Hari semakin siang, si jarum pendek tengah menunjukkan angka 12 diikuti jarum panjang ke angka 11, sang surya tengah menduduki tahta sempurnanya dikawasan WIB. Cuaca begitu cerah dengan panas terik yang menyebar membuat udara di dalam teras belajar pun sudah mulai menyeruak panas, meskipun angin sepoy- sepoy sesekali meniup dari arah luar. Tak terasa tiga jam sudah empat sekawan bontot itu mengajari anak- anak dengan berbagai macam tantangan yang dilaluinya hingga kelas pun dibubarkan.
“Akhirnyaa,,, selesai juga….” Ucap Andes sambil menggeliatkan tubuhnya layaknya orang baru bangun berhibernasi.
“Hari ini mau kemana kita…” jiwa ABG Ruby sudah keluar yang ingin menikmati masa libur begini.
“Terserah…” Kiara menjawab singkat sambil memakai jaket dan membawa helm yang diletakkannya di atas lemari rak buku. Ya. Karena kemanapun Kiara pergi selalu mengendarai motor kesayangannya.
“Mau kemana pun kita, yang penting mari shalat dulu di Masjid sana” Naz mengajak ketiga sahabatnya untuk shalat dzuhur.
Empat sekawan pun membereskan barang- barang mereka dan bergegas pergi ke Masjid. Naz, Ruby dan Andes berjalan kaki karena memang jaraknya dekat yakni berada di ujung lapangan, sedangkan Kiara mengendarai motor sendirian lalu memarkirkanya di halaman masjid yang ternyata sudah terparkir Ferarry California di sana.
“Uwow,,,, ada si ferarry lagi disini,,,”Andes mata nya membulat sempurna “Eh by, fotoin dong” Andes minta tolong pada Ruby sambil memberikan ponselnya.
“Dasar norak lo Des” Kiara yang baru turun dari motornya bersungut dengan emoji sebal.
“Biarin ih, sirik aja,,,sirik tanda tak mampu, wle” Andes menjulurkan lidahnya pada Kiara.
“Yaudah sini” Ruby mengambil ponsel Andes lalu mengambil beberapa foto dengan berbagai gaya alay Andes.
“Udah yuk ah wudhu dulu” Naz mengajak Kiara dan Ruby wudhu di tempat wudhu wanita, sedangkan Andes ke tempat wudhu Pria.
Seusai wudhu mereka hendak masuk ke masjid lewat pintu samping, ternyata berpapasan dengan seorang pria yang hendak keluar masjid tengah membuka gulungan lengan kemejanya.
“Eh,,, Kak Arfin ketemu lagi” Ruby menyapa pria itu yang terlihat kaget langsung melihat ke arah mereka.
“Kalian…? Mau shalat juga” Tanya nya
“Iya kak “ Jawab Ruby mewakili ketiga sahabatnya “Kak Arfin udah selesai shalatnya” sambungnya bertanya.
“ Iya,,,duluan ya,, assalamualaikum” Arfin pamit dan berjalan menuju halaman Masjid.
“Wa'alaikumsalam” Jawab serentak sambil melihat Arfin yang berjalan meninggalkan mereka.
“Woah,, keren,,,, ternyata yang punya Ferarry California itu Kak Arfin ya” Andes terkagum- kagum saat melihat Arfin masuk ke dalam mobilnya lalu melajukan mobilnya. Kagum sama mobilnya ya bukan sama orangnya, Andes masih suka cewek ko pemirsa.
“Berarti pria yang waktu itu kulihat sedang mengaji disini, Kak Arfin orangnya” Gumam Naz dalam hati “ sambil senyum sendiri.
“Woah, udah ganteng mobilnya pun keren,,,”Ruby ikutan kagum , “Eh tapi tunggu, kok cara berjalan Kak Arfin agak aneh gitu ya, ko gue baru ngeuh ” Ruby pun sama halnya dengan Naz baru menyadari itu.
