NovelToon NovelToon
Gadis Kecil Kesayangan Mafia Dingin

Gadis Kecil Kesayangan Mafia Dingin

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Mafia / CEO / One Night Stand / Roman-Angst Mafia / Tamat
Popularitas:5M
Nilai: 4.6
Nama Author: Senja

Aluna, gadis berusia delapan belas tahun dengan trauma masa lalu. Dia bahkan dijual oleh pamannya sendiri ke sebuah klub malam.

Hingga suatu ketika tempat dimana Aluna tinggal, diserang oleh sekelompok mafia. Menyebabkan tempat itu hancur tak bersisa.

Aluna terpaksa meminta tolong agar diizinkan tinggal di mansion mewah milik pimpinan mafia tersebut yang tak lain adalah Noah Federick. Tentu saja tanpa sepengetahuan pria dingin dan anti wanita itu.

Bagaimana kehidupan Aluna selanjutnya setelah tinggal bersama Noah?

Langsung baca aja kak!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 24

“Maafkan saya, Tuan. Saya akan segera pergi dari sini.” Aluna meletakkan jas Noah di atas ranjang dengan hati-hati, berusaha menahan air mata yang hampir pecah.

Noah, yang sedang dalam keadaan emosi tinggi, mengambil jas itu dan melemparkannya ke lantai. “Dasar keras kepala!” Ia berteriak, suaranya menggelegar di seluruh mansion.

Keributan itu menarik perhatian para penghuni mansion lainnya. Mereka berlarian menuju ruang utama, saling menatap dengan bingung dan cemas. Apa yang terjadi dengan tuan mereka?

“Kenapa masih di sini? Apa kamu ingin melihatku melepaskan handuk ini, hah?!” Noah berteriak lagi, kali ini dengan nada yang lebih mengancam.

“T—tidak, Tuan. Saya tidak bermaksud.”

“Oh, aku lupa. Bukankah kamu terbiasa melayani pria hidung be lang di sana? Jadi sekarang kamu berniat merayuku dan membuatku bertekuk lutut di hadapanmu, begitu?” Noah tersenyum sinis. Kata-kata itu menghantam Aluna seperti pukulan keras, membuat hatinya perih.

Dia hanya bisa menggelengkan kepalanya, menahan tangis. Rasa sakit menjalar di hatinya setiap kali Noah berbicara. “Tatap mataku saat aku sedang berbicara padamu! Apa kedua orang tuamu tidak pernah mengajarkan sopan santun?”

Aluna mendongak, menatap Noah dengan mata berkaca-kaca. Ia berusaha sekuat tenaga untuk tidak terlihat lemah di hadapan pria yang jelas-jelas membencinya itu.

“Mata ini…” gumam Noah, hatinya berdebar. Sorot mata Aluna mengingatkannya pada seseorang dari masa lalunya, seorang gadis kecil yang selama ini dia cari.

Namun, Noah menepis pikiran itu jauh-jauh. Tidak mungkin gadis di depannya ini adalah Queen.

“Maafkan saya, Tuan. Maaf...” Aluna berucap dengan bibir bergetar. “Saya tahu kalau saya itu kotor dan menjijikkan. Tapi bisakah Anda tidak memperjelas semuanya? Terima kasih karena sudah mengizinkan saya untuk tinggal di sini. Saya akan pergi dan tidak akan pernah kembali lagi.”

Aluna berjalan melewati Noah, memaksakan dirinya untuk tidak menoleh ke belakang.

Noah merasa ada sesuatu yang menusuk hatinya saat mendengar kata-kata itu. Ia teringat pada ucapan yang pernah ia lontarkan pada seseorang di masa lalu.

‘Kalau begitu pergilah, dan jangan pernah kembali kemari ataupun menemui ku.’

“Setelah kamu pergi, jangan pernah sekalipun menoleh ke belakang!” ucap Noah dingin.

Aluna menghentikan langkahnya, mencoba mencerna kalimat terakhir Noah. “Ya, saya tidak akan pernah menoleh ke belakang dan melihat anda.” Dengan air mata yang berderai, ia berlari pergi.

Noah membanting kuat pintu kamarnya. “Argh! Gara-gara gadis tadi aku jadi mengingatnya!”

Di balkon, ia mengusap wajahnya dengan kasar. “Aku sangat merindukanmu. Kamu membuatku menutup hatiku untuk semua wanita di dunia ini. Apa begitu berartinya kamu dalam hidupku?”

Air mata Noah akhirnya jatuh. Di balik sikap kerasnya, ia sebenarnya lemah dan rapuh.

***

Di rumah belakang, Aluna sedang mengemasi pakaian yang pernah diberikan Vincent kepadanya. Hanya beberapa lembar pakaian yang dimilikinya sekarang.

“Luna, apa kamu yakin mau pergi dari sini? Kamu akan kemana, Nak?” tanya Yasmin, penuh kekhawatiran.

“Entahlah, Bibi. Aku hanya ingin keluar dari rumah ini dan pergi sejauh mungkin.” Aluna menjatuhkan dirinya di sisi tempat tidur.

