NovelToon NovelToon
Something About You

Something About You

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Time Travel / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:375
Nilai: 5
Nama Author: Wahyu Ela Safitri

Setelah kematian ayahnya, Renjana Seana terombang-ambing dalam kehidupan tak terarah, gadis yang baru menginjak umur 20 an tahun dihadapkan dengan kehidupan dunia yang sesungguhnya disaat ayahnya tidak meninggalkan pesan apapun. Dalam keputusasaan, Renjana memutuskan mengakhiri hidupnya dengan terjun ke derasnya air sungai. Namun takdir berkata lain saat Arjuna Mahatma menyelamatkannya dan berakhir di daratan tahun 1981. Petualangan panjang membawa Renjana dan Arjuna menemukan semua rahasia yang tersimpan di masa lalu, rahasia yang membuat mereka menyadari banyak hal mengenai kehidupan dan bagaimana menghargai setiap nyawa yang diijinkan menghirup udara.
by winter4ngel

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyu Ela Safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Undangan

Pagi yang cerah sehabis hujan, matahari belum sepenuhnya menampakkan diri, dinginnya embun menambah rasa malas untuk bangun lebih awal. Beberapa kali Renjana merenggangkan tangannya, malamnya tidak nyenyak karena suara hujan masih mengguyur tapi perlahan dia bisa kembali tidur hingga bisa bangun di pagi hari. Terdengar suara pintu terbuka, tanda bahwa Arjuna sudah bangun.

Kaki Renjana menampakkan di lantai, memakai sandal dan berjalan keluar dari kamar. Pintu depan belum terbuka, termasuk jendelanya, ruang tengah sudah bersih, hanya pintu menuju ke belakang yang sudah terbuka. Renjana berjalan menuju ke belakang, terlihat Arjuna yang sedang melihat tanaman yang mereka tanam.

“Selamat pagi.” Sapa Renjana sambil berjalan menuju ke dapur untuk mengambil air minum, rambut yang masih berantakan dan wajah bantalnya sehabis tidur.

“Pagi, Bagaimana tidurmu?.”

Renjana duduk di kursi yang ada di dapur, “Nyenyak, semuanya baik-baik saja?.”

“Sepertinya beberapa tanaman mungkin gagal, tapi sebagian baik-baik saja.”

“Syukurlah.”

Arjuna bangun dari jongkoknya berjalan menghampiri Renjana, gadis itu meneguk ludahnya dengan kasar, bayangan semalam saat mereka berbincang intens berada di kepala. Renjana merasa hubungan mereka tidak sama lagi setelah Arjuna mengungkapkan perasaan, tapi Arjuna tidak sama, pria itu masih bersikap baik seperti biasanya.

“Mau makan apa? Aku akan buatkan.”

Renjana bangun dari duduknya dan mengambil tepung di ada di plastik membuat Arjuna memperhatikan gadis itu heran.

“Aku akan buat lauk sendiri.” ucap Renjana dengan gugup dan tidak nyaman.

“Kamu yakin?.”

“Iya, aku perempuan, jadi aku bisa memasak.”

“Memasak bukan soal gender.” Arjuna beralih mengambil beberapa sayuran yang masih tersisa, termasuk tomat dan selada yang sudah tidak segar lagi, “Aku akan membersihkan sayurannya dan mengisi air, kalau kamu butuh bantuan, bilang saja.”

“Ya, eh tidak. Aku bisa melakukannya.”

“Baiklah.” Arjuna mengusap kepala Renjana sambil tertawa kecil dan pergi menuju ke sumur untuk membersihkan sayuran seperti yang dikatakan.

Renjana membuat adonan dari tepung yang lumayan encer, gadis itu mengambil kacang mentah yang ada di toples dan memasukkannya kedalam adonan yang sudah dia buat. Tidak lupa dengan bumbu-bumbu dan sedikit mencicipinya, setelah selesai. Renjana mulai mengambil kayu bakar untuk menyalakan api, namun belum sempat mengambilnya, tangan lain sudah mengambil alih lebih dulu.

