Anak Kembar Tuan Impoten

Erlan sedang melakukan rapat dadakan dengan Manager hotel dan para kepala setiap Departemen. Dia juga meminta Manager hotel untuk mengumpulkan semua laporan keuangan dari tiga tahun terakhir sampai sekarang. Karena memang itu tujuannya mendatangi hotel EQueen.

"Saya minta kerja samanya seluruh tim untuk melakukan inovasi dan meningkatkan kembali pelayanan hotel EQueen, karena kepuasan pelanggan kunci utama bagi kemajuan hotel EQueen. Saya rasa cukup sampai disini. Saya tunggu laporannya sampai sore." ucap Erlan mengakhiri rapatnya.

Kemudian Erlan bergegas keluar dari ruangan tersebut. Dia mengedarkan pandangannya mencari keberadaan supir pribadinya yang entah kemana perginya.

"Kemana perginya Pak Kasim." gumam Erlan lalu memilih menghubungi supir pribadinya.

"Halo tuan muda." ucap seseorang di ujung telepon dan diyakini itu adalah pak Kasim.

"Ya. Bagaimana? Apa kamu sudah menemukannya?" tanya Erlan di ujung telepon.

"Belum tuan, saya masih mengumpulkan semua cleaning service di ruang khusus yang tuan minta, sembari menunggu pak Daniel datang." ucap Pak Kasim memberitahu.

Erlan menghembuskan nafas kasar mendengar ucapan pak Kasim. Sudah beberapa jam berlalu namun supir pribadinya belum juga menemukan wanita yang ditidurinya.

Dan sialnya cctv di area lorong kamar hotelnya ternyata rusak. Bahkan pihak teknisi baru datang untuk memperbaikinya. Erlan tidak mau tahu, pokoknya dia harus menemukan wanita itu.

"Mohon maaf tuan, kalau boleh tau ciri-cirinya seperti apa?" tanya Pak Kasim dengan hati-hati.

"Ciri-cirinya..." Erlan menggantung ucapannya.

Dia pun terdiam sambil membayangkan wajah wanita yang sudah dia renggut mahkotanya. Namun sayangnya, dia tidak bisa mengingat jelas wajah wanita itu.

Sial, karena mabuk aku tidak bisa mengingat wajahnya. Batin Erlan frustasi.

"Yang jelasnya wanita itu berseragam cleaning service dan memiliki kaki yang mulus. Aku benar-benar tidak ingat seperti apa wajahnya." ucap Erlan dengan jujurnya dan masih ingat betul hal istimewa dari wanita itu.

"Hanya itu ciri-cirinya tuan?" ucap Pak Kasim memastikannya lagi dan masih bingung dengan ciri-ciri yang diucapkan tuannya.

"Ya. Aku harap kamu segera menemukannya, lalu bawa kehadapan ku." ucap Erlan dengan tegasnya lalu memutuskan panggilannya secara sepihak.

"Argghh...aku sudah terlambat ke rumah sakit." gumam Erlan dengan kesalnya lalu melangkah tergesa-gesa keluar dari hotel.

Namun, saat di lobi hotel, dia melihat Oma nya sedang berbincang-bincang dengan karyawan hotel. Dengan cepat Erlan berbalik badan dan sialnya...

"Erlan, kamu mau kemana!" teriak Oma Miranda yang mampu mengenali cucunya.

Erlan yang sudah tertangkap basah memilih menghentikan langkahnya. Dia pun berbalik badan menghadap kearah Omanya. Mau tak mau dia harus berurusan dengan Omanya terlebih dahulu.

Sementara Pak Kasim bersama Pak Daniel sedang mengumpulkan seluruh cleaning service di sebuah ruangan khusus, sembari memeriksa identitas diri satu persatu Cleaning service. Pasalnya mereka sedang mencari sosok wanita berkaki mulus yang dimaksud tuan Erlan.

"Apa semua Cleaning service sudah berkumpul?" tanya Pak Daniel pada penanggungjawab Cleaning service. Pria setengah baya itu kembali diberi tugas dadakan oleh bosnya, mencari sosok wanita berkaki mulus dan ternyata bekerja sebagai cleaning service di hotel EQueen.

"Belum tuan, masih ada dua orang. Linda dan Keysa, mereka tidak masuk kerja hari ini." ucap Bu Marwah dengan raut wajah cemas.

Entah apa yang sudah terjadi, sehingga manager hotel mengumpulkan seluruh cleaning service seperti ini.

"Oh, setelah mereka masuk kerja, suruh menghadap keruangan ku." ucap Pak Daniel dengan serius.

"Baik tuan." ucap Bu Marwah dengan anggukan kepala.

"Untuk para pria, kalian boleh meninggalkan ruangan ini dan lanjutkan kembali pekerjaan kalian, tanpa harus bertanya-tanya kenapa kalian dikumpulkan seperti ini" ucap Pak Daniel dengan sorot mata tajam.

Membuat kelima pria yang bekerja sebagai Cleaning service itu mengangguk patuh dan bergegas keluar dari ruangan tersebut. Hanya tersisa tujuh orang dan kesemuanya seorang wanita.

"Yang sudah berumah tangga silahkan tinggalkan ruangan ini." ucap Pak Kasim angkat bicara, setelah melihat satu persatu wajah cleaning service tersebut.

