NovelToon NovelToon
Menikahi Majikan Ibu

Menikahi Majikan Ibu

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Perjodohan / Nikahmuda / Duda / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Tamat
Popularitas:124M
Nilai: 4.8
Nama Author: Casanova

Bella gadis berusia 17 tahun, terpaksa harus menikah dengan majikan tempat ibunya (Rosma) bekerja, demi untuk membuat ikatan antara keluarganya dan si majikan. Ibunya sudah bekerja selama 8 tahun menjadi pembantu rumah tangga di tempat sang majikan, sejak ayahnya meninggal.

Barata Wirayudha, pemilik BW Group, seorang duda cerai tanpa anak, 35 tahun. Perceraiannya 8 tahun silam mengguncang kehidupannya, sehingga dia memilih meninggalkan Jakarta dan merintis kantor cabang BW Group di Surabaya.

Di kota Surabaya dia dipertemukan dengan Bu Rosma yang dipekerjakannya sebagai pembantu rumah tangga. Bu Rosma banyak berjasa untuknya. Karena itu. akhirnya Bara meminta Bu Rosma dan kedua putrinya untuk tinggal bersamanya sekaligus membiayai sekolah putri-putrinya.

8 tahun tinggal di Surabaya, Bara harus kembali ke Jakarta untuk mengurus perusahaannya yang mengalami masalah. Untuk tetap menjaga hubungan dengan Bu Rosma, akhirnya Bara memutuskan menikahi salah satu putrinya.

Setelah menikah Bella ditelantarkan Bara selama 2 tahun, tidak diperlakukan selayaknya istri. Bahkan Bara seolah menghilang begitu saja. Ikuti perjalanan rumah tangga keduanya ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29. Mulai Posesif

“Mas,” panggil Bella setelah tidak mendapatkan jawabannya.

Bara mengangguk, itu pun terpaksa. Ia tidak mungkin melarang Bella menerima panggilan.

“Kamu harus menerima panggilannya di depanku,” ucap Bara, memberi syarat pada istrinya.

Bella mengangguk.

“Halo, ada apa Kak Ricko?” tanya Bella.

“Bell, kapan kamu ke Jakarta?” tanya Ricko dari seberang telepon.

Bella langsung menatap Bara, ia sendiri belum tahu kapan Bara akan mengajaknya kembali ke Jakarta.

“Aku belum tahu Kak Ricko, kenapa?” Bella balik bertanya.

“Bisa bertemu, masih ada yang harus aku bicarakan,” tanya Ricko.

Kembali Bella menatap suaminya. Ia tidak bisa menjawab, karena sekarang Bara bersamanya. Beda saat dulu, ia bisa melakukan banyak hal tanpa perlu mempertimbangkan orang lain.

“Sebentar, ya. Atau aku kabari lagi nanti. Soalnya aku sedang bersama Ibu,” jelas Bella, berbohong.

Sebenarnya Bella terpaksa berbohong, bukan karena ingin menyembunyikan statusnya. Rasanya terlalu mengejutkan kalau tiba-tiba ia mengatakan sedang bersama suami dan anaknya pada Ricko. Sedangkan selama ini, yang diketahui semua teman-temannya kalau status Bella masih single. Berbeda kalau bertemu langsung seperti tadi siang, mungkin ia akan lebih mudah untuk menjelaskannya.

Kebohongan Bella yang baru saja terjadi di depan mata Bara, sontak membuat pria itu murka. Bara tidak paham maksud Bella berbohong di depan Ricko. Terlihat rahangnya mengeras, menatap tajam pada istrinya. Ia sengaja menunggu Bella menyelesaikan pembicaraannya. Terlihat Bara menggendong Issabell keluar dari kamar.

“Issabell, sama Oma sebentar, ya,” ucap Bara setelah mereka berada di luar kamar.

Issabell hanya tersenyum, memeluk erat leher Bara. Begitu sampai kamar Bu Rosma, Bara mengetuk pintu dan memanggil mertuanya.

“Bu, ini aku,” panggil Bara di sela ketukannya. Tak lama, muncul Bu Rosma, tersenyum dari balik pintu.

“Ada apa, Nak?” tanya Bu Rosma.

“Aku titip Issabell sebentar,” jelas Bara, langsung menurunkan putrinya dan membiarkan Bu Rosma menggandeng putri kesayangannya masuk ke dalam kamar.

