, apakah ada waktu luang?” Tanya Pak RT.

“Oh iya Pak, mari masuk kita ngobrol di dalam, diluar panas sekali” Naz mempersilahkan Pak RT duduk di teras belajar.

“Begini Nak Naz, bapak mau memberitahukan bahwa tanah lapangan ini sudah dibeli oleh seseorang dan akan dibuat bangunan disini katanya” Pak RT memulai pembicaraannya.

“Loh, bukannya dulu bapak bilang tanah ini tanah umum yang sudah dihibahkan oleh seseorang untuk kepentingan umum, , kenapa dijual Pak?" Tanya Naz.

“Iya nak, saya sudah jelaskan begitu, namun orang ini bersih keras membeli tanah ini, bahkan menemui orang yang sudah menghibahkan tanah ini secara langsung” Pak RT memberikan penjelasan.

“Apa,,,? jadi maksud Bapak? Lalu bagaimana dengan teras belajar ini, kan didirikan di tanah bagian dari lapangan juga Pak" Naz mulai panik.

“Bapak benar-benar benar minta maaf Nak, tanah yg ini pun sudah termasuk?” Ucap Pak RT menyesalkan.

“Apa,,,?? Lalu bagaimana dengan anak- anak pak? Mereka nanti belajar dimana?" Naz menghawatirkan nasib anak-anak anak didiknya.

“Sekali lagi Bapak benar- benar minta maaf Nak, bapa sudah mejelaskan pada orang itu mengenai teras belajar yang sangat bermanfaat bagi anak- anak yang kurang mampu disini, tapi orang itu kekeh ingin membeli tanah ini, bapak tidak bisa berbuat banyak, maaf nak”.

“Bapak tahu siapa pembeli tanah ini?” Tanya Naz penasaran.

“Iya, bapa tahu karena pernah bertemu dengannya sekali ,tapi bapa lupa namanya Nak” Jawab Pak RT.

“Apa bapak tahu berapa orang itu membeli tanah ini?”

“Kalau masalah itu Bapak kurang tahu Nak”

“Bagaimana ini Pak? Terus orang- orang itu mau apa Pak? Apa mau menghancurkan teras belajar?" Naz menunjuk orang-orang yang tadi datang bersama Pak RT.

“Enggak Nak, mereka akan mengukur tanah ini dan disesuaikan dengan akta tanah ini Nak” Pak RT menjelaskan.

“Ya Alloh,, bagaimana ini Pak? Pasti tempat ini akan dihancurkan” Naz merasa sanga sedih karena mengingat perjuangan untuk mendirikan dan menjalankan teras belajar ini, mengingat anak-anak yang takutnya akan kembali mengemis atau ngamen di jalanan lagi, pikirannya sudah kemana- mana tidak tahu harus berbuat apa, merasa tidak berdaya, sedangkan para sahabatnya sudah pulang. Tiba-tiba Naz teringat seseorang yang terlintas begitu saja di pikirannya, “Pak saya permisi dulu” ucap Naz pamit.

“Iya, nak…” Jawab Pak RT.

Naz bergegas pergi ke samping teras belajar lalu berlari menyusuri gang sambil menempelkan ponsel ke telinganya menelpon seseorang, namun tidak ada jawaban, kembali lagi menghubunginya namun tetap sama tidak ada jawaban hingga sampai lah Naz di tempat proyek. Dengan air mata yang tidak terasa terus bercucuran dia terus berlari mengarahkan pandangan ke sana ke mari untuk mencari keberadaan seseorang. “Kak Arfin,,, Kak Arfin…” teriaknya. Tapi orang yang dicari tak terlihat batang hidungnya pun. Akhirnya Naz bertanya kepada salah seorang pekerja di sana.

“Maaf Pak, apa Bapak melihat orang yang bernama Kak Arfin?”

“ PaK Al Arifin maksudnya mba?” yang ditanya malah balik nanya, hadeuh situasi lagi panik gini.

“Kak Arfin Pak, dulu dia bersama Pak Hasan kalau tidak salah” jawab Naz mengingat-ingat ingat.

“Oh iya, kalau mencari Pak Hasan, coba mba ke ruangan itu” , Orang itu menunjuk sebuah bangunan yang sudah jadi, sepertinya tempat istirahat pegawai atau bos

“Terimakasih Pak” Naz langsung berlari menuju sebuah bangunan itu.

“Assalamu'alaikum,,,Permisi, Pak Hasan nya ada” Ucap Naz.

“Wa'alaikumsalam ,,,iya, ada apa? saya Hasan” Jawab seseorang dari yang keluar dari ruangan itu.

“Saya Rheanazwa Pak, kita pernah bertemu sebelumnya saat Bapak bersama Kak Arfin tempo hari” Naz memperkenalkan diri sambil mengusap air matanya.

“Oh iya iya saya ingat, yang bersama ketiga anak kecil itu ya,,,ada yang bisa saya bantu?” Tanyanya.