"Mohon maaf tuan, kalau boleh tau kenapa semua cleaning service di kumpulkan seperti ini?" tanya Bu Maryam dengan rasa penasaran dan sedari tadi sudah gatal ingin menanyakan hal demikian.

"Kami sedang mencari sosok wanita berkaki mulus." ucap Pak Kasim dengan entengnya. Membuat para wanita terkejut mendengar ucapannya.

"Sekarang buka sepatu kalian dan perlihatkan kepada kami kaki kalian. Tapi, ini terkhusus untuk wanita yang belum berumah tangga." ucap Pak Kasim dengan serius.

Ketujuh cleaning service di buat heran sekaligus bingung dengan ucapan pria di hadapannya.

"Apa kalian dengar!" ucap Pak Daniel dengan suara meninggi.

"Iya tuan" ucap mereka bersamaan.

Dua cleaning service yang masih muda dan belum berkeluarga maju ke depan. Perlahan mereka mulai membuka sepatu beserta kaos kaki mereka lalu menunjukkan kaki mereka dihadapan kedua orang tersebut.

🍁🍁🍁🍁

Sementara Erlan baru saja tiba di rumah sakit setelah selesai mengerjakan pekerjaannya. Bahkan dia harus melakukan kucing-kucingan dengan Omanya terlebih dahulu, bahkan terpaksa membohongi Omanya setelah melihat gelagat Oma nya yang mulai curiga terhadapnya.

"Huff... untungnya aku berhasil kabur dari Oma. Kalau masih terus bersama Oma, bisa-bisa rencanaku untuk periksa kesehatan gagal." gumam Erlan setelah turun dari taksi online.

Erlan melangkah lebar masuk ke dalam rumah sakit. Untungnya dia sudah melakukan janji bertemu dengan dokter yang akan memeriksa kondisinya.

Jantungnya berdetak kencang, setiap kali mengingat kejadian semalam. Dia masih tidak mempercayainya kalau juniornya bisa terbangun, lebih tepatnya bisa bercinta dengan wanita.

Namun yang menjadi masalah, saat bangun pagi, junior nya tidak terbangun. Padahal menurut cerita dari teman-temannya, setiap pagi junior mereka akan terbangun, sementara juniornya tidak.

Aku sangat berharap bisa sembuh, semoga yang ku cemaskan tidak benar adanya. Batin Erlan sambil menghembuskan nafas kasar. Setelah itu, dia melangkah masuk ke dalam ruangan dokter dan mulai dilanda rasa penasaran dengan kondisi tubuhnya.

🍁🍁🍁🍁

Sementara Keysa sedang mengurung diri di kamar. Dia tidak masuk bekerja hari ini, mengingat kondisi tubuhnya yang masih lemas dan sangat menyedihkan.

Keysa kembali meneteskan air matanya setiap kali teringat dengan kejadian memilukan yang menimpanya. Bayangan-bayangan itu selalu terlintas di pikirannya dan sangat mempengaruhi mental dan psikisnya.

"Aku tidak mau mengingatnya, pergi dari ingatanku." ucap Keysa sambil memegangi kepalanya, berharap bayangan pria bajingan itu hilang dari ingatannya.

Mbah Sukarni yang mendengar suara Keysa bergegas masuk ke dalam kamar cucunya.

"Kamu kenapa nak?" ucap Mbah Sukarni dengan raut wajah khawatir.

Keysa melompat turun dari tempat tidur lalu berhambur memeluk neneknya.

"Maafin Keysa nek, Keysa tidak bisa jaga diri." lirih Keysa dalam pelukan neneknya.

"Tidak nak, kamu cucu hebat Nenek yang bisa menjaga diri." ucap Mbah Sukarni yang tidak mendengar jelas yang diucapkan cucunya. Maklum sudah tua dan pendengarannya sudah bermasalah.

Keysa mengerutkan keningnya mendengar ucapan neneknya, namun dia tidak ingin menimpalinya. Justru dia merasa bersyukur masih memiliki nenek yang sangat menyayanginya.

Keysa berusaha keras untuk mengubur semua kejadian kelam yang menimpanya. Dia tidak ingin terus berlarut-larut dalam kesedihan.

Keesokan harinya, Keysa memutuskan untuk masuk bekerja. Jika terus menerus tinggal di rumah bisa saja dia kehilangan pekerjaannya. Padahal gaji yang diterimanya selama ini cukup buat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menebus obat neneknya di rumah sakit.

Setibanya di hotel, Keysa diminta oleh Bu Marwah untuk menghadap ke ruangan Manager hotel. Dia ingin bertanya, namun Bu Marwah ke buru pergi.

Keysa mengetuk pintu ruangan atasannya, sebelum masuk ke ruangan itu. Tampak Pak Daniel duduk di kursi sambil memegang sebuah dokumen di tangannya.

"Kamu yang bernama Keysa?" ucap Pak Daniel sambil membaca identitas pegawainya.

"Iya pak." ucap Keysa dengan pandangan tertunduk.

"Ikuti saya, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu." ucap Pak Daniel sambil bangkit dari duduknya, membuat Keysa hanya mampu menurut mengekor dibelakangnya.