“Pikirkanlah sekali lagi. Tuan membentak mu mungkin karena sedang ada masalah dengan pekerjaannya. Besok pasti dia akan kembali seperti biasa.” Yasmin mencoba menenangkan Aluna, berharap gadis itu tetap tinggal.

Bagi Yasmin, Aluna sudah seperti putrinya sendiri.

“Maaf, Bibi. Tuan Noah sudah terlalu baik padaku. Aku tidak enak hati terlalu lama di sini. Mungkin, aku akan segera mencari pekerjaan untuk membiayai hidupku sendiri.”

Yasmin menghela nafas. Bagaimanapun dia memaksa, Aluna tetap keras kepala.

“Baiklah jika itu keputusanmu.” Yasmin merogoh saku celananya dan memberikan beberapa lembar uang pada Aluna. “Pakai uang ini, sampai kamu mendapatkan pekerjaan. Dan jangan lupa berikan kabar padaku. Aku pasti akan dengan senang hati mengunjungimu.” Yasmin tersenyum dan memeluk Aluna erat.

Aluna terharu atas perhatian Yasmin dan membalas pelukannya. “Terima kasih, Bibi. Kamu sudah seperti ibu bagiku. Aku pergi ya.”

“Jaga dirimu, Aluna.” Yasmin menghapus air mata Aluna. “Jika kamu membutuhkan sesuatu datanglah kemari.”

“Tentu saja, Bibi,” jawab Aluna dengan senyum tipis. Meraih tas kecil berisi pakaiannya, ia pergi.

Dari atas balkon, dua orang pria melihat kepergian Aluna.

“Apa anda yakin akan membiarkan dia pergi, Tuan?” tanya Vincent yang berdiri di samping Noah.

“Menurutmu?”

“Sepertinya Tuan lupa dengan surat warisan itu.” Vincent berusaha mengingatkan.

“Entahlah, melihatnya membuatku teringat lagi pada Queen. Apalagi sorot matanya itu sangat mirip dan—”

“Sampai kapan anda akan terus mengingatnya?” Vincent memotong kalimat Noah, menatap pria itu dengan serius. “Seseorang yang tidak akan pernah kembali dan berlari ke pelukan anda.”

Noah masih memperhatikan Aluna yang semakin menjauh. “Aku yakin, dia pasti akan kembali!”

“Terserah anda saja.” Vincent menoleh sesaat sebelum meninggalkan Noah. “Andai saja gadis itu adalah Queen, mungkin kamu akan menyesal seumur hidup karena sudah membiarkannya pergi untuk kedua kalinya,” gumamnya lirih.

Sementara Aluna, gadis itu merasa gugup, seolah ada yang mengawasinya dari belakang. ‘Tetaplah berjalan dan jangan pernah menoleh ke belakang sedikitpun, Luna!’ ucapnya dalam hati.

Tidak tahu mau akan pergi kemana, Aluna membiarkan langkah kakinya membawanya pergi. Menelusuri jalanan sepi seorang diri.

1
anita
sek..sek..ini aluna k9k mlh minta ikut ki karepe pyee
Firman Firman
ya thour kan Noah udah tau Luna hamil tpi knp pas dia di kasih tau dokter kaget terharu dan baru tau kalau Luna hamil 🤭gimna ini.. ibunya Noah juga seperti itu udah tau hamil tapi pas mual muntah muntah baru tau kalau Luna mengandung 🤭 jadi pusing
Firman Firman
lnjut
Firman Firman
pasti dalam rahim Luna sudah ada titisan kecebong beruang kutub 😂🤭
Firman Firman
lnjut
Firman Firman
mafia tapi GK punya punya pirasat yg kntel dengan istrinya biasa nya mafia bisa merasakan bahaya yg mengancam didekat nya
Firman Firman
lnjut
Firman Firman
penyesalan yg tida guna
Firman Firman
lnjut
Firman Firman
lnjut itu mng Hadia yg pantas buat mafia pengecut 😂😂🤭
Firman Firman
lnjut
Firman Firman
ha ha akhir nya Noah pangeran bodoh yg GK bisa apa apa bukn mafia 😂😂🤭
Firman Firman
mafia sekali pukul masak ambruk dimna dong kisah pembela cinta sejati nya 😂😂🤭
Firman Firman
laaaaaannjuuut
Firman Firman
lnjut 👍👍
Firman Firman
dasar Aluna tadi mau di kawal GK boleh giliran sekarang minta tolong 🤦
Firman Firman
ha ha heran ma athour ja krna athour gak bisa merasakan cinta lama bersemi kembali 😂😂🤭
Firman Firman
der der der dooooooor dooor semangka 🍉 semngat kak athour 😂🤭👍💪
Firman Firman
ha ha kalian lah para pria bodoh semua nya mengaku keras hebat tpi kalah dengn putri kecebong liar kalian akn menyesal jika Luna dalm bahaya sekarang 😡
Firman Firman
menurut ku Noah juga terlalu naif knp harus mengalah dengan Luna dlm keadaan bahaya dia masih mmbebasknnya untuk pergi sendiri Disi lain Luna juga mng bodoh keras kpla ya kn athour 😂🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!