Samar-samar Bara masih bisa mendengar celoteh Issabell yang belum terlalu fasih bicara sedang bercerita dengan Omanya.

Bara masuk ke kamar, tepat saat Bella menyelesaikan pembicaraan di ponselnya.

“Bell, kita perlu bicara,” ucap Bara, terlihat kesal.

“Ada apa, Mas?” tanya Bella, yang belum paham tetapi ia sudah bisa melihat ada ketidaksukaan di wajah suaminya itu.

“Kenapa harus berbohong?” tanya Bara, duduk di sofa sambil melipatkan tangan di dada.

“Maksudmu, Mas?” tanya Bella, menghampiri Bara. Ia berdiri tepat di depan suaminya, hanya terhalang sebuah meja.

“Kenapa harus berbohong? Kenapa tidak berterus terang kalau kamu sedang bersama suamimu?” tuding Bara. Tatapannya sungguh mengerikan saat ini. Bella sampai bergidik dan memilih menunduk.

“Apa dia akan memukulku? Wajahnya sungguh mengerikan. Bagaimana kalau dulu dia bercerai karena KDRT. Astaga, kenapa aku tidak berpikir sampai ke sana. Bisa tamat riwayatku, kalau tidak hati-hati,” batin Bella.

“Maaf, Tuan. Aku belum menceritakan pada Kak Ricko kalau aku sudah menikah. Makanya ... tadi aku berbohong,” jelas Bella, memberanikan diri menatap Bara.

Bara terkekeh.

“Di saat seperti ini dia berani memanggilku Tuan,” ucap Bara dalam hati.

“Apa yang diinginkan laki-laki itu?” tanya Bara, masih menatap tajam sambil menunggu jawaban.

“Kak Ricko mau mengajak bertemu ... dan ....”

“Dan apa? Kamu menjawab apa padanya,” potong Bara, penasaran.

“Menikah ternyata seperti ini,” batin Bella.

“Aku belum menjawabnya,” sahut Bella ragu.

“Katakan padanya, kita akan menemuinya,” ucap Bara dengan jelas dan tegas.

“Hah! Kita?” tanya Bella memastikan.

“Ya, kita. Aku akan ikut denganmu bertemu dengannya,” jelas Bara.

“Kabari aku, kapan dan di mana dia minta bertemu. Aku akan ikut bersamamu,” lanjut Bara. Berdiri dari duduknya dan memilih berbaring di ranjang. Ia tidak memberi kesempatan pada Bella bertanya atau pun berpendapat.

“Kenapa?” tanya Bara setelah melihat Bella masih mematung di tempat.

“Tidak terima?” lanjut Bara, sudah menegakkan duduknya.

“Bukan begitu, Tuan ... eh Mas,” ralat Bella, setelah melihat bola mata Bara yang hampir keluar menatap ke arahnya.

“Kenapa ... Mas harus ikut denganku?” tanya Bella dengan polosnya.

“Aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya.” Bella menjelaskan.

“Sekarang tidak ada, tetapi kalau aku membiarkan istriku bebas berkeliaran, bisa saja hubungan itu akan terjadi,” ucap Bara dengan santai dan tidak memikirkan perasaan istrinya.

“Mas, aku tidak seperti itu,” ucap Bella sedikit keras, tidak terima dengan ucapan suaminya.

“Semua istri juga awalnya tidak seperti itu, tetapi keadaan bisa membuat hati seseorang berubah. Aku tidak mau mengambil risiko, walaupun mungkin kamu berbeda tetapi aku sudah tidak bisa percaya sepenuhnya,” jelas Bara.

“Pengalaman membuatku harus belajar dan lebih berhati-hati menjaga istriku sendiri,” lanjut Bara.

“Ini tidak adil, Mas. Kalau perempuan di masa lalumu seperti itu, belum tentu itu juga berlaku padaku,” protes Bella, tidak terima.

“Mungkin kamu berbeda, tetapi aku tetap harus menjaga. Aku tidak mau jadi orang bodoh, harus jatuh berkali-kali di lubang yang sama.” Bara berkata.

“Mas,” protes Bella.

“Ya, kenapa lagi?” tanya Bara.

“Mas, aku tidak mau dikekang, tidak mau dibatasi ruang gerakku,” pinta Bella.