“Boleh saya tahu Kak Arfin ada dimana ya, dari tadi saya mencarinya tapi tidak menemukannya, saya coba hubungi tidak diangkat” Naz berbicara dengan suara agak purau karena habis menangis.

“Oh, maaf dek, Pak Al Arifin gak ke proyek hari ini, karena sedang ada meeting di kantor, apakah ada hal penting yang perlu saya sampaikan?"

“Enggak kok Pak, terimakasih kalo begitu saya permisi,,, assalamualaikum” Naz langsung pamit.

“Wa’alaikumsalam” jawab Pak Hasan yang merasa terheran-heran.

Setelah Naz berpamitan pada Pak Hasan, lalu bergegas kembali ke teras belajar berjalan dengan gontai sesekali menghapus air matanya yg kembali membasahi pipinya. Sepanjang jalan Naz seperti orang kebingungan memikirkan nasib anak- anak dan teras belajar yang susah payah ia dan sahabatnya bangun. Awalnya Naz mengalami kesulitan karena para orang tua anak jalanan menolak anaknya mengikuti grup belajar yang akan diadakan Naz dan ketiga sahabatnya, namun lambat laun mereka pun luluh dan sangat berterimakasih dengan kerja keras Naz dan ketiga sahabatnya, tapi semuanya akan hancur begitu saja.

“Aku minta bantuan siapa lagi, apa sama Ayah dan Bunda saja?” gumamnya saat sampai lalu duduk di dalam teras belajar, menatapi sekeliling yang entah sampai kapan bisa di tempat ini lagi. Naz melihat ke arah luar dimana orang- oang tadi sedang melakukan pengukuran tanah dan batas- batasnya, Naz tak kuasa melihat itu semua dan seakan tak berguna mampu, tak berdaya, tak bisa berbuat apa- apa untuk menyelamatkan teras belajar ini, dan ia pun hanya bisa duduk sambil menunduk memeluk kedua kakinya menangis sendirian di sana yang entah sudah berapa lama.

Terdengar suara langkah kaki dan menghampiri Naz.

“Naz….” Ucapnya dengan nafas terengah- engah, dan Naz pun mengangkat kepalanya.

“Kak Arfin,,hiks hiks,,,” Naz semakin menangis saat melihat Arfin tengah duduk di hadapannya. Untung gak keceplosan meluk lagi.

“Kamu kenapa Naz, apa ada yang jahatin kamu hemm?” Arfin mulai bertanya dengan panik.

Naz menggelengkan kepalanya “Mana ada,,, kalo ada yang jahatin aku tinggal aku hajar aja” Naz menjawab disela tangisannya. Sempet- sempetnya agul si neng ih.

“Terus kamu kenapa nangis kaya gini, bikin orang khawatir aja”, Arfin bertanya kembali.

“Orang mana,,,emang orang- orang itu masih ada” Ucap Naz melihat lihat ke lapangan yang ternyata sudah tidak ada orang.

“Kamu pikir aku apa? Jin Iprit??” Arfin merasa kesal gak dianggap orang.

“Huaaaaa……Huaaaaaa” Naz malah menangis makin kencang.

“Naz, apa kamu sakit, yang mana yang sakit? Ko malah jadi kenceng gini nangisnya ,,,aduh….” Arfin mendekat pada Naz karena panik, tapi Naz malah menggelengkan kepalanya dan terus menangis.”Yasudah kamu lanjutin aja dulu nangisnya, nanti kalo udah lega atau capek berhenti ya gadis cengeng"Ucapan Arfin sontak menghentikan tangisan Naz.

“Kak, kalo beli tanah itu mahal gak?” Naz bertanya lagi sambil sesenggukan.

“Apa,,,?” maksud kamu apa tanya harga tanah?” Arfin merasa heran dengan pertanyaan Naz.

“Jawab dulu mahal apa enggak?”

“Ya tergantung luas dan letaknya juga harga pasarannya” Jawab Arfin.

“Maksudnya luasnya, berarti di ukur kaya tadi? harganya per meter gitu kayak beli kain” Tanya Naz polos.

“Ya ada yang per meter ada yang per bata, tapi kalau di kota harganya per meter kalo di kampung masih ada yang per bata” Arfin sedikit menjelaskan.

“Kalo disini harga per meternya berapa?” Tanya Naz lagi.

“Mana aku tahu Naz, aku bukan makelar tanah, kalo yang di tanah kusir tahu 1x 2 meter harganya 3 juta tahu beres” Jawab Arfin ngasal.

“Itu tahu, katanya gak tahu, tahu beres gimana maksudnya” Pertanyaan seputar tahu.

“Yah kita gak perlu gali- gali lagi, tinggal isi, terus nanti bayar perawatan perbulannya” Jawab Arfin.

“Hah, emang kalo beli tanah musti bayar perawatan juga?" Naz masih bingung.

