Warga desa yang berasal didaerah pulau kecil yang terletak dibagian wilayah Timur mendadak dihebohkan dengan penemuan mayat dengan tubuh yang tinggal tulang belulang saja, karena bagian daging dan organ tubuhnya habis tidak tersisa.
Awalnya warga mengira jika korban dimakan hewan buas. Namun hal itu terbantahkan setelah beberapa warga menghilang dan ditemukan dalam kondisi yang sama dengan menyisakan tulang belulang saja.
Tak hanya itu, teror semakin merebak, dimana pelaku sudah menyerang mereka saat berada didalam rumah.
Siapakah sang peneror? Dan warga menyebutnya 'Hantu Suanggi, sebab berasal dari daerah pulau tempat dimana mereka tinggal berdekatan.
Apakah warga dapat menemukan sang peneror?
Ikuti kisah selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Harus
Tommy baru saja tiba dirumah dinasnya. Rasa lelah belum sempat hilang ditubuhnya, kini sudah digemparkan oleh teriakan warga yang mengatakan jika istri dari pemimpin adat mereka telah tewas secara mengenaskan.
Warga tampak beramai-ramai menuju ke rumah Gaba' Rama. Tentu saja mereka sangat kaget ketika orang yang mereka anggap sakti harus kecolongan dengan sang Kegelapan.
"Bagaimana ini? Jika Gaba' Rama saja bisa kecolongan, apalagi kita?" seorang pria terlihat memucat ketakutan.
"Ya, Beta rasa takut sekarang. Sapa yang kita minta tolong sandar kalau sudah begini?" (Ya, Aku merasa takut sekarang. Siapa yang akan kita mintai pertolongan kalau sudah begini?) salah satu rekannya menimpali ucapan pria berambut ikal tersebut.
Tommy yang tak sempat masuk ke rumah, bergegas memarkirkan motornya, lalu menuju ke rumah Gaba' Rama yang ada di dipinggir jalan dan berjarak sekitar tiga puluh meter dari rumah dinasnya.
Ia menyelinap masuk diantara kerumunan warga, dan kembali dikejutkan oleh penampakan yang sangat mengerikan, dimana tubuh wanita yang merupakan dari pemangku adat didesa ini ditemukan dalam kondisi yang sangat mengenaskan.
"Siapa sebenarnya yang telah membunuh warga? Apa motifnya?" pria bertubuh tinggi seratus tujuh puluh centimeter itu terlihat sangat penasaran.
Ia menyisir rambut lurusnya dengan kasar menggunakan jemari tangan, pertanda ia sedang mumet.
Jasad dikeluarkan dari kamar, dan akan diadakan upacara kematian, sebelum nantinya dimakamkan.
Saat bersamaan, Ahmed dan Fentje, beserta Yosep turun membawa kerangka tubuh Yosua yang hanya menyisakan bagian paha kirinya saja.
Mereka berniat untuk meminta bantuan pada Gaba' Rama untuk melihat siapa yang membunuh Yosua, namun justru mereka dikejutkan oleh kabar duka jika istrinya juga menjadi korban kebrutalan sosok misterius tersebut.
Hal itu semakin menambah kabar duka bagi para warga.
Kini mereka harus saling berbagi untuk kepengurusan jasad kedua warga yang meninggal secara mengenaskan.
Tommy kembali terhenyak saat mengetahui ada korban lain yang juga ditemukan mati dalam kondisi tak wajar.
Ia baru saja pindah ke desa ini, tetapi kejadian mengerikan terus saja disuguhkan padanya.
****
Tommy beranjak pergi meninggalkan rumah duka. Ia memilih masuk ke dalam rumah dinas. Ia meletakkan tas yang berisi berbagai alat medis diatas sebuah meja yang terbuat dari kayu dan beralaskan sebuah telapak meja yang berbentuk segi empat dengan motif kembang sepatu.
Ia mengganti pakaiannya, dan ingin rebahan sejenak. Rasa sesak akan semua kejadian yang barus saja dilihatnya, membuat ia merasa penasaran tentang siapa pelaku pembantaian para warga dengan cara yang sangat cepat bagaikan sebuah mesin blend.
Jika manusia biasa yang melakukannya, maka tidak akan secepat itu dalam melakukannya.
Pria itu merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Lalu menatap langit-langit kamar yang terbuat dari anyaman bambu yang terlihat mulai melapuk.
Sesaat ingatannya kembali pada sang gadis yang ia temui saat dalam perjalanan pulang tadi. Ia seperti pernah melihatnya, tetapi entah dimana, sebab tidak rambut sang gadis menutupi wajahnya tanpa dapat dilihat, seolah ia sengaja menyembunyikannya.
"Mengapa ada gadis yang berani berjalan ditengah hutan gelap? Dan bahkan menghilang tanpa jejak," gumamnya lirih.