“Kalau tidak mau, seharusnya dua tahun yang lalu menolak menikah denganku,” ucap Bara santai.

“Bukannya Mas bisa melepasku selama dua tahun ini. Kenapa sekarang mengikatku sekencang ini?” protes Bella.

Deg—

Bara tampak berpikir. Yang dikatakan Bella ada benarnya, selama dua tahun ia tidak pernah mengkhawatirkan istrinya, tidak pernah memikirkan bagaimana Bella sendirian di Surabaya, tidak pernah berpikir buruk seperti sekarang ini.

Sebenarnya ini karena ketakutan akan pengalaman kegagalannya di masa lalu atau ada alasan lain yang melatar belakangi semua sikap posesifnya beberapa hari ini.

“Aku tidak mau tahu. Aku tidak menerima alasan apa pun. Aku tidak akan membatasi ruang gerakmu kalau memang itu bukan suatu ancaman bagiku, tetapi aku merasa laki-laki itu sebuah ancaman dalam rumah tangga kita.”

“Mas, aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya. Aku tadinya berencana mendekatkannya kembali pada Kak Rissa. Kasihan Kak Rissa.”

“Tidak perlu mencampuri urusan orang lain,” tegas Bara.

“Mas ....”

“Urusi putrimu sekarang. Dia sedang menghancurkan kamar ibu saat ini,” perintah Bara, memilih tidur dan tidak melanjutkan perang kata-kata dengan istrinya.

“Mas menitipkan Issabell pada Ibu? Kasihan Ibu, Issabell sedang aktif-aktifnya, Mas. Pasti ibu kewalahan,” ucap Bella kesal.

“Jadi kamu mau Issabell menonton kita berdebat di sini. Lagi pula ini kesalahanmu, seharusnya aku membawa pengasuh Issabell bersama kita, tetapi kamu menolak,” ucap Bara, tidak mau kalah.

Bella keluar kamar dengan kesal. Ia baru mengetahui sisi lain suaminya. Selama ini Bara tidak terlalu banyak bicara. Tidak terlalu mencampuri urusannya, tetapi sekarang ia melihat sendiri bagaimana suaminya menguasai segala hal.

***

Terima kasih

Love you all

Mampir juga di karyaku yang lain.

Ada istri kecil sang presdir bersama Om Pram dan Kailla.

