Brum brum brum
Terdengar suara motor yang sudah tidak asing lagi di telinga Naz, tengah memasuki pintu gerbang. Tentunya itu adalah suara motor sport milik sahabatnya, Kiara si gadis tomboy yang suka mengikuti balapan motor. Berbeda dengan Ruby yang feminim tapi cerewet, sedangkan Andes anak mami yang manja maximal.
Tin tin
Suara klakson pun dibunyikan supaya sang pemilik rumah menyambut kedatangan duo ratu semprul.
“Nanaz .... " teriak Ruby yang duduk di jok penumpang dan langsung mendapat omelan Kiara yang baru membuka helm nya.
“Astaga, telinga gue sakit onyon. Mulut lo abis nelen toa apa? Gaya lo aja feminim, tapi mulut kaya Tarzan .... “ cerocos Kiara emosi sambil meniup lubang kepalan tangan lalu ditempelkan ke telinganya.
“Udah- udah ihh, kalian tuh bertamu gak ada sopan- sopan nya ya. Baru datang bukannya ucapkan salam, malah berantem depan rumah orang dih,” tuan rumah ikutan nyerocos sambil berkecak pinggang bagaikan ibu kost yang menagih tunggakan bayaran kosan kepada anak kostnya.
“Ampun pemerintah .... ” Ruby dan Kiara pun turun dari motor sporty yang ditunggangi mereka. Tiba –tiba terdengar suara cowok manja baru saja melewati pintu gerbang dan berlari kecil.
“Iiih ... kalian ko gak nungguin aku sih? Aku kan tadi ke rumah kamu Ruby,” Andes ngomel sambil menghentakkan kaki.
“ Udah- udah ah, ayok berangkat. Nanti keburu macet,” ajak Naz pada ketiga sahabatnya supaya tidak terjadi perang lambe lagi.
Naz dan ketiga sahabatnya menaiki mobil yang dikendarai oleh Pak Udin dan menuju ke sebuah mall yang cukup besar.
Empat sekawan itu pun memasuki mall yang baru saja buka, namun sayang Gramedia yang merupakan tujuan mereka belum buka. Akhirnya mereka memutuskan untuk berkeliling mall saja.
Tiba- tiba langkah Ruby terhenti saat melihat sesuatu.
“Gurls, lihat itu ada tempat foto box, nyobain yuk!” ajak Ruby pada ketiga sahabatnya.
“Apaan sih lo, jangan konyol deh ....” celetuk Kiara melirik tempat Foto box itu.
“Lumayan lah buat seru- seruan sambil nungguin Gramedia buka, ayolah …. ” Ruby membujuk ketiga sahabatnya.
“Ogah ah … kalo mau foto tinggal dari Iphone lo ajja napa, kualitas kameranya kan bagus,” Kiara masih kekeuh.
“Ayolah ... mumpung formasi lagi lengkap nih, yuk iseng ajja seru- seruan, ” masih mode merayu memegang lengan Kiara.
“Iya yuk, kali- kali lo foto bareng napa Ra, lo paling susah noh,” Andes ikutan merayu.
“Bukan apa- apa Des, Kiara tuh takut nanti fotonya kebakar, muka dia kan keramat,” Naz buka suara dan membuat gelak tawa kedua sahabatnya. Kiara jangan ditanya raut mukanya bagaimana.
“Iya ya gue lupa, kalo ngajak dia difoto musti siapin sesajen dulu hahaha ....” Ruby ikutan meledek.
“Asem kalian smua yaa, ” gerutu Kiara sambil melipat tangan di dada.
Karena susah sekali membujuk rayu Kiara, Ruby menarik Kiara secara paksa dibantu kedua sahabatnya ke tempat stand foto box berada.
Ruby mendaftar ke penjaga stand foto box tersebut, kemudian dipersilahkan masuk ke dalam ruangan yang hanya berukuran 1,5 x 1,5 meter yang terbuat dari papan duplex.
Sang penjaga pun menjelaskan cara mengambil fotonya, yakni semua orang melihat ke kamera yang ada dilayar dan salah seorang memegang sebuah mouse sebagai alat bantu membidik foto.
“Oke fix kita atur posisi, gue di depan yang pegang mouse, lo dikiri gue Naz, lo di kanan gue Ra, dan lo Andes dibelakang gue, oke“ Ruby mengatur posisi dan menunjukan poisi masing- masing.
“Sempit banget sih ni tempat, gak ada yang lebih luas apa? Mana backgrounya polos gini lagi, gak ada menarik- menariknya,” Kiara nyerocos masih tak terima diajak foto bareng.
“Yaelah Ra, namanya juga foto box, kalo pengen yang luas dan tempatnya keren ya harus ke studio foto keleus,” jawab Ruby ketus.
