Ternyata Dia Pincang

Matahari sudah mulai menebarkan hawa panasnya dari atas langit, begitupun yang dirasakan dua insan yang tengah lekat berdekatan dengan saling bertatapan intens seolah gang ini hanya milik mereka berdua. Keringat dingin mulai menetes, keduanya saling merasakan debaran jantung yang menggelora seperti sudah ingin loncat dari sang empunya.

“Sekarang bukan hanya kepalaku saja yang gerah, tubuhku juga gerah sekali Naz, dihimpit oleh dua orang begini” Arfin berbicara tanpa melepaskan tatapan matanya, tentunya membuat mata Naz membulat sempurna, sontak gadis itu melepaskan kedua tangannya dari kepala Arfin dan tak disangka menyenggol helm.

Pluk

“Aduhh, kepalaku “Naz meringis karena kepalanya tertimpa helm dan mengenai dahinya yang kemudian si helm jatuh ke tanah.

“Hahaha, kau tidak apa- apa Naz?” Arfin tidak sanggup menahan tawanya.

“Kelihatannya?” Naz merasa kesal karena Arfin menertawakan kesakitan nya, lalu mengambil helm yang terjatuh tadi.

“Gimana rasanya kena timpuk, nona?” Arfin bertanya dengan nada jail.

“Kau,,kau sengaja ya menjatuhkan helm itu pada ku, hah” Naz menunjuk ke arah Arfin dengan nada kesal.

“Hei, kau sendiri yang menyenggolnya hingga jatuh, sudah tau penguncinya sudah dilonggarkan, ya pasti helm itu mudah lepas dari kepalaku” Arfin yang tidak terima disalahkan dan membuat Naz menghentakkan kakinya karena kesal, lalu melanjutkan perjalanan duluan bersama Diki dan Farid tanpa menghiraukan Arfin dibelakangnya.

“Uhh,, dasar menyebalkan” Guman Naz pelan dengan terus berjalan, dan stelah 5 menitan mereka keluar dari gang tepat di samping teras belajar.

“Naz, kenapa muka lo cemberut gitu ? Itu dahi lo kenapa benjol gitu?” Ruby heran melihat keadaan sahabatnya yang sebelumnya baik- baik saja.

“Ada yang gangguin lo, Naz.? Siapa? Bilang sama gue, ntar gue pites orangnya” Kiara esmosi.

Kemudian Arfin muncul dari samping teras belajar menggendong seseorang.

“Kak Arfin,,,,? Ko bisa….”Ruby belum selesai bicara sudah dipotong.

“Ini anak di taruh dimana?” Arfin bertanya karena terlihat lelah menggendong anak bongsor itu.

“Kaka pikir Adi ini barang apa, pake nanya ditaro dimana” Naz masih kesal pada Arfin.

“ya ya ya Nona, baiklah “ Arfin menarik nafas panjang lalu menurunkan Adi di teras

“Loh Adi kamu kenapa?” Perhatian Ruby beralih pada Adi.

“Tadi Adi jatuh Kak, kakinya sakit dan lututnya berdarah, terus gak bisa berdiri bahkan gak bisa berjalan, jadi digendong deh sama Om ini “Diki menjelaskan kejadian yang dialami Adi.

“Oh gitu ceritanya, Naz kamu mah bukannya berterima kasih malah jutek gitu ih jeyek” Andes yg ikut nimbrung tiba- tiba menjadi sekutu Arfin padahal gak kenal, mungkin karena sama- sama cowok kali ya.

“ Terimakasih ya Om Arfin” ujar Naz dengan senyum terpaksa nya.

“Umurku baru 26 tahun, belum setua itu sampe dipanggil Om” Arfin protes karena merasa dituakan sambil mendudukkan diri di bangku panjang yang ada di depan teras belajar.

“Ini Kak, minum dulu .. pasti capek ya abis gendong si Adi bohay“Ruby mengasongkan air mineral kemasan botol pada Arfin dengan senyum yang merekah, dan diterimanya dengan senang hati karena memang sudah sangat kehausan.

“Terimakasih Ruby” Ucap Arfin sambil tersenyum tipis.

