Cahaya Sang ANAS
Siang menjelang sore, seorang gadis berseragam putih abu-abu tengah menduduki kursi di bawah pohon rindang menghadap ke danau kecil. Terlihat tatapan sendu dari mata indahnya melihat ke arah danau seperti sedang melamun dan menunggu seseorang. Beberapa kali menarik nafas panjang menatap ke layar benda pipih di tangannya yang baru dinyalakan.
Tak lama dikeluarkannya sesuatu dari dalam tas ransel milik nya. Benda itu seperti boneka mungil tapi bukan dari kain pada umumnya. Bentuk kepalanya merupakan salah satu emoticon tersenyum. Ada tali dengan pegangan bulat kecil dibelakang tubuh boneka mungil itu.
Saat talinya ditarik oleh sang pemilik, terdengar suara “tersenyumlah tersenyumlah hehehe.” Itu terdengar seperti burung beo yang sedang menghibur sang empu nya. Gadis itu pun tersenyum, namun tak lama senyum itu pun kembali sirna dari bibir manisnya.
“Kak, kenapa gak pernah datang memenuhi janjimu,” lirihnya sedih menatapi mainannya itu.
Masih teringat dibenaknya pesan terakhir yang ia baca dua bulan yang lalu, “Lusa aku pulang ke Indonesia, kita bertemu di tempat pertama kali kita ketemu dulu."
Naz menghela nafas berat, "Mungkin semua ini hanya angan-angan saja, tidak mungkin dia mau menemui ku yang sama sekali tidak dikenalnya. Kenapa aku bisa sebodoh ini menanti yang tak pasti,” ucapnya sambil menjitak kepalanya.
“Semua ini gara-gara Raline,” ucapnya kesal sambil memukul bangku. “aww,” mengibaskan tangannya.
Tiba- tiba terdengar deringan panggilan dari benda pipih miliknya, “ Yasalam ... aku lupa belum ngabarin Bunda,” ucap nya saat melihat nama si pemanggil. Digeser lah kursor ke tombol hijau.
“Assalamu’alaikum, Bunda Ratu,” ucapnya.
“Waa’alaikumsalam, Dek ... kamu teh dimana? kok jam segini belum pulang? Dari tadi ditelpon gak aktif, Bunda udah hubungin teman- temanmu gak ada yang tahu. Ih kebiasaan kamu mah ya, jangan suka bikin Bunda khawatir gini deh,” omel sang Bunda.
“Yasalam, Bunda Ratu yang paling heboh sejagat raya, kalo nanya tuh ya satu- satu dong.”
“Bunda kan khawatir Dek, gimana kalo kamu teh nanti di___” ucapan Bunda langsung disambar.
“Enggak ko Bunda, aku habis dari panti asuhan Kasih Ibu dan sekarang aku segera pulang ya. Assalamu’alaikum,” ucapnya tanpa mendengar jawaban Bundanya.
Naz menutup teleponnya dan bergegas meninggalkan danau untuk segera pulang ke Rumah. Tak lupa Naz berpamitan terlebih dahulu kepada Bude Hafsah, pemilik sekaligus pengelola panti asuhan yang tempatnya tidak jauh dari taman danau kecil tadi.
“Bude, Naz pulang dulu ya ... nanti ibunda ratu bisa- bisa mengutus pandawa nya kemari, bahaya itu,” ucapnya pamit sambil tertawa lalu mencium tangan Bude Hafsah.
“Iya sana pulang, Bude gak mau ya nanti ada drama penjemputan tuan putri alay disini hahahaha,” keduanya tertawa.
“Tentunya dengan menyewa kereta kencana Nyi Ratu Kidul yang kudanya sudah tidak mampu menahan berat penumpang yang full thank,“ Naz menambahkan candaan Bude.
“Babhay, Assalamu’alaikum ... Bude jangan rindu ya,” Naz melengos begitu saja sambil melambaikan tangan.
“Wa’alaikumsalam, hati- hati Naz,” jawabnya senyum sambil menggeleng kepala, ”Dasar anak itu."
Naz pulang dengan menaiki ojek online yang sudah dipesan sebelumnya. Hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai ke kediamannya.
Setibanya di depan gerbang rumah, Naz turun dari ojek. Sang Bunda sudah menunggu kedatangannya, beliau duduk di kursi yang terdapat di teras rumahnya.
“Assalamu’alaikum ... Bun bun da da Bunda,” teriaknya sambil mendekat ke bunda dan mencium tangannya.
“Wa’alaikumsalam ... ayo masuk,“ ajak beliau lalu berdiri dan merangkul Naz membawanya masuk kedalam rumah. “Mandi dulu gih, sholat terus makan.”
“Siap 86,” jawab Naz sambil memberi hormat layaknya kepada pemimpin upacara.