“Ya iyalah orang itu tanah buat kuburan,,hahaha” Arfin tertawa dengan renyahnya.

“Gak lucu,,,” Naz langsung cemberut.

“Kamu yang gak lucu, aku dari kantor buru- buru datang kesini setelah terima telepon dari orang proyek katanya ada anak gadis nyari- nyari aku ke sana sambil nangis kaya orang mau minta pertanggung jawaban, bikin malu tau” Arfin nyerocos.

“Abis nya aku gak tahu musti minta tolong siapa, aku reflex ajja inget sama kak Arfin yang lagi kerja di proyek sana, aku langsung aja samperin ke sana, mana ditelpon gak diangkat lagi, kakak kemana aja sih” Kok Naz yang jadi marah aneh.

Arfin tercengang mendengar perkataan Naz “Oh,, jadi ceritanya ada yang kangen nih sampe nangis- nangis gitu?” Arfin malah menggoda Naz.

“Ih, apaan sih, ge-er banget” Naz reflek memukul dada Arfin sampai terdorong jatuh.

“Aww,,aduhh sakit” Arfin meringis kesakitan memegang dadanya.

“Kak,,Kak Arfin… kaka gak apa- apa?” tanya Naz cemas.

“Kamu kenceng banget sih mukulnya,dadaku sesak aa” Arfin pingsan.

Naz langsung menghampiri Arfin yang tergeletak pingsan,“Kak,, Kak Arfin bangun,,,bangun,,,,kak bangun ihh,,, maafin aku,,,aku gak sengaja?,, hiks hiks hiks…" Naz menggoyang- goyangkan tubuh Arfin.

“Baa,,, hahaha,,, “ Arfin membuka matanya dan mengagetkan Naz.

“Ihhh,,, nyebelin banget jadi orang” Naz langsung menjauh dari Arfin sambil cemberut.

“Kena kamu ya,,, hahhaha” Arfin tertawa dengan renyahnya dan langsung kembali ke posisi duduk.

“Au ahh,,,,” Naz, semakin cemberut.

“Jangan cemberut gitu donk, nanti cantiknya di digiwing kucing loh" Rayunya.

Kriuk kriuk

Terdengar suara cacing dari perut Naz yang tengah berdemo.

“Hahaha,,, ternyata ada yang lapar” Arfin tak kuat menahan tawanya, ”Ada yang pernah bilang sih kalau abis nangis tenaganya terkuras abis jadi bikin lapar”. Arfin masih ingat dengan perkataan Naz waktu makan di mall.

“Yasudah, kita cari makan yuk, aku juga belum sempet makan siang tadi” Arfin bangkit dari duduknya dan mengajak Naz serta.

“Tapi kan aku belum cerita” Masih mode cemberut.

“Iya ceritanya nanti sambil makan”

Arfin dan Naz kemudian keluar dari teras belajar berjalan menuju tempat arfin memarkirkan mobilnya.

“Kak parkirnya dimana sih, kok gak kelihatan mobil kaka?” Naz melihat ke sekitar hanya terlihat satu mobil.

“Kamu hafal banget ternyata mobilku ya, padahal kan baru naik sekali loh” Arfin kembali menggoda.

“Ya, tau ajja lah” Naz mengingat kalo dia pernah beberapa kali melihat terparkir di halaman masjid di sana.

Nit nit

Arfin menekan tombol pembuka kunci pintu mobil Honda HRV nya.”Ayo masuk” ajaknya.

“Ko yang ini? Udah ganti lagi ya mobilnya?” Tanya Naz.

“Kenapa.. gak mau naik mobil jelek ya?” Arfin malah balik nanya.

“Enggak ko, kata siapa jelek, malah biasanya aku naik mobil angkot” Naz menjawab dengan santainya.

Arfin tersenyum mendengar perkataan Naz, dan mereka pun masuk ke dalam mobil, laku Arfin segera menyalakan mesin mobilnya tak lupa memakai seat belt dan menyuruh Naz memakainya juga.

“Mau makan dimana Naz?” Arfin menanyakan tempat tujuan.

“Emmm,, gimana kalo ke Kafe langganan ku saja, selain makannya enak pas di saku OSIS juga enak buat nongkrong” Ucapnya sambil mengelap wajahnya dengan tisu basah.

“Oke, dimana tempatnya?”

“The Raos Café,,, oh iya kak, numpang nge-charger dong, ponselku mati ternyata”

“Hmm,,, pantesan tadi aku telpon gak aktif terus, nih pakai power bank ajja” Arfin menyodorkan power bank dari dalam tasnya.

Arfin pun melajukan mobilnya menuju kafe tanpa bertanya alamatnya pada Naz karena sudah pernah ke sana pula. Setelah menempuh setengah jam perjalanan akhirnya mereka sampai di tempat tujuan, setelah memarkirkan mobil keduanya keluar dan berjalan memasuki kafe dan tentunya Naz mengajaknya duduk di tempat favorite nya bersama sahabatnya yang kebetulan belum ada yang menempati, lalu mereka pun langsung memesan makanan.