“Sama- sama kak..” Senyum Ruby semakin mengembang, sedangkan Naz yang melihat hal itu hanya mencebikkan bibirnya terlihat kesal dan ikut duduk di bangku panjang yang diduduki Arfin.

“Inget Akmal, By” Naz mengingatkan Ruby bahwasannya dia sudah punya Akmal sang pujaan hati, dalam sekejap senyum Ruby pun seketika hilang.

“ Astagfirullah,, maafkan aku mbeb Akmal….aku suka khilaf kalo udah lihat coganse tuh …” Ruby menepuk jidatnya lalu mengelus- elus dadanya sendiri. “Eh aku permisi dulu mau ngambil kotak P3K buat ngobatin kaki nya Adi”. Lanjutnya dan diangguki Arfin.

Arfin melihat ke arah anak- anak yang tengah duduk di dalam dan sekeliling mereka. Ruangan itu dibuat selayaknya ruangan kelas di sekolahan, ada foto Presiden dan wakil presiden dan tak lupa di tengahnya dilengkapi foto garuda yang menjadi lambang negara Indonesia. Ruangan itu disekat di bagian tengahnya tepat di bawah foto Garuda Pancasila, di sisi kiri dan kanan terdapat masing- masing white board, dan di dinding samping kiri dan kanan pun sama terdapat white board, jadi total ada empat white board.

“Sejak kapan kalian mengajar disini ?” Arfin bertanya pada Naz yang tengah duduk di bangku yang sama.

“Sekitar sembilan bulanan "Menjawab masih dalam mode jutek.

“Wah, sebentar lagi melahirkan dong ya" Arifin mencoba mencairkan suasana. "Hebat ya kalian, masih anak SMA tapi memiliki jiwa sosial yang tinggi dan peduli dengan sesama” Naz yang sedang kesal pun mulai sedikit mencair setelah mendengar pujian Arfin. Memang ya wanita manapun kalau dipuji suka gampang meleleh, apalagi dikasih voucher belanja gratis, beuh.

“Ah, biasa ajja ko, semua orang juga bisa melakukan ini bahkan lebih dari ini, yang kami lakukan hanyalah hal kecil disela waktu luang sebagai pelajar” ucap Naz merendah, menandakan mode jutek nya sudah mulai sirna.

“Hal kecil tapi bisa membuat perubahan besar, mungkin menurutmu apa yang kau dan teman- temanmu lakukan adalah hal kecil, tapi bagi mereka itu adalah hal luar biasa. Dalam keterbatasan ekonomi yang mereka alami, tapi masih bisa mendapatkan pendidikan walau bukan secara formal” Arfin semakin memuji dan membuat Naz tersenyum malu.

“Iya sih, sayangnya kami juga memiliki keterbatasan waktu untuk mengajari mereka karena kami pun masih seorang pelajar, tapi itu tidak melunturkan semangat mereka untuk belajar dan itu menjadi semangat yang besar juga bagi kami, walaupun kami sama sekali tidak punya pengalaman dalam mengajar dan bukan seorang sarjana pendidikan” Naz sudah mulai enjoy rupanya ngobrol dengan Arfin.

“Jadi modal nekat nih ceritanya ?” Arfin tersenyum pada gadis cantik itu “ Inikan bukan sekolah formal jadi sah sah saja walaupun kalian bukan seorang sarjana, tidak akan ditangkap satpol PP juga toh,,,” Ternyata Arfin bisa bercanda juga ya biarpun garing.

“Iya juga sih, kami hanya bermodalkan pengalaman yang pernah kami dapatkan dulu dan mencari tahu dari situs- situs online, supaya rada- rada mirip dengan pendidikan yang formal gitu. Kami juga mencari tahu tentang buku pelajaran yang up to date dengan sistem pelajaran terkini. Jadi kami pun sama- sama belajar juga sih” ujar Naz.

“ Belajar itu seumur hidup Naz, selesai mengenyang pendidikan setelah lulus bukan berarti berhenti belajar. Nyatanya dalam hal sekecil apapun dalam menjalankan kehidupan kita perlu belajar, begitupun dalam bekerja kita masih harus belajar tidak mungkin ajaib langsung bisa. Oh iya, berapa usia mereka ? Sepertinya tidak semua seumuran” Lanjutnya panjang lebar.