Sementara itu, diluar sana ia masih mendengar suara-suara warga yang sedang melakukan ritual untuk si mayit dirumah duka yang mana jarak antara satu dengan yang lainnya saling berdekatan.
Tommy merasa jika ada sesuatu yang janggal.pada desa ini, terlalu banyak menyimpan misteri yang bekum dapat ia pecahkan.
Ditempat lain, seekor cicak berukuran besar dengan bola mata merah menyala sedang melompat dari satu pohon ke pohon lainnya, lalu melesat dan tiba disebuah lembah yang curam dan perlahan berhenti didepan sebuah gubuk berdinding bilah bambu dengan diterangi sebuah pelita yang mana bahan bakarnya mereka dapatkan dari lemak lard hewan berupa babi hutan karena memiliki titik didih yang tinggi.
Sosok cicak itu terdiam sejenak, lalu tubuhnya bergetar hebat dan dimenit berikutnya, ia berubah menjadi sosok gadis yang cantik dan rupawan, tidak terlihat sesuatu yang menakutkan darinya, ia hanya seorang gadis dengan tampilan sisi yang lembut.
Perlahan ia beranjak bangkit dari posisinya yang merangkak dan berdiri dengan gerakan yang anggun.
Perlahan ia melangkah masuk ke dalam rumah dengan langkah yang perlahan dan hampir tidak terdengar, sebab ia tidak mengenakan alas kaki.
"Milea, kau kah itu?" tanya seorang wanita sepuh yang berada didalam sebuah bilik dan dijadikan sebagai kamar.
"Ya, aku pulang," jawabnya dengan lirih, bahkan terdengar malas.
"Kemarilah, ada yang ingin aku katakan padamu," sahut wanita berusia sepuh itu dengan sangat lemah.
Milea tak menyahut, namun langkahnya menuju kamar tempat dimana wanita itu berada.
Ia berdiri diambang pintu, menatap sang wanita, yang mana saat ini tengah berbaring dengan lemah diatas sebuah tikar yang terbuat dari anyaman daun pandan berduri.
"Kemarilah," panggilnya dengan lemah.
Gadis itu berjalan memasuki kamar yang lantainya terbuat dari bilah bambu, lalu duduk bersimpuh didepan sang wanita yang rambutnya sudah memutih.
"Aku sudah tidak lagi dapat menahan rasa sakitku. Aku ingin segera pergi," rintihnya dengan wajah yang sangat ketakutan.
Milea terdiam dalam hening. Ia bingung harus mengatakan apa, namun jika ia tidak bersedia, maka wanita itu akan dalam kesakitan yang terus dan menerus menyiksanya sepanjang hayat, dan jika tidak ada yang dapat mewarisi ilmunya, maka ia akan menderita sepanjang hayatnya.
Milea masih menundukkan wajahnya. Ia merasa sangat berat untuk menggerakkan lidahnya demi sebuah kata' Ya'.
Lalu terlihat sang wanita sepuh dengan kulitnya yang sudah berkeriput terlihat memelas padanya. "Tatap aku, Milea. Mengapa kau tak ingin menatapku?" ia meminta sang gadis untuk menyetujui permintaannya, dan meski harus memaksa, tanpa ada pilihan yang harus diperbuat.
"Hi-sap ujung kepalaku, tepatnya dibagian ubun-ubun," ucap sang wanita tanpa memperdulikan penolakan sang gadis.
Milea mengangkat wajahnya, dan melihat sang ibu sudah membeliakkan kedua matanya yang berwarna hitam legam, sedangkan nafasnya terlihat sangat sesak.
Perasaan sang gadis bergolak. Antara iba melihat penderitaan sang ibu, atau menerima apa yang diperintahkannya.
Wanita itu semakin terlihat sesak dan gelisah. Seolah malaikat maut sedang mempermainkan nyawanya yang ditarik dan diulur.
Melihat kondisi sang ibu yang sudah semakin parah, membuat Milea mendekatkan tubuhnya kepada sang ibu, lalu menyesap ubun-ubunnya yang mana tiba-tiba saja mengeluarkan asap berwarna hitam, lalu masuk kedalam tubuh sang gadis dalam gumpalan meliuk-liuk menyerupai sosok iblis wanita yang memiliki taring panjang dan berwajah menyeramkan.
Detik berikutnya, sosok itu menyatu dengan tubuh sang gadis, lalu membuatnya mengejang dengan kuat saat penyatuan sosok kegelapan dengan tubuhnya.
mkne jgn mudh di hasut lahh kann mbalek kann
itulah yg terjadi pada si ibu nya milea
tp klo di lihat dr ilmu hitam nya ngeri juga e awk baca nya masa iya makan dan minum darah hiii smoe licit tuh tulang kekk kucing makan tulang aja. 🫣🫣🫣