Amarah Bunda Membuka Luka

Sepasang pria dan wanita tengah duduk di sebuah bangku panjang di depan mushola, sang pria duduk dengan kepala menunduk seperti sedang merajuk, sedangkan sang wanita menghadap kesamping pria tersebut dengan tatapan yang sulit diartikan. Orang- orang yang berlalu- lalang mungkin beranggapan mereka adalah pasangan yang sedang bertengkar, tapi memang seperti itu sih.

Naz yang sempat antusias ingin menaiki mini coaster menjadi tidak enak hati mendengar kata- kata Arfin tadi, Naz pun menyadari sesuatu, “Mungkinkah Kak Arfin merasa tersinggung saat aku berjalan dengan cepat dan meninggalkannya di belakang, padahal aku cuman takut ketinggalan lift saja malas harus nunggu lama, bukan berniat menjauhinya” gumam Naz dalam hati.

“Kak Arfin “ Lirihnya lalu Naz menggeser kan diri dan duduk berdekatan dengan Arfin,

“ Aku bukan tipikal orang yang suka menilai orang lain hanya dari segi fisiknya saja, ataupun mampu mencela kekurangan orang lain seperti netizen yang bermulut pedas , Kak. Bahkan aku akan marah jika mendengar ada yang menghina kekurangan orang lain dan merendahkannya. Kita sama- sama makhluk yang dimuliakan Allah, diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan, tidak pantas rasanya kita sebagai manusia menghina kekurangan ciptaan-Nya sama saja dengan menghina sang Penciptanya" Naz menarik nafas panjang dan menghembuskan nya.(nga wahan).

"Kakak jangan minder hanya karena memiliki kekurangan, masih banyak di luaran sana yg lebih menderita Kak, maaf bahkan ada yg cacat fisik seperti tuna netra, tuna wicara, tuna rungu, ataupun cacat mental, tapi dibalik kekurangannya itu pasti terselip kelebihan dimilikinya, tidak ada manusia yang sempurna Kak, karena kesempurnaan hanya milik Alloh”. Naz berbicara panjang kali lebar.

Arfin yang tertunduk mulai mengangkat kepalanya dan memandang ke arah Naz saat mendengar kata- katanya yang mampu menenangkannya dan membuatnya semakin mengagumi gadis yang duduk di samping nya. “Kamu belajar dari mana kata- kata seperti itu Naz?” Arfin bertanya sambil tersenyum.

“Dari acara Mamah Dedeh yang selalu di tonton sama Bunda setiap abis subuh, yang kayak gini loh jargon nya Curhat dong Mah “, Naz menjawab dengan mempraktekan gerakan kedua tangan di tempelkan di dada lalu kedua telapak tangannya di buka disodorkan ke depan. Pecinta acara ikan terbang ternyata.

Arfin dan Naz tertawa geli dengan apa yang dilakukan Naz . Cekrek ,,,Naz mengambil gambar pria yang sedang tersenyum itu, lalu ponselnya mati “Jiah,, ponselku langsung mati dipakai memotret kaka ih,,,” emoji sebal.

“Kurang ajar kamu ya, itu akibatnya maen ambil gambar orang tanpa izin, kualat kan ponselnya” Arfin terus menertawakan kekonyolan Naz.

“Nah gitu dong, kalo senyum kan semakin terpancar aura ketampanannya” Eaaa gombal.

“Apa…?” Arfin memastikan perkataan Naz barusan.

“Gak ada siaran ulang” Naz memutar jengah bola matanya melihat Arfin yang kege-er an.”Udah yu kita main ke sana, jangan sedih- sedihan,, cape aku tuh kalau sedih nanti cepet lapar” Naz menarik lengan Arfin untuk bangun dari duduknya.

“Iya iya bawel” Arfin pun berdiri, dan mereka berjalan berdampingan dengan Naz yang terus memegang lengan Arfin sambil bergelayut manja layaknya sepasang kekasih menuju tempat pembelian kartu untuk games. Sedangkan yang dipegang lengannya malah memperlihatkan muka tegangnya dan terus- terusan menghela nafas panjang, sepertinya sedang mencoba menetralkan debaran jantung yang menggelora badai. Sabar Arfin ini adalah ujian.

Naz memang polos, dikira itu sama dengan menggandeng kakak atau ayahnya kali ya.

“Naz mau beli yang isi berapa ?” Tanya Arfin yang sudah di depan loket dan Naz pun melepaskan lengan Arfin.

“Terserah Kaka, aku ngikut saja sama donatur” Naz menjawab sambil nyengir kuda.