“Mereka mulai usia 5 sampai 8 tahun, kami membagi 4 kelompok yang disesuaikan dengan umurnya”. Naz berasa sedang diwawancarai reporter televisi swasta yang segala tektek bengek umur ditanya juga, tapi ko tak nanya sudah punya pacar apa belum nya ya.

“Berarti pelajaran yang kalian berikan pun berbeda- beda?” Sang reporter masih bertanya.

“Iya, yang umur 5 dan 6 tahun itu kami berikan pendidikan seperti halnya pada anak TK seperti belajar bernyanyi, belajar menyebutkan satu-satunya persatu anggota tubuh, belajar berdoa, menggambar dan mewarnai, dan banyak lagi sih yang intinya belajar sambil bermain. Sedangkan yang umur 7 sampai 8 tahun kami memberikan pelajaran anak Sekolah Dasar karena mereka merupakan anak yang putus sekolah ” Naz menjelaskan sistem pembelajaran yang diberikannya pada anak-anak.

“Apakah tidak saling terganggu dengan tempat yang sekecil ini dibagi menjadi empat kelompok dengan mengajar secara bersamaan?”.Entah pertanyaan ke berapa ini kang Arfin.

“Ya, kadang sih tidak nyaman juga, tapi mau bagaimana lagi kantong OSIS kami hanya mampu membiayai segini, hehehe” Naz tersenyum simpul.

“Apa ? Jadi bangunan ini pun kalian yang membiayai?” Arfin terkejut mendengarnya.

“Iya, betul,,pengennya sih lebih luas dari ini karena Pak RT disini sudah memberi izin untuk membangun di lapangan ini, namun apalah daya tabungan kami tidak cukup. Jika meminta bantuan warga tidak mungkin rasanya, mereka untuk makan saja susah, suka pengen jadi horang kayah aku tuh kalo sudah begini” Naz menjelaskan panjang lebar mengingat awal mendirikan teras belajar ini.

Arfin tertawa mendengar kalimat terakhir nyelenehnya Naz “Memangnya tidak ada bantuan pemerintah ?”

“Gak tau jiga sih aku, disini hanya ada sekitar 18 rumah, sisanya lahan kosong luas yang sekarang akan dibangun itu yang tadi ada Bulldozer,mungkin disini dulunya seperti tanah kebun”. Yang pasti bukan kebun binatang ya.

“Bukankah ada program pemerintah wajib belajar 9 tahun, berarti mereka gratis donk kalau sekolah” Sesi wawancara belum selesai ternyata.

“Iya biaya sekolah memang gratis, tapi untuk uang jajan sehari-hari, beli buku paket, buku tugas, buku tulis, beli seragam, beli tas, beli sepatu atau keperluan lainnya itu yang menjadi kesulitan mereka, untuk makan saja susah, dan lagi kalau TK kan tidak gratis karena tidak masuk ke dalam 9 tahun WAJAR” Jawab Naz panjang kali lebar.

Sedang asyik ngobrol tiba- tiba ponsel Arfin berbunyi , dilihatnya ternyata ada panggilan masuk lalu diangkatnya dan berbicara dengan si penelpon.

“Sayang sekali pembicaraan menarik ini harus terhenti Naz,, aku permisi mau balik ke proyek” Arfin pamit pada Naz setelah selesai berbicara di telpon.

“Iya, Kak,,, terimakasih banyak ya.. maaf sudah merepotkan dan mengganggu jam kerjanya” Naz baru sadar kalo tadi Arfin sedang bekerja.

Arfin pun tersenyum bangun dari duduknya dan mendekat ke arah Naz yang juga sudah berdiri.

" Naz " ucapnya pelan.

"Iy iya " jawab Naz gugup karena berhadapan begitu dekat kembali dengan Arfin.

"Bisa tolong kembalikan helm ku yang ada di tangan mu itu? " Ucapan Arfin membuat Naz tersadar kalau dari tadi dia memegang helm milik Arfin yang sudah membuat dahinya benjol.

"Ah, iya ini Kak" Naz menyerahkan helm itu pada Arfin.