“Biar aku saja yang menyalakan apinya, tolong ambil sayuran yang ada disana.”

Renjana hanya mengangguk mengikuti ucapan Arjuna, Renjana juga mengambil beras yang sudah Arjuna cuci untuk dimasak. Dengan sangat telaten, Arjuna menaruh panci dan penggorengan di atas tungku bakar.

“Mau buat apa?.” Tanya Arjuna setelah menyalakan api.

“Nanti kamu lihat sendiri.” Renjana tersenyum senang.

Sendu selalu membuat makanan yang akan Renjana buat, sehingga kebiasaan itu membuatnya juga terlatih untuk membuat hal yang sama. Walaupun Renjana tidak menyukai makanan yang Sendu buat karena sudah terlalu sering memakannya, tapi disini akan terasa berbeda.

Tanpa gangguan dari Arjuna yang sedang mengisi bak mandi, Renjana sibuk didepan penggorengan, tidak membutuhkan waktu lama hingga wajahnya sudah lumayan terisi.

“Air nya sudah penuh, kamu bisa mandi setelah ini.” Arjuna menghampiri Renjana, memperhatikan makanan yang Renjana buat. Arjuna pernah melihat makanan seperti ini saat membeli rokok di warung madura.

“Namanya Rempeyek, ini bisa bertahan lama tapi jangan terlalu lama, bisa di makan kapan aja, jadi ga perlu buat lauk banyak-banyak, cukup buat nasi saja.”

“Boleh dicoba?.”

“Boleh.” Renjana mengambilkan satu dan memberikan pada Arjuna, namun pria itu malah mendekat dan melebarkan mulutnya. “apa?.”

“Suapin.”

“Kamu bisa makan sendiri.”

“Ga bisa.”

Renjana langsung memasukkan makanan yang ada di tangannya ke dalam mulut Arjuna, sejenak Arjuna terdiam sambil mengunyahnya. “Hmm...”

“Gimana?.”

“Enak, 100 kali lipat lebih enak karena dari tanganmu.”

“Haha.”

Suara ketukan pintu mengalihkan fokus mereka berdua, Arjuna sedikit berlari menuju ke dalam rumah untuk membukanya. Disana ada Sadewa yang datang sendirian, “Dewa.” Sapa Arjuna, ini cukup pagi untuk tamu datang, jadi pasti ada hal penting yang akan Sadewa katakan. “Masuk-masuk.” Arjuna membuka pintu rumahnya lebar-lebar dan mempersilahkan Sadewa masuk.

“Saya tidak lama.”

“Sebentar, aku panggilkan Renjana.” Arjuna menuju ke dapur mengambil air minum sambil memanggil Renjana.

“Siapa?.”

“Ayahmu.”

“Kenapa? Kenapa ayah datang jam segini?.”

“Aku tidak tahu, kamu bisa menemuinya, biar aku yang bereskan, sambil membuat minum. Kamu mau kopi atau teh?.”

“Teh aja. Tolong ya.”

Arjuna mengangguk, membiarkan Renjana menemui ayahnya di ruang tamu, lebih tepatnya ayah saat masih muda. Renjana berjalan masuk kedalam rumah sambil mengikat rambutnya juga merapikan penampilannya, terlihat Sadewa berada di ruang tamu dengan wajah gelisah.

“Mas Juna sedang membuat minuman, jadi saya yang akan berbicara dengan anda terlebih dahulu. Apakah ada masalah?.” Renjana duduk didepan Sadewa, pria itu memang terlihat gelisah.

“Saya akan menikah.”

“Apa?.”

“Saya akan menikah minggu depan dengan Karina.”

“Bukannya anda akan menikahi Sendu?.”

“Saya tidak bisa.”

“Kenapa?.”