“Pincang maksud lo” Kiara meni jelas ih nyebut pincang nya author aja gak berani.
“Ra, lo tuh gak boleh menghina fisik orang kaya gitu, gak baik” Naz yang dari tadi diam padahal senyam- senyum sendiri tanpa diketahui ketiga sahabatnya langsung buka suara dengan nada ketus.
“Gue bukan menghina Naz, tapi cuman nyebutin cara jalan yang dibilang aneh sama Ruby” Kiara menjelaskan yang memang tidak berniat menghina.
“Udah- udah ah, ayo masuk kita shalat ,, biar bisa cepet otewe,, laper gue” Ruby memang benar- benar miara cacing diperutnya, langsing tapi doyan makan.
Tiba- tiba terlihat Pak Udin datang yang sebelumnya sudah diberitahu oleh Naz untuk menjemput jam 12 siang , kemudian memarkirkan mobil dihalaman masjid. Pak Udin keluar dari mobil bergegas mengambil wudhu dan masuk kedalam masjid. Mereka pun melaksanakan shalat empat rakaatnya dengan berjama’ah di imami Pak Udin.
Seusai shalat, mereka meminta Pak Udin untuk mengantarkannya ke The Raos Café untuk makan siang sambil nongkrong. Acara makan – makannya berakhir jam setengah tiga, dan mereka langsung pulang ke rumah masing- masing. Kiara naik motor kesayangannya bersama Ruby, Andes naik taksi online, kalau Naz jangan ditanya lagi pulangnya naik apa, sama siapa, semalam berbuat apa. Haha.
Selama tiga hari Naz dan ketiga sahabatnya rutin mengajar di teras belajar dari pagi hingga siang, dan pulang dengan acara berbeda, hari kedua jalan ke mall untuk makan dan belanja, sedangkan hari ketiga nonton ke bioskop dengan mempraktekan ilmu membeli cemilan dari luar dikempeskan dimasukan ke dalam tas ala Bunda. Dan selama itu pula Naz bertemu dengan Arfin hanya saat di Masjid saja.
Tak terasa libur karena ada Ujian Nasional telah berakhir, kelas 1 dan 2 SMA pun bersekolah kembali, walaupun kelas 3 tengah melaksanakan ujian praktek tapi tidak menghambat proses pembelajaran kelas yang lainya.
Pagi ini hari sabtu, seperti biasa semua murid berdatangan ke sekolah untuk menjalankan tugasnya sebagai pelajar, tak terkecuali Naz, Andes dan Ruby yang tengah sampai dan bertemu di pintu gerbang . Mereka pun jalan berbarengan memasuki kawasan sekolah.
“Kiara mana By, tumben gak bareng” Naz menanyakan keberadaan sahabatnya yang membuat formasi tidak lengkap.
“Gak tahu Naz, tadi dia nyuruh gue berangkat duluan katanya sih ada perlu dulu” Ruby menjelaskan.
“Oh, seperti itu” Naz bicara sambil membulatkan mulutnya ber-oh ria.
“Yoai…” Ruby menjawab singkat.
“Hai Naz,,” Tiba- tiba seorang cowok menyapa Naz di hadapannya dan membuat langkah ketiga orang itu berhenti.
“Iya, ada apa Kak?” Tanya Naz.
“Oh iya , nanti acara perpisahan kelas 3 akan diadakan PENSI, kamu mau ikutan gak?” Tanya cowok berseragam sekolah yang sama, tapi pakai celana panjang ya, gak pakai rok.
“PENSI nya apa aja jenisnya? “ Naz balik bertanya.
“Bebas sih apa saja yang penting berhubungan dengan kesenian dan ada perwakilan dari tiap kelasnya. Ada yang mau nyanyi, puisi, bermain piano, biola bahkan ada yang dance” Cowok itu menjelaskan.
“Kalo Kak Bagas mau menampilkan apa?” Ruby ikut nimbrung bertanya pada kakak kelasnya yang bernama Bagas itu.