"Aku permisi, Assalamualaikum.." Arfin pamit dengan tersenyum menatap Naz sekilas lalu melangkah pergi hendak kembali ke tempat proyeknya dengan perjalanan melewati gang yang masuk dari samping teras belajar yang tadi.

"Wa'alaikumsalam..." jawab Naz dan terus menatapi kepergian Arfin. Naz mengkerut kan dahinya ada sesuatu yang baru ia sadari.

“Woy, baru ditinggal langsung melamun lo”Kiara tiba- tiba datang menepuk pundak Naz dari belakang. “Itu anak- anak udah nungguin lo dari tadi,, malah asik pacaran” sambung Kiara menggoda Naz.

“Heh, sembarangan ajja lo, siapa yang pacaran” Naz auto sewot.” Astaga,, aku lupa harus ngajar, ayok masuk” Naz menepok jidatnya.

Mereka berdua pun masuk kembali ke masing- masing kelompok dan kembali mengajar seperti biasanya. Saat Naz selesai menerangkan materi matematika kepada anak didiknya, Naz memberikan beberapa soal untuk diisi. Di sela- sela waktu menunggu pengisian soal, Naz teringat dengan apa yang baru disadarinya saat melihat Arfin berjalan.

“Ternyata dia lelaki pincang” Gumamnya dalam hati.

------------ TBC ------------

*****************************************

Naz kok baru sadar, kemaren- kemaren kemana ajja sih kamu....

Maaf baru Up lagi,, kemarin kesibukan RL mejadikan ku tak sempat menulis.

Happy Reading.....

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

karena coganse jdi kekurangan ny tertutupi 😘

2022-06-24

0

NinLugas

NinLugas

10.like dlu.kk smbil bca

2021-03-04

0

Leni Martha

Leni Martha

Bagus banget ini novel.
Sumpah.... sesuai realita, padahal masih awal2 chapter.