“Saya tidak punya alasan untuk dijelaskan, keadaan kurang baik sehingga saya harus mengikuti alur saya yang seharusnya. Saya datang kemari hanya ingin mengundang kalian datang ke pernikahan saya.”

Keadaan hening, Renjana masih mencerna apa yang harus dia katakan pada ayahnya. Mungkinkah jika Renjana diam saja, maka pernikahan itu tetap akan gagal dan Sadewa menikah dengan Sendu. Arjuna datang dengan minuman di nampan yang dibawa, pria itu meletakkan tiga gelas di atas meja.

Arjuna duduk di sebelah Renjana, layaknya berperan sebagai suami istri yang harmonis.

“Jadi anda akan menikah dengan wanita yang tidak anda suka?.” Arjuna membuka mulut, dia sudah mendengar semua yang Sadewa katakan mengenai pernikahan dengan Karina.

“Saya akan mencoba mencintainya.”

“Mana bisa seperti itu.” Renjana tersenyum remeh, pria yang berada di hadapannya seperti bukan Sadewa yang dia kenal sebagai ayahnya yang sangat mencintai ibunya, tidak sama seperti pria yang selalu cemburu karena hal sepele, “Anda tidak memikirkan perasaan Sendu? Jika memang anda baik-baik saja mencintai wanita lain semudah itu? bagaimana dengan Sendu? Anda pernah memikirkan perasaannya?.”

“Saya-“ Sadewa terdiam, ucapan Renjana membuat Sadewa mengingat terakhir kali wajah Sendu. Awalnya Sadewa tidak berpikir sejauh itu, tapi setelah di pikirkan ulang lagi, Sendu sangat menderita, Sendu sakit, lebih sakit darinya.

“Saya harap anda bisa memikirkan perasaan anda dan perasaan Sendu ketimbang perasaan orang lain yang pada akhirnya tidak akan menjadi sebagian dari hidup anda.” Renjana beranjak dari duduknya, “Aku akan kembali ke dapur.” Ucpa Renjana pada Arjuna, Arjuna tahu jika Renjana hanya berusaha menghindar dari percakapan lebih jauh dengan Sadewa.

Setelah di pikir-pikir lagi, Renjana tidak tahu apapun tentang ayahnya. 22 tahun dia hidup, dia tidak mengenal baik Sadewa, Renjana hanya tahu bahwa Sadewa ayah yang bertanggung jawab dan menyayanginya. Renjana duduk di kursi yang ada di dapur, menelungkupkan kepalanya di antara kedua lengan.

Beberapa menit kemudian, Arjuna datang menghampiri Renjana yang ada di dapur, pria itu mengusap kepala Renjana lembut. Membuatnya mengangkat kepala dan melihat ke arah Arjuna dengan mata sembab, Renjana berhambur ke pelukan Arjuna, tangisnya semakin pecah.

Tidak ada yang bisa Arjuna katakan, selain mengusap kepala Renjana dan membiarkannya mengeluarkan semua perasaan resahnya. “Aku tahu kalau kedua orang tuaku akan menikah, tapi yang membuatku sangat hancur adalah selama ini aku tidak mengenal mereka dengan baik. Aku tidak tahu bagaimana perasaan orang tuaku saat mereka menjadi diri mereka sendiri, atau perasaan mereka berdua yang sebenarnya, bertahun-tahun aku tinggal bersama mereka, aku tidak tahu apapun, pada dasarnya kami hanya saling berbagi kehangatan karena ikatan darah, bukan saling mengerti.”

Arjuna terus mengusap kepala Renjana, membiarkannya mengungkapkan semua perasaan yang mengganjal itu. Arjuna juga berpikir yang sama saat Renjana mengatakan itu, sebenarnya dia sendiri tidak mengenal baik kedua orang tuanya yang selama ini dia kira adalah orang yang paling dekat. Mungkin mereka mengenal Arjuna, tapi Arjuna tidak tahu apapun soal mereka selain sebagai orang tua.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!