“Yassalam ... kapan mulainya sih nih kalo ribut mulu ,cepetan mulai gerah tau,” Naz mulai jengah dengan perang kedua lambe onyon itu.
Akhirnya mereka berfoto ria dengan banyak gaya dari gaya imut sampai gaya nyeleneh. Tak ketinggalan mereka juga melakukan foto sendiri secara bergiliran.
Setelah selesai, mereka keluar ruangan dan menemui sang penjaga untuk mencetak foto hasil jepretan mereka. Dengan segala kehebohan memilah- milih foto untuk dicetak dan membuat sang penjaga nampak stres.
“Yang ini yang ini yang ini, ” tunjuk Ruby pada layar komputer yang menampakkan hasil jepretan tadi.
“Eh jangan ini donk, gue jelek banget itu, masa mata gue setengah merem gitu kayak orang teler ih. Yang itu juga jangan, masa gue nyengir giginya cuma keliatan sebiji kaya nenek ompong,“ Kiara protes pada foto pilihan Ruby.
“Bukan kaya orang teler itu, tapi kaya orang lagi oh yes oh no, hahahaha .... ” ucapan Andes sontak mengundang gelak tawa para sahabatnya.
“Otak lo ngeres, cong” Kiara nyolot sambil menjitak kepala Andes.
“Aww ... aduh mami aku dizolimi,” Andes meringis alay.
“Makanya kalo difoto tuh yang ikhlas, kan jadinya gini nih lo gak ada yang bagus, sebal ” cerocos Ruby pada Kiara sambil manyun.
“Pokoknya jangan yang itu !” Kiara masih kekeh.
“Tapi itu aku cute banget tau,” Andes nimbrung lagi.
“Nih yang ini aja bagus gue nya,” Kiara menunjuk salah satu foto di layar.
“Gak mau, masa muka gue blur,” tolak Ruby yang protes kembali.
“Yassalam, ini yang punya peran utama gue loh, ko lo pada sih yang banyak dialog ?” Kedengarannya Naz protes sama author nih, bukan protes ke para sahabatnya.
"Sini gue yang pilih ajja biar aman, ” lanjutnya memilih beberapa foto dilayar dan meminta untuk segera dicetak. Dan akhirnya 8 lembar foto berhasil dicetak, diantaranya 4 lembar foto single dan 4 foto rame- rame.
“Nih fotonya siapa yang megang?” tanya Naz pada ketiga sahabatnya sambil menyodorkan amplop berisi foto mereka.
“Lo aja yang megang deh, tas gue kan kecil,” jawab Ruby.
“Iya di kamu aja deh, ya kan Ra?” Andes juga setuju dan menunggu pendapat Kiara.
“Yoai," jawab Kiara singkat.
“Okelah kalo begitu,” Naz memasukan amplop foto itu ke dalam sampul plastik bagian dalam komik yang dari tadi dibawanya, kemudian dimasukan ke dalam tas selempangnya.
"Yuk kita ke Gramed, kayaknya udah buka tuh,” ajak Naz pada ketiga sahabatnya.
Mereka berempat pun akhirnya masuk ke Gramedia dan langsung mencari buku pelajaran yang ditugaskan guru mereka masin- masing. Ya, karena mereka tidak satu kelas tapi tetap selalu menghabiskan waktu bersama.
Mereka bersahabat sejak masih sekolah dasar, jadi sudah saling memahami karakter masing- masing. Meski sering ribut, tapi itu hanya candaan semata bukan ribut beneran.
Seusai memilih buku, mereka antri untuk membayar ke kasir, tapi Andes menitipkan ke Naz karena dia izin pergi ke toilet. Selesai pembayaran mereka pergi ke supermarket untuk membeli beberapa makanan dan minuman ringan yang ternyata sampai satu kresek besar. Katanya sih buat ngemil sambil nungguin kak Dandy biar gak bosan, malas kalo harus keliling di bandara nyari makanan. Padahal kenyataanya mereka gak mau jajan di bandara karena harganya lebih mahal, harap dimaklum dompet OSIS.
Saat mengantri di kasir, Naz menghubungi Pak Udin untuk segera ke Lobi karena waktu sudah menunjukan hampir jam 11 siang, Kak Dandy orangnya gak suka menunggu. Naz dan kawan- kawan berjalan menuju lobi dan mobil yang dikendarai Pak Udin sudah menunggu mereka disana. Semuanya masuk ke dalam mobil dengan barang bawaannya dan langsung berangkat menuju Bandara.
“Oh my God, ini kantong keresek isi makanan gede banget, malu gue bawanya,” Kiara mulai membuka suara sambil melihat belanjaan mereka.