2021-03-03

88

lihat semua
Episodes
1 Bontot Kesayangan
2 Foto Box Hilang
3 Suster Ngesot Di Siang Bolong
4 Siluman Songong
5 Punya Jantung Tapi Gak Punya Hati
6 Salah Banting Jadi Salah Tingkah
7 Aku Tak Pantas Untuk Siapapun
8 Bunda.... Aku Berdarah !!
9 Pingsan Gara-Gara Helm
10 Ternyata Dia Pincang
11 Lo Cuma Anak Pungut !!
12 Saya Cuma Gak Mau Kamu Malu
13 Amarah Bunda Membuka Luka
14 Tukang Cilok is Calling.....
15 Mang Cilok Ganteng
16 Kau Gadis Yang Unik, Naz......
17 Harga Cek Inbox
18 Kak Anas.... Kau Datang Menepati Janjimu
19 Karena Aku, Aku......... Padamu Naz
20 Dia Ibuku...
21 Naz,,,Kau Gadis Yang Luar Biasa
22 Jatuh Cinta Sama Siapa Naz ??
23 I Love You Much More
24 Bertemu Dengan Mu Merubah Segalanya, Naz
25 Naz, Kau Benar -Benar Gadis Pengacau ku
26 Arfin Ketangkap Basah
27 Keceplosan Roller Coaster
28 Bunda Sang Investigator
29 Ternyata Dia Mencintai Wanita Lain
30 Ajaran Sesat
31 Visual Arfin dan Rheanazwa
32 Ternyata Goreng Patut Kebalikan Dari Cantik
33 Dia kah Kak Anas....??
34 Naz Si Biang Kerok
35 Dia Memiliki Bee Smile Yang Sama Denganku
36 Be Smile,, Siapakah Tuan mu ??
37 Aku Belum Siap Berbicara Dengannya...
38 Papa.....
39 Bang Anas,,Tunggu Aku
40 Kiara Sekutu Arfin
41 Opa Sangat Menyayangimu, Naz.....
42 Naz Hilang.....
43 Petunjuk Keberadaan Naz
44 Maaf Pah.....
45 Ternyata Kak Arfin Yang Menyelamatkanku.....
46 Panggil Aku Aa .... !!
47 Ancaman Naz Menghentikan Langkah Arfin
48 Arfin dan Pengakuan Sang Dalang
49 Selamat Malam Aa Lutung Kasarung
50 Dapat Restu Lagi,, yesss
51 Maaf Naz,, Akulah Penyebabnya
52 Malah Menjaga Jodoh Orang Lain
53 Ternyata Menyatakan Cinta Serasa Dikirim Berperang Ke Suriah
54 Voice Note Katakan Cinta
55 Apakah ini Acara TV Katakan Cinta?
56 Gara- Gara Siluman Gio
57 Ruby Si Kompor Beleduk SNI
58 Temani Aku Makan Malam
59 Maukah Kau Menerima Cintaku, Rheanazwa??
60 Karena Ayah
61 Arfin VS Ipin
62 Siapa Dia??
63 Akulah Sang ANAS,,, Cahayaku
64 Baru Jadian Langsung Talak Tiga
65 Ternyata Dia Anak Pemilik Sekolah
66 Ingin Selalu Bersamanya
67 Gara-Gara Peje jadi Ketahuan
68 Papa Mellow Kolis
69 Nasib Hubungan Yang Baru Seumur Toge
70 Akulah Yang Menyebabkan Dia Cacat
71 Surprise Yang Mengejutkan
72 Si Tengil Pundung
73 Janji Kita
74 Doorprize Cubitan Istimevah
75 Pete Pembawa Kabar Gembira
76 Ternyata Mereka Kakak Beradik
77 Aku Belum Siap
78 Maling Cantikk
79 Harus Mandi Kembang 7 Rupa
80 Si Embe VS Masa Lalu Arfin
81 Dia Maira
82 Ternyata Dia Ayahnya Syanala
83 Sungguh Teganya Teganya Teganya......
84 Maafkan Aku
85 Kepergok Berduaan di Kamar
86 Hantu Kolor Ijo
87 Demi Maaf Sampai Pingsan
88 Perang Dunia III
89 Kepergok Lagi Kepergok Lagi
90 Dia Memanggilku Papa ?
91 Panggilan Sayang Aku Apa ??
92 Pelampiasan Kemarahan
93 Nala Hilang
94 Arfin VS Pembalut
95 Keluarga Telenovela
96 Pokoknya Panggil Mami.... !!
97 Test Drive dari CaMer
98 Penyebab Gak Enak Perasaan
99 Gak Mau Nikah Karena Takut Jarum Gede
100 Goodbye Wassalam
101 Akhirnya,,, Aku Menemukan Mu
102 Sudah Bisa Ngulek Tanda Siap Nikah
103 Naz,,,, putriku....