1
Yo Zhibin❤️💞
kasian Rania..😭😭
Yo Zhibin❤️💞
ada apa dgn Rania???
Yo Zhibin❤️💞
Kailla ketemu Bella..rame dah 😂😂
Yo Zhibin❤️💞
Rissa kan cemburu sama Brenda juga..😂😂😂
Yo Zhibin❤️💞
Alamak..berat Bella.. dititipi 2 anak sekaligus..ya Allah 😁😁😁
Yo Zhibin❤️💞
Jangan mau Bella.. tetap di Surabaya aja😁😁
Rubi s handayani
ommo ommoo ommoo Tuan Bara ternyataaaa😍
Rubi s handayani
loh loh lohh.. koq Tuan Bara begituuuuu🤨
Memyr 67
𝗍𝖾𝗋𝗂𝗆𝖺 𝗄𝖺𝗌𝗂𝗁 𝗒𝖺? 𝖼𝖾𝗋𝗂𝗍𝖺𝗇𝗒𝖺 𝗅𝗎𝗆𝖺𝗒𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗁𝗂𝖻𝗎𝗋, 𝗐𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗍𝗈𝗄𝗈𝗁 𝗎𝗍𝖺𝗆𝖺𝗇𝗒𝖺 𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺 𝗌𝖺𝗇𝗀𝖺𝗍 𝗅𝖾𝗆𝖺𝗁 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗄𝖺𝗄𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺 𝗋𝗂𝗌𝗌𝖺. 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗌𝖾𝗆𝗎𝖺 𝗎𝗌𝖺𝗁𝖺 𝗋𝗂𝗌𝗌𝖺 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗁𝖺𝗇𝖼𝗎𝗋𝗄𝖺𝗇 𝗋𝗎𝗆𝖺𝗁 𝗍𝖺𝗇𝗀𝗀𝖺 𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺, 𝖽𝗂𝗍𝖺𝗇𝗀𝗀𝖺𝗉𝗂 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗌𝖺𝗇𝗀𝖺𝗍 𝖻𝖺𝗂𝗄. 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗆𝖾𝗇𝗎𝖽𝗎𝗁 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂𝗇𝗒𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗆𝖺𝗎 𝗉𝖾𝗋𝖼𝖺𝗒𝖺 𝗆𝖺𝗅𝖺𝗁 𝗆𝖾𝗇𝗎𝗇𝗍𝗎𝗍 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂𝗇𝗒𝖺 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖾𝗆𝗉𝖾𝗋𝗅𝖺𝗄𝗎𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗄𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺, 𝗒𝗀 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗅𝗎 𝖻𝖾𝗋𝗎𝗌𝖺𝗁𝖺 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗁𝖺𝗇𝖼𝗎𝗋𝗄𝖺𝗇 𝗋𝗎𝗆𝖺𝗁𝗍𝖺𝗇𝗀𝗀𝖺𝗇𝗒𝖺, 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖻𝖺𝗂𝗄.
Memyr 67
𝖻𝖾𝗀𝗈 𝗌𝗂𝗁 𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺. 𝗄𝖺𝗄𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺 𝗌𝖺𝗃𝖺 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗍𝖺𝗎 𝗉𝖺𝗌𝗍𝗂, 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗌𝖺𝗃𝖺 𝗆𝖾𝗇𝗎𝖽𝗎𝗁 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂𝗇𝗒𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝗉𝖾𝗋𝖼𝖺𝗒𝖺 𝗌𝖾𝗋𝖺𝗍𝗎𝗌 𝗉𝖾𝗋𝗌𝖾𝗇 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗄𝖺𝗄𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺. 𝖻𝖾𝗀𝗈 𝖻𝖾𝗀𝗈 𝖺𝗆𝖺𝗍 𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺.
Memyr 67
𝖾𝗉𝗂𝗌𝗈𝖽𝖾 𝗅𝖺𝗇𝗃𝗎𝗍𝖺𝗇 𝗒𝗀 𝗆𝖾𝗆𝗉𝖾𝗋𝗍𝖾𝗀𝖺𝗌 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖺𝗇𝖺𝗄 𝗒𝗀 𝖽𝗂𝗄𝖺𝗇𝖽𝗎𝗇𝗀 𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋𝖺𝗇 𝖻𝖾𝗀𝗈. 𝗌𝖾𝗆𝖾𝗇𝗃𝖺𝗄 𝗁𝖺𝗆𝗂𝗅, 𝗉𝗂𝗄𝗂𝗋𝖺𝗇 𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺 𝗆𝖺𝗄𝗂𝗇 𝖺𝖻𝗌𝗎𝗋𝖽, 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝗆𝖾𝗆𝗂𝗄𝗋𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖾𝗃𝖺𝖽𝗂𝖺𝗇 𝗄𝖾𝗃𝖺𝖽𝗂𝖺𝗇 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆𝗇𝗒𝖺, 𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗒𝗀 𝗁𝖺𝗋𝗎𝗌 𝖽𝗂𝗉𝖾𝗋𝖼𝖺𝗒𝖺. 𝖻𝖾𝗀𝗈 𝗆𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀.