Setelah selesai pembelian kartu untuk akses bermain, Naz langsung mengajak Arfin naik mini coaster yang dari tadi ia idamkan, dan mereka pun menaiki benda yang menyerupai kereta tanpa atap itu. Saat semua seat sudah terisi penuh, mini coaster pun mulai melaju diawali dengan tanjakan tinggi, kemudian turun dengan kecepatan uwow dan melaju cepat mengelilingi lintasannya sebanyak dua putaran yang membuat para penumpang berteriak- teriak karena rasanya jantung seperti mau copot gitu loh naik begituan. Sebenarnya itu Roller coaster karena lebih kecil dan lintasan lebih pendek othor bilang ajja Mini Coaster, dilarang protes.

Pemainan selesai dan semua penumpang turun kembali tak terkecuali Naz dan Arfin.

“Seru ya kak, apalagi kalau naik roller coaster yang lintasannya uwow bikin sport jantung”

“Lumayan” Jawab Arfin singkat.

" Ini lebih baik Naz, dibanding tadi kau terus memeluk lenganku sambil bergelayut manja, jantungku seperti mau keluar” gumam Arfin dalam hati.

“Kak, kita ke sana yu naik Go Kart semacam mobil balap” Ajak Naz menunjuk ke permainan selanjutnya.

Naz dan Arfin mencoba beberapa permainan seperti monster drop, turtle adventure, street basketball, spin & win, fro araund, fishing master,sky rider dan banyak lagi. Dan yang terakhir mereka memainkan claw mechine yaitu permainan mencapit boneka, saat Arfin memainkan nya beruntung mendapatkan satu boneka yang tercapit dan berhasil masuk pintu keluar.

“Horeee,,, kaka dapat” Naz berteriak sambil jingkrak- jingkrak lalu mengambil boneka hasil tangkapan Arfin.

“Jangan teriak- teriak, norak kamu ih” Arfin yang merasa malu karena orang- orang melihat ke arah mereka karena teriakan Naz.

“Iiih, aku tuh tiap main ini gak pernah dapet, jadi seneng banget deh,,,uunch boneka tedy bear pink nya lucu, buat aku ya Kak” Naz meminta boneka hasil tangkapan Arfin.

“Ambil ajja, siapa juga yang mau pelihara boneka pink seperti itu” Arfin memberikan hasil tangkapannya “Udah jam setengah 3 ini , ayo kita pulang” Ajak Arfin.

“Yasalam, aku lupa ini sudah lewat jam pulang sekolah, sebentar Kak aku ke toilet dulu ganti baju” Naz langsung berlari k toilet.

Stelah naz mengganti bajunya kembali dengan seragam pramuka, mereka pun bergegas turun ke parkiran untuk segera pulang. Keduanya kini tengah berada di dalam mobil yang akan segera melaju setelah keluar dari area parkir.

“Kenapa kamu ganti baju lagi Naz?” Tanya Arfin penasaran.

“Biar bunda gak curiga,hehe” Naz menjawab sambil cengengesan.

“Dasar bocaah gemblung, ternyata takut juga kamu ya ketahuan bolos sama Bunda” Arfin menertawakan kelakuan Naz.

“Iya lah, bisa murka nanti Bunda Ratu.” Naz menjawab sambil mengambil ponselnya yang lowbat “Kak bawa power bank gak” Tanya Naz.

“Ada tuh dalam tas di belakang,, kalau mau charger colokin aja di sini, nih kabelnya” Arfin memberikan kabel dari dekat rem tangannya dan mencolokkan ke lubang charger di bagian depan mobilnya, ponsel Naz pun di charger di sana.

Saat baru setengah perjalanan, mereka mampir dulu ke masjid untuk melaksanakan shalat ashar, kemudian melanjutkan perjalanan hingga sampai di dekat pintu gerbang rumah Naz.

“Kak, disini saja jangan pas depan gerbang” Ucap Naz memberhentikan dan Arfin pun manut saja.

“Jadi saya gak boleh mampir inih?” Arfin bertanya dengan senyum jail nya.

“Jangan, nanti ketahuan bunda aku habis main”Naz membuka seat belt nya dan membuka pintu mobil segera keluar.

“Biklah kalau begitu, seperti pasangan backstreet aja” Kok mikirnya sama sih sama othor.

“Yee…apaan sih,,Terimakasih banyak ya Kak untuk semuanya, assalamu'alaikum,,,,,” Ucap Naz yang sudah berada diluar memegang pintu mobil lalu menutupnya setelah mengucapkan salam.

“Iya, wa'alaikumsalam..” Afrin langsung melajukan mobilnya.

Naz berjalan memasuki pintu gerbang, dan ternyata sang bunda sudah menunggunya di teras depan dengan berdiri dan melipat kedua tangannya di dada.

“Assalamualaikum Bunda” Naz mengucapkan salam dengan senyum sumringah lalu mencium tangan bundanya.

“Wa’alaikumsalam,,, dari mana saja kamu?” raut wajah bunda nampak tidak bersahabat.