“Aku mau nyanyi sambil memainkan piano” Jawabnya tersenyum. “Kamu gimana Naz” Kembali bertanya pada Naz.
“Maaf Kak, aku gak berminat,,, aku duluan ya Kak” Naz kembali melanjutkan perjalannya menuju kelas dan berpisah dengan kedua sahabatnya karena beda kelas.
Seperti biasa pukul 7 pagi seluruh murid sudah berada di kelas masing- masing untuk memulai pelajaran pertama selama dua jam pelajaran dimana satu jam pelajaran lamanya 45 menit , kemudian berlanjut pelajaran kedua hingga jam istirahat tiba.
“ Naz, kita ke kantin bareng yuk” Resti mengajak Naz yang masih menulis di bukunya.
“Duluan aja Res, nanggung nih setengah halaman lagi selesai” Naz masih serius menulis dan menjawab tanpa melihat ke arah Resti yang berdiri di sampingnya.
“Yudah deh, duluan ya….” Resti pun pamit dan diangguki Naz.
Brakk
Seseorang menggebrak meja dan melemparkan buku catatan dan buku paket yang sedang dikerjakan Naz ke lantai.
“Ada apa ini, kenapa Kakak melempar buku saya seenaknya?” Naz bertanya kepada sang pelaku.
“Heh cupuk, gue udah bilang sama lo, jauhi Bagas,,,, gak usah kecentilan deh jadi cewek” Gadis itu nyolot.
“Maaf ya Kak Sherly, gak kebalik tuh,,, justru kak Bagas yang selalu berusaha deketin saya,, jadi kalau mau marah Kakak salah alamat” Naz menjawab dengan santainya, sedangkan Sherly yang sudah lama mengincar Bagas teman sekelasnya itu sudah pasang wajah murka.
“Lo ya, kurang ajar,,,berani banget lo sama senior?” Sherly menunjuk ke arah wajah Naz yang sedang duduk dengan santai sambil memainkan pena ditangannya.
“Yang kurang ajar itu datang tanpa permisi, menggebrak meja orang dan melempar buku pelajaran yang sedang dikerjakan dengan seenak jidatnya, Kak” Masih mode santai dan menyingkirkan telunjuk tangan Sherly dari hadapan wajahnya. Maaf ya disini gak ada namanya junior menderita dijajah seniornya.
“Brengs*k lo ya,,” Sherly sudah mengangkat tangan hendak menampar Naz, namun Naz langsung berdiri dan menepis tangan Sherly yg hendak melayang lalu dikuncinya ke bagian pinggang belakang Sherly.
“Jangan pikir karena anda Kakak kelas, saya bakalan takut,, selagi saya di jalur yang benar kenapa harus takut pada kakak. Ingat ya di sekolah ini tidak diperbolehkan adanya senioritas dalam membully seseorang, senior harusnya memberi contoh yang baik terhadap adik kelasnya bukan bertindak semena- mena. Jika kaka tidak tahu permasalahan yang sebenarnya, jangan suka nuduh orang sembarangan yang jatuhnya akan menjadi fitnah” Naz bicara tanpa melepaskan cengkraman tangan Sherly. Ternyata jurus khotbah sang bunda mulai menurun pada dirinya, kalo kata orang sunda Uyah mah moal téés kaluhur ( Garam tidak akan meleleh ke atas).
“Lepasin gue, , lepasin gue anak pungut” Sherly meringis sambil ngatain Naz, sontak Naz langsung melepaskan cengkraman tangan Sherly. “Hah, kenapa lo,? lo pikir gue gak tau siapa lo sebenernya, lo itu cuman anak pungut,, woyy denger kalian semua Rheanazwa yang cupuk tapi songong ini ternyata hanya seorang Anak Pungut yang dipungut dari tong sampah” Sherly dengan sengaja berteriak agar semua orang bisa mendengarnya.
Plakk
“Jaga mulut lo ya, jangan asal bacot” Kiara langsung menampar Sherly tanpa ancang- ancang.