Bunda hanya menarik nafas panjang, lalu menggelengkan kepala melihat tingkah anak bungsu kesayangannya itu. Naz pergi ke kamarnya yang ada di lantai dua untuk mandi dan solat ashar.
Rumah Naz bukanlah rumah besar nan mewah, hanya rumah sederhana dengan halaman yang sedikit agak luas karena Bunda yang sangat suka dengan tanaman. Di lantai satu terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, dapur, ruang makan, empat kamar, dan dua kamar mandi. Sedangkan di lantai dua terdiri dari tiga kamar, satu ruang tengah, dan satu kamar mandi.
Tak lama Naz pun turun dan langsung ke ruang makan. Ternyata sang Bunda sudah menyiapkan makan untuknya, Naz pun makan ditemani oleh Bundanya.
“Bunda ko gak makan?” Naz basa- basi.
“Kamu gak lihat ini sudah jam berapa?” Sang bunda sudah dalam mode reporter.
“Hehehe ... jam empat lebih Bunda,” jawabnya cengengesan sambil mengunyah makanan.
Padahal jarum jam sudah menunjukan angka 04:50 sore .
”Oh iya, Ayah kapan pulang Bunda? Katanya mau dinas ke Bali ya?” sambungnya membuka topik baru supaya sang reporter teralihkan.
“Katanya teh habis magrib ada dua tindakan operasi, kayaknya pulangnya agak malam. Iya, nanti teh mau ada acara training di sana. Seharusnya mah yang berangkat teh Dokter Tito, tapi beliau sedang berhalangan, jadi Ayahmu yang berangkat, belum lagi besok ada jadwal operasi lagi.” Bunda sudah mulai teralihkan.
Ya, sang Ayah berprofesi sebagai dokter spesialis Bedah. Sedangkan sang Bunda memiliki beberapa butik.
“Oh gitu ya Bunda, berapa hari di Bali nya? Bunda mau ikut kah?“ tanya Naz yang makannya sudah selesai.
“Kalo Bunda ikut mah, terus yang jagain kamu teh siapa? Nanti makin sering saja keluyuran kamu teh ya kaya hari ini.” Hadeuh si bunda gak gampang teralihkan ternyata.
Naz berdiri membawa piring kotor untuk dicuci. Ayah dan Bunda Naz mendidik keempat anaknya untuk hidup sederhana, mendisiplinkan untuk mandiri dan mengajarkan untuk bertanggung jawab dalam hal sekecil apapun.Termasuk menyiapkan perlengkapan sendiri, mencuci bekas makan, mencuci pakaiannya, apalagi jika hari libur semua penghuni wajib bersih- bersih walaupun ada asisten rumah tangga.
Selesai mencuci piring Naz hendak pergi dari ruang makan.
“Mau kemana, Dek?” tanya Bunda sambil menoleh. “Duduk sini kita ngobrol,” lanjutnya
Naz pun kembali ke meja makan duduk berhadapan dengan sang Bunda.
Bunda menghela nafas sejenak, "Dek, bunda teh udah sering bilang sama kamu, kalau mau kemana- mana atau pulang telat teh kabarin Bunda. Naon hesena coba, bunda teh khawatir tau teu, ditelpon teu aktif- aktif, mana kamu gak mau diantar jemput sopir.“ Bunda sudah mulai khotbah dengan campuran Sundanya.
Naz berdiri dan memeluk sang Bunda “Iya, ampun ... Bunda ratuku sayang. Naz janji deh gak akan ulangi lagi,” cup mencium pipi sang bunda.
“Tadi tuh handphone Naz lowbat, pas nyampe panti numpang di charge. Karena keasyikan ngobrol sama Bude, Hp nya lupa dinyalakan. Pas Naz pergi keluar baru dinyalakan deh,” lanjutnya menjelaskan kemudian duduk kembali.
“Hmm, yasudah lah. Oh iya, besok hari rabu kamu libur ya?” tanya bunda karena tahu besok tanggal merah.
“Betul betul betul... besok Naz izin ke Gramedia ya mau nyari buku matematika sama Kiara, Ruby, dan Andes gitu loh. Boleh ya?” ucapnya menunjukan muka puppy eyes nya sambil senyam- senyum.
“Oh ya? buku matematika apa komik?",selidik Bunda yang sudah tahu betul kesukaan anak bontotnya itu.
“Hehe ... sekalian Bunda, boleh ya?” Naz meminta izin.
“Malah cengengesan kamu mah, nanti deh Bunda pikir- pikir dulu," Bunda tak langsung mengiyakan.
“Ah, bunda mah suka gitu ih,” rengek Naz dengan memasang muka cemberut.
“Iya iya boleh tapi ada syaratnya,” Bunda menatap sekilas.
“Dih, kok ada embel- embel syarat segala atuh Bunda mah ih,” masih mode cemberut.