“Iya ih, kelihatan banget kita jajan dari mall, hahaha .... ” Andes yang duduk disamping sopir ikutan mencela menyadari kantong kreseknya ada label mall.
“Ahaa... gue punya ide,” Ruby menjetikan jari kedua jarinya.
“Ide apaan?” Naz mengerutkan dahi.
“Nah ini kan kantong kresek buku lebih kecil, gimana kalo kita pindahin para snack, minuman dan roti ini ke kresek buku, dan semua buku kita jadiin satu ke kresek besar ini?” Ruby mengeluarkan pendapatnya sambil menunjuk- nunjuk kantong kresek.
“Sama aja inih kelihatan pada kembung kan snack nya, oncom” protes Kiara.
“Snack nya kita buka aja sdikit biar kempes, terus digulung plastik snack nya, jadi kan satu kresek bisa muat beberapa snack dan isinya gak akan melempem, ”Naz ikutan ngasih ide.
“Ide cemerlang tuh, kok elo kepikiran kesitu Naz?” Ruby merasa heran.
“Pernah gue diajakin Bunda nonton ke bioskop. Bunda kan gak suka popcorn tuh, jadi kita beli kripik kentang dan jus kotak. Peraturan di bioskop kan kita gak boleh bawa makanan dari luar, kalo keliatan bawa kresek makanan langsung dirampas. Kalo jus kotak kan gampang masuk tas, akhirnya plastik kripik kentang disobek dikit lalu dikempesin dimasukin ke dalam tas... hahaha.” Pengakuan konyol Naz membuat semuanya tertawa.
“Boleh juga jurus baru nih, hahaha.” Andes masih tertawa sambil geleng- geleng kepala.
“Eh by the way, Kak Dandy kayaknya makin ganteng kaya bule ya pulang dari Amrik,” Ruby senyam- senyum membayangkan.
“Dih, apaan orang cuman seminggu nemenin sahabatnya ngurusin dokumen apa gitu. Mana ada jadi bule, yang ada jadi Pak Le… hahaha,” jawaban Naz membuyarkan khayalan Ruby.
“Eh temennya ganteng gak?” dasar Ruby hobi cuci mata liat cogan.
“Mana gue nyaho, gak pernah lihat orangnya juga. Paling yang kenal cuman Bang Evan sama Kak Hardi aja deh. Katanya temennya yang ini tuh dulunya kuliah dan lanjut kerja juga di Amrik, baru pulang ke Indo dua bulan yang lalu," Naz menjelaskan yang ia ketahui tentang teman Kak Dandy.
Karena jalanan agak macet, mereka sampai di Bandara pas adzan dhuhur dan memutuskan untuk shalat terlebih dahulu. Selesai shalat Naz dan ketiga sahabatnya mencari tempat duduk untuk menunggu sang kakak. Tentunya sambil menyantap roti dan cemilan lainnya.
“Aduh pedes banget nih keripiknya, minta minum dong,” Ruby meminta minuman karena kepedesan.
“Gue juga haus, Des mana minumannya?” Naz yang sedang baca komik juga minta minum.
“Iya nih, pedes banget sih keripiknya level berapa sih By? minum mana minum .... ” Kiara juga sudah kepedesan.
“Astaga naga, kresek minumannya ketinggalan di mobil,” Andes mangap dan menutup mulut dengan kedua telapak tangannya.
“ Apaa ?" tanya Naz, Kiara, dan Ruby serentak.
“Huh hah huh hah, gila lo Des... ini keripik level 25 tau gak sih lo,” Ruby ngomel dengan nafas terengah- engah.
“Gila lo Des, jauh tau ke parkiran. Lo juga gak kira- kira By milih levelnya, gue makan yang level 5 ajja langsung diare dulu... huh hah huh hah, ”Kiara nyerocos sambil mengipas- ngipas mulutnya yang kepedesan.
“Tunggu bentar ya, gue sama Andes beli minuman dulu,” Naz ikut panik melihat duo jontor kepedesan dan bergegas pergi membeli minuman.
Karena yang mereka temukan tempat foodcord terdekat adalah restoran burger, mereka membeli dua gelas minuman bersoda dan dua botol air mineral dingin.
Naz dan Andes berlari kecil sambil membawa minuman dingin yang sudah mereka beli.
Brukkk
“Aww,” Naz meringis lalu terjatuh karena bertubrukan dengan seseorang. Gelas minuman soda yang dipegangnya hanya tinggal sedikit, dan komik yang dipegangnya pun terjatuh entah kemana.
“Kalo jalan itu pakai mata!” ucap seorang pria yg sama- sama jatuh terduduk dihadapannya sambil mengibas- ngibas jaketnya yang basah.