“Pulang sekolah bunda, darimana lagi coba?” Naz menjawab dengan manja.

“Masuk “ Bunda menyuruh Naz masuk dan keduanya pun masuk.”Duduk “ bunda meminta Naz duduk di kursi tamu. “sejak kapan bunda mengajarkan kamu untuk berbohong ?” Naz baru saja duduk Bunda langsung to the poin.

“Gak pernah bunda” Naz menjawab dengan menggelengkan kepala menatap sang bunda.

“Kamu teh tahu gak, tadi sebelum dzuhur Bu Yanti wali kelas kamu menghubungi bunda, menanyakan apakah kamu sudah tiba di rumah atau belum, dan mengatakan bahwa Rheanazwa berantem dengan kakak kelasnya kemudian izin pulang karena merasa tidak enak badan sejak jam 11 siang tadi” Bunda mulai ke pokok permasalahan dan suasana mulai terasa mencekam.

Naz terkejut dan melupakan kalau murid bermasalah pasti wali kelas akan menghubungi orang tua murid tersebut, Naz hanya diam menunduk.

“Sejak kapan perjalanan dari sekolah ke rumah menjadi 5 jam, hah? Asa teu mungkin kamu pulang jalan kaki mah” Bunda esmosi.

“Maaf bunda” ucap Naz pelan sambil menunduk.

“Saat bunda menerima telpon, Bunda sedang dalam perjalanan menuju butik langsung putar arah karena khawatir sama kamu, mendengar kamu habis berantem dan sakit, bunda sudah membayangkan macam- macam, takut kamu terluka, bonyok atau lebam- lebam, atau berdarah,, bunda hampir nabrak orang tahu gak ” Bunda tak kuat memendam amarah.

Naz masih dalam keadaan menunduk sambil memeluk boneka hasil tangkapan Arfin tadi, dan memegang tas belanja yang berisi pakaiannya.

“Bunda mengizinkan kamu ikut taekwondo teh supaya kamu bisa melindungi diri bukan untuk berantem dengan teman sekolah seperti ini, bunda kecewa sama kamu Naz” Nada suara bunda sudah mulai naik.

“Terus Bu Yanti juga bilang kalau kamu pulang bersama laki- laki dewasa yang dibilang kenal sama kamu. Kamu teh sudah mulai pacaran hah ?”

“Eng.....enggak bunda” Jawab Naz dengan ketakutan dan terus memeluk boneka.

“Oh, jadi kamu teh habis bolos sama laki- laki itu ke mall” Bunda baru menyadari Naz memegang sebuah tas belanja dengan logo sebuah mal,,, “Naz, Bunda merasa sudah mendidik kamu dengan baik, selama ini kamu tidak pernah aneh- aneh selalu nurut sama Bunda dan selalu bersikap baik , kenapa sekarang kamu jadi begini hah?” Bunda kalo sudah nyerocos susah di rem.

“Maaf bunda” Lirih Naz yang merasa bersalah.

“Bunda juga tahu kalau selama ini kamu teh diam- diam suka menemuinya, iya kan ? Dan sekarang lihat, kamu sudah rela bolos demi jalan dengan seorang laki- laki. Bunda sudah sering mengingatkan jangan pernah menemuinya lagi, bunda ingin kamu jadi wanita baik- baik Naz, bukan seperti….” Perkataan bunda terpotong.

“Bunda,, cukup,, jangan lanjutkan lagi"Ruby yang dari tadi mendengar kemarahan Bunda dari balik pintu rumah yang sedikit terbuka, langsung menyambar. Ruby masuk diikuti Arfin dari belakangnya, lalu Ruby langsung menghampiri Naz yang sedang duduk menunduk ketakutan memeluk boneka,

“ Cukup Bunda, cukup ,,,kasihan Naz, bunda gak tahu apa dialami Naz tadi” Ruby mencoba membela Naz yang sudah terpojok.

“Kamu tidak usah melindunginya Ruby, Naz sudah ketahuan bolos dan pergi bersama laki- laki di jam sekolah” Bunda kekeh dengan pernyataannya.

“Naz punya alasan untuk itu, bunda” Ruby mencoba berbicara menatap ke arah Bunda yang masih berdiri.

“Alasan apa yang bisa membenarkan kesalahan Naz?” Tanya Bunda.

“Naz tidak mau bunda sedih melihat Naz habis menangis karena tadi……..” belum selesai bicara, Naz langsung memotong.

“By, udah “ Naz memegang tangan Ruby yang duduk di sebelahnya.

“Enggak Naz bunda harus tahu” Ruby kekeh dan melepaskan tangannya dari Naz.

