Vexana adalah seorang Queen Mafia, agar terbebas dari para musuh dan jeratan hukum Vexana selalu melakukan operasi wajah. Sampai akhirnya dia tiba di titik akhir, kali ini adalah kesempatan terakhirnya melakukan operasi wajah, jika Vexana melakukannya lagi maka struktur wajahnya akan rusak.
Keluar dari rumah sakit Vexana dikejutkan oleh beberapa orang.
"Ibu Anne mari pulang, Pak Arga sudah menunggu Anda."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 - Maafkan Saya, Tuan
Setelah Vexana pergi meninggalkan ruangan itu, suasana mendadak hening. Hanya terdengar suara isakan pelan dari Anne dan napas tersengal Monica yang masih terduduk lemas di lantai.
Lama kemudian, Monica memberanikan diri untuk bangkit, menghampiri Anne dan menyentuh bahunya pelan.
"Kamu harus kembali, Anne. Sekarang tidak ada pilihan lain," ucapnya pelan, sedikit merasa bersalah. Dia pikir Vexana akan tetap tinggal di sana, sebab rumah itu bisa dijadikan tempat perlindungan aman untuk Anna.
Monica pikir pertemuan mereka kali ini hanya untuk mengambil ingatan Anne saja, sementara Vexana tetap menjalani peran.
Tapi ternyata pemikirannya salah.
Vexana tetap seseorang yang tak mampu dia kendalikan.
Anne kemudian mengangguk meski tubuhnya masih gemetar. Wajahnya pucat, namun tekadnya mulai terbentuk. Entah darimana keberanian itu datang, mungkin dari rasa malu, atau rasa hutang budi yang begitu besar pada Anna.
Dengan langkah tertatih Anne bangkit dari lantai. Wajahnya memerah karena benturan tadi tapi ia tidak mengeluh.
"Kamu serius tidak apa-apa kan?" tanya Monica lagi, tiap kali menatap Anne dia selalu merasa iba begini. Monica merasa Anne adalah seseorang yang harus dia lindungi.
Anne kemudian mengangguk.
Mau tidak mau dia memang harus kembali, ke sebuah rumah yang sekalipun tak pernah dianggapnya sebagai rumah. "Iya Mon, aku akan kembali. Karena jika tidak tuan Arga pasti mencariku lagi, aku tidak mau mereka menemukan Anna. Sudah cukup aku membuat Anna menderita," balas Anne lirih, suaranya selalu terdengar tanpa tenaga.
Bahkan di dalam keadaan seperti ini dia masih memikirkan tentang Anna, membuat Monica jadi samakin nelangsa.
Anne dan Anna adalah dua orang yang sangat berbeda.
Cukup lama mereka berdua berada di dalam cafe, sampai sore menjelang barulah Anne mengambil keputusan untuk pulang. Saat itu Monica mengantar kepulangan wanita malang tersebut, sementara mobil Arga ditinggal begitu saja.
Sebab tadi Anne pergi dengan menggunakan taksi.
Sepanjang perjalanan Anne terus meremat remat tangannya sendiri, meski telah mengumpulkan semua keberanian nyatanya rasa takut itu tak sepenuhnya mampu dia redam.
Tatapan dingin Arga adalah satu-satunya yang dia takuti, lalu bagaimana bisa dia membiarkan pria itu menyentuh tubuhnya. Disaat rasa takut menjalar ke sekujur tubuh.
"Nanti katakan saja bahwa kamu telah mendapatkan semua ingatan, tapi hal itu membuat mu lupa dengan ingatan beberapa hari ini," ucap Monica, sedikit memberi petunjuk sebagai modal Anne pulang.
Wanita itu mengangguk patuh, sedikitpun tak ada sanggahan. Anne yakin apapun saran yang diberikan oleh Monica adalah yang terbaik.
Beberapa saat kemudian, mobil yang mereka naiki akhirnya tiba di tempat tujuan. Berhenti di depan pintu gerbang rumah milik Arga yang nampak tinggi.
Anne berulang kali menarik dan membuang nafasnya secara perlahan agar tenang, dia tak punya jalan untuk mundur karena jika dia tetap berkeras hati maka bisa saja Anna yang akan kembali tertangkap.
Sungguh, meskipun kini Anna telah memakai wajahnya tapi sedikitpun Anne tidak merasa keberatan. Justru Anne bersyukur karena wajahnya mampu membantu hidup orang lain.
Selembut itu hati seorang Anne.
"Aku turun Mon, terima kasih atas bantuanmu selama ini," ucap Anne dengan tersenyum kecil.
"Maafkan aku An, jika butuh apapun datanglah ke rumahku, atau rumah sakit."
Anne mengangguk dan akhirnya dia benar-benar turun. Melangkah masuk hingga berdiri di depan rumah Arga. Rumah yang pernah ditinggalinya, rumah yang kini terasa semakin asing.
Saat pintu terbuka, Arga berdiri di ambang dengan rahang mengeras. Hari ini Anne telah bertindak diluar kendalinya dan hal itu membuat Arga sangat murka. Namun seketika amarahnya luntur saat melihat Anne yang menunduk.
Kenapa pakaian Anne berbeda?
Kenapa tatanan rambutnya tak sama?
"Anne."
"Maafkan saya, Tuan."
"Apa? Tuan?"
hahaha
klo km blm pintar memainkany....ketimpuk sakitkan....
😀😀😀❤❤❤❤