“Naz, kamu kabari bunda dulu nih pakai ponselku, aku mau ke toilet dulu” Arfin menyodorkan ponselnya.

“Oke, makasih kak” Naz pun menekan nomor bunda nya yang sudah hafal diluar kepala dan ternyata di sana udah ada namanya Bunda Anitahara. Tak lama sang bunda mengangkat teleponnya.

“Hallo, Assalamu’alaikum,,, ada apa Ar?”

“Wa'alaikumsalam,,,Bunda ini Naz?” Jawab Naz.

“Naz,, kok kamu pakai nomor Arfin?” Tanya Bunda.

“Iya Bunda, Naz lagi sama kak Arfin, tadi Pak Udin bilang gak bisa jemput karena anaknya sakit, kebetulan teras belajar dekat dengan tempat proyeknya kak Arfin, jadi dia mau nganterin Naz pulang, tapi kita mampir makan dulu ya Bunda” Naz menjelaskan panjang lebar.

“Oh, ya sudah kalau begitu mah, hati- hati ya, bilangin sama Arfin jangan macem- macem sana anak kesayangan Bunda, assalamualaikum”

“oke bunda ratu ku,, waalaikumsalam”, Seusai menjawab salam sang bunda Naz menutup sambungan teleponnya, tanpa sengaja Naz menekan file video yang ada di layar ponsel Arfin. “Ops,,, kepencet,,,hahhh,,kok?” diantara file video Naz melihat ada video seperti barisan anak sekolah dan terlihat ada empat orang di depan barisan itu, dua orang perempuan dan satu orang laki- laki berseragam senada, dan seorang laki-laki memakai pakaian guru, karena penasaran Naz memutar video itu. Betapa terkejutnya Naz, ternyata itu adalah video Sherly meminta maaf padanya saat upacara seminggu yang lalu. Naz langsung membungkam mulutnya yang ternganga.

“Kamu kenapa Naz?” tanya Arfin yang baru kembali merasa heran melihat raut muka Naz yang seperti sedang terkejut.

“Kak, kenapa kaka punya video ini?” Naz menyodorkan layar ponsel Arfin yang masih memutar video itu.

“I it itu,,,” Arfin bicara terbata- bata dan bingung harus menjawab apa.

“Jelasin Kak, kenapa kaka punya video ini? Dan untuk apa kaka merekam kejadian ini?” Tanya Naz minta penjelasan.

Arfin menghela nafas panjang, dan duduk saling berhadapan dengan Naz “Video itu aku yang meminta Pak Haris untuk merekamnya dan mengirimkannya padaku sebagai bukti”

“Bukti..?? Bukti apa maksudnya?” Naz merasa bingung.

“Bukti kalau Sherly sudah meminta maaf secara terbuka sama kamu Naz” Ucap Arfin lalu menundukkan kepalanya.

“Maksud Kak Arfin gimana sih, aku gak ngerti” Naz semakin tidak mengerti dengan penjelasan Arfin.

“Begini Naz, aku minta tolong pada Pak Haris supaya mencari anak yang waktu itu bermasalah dengan kamu, yang menghina kamu dan memintanya untuk meminta maaf sama kamu, dan ternyata dia adalah keponakan Pak Haris sendiri” Arfin memandang ke arah Naz.

Naz menutup mulutnya lagi karena terkejut mendengar pengakuan Arfin “Lalu, apa Kaka juga yang memintanya untuk mengakui kalau perkataannya itu adalah kebohongan dan karangan Sherly saja?”.

“Iya” Jawab Arfin dengan singkat sambil menundukkan kembali kepalanya.

“Kenapa kaka ngelakuin itu” Lirihnya.

“Karena aku,,, aku,,, padamu Naz, eh maksudku aku peduli sama kamu Naz, aku gak mau kamu mengalami hal yang sama saat di sekolahmu dulu seperti yang diceritakan oleh Ruby pada bunda tempo hari” Arfin menjelaskan alasannya.

Naz menatap pria yang sedang menunduk dihadapannya itu yang hanya terhalang oleh meja “Kak Arfin…” lirihnya sambil memegang telungkup kedua tangan Arfin “Terimakasih…terimakasih banyak Kak”.

Arfin langsung mengangkat kepalanya dan memandang terpaku ke arah Naz yang tersenyum haru meneteskan buliran bening dari mata indahnya, dan mereka pun saling bertatapan begitu dalam.

“Permisi, ini pesanan nya sudah siap” Seorang pelayan membawakan makanan dan sontak mengagetkan kedua sejoli yang sedang khusyu bertatapan itu. Beuh teteh pelayan mengganggu keromantisan yang baru mau dimulai aja ihh, sebel.