“Kamu gak lihat,, sekarang saja teh bunda bukan cuman sedih tapi kecewa sama kamu Naz” Bunda bicara dengan menahan tangis dalam amarahnya.

“Bunda tahu, tadi Naz sedang mengerjakan tugas di kelasnya, tiba- tiba ada orang yang melempar buku tugasnya ke lantai, dan yang lebih parah dia bilang........ "

“Ruby udah,,,jangan diteruskan” Naz kembali memotong perkataan Ruby.

“Enggak,,bunda harus tahu semuanya Naz” Ruby memegang tangan Naz dan menatap ke arah Naz.

“Tahu soal apa, ayo katakan Ruby, bunda ingin dengar” Bunda terus mendesak Ruby untuk bicara.

“Orang itu bilang Naz anak pungut, dan dipungut dari tong sampah” Ruby bicara dengan berkaca- kaca dan menahan amarah.

Bunda langsung menutup mulut dengan kedua telapak tangannya karena terkejut pendengar perkataan Ruby, dan menjatuhkan dirinya ke kursi.

“Dan yang berantem itu bukan Naz, tapi Kiara yang menampar orang itu karena tidak terima menghina Naz, bahkan mereka saling saling menampar dan saling jambak “ Lanjutnya.

“Bukan Cuma itu Bunda, sejak kelas 4 SD Naz mengetahui kenyataan pahit itu, Naz selalu di ejek oleh teman- teman sekolah dikatain seperti itu, dan dijauhi teman- teman yang lain karena dipengaruhi oleh Raline. Tapi Naz selalu memendam kesedihannya sendiri, dia selalu ingin terlihat ceria di depan orang lain apalagi di depan orang terdekat yang menyayanginya, terutama di depan Bunda. bahkan saat SMP pun Raline mengatakan pada semua orang kalau Naz itu anak pungut dan merupakan anak dari seorang wanita ………“

“Cukup Ruby cukup….hentikan ” Naz menggelengkan kepala merasa tidak percaya dengan apa yang dilakukan sahabatnya. Naz memandang ke arah sang Bunda dan sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya lalu berdiri dan lari menuju tangga untuk ke kamarnya.

“Naz…?” Bunda bangun dari duduknya hendak mengejar Naz

“Tidak usah dikejar bunda, beri dia waktu untuk menenangkan diri” kata- kata ruby menghentikan langkah Bunda.

” Itulah sebabnya kenapa Naz meminta untuk tidak satu sekolah dengan Raline, dan karena itu juga aku, Kiara dan Andes masuk sekolah yang sama dengan Naz walaupun jauh dari rumah kami, kami ingin tetap menemani Naz menjaga dan menguatkannya. Bayangkan saja bunda, Naz harus menerima penghinaan itu selama bertahun- tahun, tapi dia tetap kuat dibalik kerapuhannya. Baru saja terbebas hampir setahun ini, dan tadi dia mendengar kata- kata itu kembali” Ruby menceritakan semuanya dengan penuh isak tangis.

Arfin yang sejak tadi hanya berdiri dibalik kursi yang di duduki bunda terlihat begitu terkejut dengan apa yang dilihat dan didengarnya sedari tadi, lalu menghampiri bunda “Maaf bunda, ini ponsel Naz tadi ketinggalan di mobil” Arfin menyodorkan ponsel Naz.

“Arfin, bagaimana bisa ponsel ini………” Bunda yang sedang menangis pun terkejut dengan kehadiran Arfin yang tiba- tiba menyodorkan ponsel.

“Maaf bunda, tadi yang mengantar pulang Naz dari sekolah itu aku” Arfin membuka suara lalu duduk di samping bunda.

“Apa…?” Bunda kembali terkejut dengan pernyataan Arfin.

“Iya, tadi aku ada urusan di sekolah, gak sengaja memergoki Naz yang sedang menangis sendirian di belakang ruangan kepala sekolah, dan Naz minta izin untuk pulang, tapi,,,maaf bunda aku malah mengajaknya ke makan ke Mall” Arfin tidak mengatakan kejadian seutuhnya.

“Astagfirullah Naz,,,,maafin Bunda sudah menuduh mu yang enggak- enggak….” Bunda menyesali perbuatannya dan menangis sejadi- jadinya......

---------------- TBC ----------------

****************************************

Kok ada tukang bawang lewat sih…

Minta ditimpuk.....

Dibuka sedikit sedikit ya lukanya, biar bisa diobati satu- satu... ✌

Happy Reading.....