“Ma ma maaf, saya tidak sengaja, “ ucap Naz terbata, karena merasa bersalah tanpa sengaja menumpahkan minuman ke jaket pria itu.
Tatapan Naz mengarah pada pria itu yang terlihat mendengus kesal. Ia pun melihat ke arah Naz, sehingga kedua mata mereka saling bertatapan sekilas. Ia bangun dan mengambil bukunya yang terjatuh, lalu pergi begitu saja tanpa memperdulikan Naz yang masih duduk di lantai.
“Selamat selamat ... untung orang itu gak marah- marah, mana jaketnya warna cream lagi ternoda oleh minuman soda mu, Naz” Andes mengelus dada lalu membantu Naz bangun yang masih tercengo.
“Komik gue mana Des?” Naz melihat- lihat disekitar mencari keberadaan komik kesayangannya.
“Yasalam, lo gak lihat apa tatapan dingin dan tajam cowok tadi? Beruntung dia gak marah dan minta ganti rugi, eh lo malah mikirin komik ....” Andes menggelengkan kepala melihat tingkah cuek Naz.
“Ahh, itu dia komiku!” seru Naz tanpa mempedulikan ocehan Andes
Naz langsung mengambil komik di lantai yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.
"Ayok, kasihan Kiara sama Ruby nungguin minum, ” ajaknya pada Anes, lalu keduanya pun kembali melanjutkan perjalanan mereka.
Sesampainya di tempat duduk Kiara dan Ruby, nampak ada dua orang pria duduk bersama mereka disana.
“Loh, Kak Dandy udah nyampe?” Naz menyalami sang kakak lalu menyerahkan air mineral pada Kiara dan Ruby.
“Iya, baru aja duduk beberapa menit yang lalu,”
jawab Dandy.
“Kok ada Bang Evan juga?”, Naz baru menyadari pria disamping kakaknya.
“Iya, cantik ... Kenapa? kangen sama Abang ya?” Bang Evan malah menggoda Naz.
“Iyuw, pede banget sih Bang .... ” Naz mencebikan bibir dan memutar jengah bola matanya.
“Hahaha, Abang kesini untuk menjemput adik tersayang,” Evan menjawab pertanyaan sebelumnya. (Telat lo Bang).
“Emang Bang Evan punya adik? sejak kapan?” Ruby ikut nimbrung.
“Ya sejak dia lahir lah,” jawabnya dengan santai.
“Loh, kok gak pernah kelihatan Bang?” bukan Ruby namanya kalo gak kepo.
Saat akan menjawab, telpon genggam Bang Evan berdering dan langsung diangkatnya.Tak lama telepon berakhir dan dia pun berpamitan pulang duluan.
Kak Dandy bersama Naz dan ketiga sahabatnya pun beranjk pergi keluar bandara untuk pulang ke rumah. Saat sampai diluar, mobil yang dikendarai Pak Udin sudah di depan.
Mereka pun masuk kedalam mobil, Kak Dandy duduk di jok depan disebelah Pak Udin, sedangkan trio gadis di jok tengah dan Andes di jok belakang bersama koper dan buku- buku. Pak Udin melajukan mobilnya.
“Eh Naz, lihat dong hasil cetak foto box tadi,” Ruby teringat foto hasil drama yang belum dilihatnya.
“Oke .... ” Naz mengambil komik dari dalam tasnya lalu dibuka.
"Hah, kok gak ada?” ucapnya terkejut melihat sampul plastik dalam komiknya kosong.
“Gak ada gimana Naz?” tanya Ruby bingung.
“Iya, amplop fotonya gak ada,” Naz membuka lembaran komik, lalu mengeluarkan semua isi tasnya dan hasilnya nihil.
“ Yassalam ... kok bisa hilang sih? gimana ceritanya?” Ruby terlihat kesal karena mengingat perjuangannya untuk bisa foto bareng dengan formasi lengkap.
“Gak tahu ..." Naz menggeleng- geleng kepala bingung dengan nada merasa bersalah .
************** TBC ****************l
Hai,, salam kenal
Terimakasih telah mampir ke karya ku.
Ini karya pertamaku, mohon maaf masih banyak kesalahan dan kekurangan.... 🙏
jangan lupa tinggalkan jejak ya,, like, coment, vote dan Rate bintang lima.....
Terimakasih..... 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
💕febhy ajah💕
pasti keikut ama cowok tdi tuh
2023-03-06
0
Bzaa
menarikkkk... 5 star, like, pav milikmu tor
2022-06-24
0
Poernama 💜💜💝💝
Aku jejak.di sini teteh Rani
2021-06-21
0