----------------- TBC ------------------

***********************************

Mohon maaf baru Up lagi,, baru pulang dari RS kemarin,,, Terimakasih banyak doa2 nya dan terimakasih juga bersedia sabar menanti kisah Naz dan Arfin. 😍😘

Happy Reading..... 😍😘

Terpopuler

Comments

Zahra

Zahra

plyn nya mnggu aj 🤣🤣

2021-01-04

1

Daffodil Koltim

Daffodil Koltim

ganggu mbak e,,,, 😀😀😀

2020-12-03

0

RaniRiki

RaniRiki

semangatttt thorrr 😘😘😘
aku padamu kak😘😘😭

2020-10-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bontot Kesayangan
2 Foto Box Hilang
3 Suster Ngesot Di Siang Bolong
4 Siluman Songong
5 Punya Jantung Tapi Gak Punya Hati
6 Salah Banting Jadi Salah Tingkah
7 Aku Tak Pantas Untuk Siapapun
8 Bunda.... Aku Berdarah !!
9 Pingsan Gara-Gara Helm
10 Ternyata Dia Pincang
11 Lo Cuma Anak Pungut !!
12 Saya Cuma Gak Mau Kamu Malu
13 Amarah Bunda Membuka Luka
14 Tukang Cilok is Calling.....
15 Mang Cilok Ganteng
16 Kau Gadis Yang Unik, Naz......
17 Harga Cek Inbox
18 Kak Anas.... Kau Datang Menepati Janjimu
19 Karena Aku, Aku......... Padamu Naz
20 Dia Ibuku...
21 Naz,,,Kau Gadis Yang Luar Biasa
22 Jatuh Cinta Sama Siapa Naz ??
23 I Love You Much More
24 Bertemu Dengan Mu Merubah Segalanya, Naz
25 Naz, Kau Benar -Benar Gadis Pengacau ku
26 Arfin Ketangkap Basah
27 Keceplosan Roller Coaster
28 Bunda Sang Investigator
29 Ternyata Dia Mencintai Wanita Lain
30 Ajaran Sesat
31 Visual Arfin dan Rheanazwa
32 Ternyata Goreng Patut Kebalikan Dari Cantik
33 Dia kah Kak Anas....??
34 Naz Si Biang Kerok
35 Dia Memiliki Bee Smile Yang Sama Denganku
36 Be Smile,, Siapakah Tuan mu ??
37 Aku Belum Siap Berbicara Dengannya...
38 Papa.....
39 Bang Anas,,Tunggu Aku
40 Kiara Sekutu Arfin
41 Opa Sangat Menyayangimu, Naz.....
42 Naz Hilang.....
43 Petunjuk Keberadaan Naz
44 Maaf Pah.....
45 Ternyata Kak Arfin Yang Menyelamatkanku.....
46 Panggil Aku Aa .... !!
47 Ancaman Naz Menghentikan Langkah Arfin
48 Arfin dan Pengakuan Sang Dalang
49 Selamat Malam Aa Lutung Kasarung
50 Dapat Restu Lagi,, yesss
51 Maaf Naz,, Akulah Penyebabnya
52 Malah Menjaga Jodoh Orang Lain
53 Ternyata Menyatakan Cinta Serasa Dikirim Berperang Ke Suriah
54 Voice Note Katakan Cinta
55 Apakah ini Acara TV Katakan Cinta?
56 Gara- Gara Siluman Gio
57 Ruby Si Kompor Beleduk SNI
58 Temani Aku Makan Malam
59 Maukah Kau Menerima Cintaku, Rheanazwa??
60 Karena Ayah
61 Arfin VS Ipin
62 Siapa Dia??
63 Akulah Sang ANAS,,, Cahayaku
64 Baru Jadian Langsung Talak Tiga
65 Ternyata Dia Anak Pemilik Sekolah
66 Ingin Selalu Bersamanya
67 Gara-Gara Peje jadi Ketahuan
68 Papa Mellow Kolis
69 Nasib Hubungan Yang Baru Seumur Toge
70 Akulah Yang Menyebabkan Dia Cacat
71 Surprise Yang Mengejutkan
72 Si Tengil Pundung
73 Janji Kita
74 Doorprize Cubitan Istimevah
75 Pete Pembawa Kabar Gembira
76 Ternyata Mereka Kakak Beradik
77 Aku Belum Siap
78 Maling Cantikk
79 Harus Mandi Kembang 7 Rupa
80 Si Embe VS Masa Lalu Arfin
81 Dia Maira
82 Ternyata Dia Ayahnya Syanala
83 Sungguh Teganya Teganya Teganya......
84 Maafkan Aku
85 Kepergok Berduaan di Kamar
86 Hantu Kolor Ijo
87 Demi Maaf Sampai Pingsan
88 Perang Dunia III
89 Kepergok Lagi Kepergok Lagi
90 Dia Memanggilku Papa ?
91 Panggilan Sayang Aku Apa ??
92 Pelampiasan Kemarahan
93 Nala Hilang
94 Arfin VS Pembalut
95 Keluarga Telenovela