Terpopuler

Comments

mimi

mimi

😭😭

2022-04-06

0

indah

indah

gw tau rasanya jadi naz😭

2021-03-15

0

Uphe Fenty Agesty💞

Uphe Fenty Agesty💞

😭😭😭😭😭

2021-03-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bontot Kesayangan
2 Foto Box Hilang
3 Suster Ngesot Di Siang Bolong
4 Siluman Songong
5 Punya Jantung Tapi Gak Punya Hati
6 Salah Banting Jadi Salah Tingkah
7 Aku Tak Pantas Untuk Siapapun
8 Bunda.... Aku Berdarah !!
9 Pingsan Gara-Gara Helm
10 Ternyata Dia Pincang
11 Lo Cuma Anak Pungut !!
12 Saya Cuma Gak Mau Kamu Malu
13 Amarah Bunda Membuka Luka
14 Tukang Cilok is Calling.....
15 Mang Cilok Ganteng
16 Kau Gadis Yang Unik, Naz......
17 Harga Cek Inbox
18 Kak Anas.... Kau Datang Menepati Janjimu
19 Karena Aku, Aku......... Padamu Naz
20 Dia Ibuku...
21 Naz,,,Kau Gadis Yang Luar Biasa
22 Jatuh Cinta Sama Siapa Naz ??
23 I Love You Much More
24 Bertemu Dengan Mu Merubah Segalanya, Naz
25 Naz, Kau Benar -Benar Gadis Pengacau ku
26 Arfin Ketangkap Basah
27 Keceplosan Roller Coaster
28 Bunda Sang Investigator
29 Ternyata Dia Mencintai Wanita Lain
30 Ajaran Sesat
31 Visual Arfin dan Rheanazwa
32 Ternyata Goreng Patut Kebalikan Dari Cantik
33 Dia kah Kak Anas....??
34 Naz Si Biang Kerok
35 Dia Memiliki Bee Smile Yang Sama Denganku
36 Be Smile,, Siapakah Tuan mu ??
37 Aku Belum Siap Berbicara Dengannya...
38 Papa.....
39 Bang Anas,,Tunggu Aku
40 Kiara Sekutu Arfin
41 Opa Sangat Menyayangimu, Naz.....
42 Naz Hilang.....
43 Petunjuk Keberadaan Naz
44 Maaf Pah.....
45 Ternyata Kak Arfin Yang Menyelamatkanku.....
46 Panggil Aku Aa .... !!
47 Ancaman Naz Menghentikan Langkah Arfin
48 Arfin dan Pengakuan Sang Dalang
49 Selamat Malam Aa Lutung Kasarung
50 Dapat Restu Lagi,, yesss
51 Maaf Naz,, Akulah Penyebabnya
52 Malah Menjaga Jodoh Orang Lain
53 Ternyata Menyatakan Cinta Serasa Dikirim Berperang Ke Suriah
54 Voice Note Katakan Cinta
55 Apakah ini Acara TV Katakan Cinta?
56 Gara- Gara Siluman Gio
57 Ruby Si Kompor Beleduk SNI
58 Temani Aku Makan Malam
59 Maukah Kau Menerima Cintaku, Rheanazwa??
60 Karena Ayah
61 Arfin VS Ipin
62 Siapa Dia??
63 Akulah Sang ANAS,,, Cahayaku
64 Baru Jadian Langsung Talak Tiga
65 Ternyata Dia Anak Pemilik Sekolah
66 Ingin Selalu Bersamanya
67 Gara-Gara Peje jadi Ketahuan
68 Papa Mellow Kolis
69 Nasib Hubungan Yang Baru Seumur Toge
70 Akulah Yang Menyebabkan Dia Cacat
71 Surprise Yang Mengejutkan
72 Si Tengil Pundung
73 Janji Kita
74 Doorprize Cubitan Istimevah
75 Pete Pembawa Kabar Gembira
76 Ternyata Mereka Kakak Beradik
77 Aku Belum Siap
78 Maling Cantikk
79 Harus Mandi Kembang 7 Rupa
80 Si Embe VS Masa Lalu Arfin
81 Dia Maira
82 Ternyata Dia Ayahnya Syanala
83 Sungguh Teganya Teganya Teganya......
84 Maafkan Aku
85 Kepergok Berduaan di Kamar
86 Hantu Kolor Ijo
87 Demi Maaf Sampai Pingsan
88 Perang Dunia III
89 Kepergok Lagi Kepergok Lagi
90 Dia Memanggilku Papa ?
91 Panggilan Sayang Aku Apa ??
92 Pelampiasan Kemarahan
93 Nala Hilang
94 Arfin VS Pembalut
95 Keluarga Telenovela
96 Pokoknya Panggil Mami.... !!
97 Test Drive dari CaMer
98 Penyebab Gak Enak Perasaan
99 Gak Mau Nikah Karena Takut Jarum Gede
100 Goodbye Wassalam
101 Akhirnya,,, Aku Menemukan Mu