“Ya sudah, gak boleh kalo gitu mah,” Bunda memutar jengah bola matanya.
“Ah, Bunda mah gitu lagi, suka maksa ih ... Yasudah syaratnya apa?” akhirnya Naz menyerah dari pada gak dapat izin ibu negara.
“Besok siang tolong jemput kak Dandy ke Bandara ya, soalnya Bunda besok ada janji ketemu klien."
"Kok hari libur ketemu klien sih?" protesnya karena hari libur sang Bunda malah bekerja.
"Maaf sayang, klien bunda free nya hanya besok, sedangkan gaun pesanannya harus beres dalam waktu dekat. Hmm ... jadi mau ya jemput kak Dandy?" Bunda kembali ke pembahasan.
“Oke, tapi ada ongkos buat uang duduknya ya Bunda,” Naz menyodorkan telapak tangannya.
“Dih, orang sama Pak Udin menjemputnya juga, apaan kamu tuh minta ongkos segala,” ucap Bunda sewot.
“Ah, Bunda mah, itu kan ongkos jastip nungguin kak Dandy tau. Emangnya Bunda tega membiarkan putri cantikmu ini nungguin sambil kehausan dan kelaparan?”
“Ah, lebay kamu mah, iya iya nanti Bunda kasih,” males ribet beliau.
“Nah gitu dong Bunda ratuku yang terbaik dan unyu- unyu, aku pamit ke kamar dulu ya Bunda,” Naz bergegas naik ke lantai dua dan memasuki kamarnya.
Naz langsung membawa sebuah komik yang sampulnya dibungkus kertas payung dan plastik sampul dan duduk di tempat tidurnya. Mungkin terlihat aneh, ya memang semua orang menganggap itu aneh.
Saat ditanya mengapa dibungkus sampul begitu, Naz beralasan supaya terlihat rapi tanpa orang- orang tahu buku apa yang dibacanya. Modus baca buku pelajaran padahal isinya komik Detektif Conan. Jangan suka menilai hanya dari sampulnya saja ya….
Ting
Kiara Rossi menambahkan anda kedalam grup 🦋 The Bontot Unyu 🐝
Naz
"Geleuh ih nama grup nya 😠"
Andes Mami
" Sabar ini adalah ujian 😇"
Ruby Marisol
" Lah, kita emang anak bontot semua keleus 😛"
Kiara Rossi
" besok jadikan otewe ? "
Ruby Marisol
"Jadilah masa jadi dong, duren aja dibelah bukan di bedong 😅 "
Andes Mami
" Ikut 🤩 "
Naz
" Bencong dilarang ikut 😝 "
Andes Mami
" Aku tulen tau 😎 "
Kiara Rossi
" Bencong tulen 👶 "
Ruby Marisol
" Tulen gemulai 😂 "
Andes Mami
" Ih,,, kalian jahat 😭😭 "
Naz
" Bunda nyuruh gw jemput kak Dandy ke bandara besok "
Kiara Rossi
" Yah, otewe gatot dong 😱 "
Naz
" Ya jadi atuh, ke bandara nya abis dzuhur. Jadi kita bisa otewe dulu "
Ruby Marisol
" Wih, dapet oleh- oleh Amrik dong🤑 "
Andes Mami
" Mau mau mau 🤑 "
Naz
" Mau cucian kotor satu koper ? "
Andes Mami
" Dasar temen laknat lo 🥴 "
Kiara Rossi
" Haha, maunya patung Liberty dia 😂 "
Ruby Marisol
" Siapa tahu bisa masuk kopernya Aa Dandy 😅 "
Naz
" Elo pikir patung Liberty segede ingus lo 😤 "
Kiara Rossi
" Hahaha, gak tau aja elo ingus si Andes segede gabad🤣 "
Andes Mami
" Mami,,,aku ditindas trio laknat ini,,😭😭 "
Kiara Rossi
" Sori dori stroberi ya, mami lo gak gue masukin grup ini keleus😝 "
Ruby Marisol
" cup cup cup, nanti dikasih coklat mau?
Kiara Rossi
" Ko gue gak dikasih? "
Naz
" Coklat rasa cabe setan mau lo? "
Andes Mami
" Makan tuh cabe setan ,hahaha 🤣 "
Ruby Marisol
" Eh,, udah adzan magrib, sholat dulu nyok "
Naz
" Besok jam 8 pagi udah kumpul di rumah gue, yang telat ditinggalin.…babhay "
Kiara Rossi
" Oke, bye…😘 "
Andes Mami
" Yuk mari bubariyah😘 "
Naz pun bergegas mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat magrib berjamaah di mushola dan dilanjutkan mengaji bersama sang Bunda hingga isya. Setelah sholat isya barulah Naz kembali ke kamar.