96 Pokoknya Panggil Mami.... !!
97 Test Drive dari CaMer
98 Penyebab Gak Enak Perasaan
99 Gak Mau Nikah Karena Takut Jarum Gede
100 Goodbye Wassalam
101 Akhirnya,,, Aku Menemukan Mu
102 Sudah Bisa Ngulek Tanda Siap Nikah
103 Naz,,,, putriku....
104 Terungkapnya Rahasia Naz
105 Giliran Mu Untuk Bahagia, Naz
106 Bertunangan ??
107 Aku Tidak Akan Menikah Dengan Siapapun !
108 ABG Tapi Punya Naluri Keibuan
109 Anak Ditolak, Bunda Bertindak
110 Status WA Sebagai Umpan
111 Kenapa Kamu Jadi berubah ??
112 Gelagat Mencurigakan
113 Dia Sakit ???
114 Menemukan Sang Mantan
115 Kayaknya Ketagihan .....
116 Ternyata Itu Wanita Pacarnya Kak Arfin
117 Semakin Kau Menjauhkan ku Dari mu, Semakin Aku Mendekati Mu
118 Akankah Kau Memaafkan Ku Kelak??
119 Mencintaimu Diam- Diam
120 Naz, Bisakah Kita Bicara ?
121 Hello ... Siapa Lo ??
122 Cemburu Sampai Ke Ubun- Ubun
123 Aku Sudah Tahu Semuanya
124 Ruzaq Bibir
125 Terungkapnya Alasan Arfin Meninggalkan Naz
126 Terciduk Duo Satpam Cantik
127 Penolakan Bunda
128 Kejutan Aneh
129 Cincin-nya Mana ??
130 Kemana Aa Harus Melamar Mu ??
131 Pokoknya Aku Mau Nikah....!
132 Saya Terima Nikahnya Rheanazwa Eleanoor Harfi
133 Persekongkolan Duo Curut
134 Mohon Maaf Saya Tidak Bisa
135 Can't Help Me Falling In Love With You
136 Dia Mencium Ku
137 Virus Bridezilla Mulai Melanda
138 Cubitan Di Denda Ciuman
139 Tolong........ !!!
140 Arsen Sang Manipulator
141 Menunda Pernikahan
142 Siraman Rohalus
143 Permintaan Ayah
144 Tunai Or Tonight
145 Bibir Jontor Akibat Tisu Magic
146 Zonkkk !!!!!
147 Kenapa Berhenti ??
148 Istri Yang Menggemaskan
149 Terimakasih, Monster Harimau-ku
150 Judulnya Apa Ya ??
151 Naz Pingsan
152 Kehebohan Gara- Gara Tespack
153 Raline Dan Pengakuan Arfin
154 Cinta Salah Sasaran
155 Keceplosan Naz Mengundang Kekepo-an Bunda
156 Demi Si Ujang
157 Te Sate......
158 Tatkala Si Ujang Tunduk Pada Si Imut
159 Ngidam Aneh
160 Awas Ada Sule... Eh... Ada Penyusup !!
161 Terbongkar Juga
162 Wanita Gagah Perkosa
163 Tante Gembel
164 Rasakan Kau
165 Kelicikan Wanita Sundel
166 Drama Dibalas Drama
167 Durian Penangkal Jatah
168 Dua Garis Merah
169 Mual Muntah Berjama'ah
170 Kedatangan Tamu Yang Mengejutkan
171 Laki- laki atau Perempuan, Dok ?
172 Menantu Hamil, Mertua Yang Ngidam
173 Papaking-Mamaking VS Magu- Pagu
174 Papa Macan
175 Hari Pertama Kesiangan
176 Jangan- Jangan Dia____ ??
177 Suamiku Kenapa, Ma?
178 Ganti Nama Kamu !!!
179 Lepaskan ...!!
180 Dia Pergi....
181 Dimana Naz...???
182 Amarah Papi Dan Sepucuk Surat
183 Arfin Menemukan Petunjuk
184 Pergilah,, Menjauh Dari Naz ..!!
185 Tendangan Pertama
186 Mau Pulang Demi si Ujang
187 Hilang Ditelan Bumi
188 Surprise Untuk Bumil
189 Naz Ketinggalan
190 Alhamdulillah....
191 Cahaya Sang Anaz (Ending)
192 EXTRA PART 01 : Jangan Ada Balon Diantara Kita
193 ExtraPart02- Gemuk atau Kurus Bukan Parameter Kebahagiaan
194 Extra_Part03- Honeymoon Rasa Family Moon
195 Extra_Part04 - Kualat
196 Extra_Part05 - Pengganggu
197 Extra_Part06- Udah Main Kuda- Kudaannya ?
198 Extra_Part07 - Ketakutan Aneh
199 Extra_Part08- Nanas Makan Nanas
200 Extr_Part09 - Panggil Akha !!
201 Extra_Part - Akha, Upin dan Ipin
202 Extra Part11- Kelahiran Si Kembar
203 ExtraPart.12 - Tempat Berarti Bagi Kita
204 THE LAST ... Disinilah Kisahku Berawal
205 PENGUMUMAN ....
206 Pengumuman
Episodes