102 Sudah Bisa Ngulek Tanda Siap Nikah
103 Naz,,,, putriku....
104 Terungkapnya Rahasia Naz
105 Giliran Mu Untuk Bahagia, Naz
106 Bertunangan ??
107 Aku Tidak Akan Menikah Dengan Siapapun !
108 ABG Tapi Punya Naluri Keibuan
109 Anak Ditolak, Bunda Bertindak
110 Status WA Sebagai Umpan
111 Kenapa Kamu Jadi berubah ??
112 Gelagat Mencurigakan
113 Dia Sakit ???
114 Menemukan Sang Mantan
115 Kayaknya Ketagihan .....
116 Ternyata Itu Wanita Pacarnya Kak Arfin
117 Semakin Kau Menjauhkan ku Dari mu, Semakin Aku Mendekati Mu
118 Akankah Kau Memaafkan Ku Kelak??
119 Mencintaimu Diam- Diam
120 Naz, Bisakah Kita Bicara ?
121 Hello ... Siapa Lo ??
122 Cemburu Sampai Ke Ubun- Ubun
123 Aku Sudah Tahu Semuanya
124 Ruzaq Bibir
125 Terungkapnya Alasan Arfin Meninggalkan Naz
126 Terciduk Duo Satpam Cantik
127 Penolakan Bunda
128 Kejutan Aneh
129 Cincin-nya Mana ??
130 Kemana Aa Harus Melamar Mu ??
131 Pokoknya Aku Mau Nikah....!
132 Saya Terima Nikahnya Rheanazwa Eleanoor Harfi
133 Persekongkolan Duo Curut
134 Mohon Maaf Saya Tidak Bisa
135 Can't Help Me Falling In Love With You
136 Dia Mencium Ku
137 Virus Bridezilla Mulai Melanda
138 Cubitan Di Denda Ciuman
139 Tolong........ !!!
140 Arsen Sang Manipulator
141 Menunda Pernikahan
142 Siraman Rohalus
143 Permintaan Ayah
144 Tunai Or Tonight
145 Bibir Jontor Akibat Tisu Magic
146 Zonkkk !!!!!
147 Kenapa Berhenti ??
148 Istri Yang Menggemaskan
149 Terimakasih, Monster Harimau-ku
150 Judulnya Apa Ya ??
151 Naz Pingsan
152 Kehebohan Gara- Gara Tespack
153 Raline Dan Pengakuan Arfin
154 Cinta Salah Sasaran
155 Keceplosan Naz Mengundang Kekepo-an Bunda
156 Demi Si Ujang
157 Te Sate......
158 Tatkala Si Ujang Tunduk Pada Si Imut
159 Ngidam Aneh
160 Awas Ada Sule... Eh... Ada Penyusup !!
161 Terbongkar Juga
162 Wanita Gagah Perkosa
163 Tante Gembel
164 Rasakan Kau
165 Kelicikan Wanita Sundel
166 Drama Dibalas Drama
167 Durian Penangkal Jatah
168 Dua Garis Merah
169 Mual Muntah Berjama'ah
170 Kedatangan Tamu Yang Mengejutkan
171 Laki- laki atau Perempuan, Dok ?
172 Menantu Hamil, Mertua Yang Ngidam
173 Papaking-Mamaking VS Magu- Pagu
174 Papa Macan
175 Hari Pertama Kesiangan
176 Jangan- Jangan Dia____ ??
177 Suamiku Kenapa, Ma?
178 Ganti Nama Kamu !!!
179 Lepaskan ...!!
180 Dia Pergi....
181 Dimana Naz...???
182 Amarah Papi Dan Sepucuk Surat
183 Arfin Menemukan Petunjuk
184 Pergilah,, Menjauh Dari Naz ..!!
185 Tendangan Pertama
186 Mau Pulang Demi si Ujang
187 Hilang Ditelan Bumi
188 Surprise Untuk Bumil
189 Naz Ketinggalan
190 Alhamdulillah....
191 Cahaya Sang Anaz (Ending)
192 EXTRA PART 01 : Jangan Ada Balon Diantara Kita
193 ExtraPart02- Gemuk atau Kurus Bukan Parameter Kebahagiaan
194 Extra_Part03- Honeymoon Rasa Family Moon
195 Extra_Part04 - Kualat
196 Extra_Part05 - Pengganggu
197 Extra_Part06- Udah Main Kuda- Kudaannya ?
198 Extra_Part07 - Ketakutan Aneh
199 Extra_Part08- Nanas Makan Nanas
200 Extr_Part09 - Panggil Akha !!
201 Extra_Part - Akha, Upin dan Ipin
202 Extra Part11- Kelahiran Si Kembar
203 ExtraPart.12 - Tempat Berarti Bagi Kita
204 THE LAST ... Disinilah Kisahku Berawal
205 PENGUMUMAN ....
206 Pengumuman
Episodes