Dikarenakan tadi makan siang nya dirapel ke sore, jadi Naz hanya minum jus saja tidak ikut makan malam. Besok libur jadi malam ini Naz hanya membaca komik saja. Malam pun semakin larut, Naz nampak sudah tidur lelap dengan komik disampingnya.
Azan subuh telah berkumandang, Naz pun terbangun dari tidurnya bergegas mengambil wudhu lalu melaksanakan shalat subuh. Naz membereskan dan membersihkan kamarnya lalu keluar kamar. Karena ini hari libur, maka semua orang wajib bersih- bersih di rumah . Naz menyapu dan mengepel teras rumah, menyiram tanaman dilanjut mencuci pakaian dan sepatunya. Sedangkan sang Bunda sedang memasak untuk sarapan.
“Bunda, Ayah semalam pulang jam berapa?” tanya Naz yang baru menghampiri Bunda di dapur.
“Jam 10 malam, Dek. Tolong bawakan ini ya ke meja makan,” ucap Bunda sambil menunjuk piring yang sudah diisi tiga jenis masakan bunda.
“Siap bosque,” Naz membawa piring yang berisikan lauk pauk kemudian diletakan di meja makan.
“Bunda, Naz mandi dulu ya .... ” berteriak dan bergegas masuk ke kamar membawa handuk dan pakaian ganti lalu masuk ke kamar mandi.
Keluar dari kamar mandi, Naz memakai celana jeans biru langit dan atasan blouse pastel berkerah ala-ala ABG. Memoles wajahnya dengan baby cream, bedak tabur,dan pelembab bibir untuk bibir manisnya. Disemprotkan nya parfum dengan wangi kalem tapi girly, dan tak lupa memakai tas selempang kesayangannya. Naz pun turun menuju ruang makan untuk sarapan bersama ayah dan bundanya.
“Pagi Ayahanda ku,” Naz menyapa lalu memeluk dan mencium sang ayah yang sedang duduk diruang makan, ia pun duduk di kursi sebelahnya.
“Pagi juga bontot kesayangan Ayah. Mau kemana nih udah rapi begini?” menatap sang anak dengan tersenyum
“Mau ke gramedia bareng geng nya, ya sekalian wae bunda minta jemputin Dandy ke bandara,” malah Bunda yang menjawab.
“Ih Ayah mah manggilnya bontot mulu, sebal” mencebikkan bibirnya sambil mengambil nasi lalu mengambil lauknya.
“Ya emang kamu anak bontot, bontot kesayangan pula,“ jawabnya sambil tersenyum.
“Ya tapi kan ga enak didengernya ih, gak ada kata yang lain apa?” masih mode sebal.
"Ada putri kecil ku .... " Ayah malah sengaja menggoda putrinya.
"Aaaahhh ... gak mau. Aku kan udah besar, masa dipanggil putri kecil," ucap Naz merengek, menolak nama panggilan itu.
“Eh sudah sudah ayo makan, jangan ada perang di meja makan!” Bunda sebagai penengah langsung menghentikan gurauan Ayah dan anak itu.
Setelah acara makan selesai, Ayah bersiap untuk berangkat ke rumah sakit, sedangkan Bunda hendak pergi ke butiknya. Naz pun menyalami Ayah dan sang ayah langsung pamit berangkat. Saat menyalami Bundanya, Naz menagih janji sang Bunda.
“Bunda, uang duduknya mana?” ucapnya sambil mengulurkan telapak tangannya ke hadapan sang Bunda.
“Beuh, dasar kamu mah ya ingatannya tajam kalo soal fulus .... ” mengambil beberapa lembar uang dari dompetnya.
“Iya dong, setajam silet, hahaha….” Naz menertawakan dirinya sendiri.
“Nih sekalian buat beli buku, beli komik mah pakai uang sendiri aja ya,” menyodorkan uang lalu berangkat. “Jangan lupa cuci piring, Assalamu’alaikum .... ” tambahnya lalu beranjak pergi.
“Wa’alaikumsalam ... makasih Bunda ratuku, hati- hati dijalan, ” Naz menjawab salam sambil mesem- mesem karena senang sudah mendapatkan fulus.
Setelah membereskan meja makan dan mencuci piring, Naz beranjak pergi ke ruang tamu untuk menunggu ketiga sahabatnya. Ia pun duduk santai sambil membaca komik.
--------- TBC ---------
Hai, salam kenal.... 😉
Terimakasih telah mampir ke karya receh pertamaku ini,,,
Mohon maaf masih banyak kekurangan... 🙏
Jangan lupa tinggalkan jejak,,,, like, coment, rate, dan vote....
terimakasih banyak.... 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
💕febhy ajah💕
coba ngintip dlu ah dari komen keknya menarik
2023-03-06
0
Vi Phie
baru gabung smbil nungguin ningrat produksi kentut beliung,,,
2022-01-02
0
Rini Arismawati
mampir
2021-07-01
2