Updated 206 Episodes

1
Bontot Kesayangan
2
Foto Box Hilang
3
Suster Ngesot Di Siang Bolong
4
Siluman Songong
5
Punya Jantung Tapi Gak Punya Hati
6
Salah Banting Jadi Salah Tingkah
7
Aku Tak Pantas Untuk Siapapun
8
Bunda.... Aku Berdarah !!
9
Pingsan Gara-Gara Helm
10
Ternyata Dia Pincang
11
Lo Cuma Anak Pungut !!
12
Saya Cuma Gak Mau Kamu Malu
13
Amarah Bunda Membuka Luka
14
Tukang Cilok is Calling.....
15
Mang Cilok Ganteng
16
Kau Gadis Yang Unik, Naz......
17
Harga Cek Inbox
18
Kak Anas.... Kau Datang Menepati Janjimu
19
Karena Aku, Aku......... Padamu Naz
20
Dia Ibuku...
21
Naz,,,Kau Gadis Yang Luar Biasa
22
Jatuh Cinta Sama Siapa Naz ??
23
I Love You Much More
24
Bertemu Dengan Mu Merubah Segalanya, Naz
25
Naz, Kau Benar -Benar Gadis Pengacau ku
26
Arfin Ketangkap Basah
27
Keceplosan Roller Coaster
28
Bunda Sang Investigator
29
Ternyata Dia Mencintai Wanita Lain
30
Ajaran Sesat
31
Visual Arfin dan Rheanazwa
32
Ternyata Goreng Patut Kebalikan Dari Cantik
33
Dia kah Kak Anas....??
34
Naz Si Biang Kerok
35
Dia Memiliki Bee Smile Yang Sama Denganku
36
Be Smile,, Siapakah Tuan mu ??
37
Aku Belum Siap Berbicara Dengannya...
38
Papa.....
39
Bang Anas,,Tunggu Aku
40
Kiara Sekutu Arfin
41
Opa Sangat Menyayangimu, Naz.....
42
Naz Hilang.....
43
Petunjuk Keberadaan Naz
44
Maaf Pah.....
45
Ternyata Kak Arfin Yang Menyelamatkanku.....
46
Panggil Aku Aa .... !!
47
Ancaman Naz Menghentikan Langkah Arfin
48
Arfin dan Pengakuan Sang Dalang
49
Selamat Malam Aa Lutung Kasarung
50
Dapat Restu Lagi,, yesss
51
Maaf Naz,, Akulah Penyebabnya
52
Malah Menjaga Jodoh Orang Lain
53
Ternyata Menyatakan Cinta Serasa Dikirim Berperang Ke Suriah
54
Voice Note Katakan Cinta
55
Apakah ini Acara TV Katakan Cinta?
56
Gara- Gara Siluman Gio
57
Ruby Si Kompor Beleduk SNI
58
Temani Aku Makan Malam
59
Maukah Kau Menerima Cintaku, Rheanazwa??
60
Karena Ayah
61
Arfin VS Ipin
62
Siapa Dia??
63
Akulah Sang ANAS,,, Cahayaku
64
Baru Jadian Langsung Talak Tiga
65
Ternyata Dia Anak Pemilik Sekolah
66
Ingin Selalu Bersamanya
67
Gara-Gara Peje jadi Ketahuan
68
Papa Mellow Kolis
69
Nasib Hubungan Yang Baru Seumur Toge
70
Akulah Yang Menyebabkan Dia Cacat
71
Surprise Yang Mengejutkan
72
Si Tengil Pundung
73
Janji Kita
74
Doorprize Cubitan Istimevah
75
Pete Pembawa Kabar Gembira
76
Ternyata Mereka Kakak Beradik
77
Aku Belum Siap
78
Maling Cantikk
79
Harus Mandi Kembang 7 Rupa
80
Si Embe VS Masa Lalu Arfin
81
Dia Maira
82
Ternyata Dia Ayahnya Syanala
83
Sungguh Teganya Teganya Teganya......
84
Maafkan Aku
85
Kepergok Berduaan di Kamar
86
Hantu Kolor Ijo
87
Demi Maaf Sampai Pingsan
88
Perang Dunia III
89
Kepergok Lagi Kepergok Lagi
90
Dia Memanggilku Papa ?
91
Panggilan Sayang Aku Apa ??
92
Pelampiasan Kemarahan
93
Nala Hilang
94
Arfin VS Pembalut
95
Keluarga Telenovela
96
Pokoknya Panggil Mami.... !!
97
Test Drive dari CaMer
98
Penyebab Gak Enak Perasaan
99
Gak Mau Nikah Karena Takut Jarum Gede
100
Goodbye Wassalam
101
Akhirnya,,, Aku Menemukan Mu
102
Sudah Bisa Ngulek Tanda Siap Nikah
103
Naz,,,, putriku....
104
Terungkapnya Rahasia Naz
105