Memyr 67
𝖾𝗉𝗂𝗌𝗈𝖽𝖾 𝗒𝗀 𝗆𝖾𝗆𝖻𝗎𝖺𝗍 𝗋𝖾𝖺𝖽𝖾𝗋 𝖾𝗆𝗈𝗌𝗂 𝗍𝗂𝗇𝗀𝗄𝖺𝗍 𝗍𝗂𝗇𝗀𝗀𝗂 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺
Memyr 67
𝗌𝖾𝗉𝖾𝗋𝗍𝗂𝗇𝗒𝖺 𝖺𝗇𝖺𝗄 𝗒𝗀 𝖽𝗂𝗄𝖺𝗇𝖽𝗎𝗇𝗀 𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖽𝖺𝗇 𝖾𝗀𝗈𝗂𝗌. 𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺 𝗎𝖽𝖺𝗁 𝗍𝖺𝗎 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝗆𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗆𝖺𝗄𝖺𝗇𝖺𝗇 𝗌𝖾𝗉𝖾𝗋𝗍𝗂 𝗂𝗍𝗎, 𝗆𝖺𝗌𝗂𝗁 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗆𝖾𝗇𝗎𝗇𝗍𝗎𝗍 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂𝗇𝗒𝖺 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗁𝖺𝖻𝗂𝗌𝗄𝖺𝗇 𝗆𝖺𝗄𝖺𝗇𝖺𝗇 𝗒𝗀 𝗉𝖾𝖽𝖾𝗌𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗄𝗂𝗋𝖺 𝗄𝗂𝗋𝖺. 𝖾𝗀𝗈𝗂𝗌 𝖻𝖺𝗇𝗀𝖾𝖽. 𝗌𝖾𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 𝗂𝗍𝗎 𝗆𝖺𝗅𝖺𝗁 𝗉𝖺𝗇𝗂𝗄, 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂𝗇𝗒𝖺 𝖻𝗈𝗅𝖺𝗄 𝖻𝖺𝗅𝗂𝗄 𝖻𝗎𝖺𝗇𝗀 𝖺𝗂𝗋. 𝖻𝖾𝗀𝗈 𝖻𝖺𝗇𝗀𝖾𝖽.
Memyr 67
𝗆𝖺𝗌𝗂𝗁 𝖻𝖾𝗀𝗈 𝖺𝗃𝖺 𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺. 𝗅𝖾𝗆𝖺𝗁 𝖻𝖺𝗇𝗀𝖾𝖽 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗄𝖺𝗄𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺
Memyr 67
𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺 𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝖻𝖾𝗀𝗈. 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗆𝖾𝗇𝗎𝗇𝗍𝗎𝗍 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂𝗇𝗒𝖺 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝖻𝖾𝗋𝗅𝖺𝗄𝗎 𝖻𝖺𝗂𝗄 𝗄𝖾 𝗄𝖺𝗄𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺, 𝗋𝗂𝗌𝗌𝖺. 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗉𝖾𝗋𝗇𝖺𝗁 𝗍𝖾𝗀𝖺𝗌 𝗆𝖾𝗇𝗎𝗇𝗍𝗎𝗍 𝗄𝖺𝗄𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗀𝖺𝗇𝗀𝗀𝗎 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂𝗇𝗒𝖺.
Nayy
love you to mas baraaa 😍
Memyr 67
𝖻𝖺𝗋𝖺 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝖼𝖾𝗋𝖾𝗐𝖾𝗍. 𝗋𝖺𝗇𝗂𝖺 𝖺𝗃𝖺 𝗒𝗀 𝗌𝗈𝗄 𝗍𝖺𝗎. 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗉𝗎𝗇𝗒𝖺 𝗉𝖾𝗇𝗀𝖺𝗅𝖺𝗆𝖺𝗇 𝗁𝖺𝗆𝗂𝗅, 𝗌𝗈𝗄 𝗇𝗀𝖺𝗃𝖺𝗋𝗂 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂.
Memyr 67
𝗋𝖺𝗇𝗂𝖺 𝖻𝗎𝗄𝖺𝗇 𝖺𝗇𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺 𝖻𝖺𝗋𝖺. 𝖻𝖺𝗋𝖺 𝗆𝖺𝗌𝗂𝗁 𝗆𝖺𝗎 𝗇𝗀𝗎𝗋𝗎𝗌𝗂 𝗋𝖺𝗇𝗂𝖺 𝗅𝖺𝗀𝗂, 𝗆𝖺𝗅𝖺𝗁 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗋𝗎𝗐𝖾𝗍
Memyr 67
𝗄𝖺𝗍𝖺𝗇𝗒𝖺 𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖻𝖺𝗂𝗄 𝖻𝖺𝗂𝗄 𝗌𝖺𝗃𝖺. 𝗄𝖺𝗍𝖺𝗇𝗒𝖺 𝖻𝖾𝗅𝗅𝖺 𝗋𝗂𝗌𝗌𝖺 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖺𝗄𝗂𝗍𝗂 𝖽𝗂𝖺, 𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝗋𝗂𝗌𝗌𝖺 𝗄𝖺𝗄𝖺k𝗇𝗒𝖺. 𝗄𝖺𝗄𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗆𝖾𝗇𝖺𝗆𝗉𝖺𝗋 𝖣𝖴𝖠 𝖪𝖠𝖫𝖨. 𝗄𝖾𝗋𝖺𝗌 𝗅𝖺𝗀𝗂.
Bunda Dzi'3
tdi kmu lempar Bella juga ke kasur dgn kasar oncom
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!