104 Terungkapnya Rahasia Naz
105 Giliran Mu Untuk Bahagia, Naz
106 Bertunangan ??
107 Aku Tidak Akan Menikah Dengan Siapapun !
108 ABG Tapi Punya Naluri Keibuan
109 Anak Ditolak, Bunda Bertindak
110 Status WA Sebagai Umpan
111 Kenapa Kamu Jadi berubah ??
112 Gelagat Mencurigakan
113 Dia Sakit ???
114 Menemukan Sang Mantan
115 Kayaknya Ketagihan .....
116 Ternyata Itu Wanita Pacarnya Kak Arfin
117 Semakin Kau Menjauhkan ku Dari mu, Semakin Aku Mendekati Mu
118 Akankah Kau Memaafkan Ku Kelak??
119 Mencintaimu Diam- Diam
120 Naz, Bisakah Kita Bicara ?
121 Hello ... Siapa Lo ??
122 Cemburu Sampai Ke Ubun- Ubun
123 Aku Sudah Tahu Semuanya
124 Ruzaq Bibir
125 Terungkapnya Alasan Arfin Meninggalkan Naz
126 Terciduk Duo Satpam Cantik
127 Penolakan Bunda
128 Kejutan Aneh
129 Cincin-nya Mana ??
130 Kemana Aa Harus Melamar Mu ??
131 Pokoknya Aku Mau Nikah....!
132 Saya Terima Nikahnya Rheanazwa Eleanoor Harfi
133 Persekongkolan Duo Curut
134 Mohon Maaf Saya Tidak Bisa
135 Can't Help Me Falling In Love With You
136 Dia Mencium Ku
137 Virus Bridezilla Mulai Melanda
138 Cubitan Di Denda Ciuman
139 Tolong........ !!!
140 Arsen Sang Manipulator
141 Menunda Pernikahan
142 Siraman Rohalus
143 Permintaan Ayah
144 Tunai Or Tonight
145 Bibir Jontor Akibat Tisu Magic
146 Zonkkk !!!!!
147 Kenapa Berhenti ??
148 Istri Yang Menggemaskan
149 Terimakasih, Monster Harimau-ku
150 Judulnya Apa Ya ??
151 Naz Pingsan
152 Kehebohan Gara- Gara Tespack
153 Raline Dan Pengakuan Arfin
154 Cinta Salah Sasaran
155 Keceplosan Naz Mengundang Kekepo-an Bunda
156 Demi Si Ujang
157 Te Sate......
158 Tatkala Si Ujang Tunduk Pada Si Imut
159 Ngidam Aneh
160 Awas Ada Sule... Eh... Ada Penyusup !!
161 Terbongkar Juga
162 Wanita Gagah Perkosa
163 Tante Gembel
164 Rasakan Kau
165 Kelicikan Wanita Sundel
166 Drama Dibalas Drama
167 Durian Penangkal Jatah
168 Dua Garis Merah
169 Mual Muntah Berjama'ah
170 Kedatangan Tamu Yang Mengejutkan
171 Laki- laki atau Perempuan, Dok ?
172 Menantu Hamil, Mertua Yang Ngidam
173 Papaking-Mamaking VS Magu- Pagu
174 Papa Macan
175 Hari Pertama Kesiangan
176 Jangan- Jangan Dia____ ??
177 Suamiku Kenapa, Ma?
178 Ganti Nama Kamu !!!
179 Lepaskan ...!!
180 Dia Pergi....
181 Dimana Naz...???
182 Amarah Papi Dan Sepucuk Surat
183 Arfin Menemukan Petunjuk
184 Pergilah,, Menjauh Dari Naz ..!!
185 Tendangan Pertama
186 Mau Pulang Demi si Ujang
187 Hilang Ditelan Bumi
188 Surprise Untuk Bumil
189 Naz Ketinggalan
190 Alhamdulillah....
191 Cahaya Sang Anaz (Ending)
192 EXTRA PART 01 : Jangan Ada Balon Diantara Kita
193 ExtraPart02- Gemuk atau Kurus Bukan Parameter Kebahagiaan
194 Extra_Part03- Honeymoon Rasa Family Moon
195 Extra_Part04 - Kualat
196 Extra_Part05 - Pengganggu
197 Extra_Part06- Udah Main Kuda- Kudaannya ?
198 Extra_Part07 - Ketakutan Aneh
199 Extra_Part08- Nanas Makan Nanas
200 Extr_Part09 - Panggil Akha !!
201 Extra_Part - Akha, Upin dan Ipin
202 Extra Part11- Kelahiran Si Kembar
203 ExtraPart.12 - Tempat Berarti Bagi Kita
204 THE LAST ... Disinilah Kisahku Berawal
205 PENGUMUMAN ....
206 Pengumuman
Episodes