Giliran Mu Untuk Bahagia, Naz
106
Bertunangan ??
107
Aku Tidak Akan Menikah Dengan Siapapun !
108
ABG Tapi Punya Naluri Keibuan
109
Anak Ditolak, Bunda Bertindak
110
Status WA Sebagai Umpan
111
Kenapa Kamu Jadi berubah ??
112
Gelagat Mencurigakan
113
Dia Sakit ???
114
Menemukan Sang Mantan
115
Kayaknya Ketagihan .....
116
Ternyata Itu Wanita Pacarnya Kak Arfin
117
Semakin Kau Menjauhkan ku Dari mu, Semakin Aku Mendekati Mu
118
Akankah Kau Memaafkan Ku Kelak??
119
Mencintaimu Diam- Diam
120
Naz, Bisakah Kita Bicara ?
121
Hello ... Siapa Lo ??
122
Cemburu Sampai Ke Ubun- Ubun
123
Aku Sudah Tahu Semuanya
124
Ruzaq Bibir
125
Terungkapnya Alasan Arfin Meninggalkan Naz
126
Terciduk Duo Satpam Cantik
127
Penolakan Bunda
128
Kejutan Aneh
129
Cincin-nya Mana ??
130
Kemana Aa Harus Melamar Mu ??
131
Pokoknya Aku Mau Nikah....!
132
Saya Terima Nikahnya Rheanazwa Eleanoor Harfi
133
Persekongkolan Duo Curut
134
Mohon Maaf Saya Tidak Bisa
135
Can't Help Me Falling In Love With You
136
Dia Mencium Ku
137
Virus Bridezilla Mulai Melanda
138
Cubitan Di Denda Ciuman
139
Tolong........ !!!
140
Arsen Sang Manipulator
141
Menunda Pernikahan
142
Siraman Rohalus
143
Permintaan Ayah
144
Tunai Or Tonight
145
Bibir Jontor Akibat Tisu Magic
146
Zonkkk !!!!!
147
Kenapa Berhenti ??
148
Istri Yang Menggemaskan
149
Terimakasih, Monster Harimau-ku
150
Judulnya Apa Ya ??
151
Naz Pingsan
152
Kehebohan Gara- Gara Tespack
153
Raline Dan Pengakuan Arfin
154
Cinta Salah Sasaran
155
Keceplosan Naz Mengundang Kekepo-an Bunda
156
Demi Si Ujang
157
Te Sate......
158
Tatkala Si Ujang Tunduk Pada Si Imut
159
Ngidam Aneh
160
Awas Ada Sule... Eh... Ada Penyusup !!
161
Terbongkar Juga
162
Wanita Gagah Perkosa
163
Tante Gembel
164
Rasakan Kau
165
Kelicikan Wanita Sundel
166
Drama Dibalas Drama
167
Durian Penangkal Jatah
168
Dua Garis Merah
169
Mual Muntah Berjama'ah
170
Kedatangan Tamu Yang Mengejutkan
171
Laki- laki atau Perempuan, Dok ?
172
Menantu Hamil, Mertua Yang Ngidam
173
Papaking-Mamaking VS Magu- Pagu
174
Papa Macan
175
Hari Pertama Kesiangan
176
Jangan- Jangan Dia____ ??
177
Suamiku Kenapa, Ma?
178
Ganti Nama Kamu !!!
179
Lepaskan ...!!
180
Dia Pergi....
181
Dimana Naz...???
182
Amarah Papi Dan Sepucuk Surat
183
Arfin Menemukan Petunjuk
184
Pergilah,, Menjauh Dari Naz ..!!
185
Tendangan Pertama
186
Mau Pulang Demi si Ujang
187
Hilang Ditelan Bumi
188
Surprise Untuk Bumil
189
Naz Ketinggalan
190
Alhamdulillah....
191
Cahaya Sang Anaz (Ending)
192
EXTRA PART 01 : Jangan Ada Balon Diantara Kita
193
ExtraPart02- Gemuk atau Kurus Bukan Parameter Kebahagiaan
194
Extra_Part03- Honeymoon Rasa Family Moon
195
Extra_Part04 - Kualat
196
Extra_Part05 - Pengganggu
197
Extra_Part06- Udah Main Kuda- Kudaannya ?
198
Extra_Part07 - Ketakutan Aneh
199
Extra_Part08- Nanas Makan Nanas
200
Extr_Part09 - Panggil Akha !!
201
Extra_Part - Akha, Upin dan Ipin
202
Extra Part11- Kelahiran Si Kembar
203
ExtraPart.12 - Tempat Berarti Bagi Kita
204
THE LAST ... Disinilah Kisahku Berawal
205
PENGUMUMAN ....
206
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!