Updated 206 Episodes

1
Bontot Kesayangan
2
Foto Box Hilang
3
Suster Ngesot Di Siang Bolong
4
Siluman Songong
5
Punya Jantung Tapi Gak Punya Hati
6
Salah Banting Jadi Salah Tingkah
7
Aku Tak Pantas Untuk Siapapun
8
Bunda.... Aku Berdarah !!
9
Pingsan Gara-Gara Helm
10
Ternyata Dia Pincang
11
Lo Cuma Anak Pungut !!
12
Saya Cuma Gak Mau Kamu Malu
13
Amarah Bunda Membuka Luka
14
Tukang Cilok is Calling.....
15
Mang Cilok Ganteng
16
Kau Gadis Yang Unik, Naz......
17
Harga Cek Inbox
18
Kak Anas.... Kau Datang Menepati Janjimu
19
Karena Aku, Aku......... Padamu Naz
20
Dia Ibuku...
21
Naz,,,Kau Gadis Yang Luar Biasa
22
Jatuh Cinta Sama Siapa Naz ??
23
I Love You Much More
24
Bertemu Dengan Mu Merubah Segalanya, Naz
25
Naz, Kau Benar -Benar Gadis Pengacau ku
26
Arfin Ketangkap Basah
27
Keceplosan Roller Coaster
28
Bunda Sang Investigator
29
Ternyata Dia Mencintai Wanita Lain
30
Ajaran Sesat
31
Visual Arfin dan Rheanazwa
32
Ternyata Goreng Patut Kebalikan Dari Cantik
33
Dia kah Kak Anas....??
34
Naz Si Biang Kerok
35
Dia Memiliki Bee Smile Yang Sama Denganku
36
Be Smile,, Siapakah Tuan mu ??
37
Aku Belum Siap Berbicara Dengannya...
38
Papa.....
39
Bang Anas,,Tunggu Aku
40
Kiara Sekutu Arfin
41
Opa Sangat Menyayangimu, Naz.....
42
Naz Hilang.....
43
Petunjuk Keberadaan Naz
44
Maaf Pah.....
45
Ternyata Kak Arfin Yang Menyelamatkanku.....
46
Panggil Aku Aa .... !!
47
Ancaman Naz Menghentikan Langkah Arfin
48
Arfin dan Pengakuan Sang Dalang
49
Selamat Malam Aa Lutung Kasarung
50
Dapat Restu Lagi,, yesss
51
Maaf Naz,, Akulah Penyebabnya
52
Malah Menjaga Jodoh Orang Lain
53
Ternyata Menyatakan Cinta Serasa Dikirim Berperang Ke Suriah
54
Voice Note Katakan Cinta
55
Apakah ini Acara TV Katakan Cinta?
56
Gara- Gara Siluman Gio
57
Ruby Si Kompor Beleduk SNI
58
Temani Aku Makan Malam
59
Maukah Kau Menerima Cintaku, Rheanazwa??
60
Karena Ayah
61
Arfin VS Ipin
62
Siapa Dia??
63
Akulah Sang ANAS,,, Cahayaku
64
Baru Jadian Langsung Talak Tiga
65
Ternyata Dia Anak Pemilik Sekolah
66
Ingin Selalu Bersamanya
67
Gara-Gara Peje jadi Ketahuan
68
Papa Mellow Kolis
69
Nasib Hubungan Yang Baru Seumur Toge
70
Akulah Yang Menyebabkan Dia Cacat
71
Surprise Yang Mengejutkan
72
Si Tengil Pundung
73
Janji Kita
74
Doorprize Cubitan Istimevah
75
Pete Pembawa Kabar Gembira
76
Ternyata Mereka Kakak Beradik
77
Aku Belum Siap
78
Maling Cantikk
79
Harus Mandi Kembang 7 Rupa
80
Si Embe VS Masa Lalu Arfin
81
Dia Maira
82
Ternyata Dia Ayahnya Syanala
83
Sungguh Teganya Teganya Teganya......
84
Maafkan Aku
85
Kepergok Berduaan di Kamar
86
Hantu Kolor Ijo
87
Demi Maaf Sampai Pingsan
88
Perang Dunia III
89
Kepergok Lagi Kepergok Lagi
90
Dia Memanggilku Papa ?
91
Panggilan Sayang Aku Apa ??
92
Pelampiasan Kemarahan
93
Nala Hilang
94
Arfin VS Pembalut
95
Keluarga Telenovela
96
Pokoknya Panggil Mami.... !!
97
Test Drive dari CaMer
98
Penyebab Gak Enak Perasaan
99
Gak Mau Nikah Karena Takut Jarum Gede
100
Goodbye Wassalam
101
Akhirnya,,, Aku Menemukan Mu
102
Sudah Bisa Ngulek Tanda Siap Nikah
103
Naz,,,, putriku....
104
Terungkapnya Rahasia Naz
105