Updated 206 Episodes

1
Bontot Kesayangan
2
Foto Box Hilang
3
Suster Ngesot Di Siang Bolong
4
Siluman Songong
5
Punya Jantung Tapi Gak Punya Hati
6
Salah Banting Jadi Salah Tingkah
7
Aku Tak Pantas Untuk Siapapun
8
Bunda.... Aku Berdarah !!
9
Pingsan Gara-Gara Helm
10
Ternyata Dia Pincang
11
Lo Cuma Anak Pungut !!
12
Saya Cuma Gak Mau Kamu Malu
13
Amarah Bunda Membuka Luka
14
Tukang Cilok is Calling.....
15
Mang Cilok Ganteng
16
Kau Gadis Yang Unik, Naz......
17
Harga Cek Inbox
18
Kak Anas.... Kau Datang Menepati Janjimu
19
Karena Aku, Aku......... Padamu Naz
20
Dia Ibuku...
21
Naz,,,Kau Gadis Yang Luar Biasa
22
Jatuh Cinta Sama Siapa Naz ??
23
I Love You Much More
24
Bertemu Dengan Mu Merubah Segalanya, Naz
25
Naz, Kau Benar -Benar Gadis Pengacau ku
26
Arfin Ketangkap Basah
27
Keceplosan Roller Coaster
28
Bunda Sang Investigator
29
Ternyata Dia Mencintai Wanita Lain
30
Ajaran Sesat
31
Visual Arfin dan Rheanazwa
32
Ternyata Goreng Patut Kebalikan Dari Cantik
33
Dia kah Kak Anas....??
34
Naz Si Biang Kerok
35
Dia Memiliki Bee Smile Yang Sama Denganku
36
Be Smile,, Siapakah Tuan mu ??
37
Aku Belum Siap Berbicara Dengannya...
38
Papa.....
39
Bang Anas,,Tunggu Aku
40
Kiara Sekutu Arfin
41
Opa Sangat Menyayangimu, Naz.....
42
Naz Hilang.....
43
Petunjuk Keberadaan Naz
44
Maaf Pah.....
45
Ternyata Kak Arfin Yang Menyelamatkanku.....
46
Panggil Aku Aa .... !!
47
Ancaman Naz Menghentikan Langkah Arfin
48
Arfin dan Pengakuan Sang Dalang
49
Selamat Malam Aa Lutung Kasarung
50
Dapat Restu Lagi,, yesss
51
Maaf Naz,, Akulah Penyebabnya
52
Malah Menjaga Jodoh Orang Lain
53
Ternyata Menyatakan Cinta Serasa Dikirim Berperang Ke Suriah
54
Voice Note Katakan Cinta
55
Apakah ini Acara TV Katakan Cinta?
56
Gara- Gara Siluman Gio
57
Ruby Si Kompor Beleduk SNI
58
Temani Aku Makan Malam
59
Maukah Kau Menerima Cintaku, Rheanazwa??
60
Karena Ayah
61
Arfin VS Ipin
62
Siapa Dia??
63
Akulah Sang ANAS,,, Cahayaku
64
Baru Jadian Langsung Talak Tiga
65
Ternyata Dia Anak Pemilik Sekolah
66
Ingin Selalu Bersamanya
67
Gara-Gara Peje jadi Ketahuan
68
Papa Mellow Kolis
69
Nasib Hubungan Yang Baru Seumur Toge
70
Akulah Yang Menyebabkan Dia Cacat
71
Surprise Yang Mengejutkan
72
Si Tengil Pundung
73
Janji Kita
74
Doorprize Cubitan Istimevah
75
Pete Pembawa Kabar Gembira
76
Ternyata Mereka Kakak Beradik
77
Aku Belum Siap
78
Maling Cantikk
79
Harus Mandi Kembang 7 Rupa
80
Si Embe VS Masa Lalu Arfin
81
Dia Maira
82
Ternyata Dia Ayahnya Syanala
83
Sungguh Teganya Teganya Teganya......
84
Maafkan Aku
85
Kepergok Berduaan di Kamar
86
Hantu Kolor Ijo
87
Demi Maaf Sampai Pingsan
88
Perang Dunia III
89
Kepergok Lagi Kepergok Lagi
90
Dia Memanggilku Papa ?
91
Panggilan Sayang Aku Apa ??
92
Pelampiasan Kemarahan
93
Nala Hilang
94
Arfin VS Pembalut
95
Keluarga Telenovela
96
Pokoknya Panggil Mami.... !!
97
Test Drive dari CaMer
98
Penyebab Gak Enak Perasaan
99
Gak Mau Nikah Karena Takut Jarum Gede
100
Goodbye Wassalam
101
Akhirnya,,, Aku Menemukan Mu
102
Sudah Bisa Ngulek Tanda Siap Nikah
103
Naz,,,, putriku....
104
Terungkapnya Rahasia Naz
105