“Berani banget lo ya sama gue” Sherly menunjuk ke wajah Kiara dengan tangan sebelahnya memegang pipinya yang sepertinya panas tuh lebih dari koyo cabe.
“Hello, siapa elo , kenapa gue harus takut sama orang macam lo” Kiara malah semakin menantang Sherly yang sudah bermuram durja, dan akhirnya terjadilah perang saling menampar lalu jambak- jambakkan , ya begitulah standar perkelahian siswi SMA, Adegan tidak untuk ditiru ya.
Sedangkan Naz sedari tadi hanya berdiri diam mematung bagai disambar petir di siang bolong, sorot matanya menatap kosong deru nafasnya berat seperti sedang merasakan sesak menahan sakit , sesak yang amat menyesakan dada.
Bahkan tidak menyadari ada perkelahian dengan teriakan murid- murid lain yang menonton dan berusaha memisahkan sampai akhirnya guru BK datang berhasil memisahkan mereka dan membawa keduanya ke ruang BK.
“Naz,,Naz,,,lo kenapa ? Lo baik- baik aja kan?” Ruby yang baru datang karena ada yang melapor keributan di kelas Naz lalu menghampiri Naz dan menggoyang- goyangkan lengannya.
“By, gue ke toilet dulu ya” Naz yang tersadar langsung pergi keluar kelas dan masih tidak menyadari ada tragedi perkelahian tadi.
Naz berlari menyusuri lorong kelas menuju ke ujung kelas 1, dan tentunya itu berlawanan arah dengan arah ke toilet. Diantara kantor kepala sekolah dan ujung kelas 1 ada sebuah tikungan dengan lahan kosong yang berukuran 1,5x 2,5 meter, dan bisa digunakan sebagai jalan untuk menuju belakang kantor kepala sekolah atau bagian belakang kelas.
Naz duduk dengan memeluk kedua kaki yang ditekuk nya dan menundukkan kepala diantara tumitnya. Tangisan yang sedari tadi ditahan yang begitu menyesakkan dada kini sudah tak terbendung lagi terus mengalir deras di pipinya, isak tangisnya begitu berat menandakan sakit yang begitu dalam. “Hiks..hiks..hiks….” Hanya suara itu yang bisa keluar dari mulut Naz.
“Dek, kamu kenapa, ko nangis sendirian disini” Terdengar kata- kata itu seperti dejavu di telinganya, Naz pun menegakan kepalanya dengan wajah yang sudah dipenuhi linangan air mata.
Srrookk
Terdengar suara ingus yang ditarik kembali kedalam rongga hidungnya, saat melihat orang yang berdiri di hadapannya tapi tidak memakai seragam sekolah atau pun seragam guru, Naz mengangkat kepalanya memberanikan diri menatap wajah orang tersebut “Kak Arfin “. Naz langsung mengucek- ucek matanya memastikan itu nyata atau hanya halusinasi.
“Naz,, kamu ke…..” belum selesai bicara Naz langsung berdiri dan memeluk Arfin.
“Huaaaaaa,,,,huaaaaa,,,,” Naz kembali menangis sesenggukan, menyembunyikan wajah di dada bidang Arfin agar suara tangis nya tidak terdengar orang. Sedangkan yang dipeluk hanya diam mematung karena masih terkejut. Hadeuh bisa dikira sedang mesum di sekolah dengan anak dibawah umur ini.
--------------- TBC ----------------
***********************************
Aa Arfin ngapain ada di sekolan Naz…..??
Othor juga heran,,,,
Happy Reading....
jangan lupa tinggalkan jejak..
Terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
Bzaa
semangat nas😘
2022-06-24
0
zila
arifin daspat tugas ngwrombak srkolahan malanya datang kesekolah 😁😁😁😁😁😁bisa aja
2020-12-23
0
Cika🎀
kok pd ngaku anak pungut🤔🤔🤔 lah saya dpungut ama sapa🤔
2020-10-30
0