Giliran Mu Untuk Bahagia, Naz
106
Bertunangan ??
107
Aku Tidak Akan Menikah Dengan Siapapun !
108
ABG Tapi Punya Naluri Keibuan
109
Anak Ditolak, Bunda Bertindak
110
Status WA Sebagai Umpan
111
Kenapa Kamu Jadi berubah ??
112
Gelagat Mencurigakan
113
Dia Sakit ???
114
Menemukan Sang Mantan
115
Kayaknya Ketagihan .....
116
Ternyata Itu Wanita Pacarnya Kak Arfin
117
Semakin Kau Menjauhkan ku Dari mu, Semakin Aku Mendekati Mu
118
Akankah Kau Memaafkan Ku Kelak??
119
Mencintaimu Diam- Diam
120
Naz, Bisakah Kita Bicara ?
121
Hello ... Siapa Lo ??
122
Cemburu Sampai Ke Ubun- Ubun
123
Aku Sudah Tahu Semuanya
124
Ruzaq Bibir
125
Terungkapnya Alasan Arfin Meninggalkan Naz
126
Terciduk Duo Satpam Cantik
127
Penolakan Bunda
128
Kejutan Aneh
129
Cincin-nya Mana ??
130
Kemana Aa Harus Melamar Mu ??
131
Pokoknya Aku Mau Nikah....!
132
Saya Terima Nikahnya Rheanazwa Eleanoor Harfi
133
Persekongkolan Duo Curut
134
Mohon Maaf Saya Tidak Bisa
135
Can't Help Me Falling In Love With You
136
Dia Mencium Ku
137
Virus Bridezilla Mulai Melanda
138
Cubitan Di Denda Ciuman
139
Tolong........ !!!
140
Arsen Sang Manipulator
141
Menunda Pernikahan
142
Siraman Rohalus
143
Permintaan Ayah
144
Tunai Or Tonight
145
Bibir Jontor Akibat Tisu Magic
146
Zonkkk !!!!!
147
Kenapa Berhenti ??
148
Istri Yang Menggemaskan
149
Terimakasih, Monster Harimau-ku
150
Judulnya Apa Ya ??
151
Naz Pingsan
152
Kehebohan Gara- Gara Tespack
153
Raline Dan Pengakuan Arfin
154
Cinta Salah Sasaran
155
Keceplosan Naz Mengundang Kekepo-an Bunda
156
Demi Si Ujang
157
Te Sate......
158
Tatkala Si Ujang Tunduk Pada Si Imut
159
Ngidam Aneh
160
Awas Ada Sule... Eh... Ada Penyusup !!
161
Terbongkar Juga
162
Wanita Gagah Perkosa
163
Tante Gembel
164
Rasakan Kau
165
Kelicikan Wanita Sundel
166
Drama Dibalas Drama
167
Durian Penangkal Jatah
168
Dua Garis Merah
169
Mual Muntah Berjama'ah
170
Kedatangan Tamu Yang Mengejutkan
171
Laki- laki atau Perempuan, Dok ?
172
Menantu Hamil, Mertua Yang Ngidam
173
Papaking-Mamaking VS Magu- Pagu
174
Papa Macan
175
Hari Pertama Kesiangan
176
Jangan- Jangan Dia____ ??
177
Suamiku Kenapa, Ma?
178
Ganti Nama Kamu !!!
179
Lepaskan ...!!
180
Dia Pergi....
181
Dimana Naz...???
182
Amarah Papi Dan Sepucuk Surat
183
Arfin Menemukan Petunjuk
184
Pergilah,, Menjauh Dari Naz ..!!
185
Tendangan Pertama
186
Mau Pulang Demi si Ujang
187
Hilang Ditelan Bumi
188
Surprise Untuk Bumil
189
Naz Ketinggalan
190
Alhamdulillah....
191
Cahaya Sang Anaz (Ending)
192
EXTRA PART 01 : Jangan Ada Balon Diantara Kita
193
ExtraPart02- Gemuk atau Kurus Bukan Parameter Kebahagiaan
194
Extra_Part03- Honeymoon Rasa Family Moon
195
Extra_Part04 - Kualat
196
Extra_Part05 - Pengganggu
197
Extra_Part06- Udah Main Kuda- Kudaannya ?
198
Extra_Part07 - Ketakutan Aneh
199
Extra_Part08- Nanas Makan Nanas
200
Extr_Part09 - Panggil Akha !!
201
Extra_Part - Akha, Upin dan Ipin
202
Extra Part11- Kelahiran Si Kembar
203
ExtraPart.12 - Tempat Berarti Bagi Kita
204
THE LAST ... Disinilah Kisahku Berawal
205
PENGUMUMAN ....
206
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!