Giliran Mu Untuk Bahagia, Naz
106
Bertunangan ??
107
Aku Tidak Akan Menikah Dengan Siapapun !
108
ABG Tapi Punya Naluri Keibuan
109
Anak Ditolak, Bunda Bertindak
110
Status WA Sebagai Umpan
111
Kenapa Kamu Jadi berubah ??
112
Gelagat Mencurigakan
113
Dia Sakit ???
114
Menemukan Sang Mantan
115
Kayaknya Ketagihan .....
116
Ternyata Itu Wanita Pacarnya Kak Arfin
117
Semakin Kau Menjauhkan ku Dari mu, Semakin Aku Mendekati Mu
118
Akankah Kau Memaafkan Ku Kelak??
119
Mencintaimu Diam- Diam
120
Naz, Bisakah Kita Bicara ?
121
Hello ... Siapa Lo ??
122
Cemburu Sampai Ke Ubun- Ubun
123
Aku Sudah Tahu Semuanya
124
Ruzaq Bibir
125
Terungkapnya Alasan Arfin Meninggalkan Naz
126
Terciduk Duo Satpam Cantik
127
Penolakan Bunda
128
Kejutan Aneh
129
Cincin-nya Mana ??
130
Kemana Aa Harus Melamar Mu ??
131
Pokoknya Aku Mau Nikah....!
132
Saya Terima Nikahnya Rheanazwa Eleanoor Harfi
133
Persekongkolan Duo Curut
134
Mohon Maaf Saya Tidak Bisa
135
Can't Help Me Falling In Love With You
136
Dia Mencium Ku
137
Virus Bridezilla Mulai Melanda
138
Cubitan Di Denda Ciuman
139
Tolong........ !!!
140
Arsen Sang Manipulator
141
Menunda Pernikahan
142
Siraman Rohalus
143
Permintaan Ayah
144
Tunai Or Tonight
145
Bibir Jontor Akibat Tisu Magic
146
Zonkkk !!!!!
147
Kenapa Berhenti ??
148
Istri Yang Menggemaskan
149
Terimakasih, Monster Harimau-ku
150
Judulnya Apa Ya ??
151
Naz Pingsan
152
Kehebohan Gara- Gara Tespack
153
Raline Dan Pengakuan Arfin
154
Cinta Salah Sasaran
155
Keceplosan Naz Mengundang Kekepo-an Bunda
156
Demi Si Ujang
157
Te Sate......
158
Tatkala Si Ujang Tunduk Pada Si Imut
159
Ngidam Aneh
160
Awas Ada Sule... Eh... Ada Penyusup !!
161
Terbongkar Juga
162
Wanita Gagah Perkosa
163
Tante Gembel
164
Rasakan Kau
165
Kelicikan Wanita Sundel
166
Drama Dibalas Drama
167
Durian Penangkal Jatah
168
Dua Garis Merah
169
Mual Muntah Berjama'ah
170
Kedatangan Tamu Yang Mengejutkan
171
Laki- laki atau Perempuan, Dok ?
172
Menantu Hamil, Mertua Yang Ngidam
173
Papaking-Mamaking VS Magu- Pagu
174
Papa Macan
175
Hari Pertama Kesiangan
176
Jangan- Jangan Dia____ ??
177
Suamiku Kenapa, Ma?
178
Ganti Nama Kamu !!!
179
Lepaskan ...!!
180
Dia Pergi....
181
Dimana Naz...???
182
Amarah Papi Dan Sepucuk Surat
183
Arfin Menemukan Petunjuk
184
Pergilah,, Menjauh Dari Naz ..!!
185
Tendangan Pertama
186
Mau Pulang Demi si Ujang
187
Hilang Ditelan Bumi
188
Surprise Untuk Bumil
189
Naz Ketinggalan
190
Alhamdulillah....
191
Cahaya Sang Anaz (Ending)
192
EXTRA PART 01 : Jangan Ada Balon Diantara Kita
193
ExtraPart02- Gemuk atau Kurus Bukan Parameter Kebahagiaan
194
Extra_Part03- Honeymoon Rasa Family Moon
195
Extra_Part04 - Kualat
196
Extra_Part05 - Pengganggu
197
Extra_Part06- Udah Main Kuda- Kudaannya ?
198
Extra_Part07 - Ketakutan Aneh
199
Extra_Part08- Nanas Makan Nanas
200
Extr_Part09 - Panggil Akha !!
201
Extra_Part - Akha, Upin dan Ipin
202
Extra Part11- Kelahiran Si Kembar
203
ExtraPart.12 - Tempat Berarti Bagi Kita
204
THE LAST ... Disinilah Kisahku Berawal
205
PENGUMUMAN ....
206
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!