Damian, lelaki yang dikenal dengan julukan "mafia kejam" karena sikapnya bengis dan dingin serta dapat membunuh tanpa ampun.
Namun segalanya berubah ketika dia bertemu dengan Talia, seorang gadis somplak nan ceria yang mengubah dunianya.
Damian yang pernah gagal di masa lalunya perlahan-lahan membuka hati kepada Talia. Keduanya bahkan terlibat dalam permainan-permainan panas yang tak terduga. Yang membuat Damian mampu melupakan mantan istrinya sepenuhnya dan ingin memiliki Talia seutuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12
Kira-kira jam sepuluh malam, Talia baru terbangun dari tidurnya. Gadis itu mengusap wajahnya, berusaha mengusir kantuk yang masih tersisa. Tidur siangnya ternyata terlalu panjang. Ia menyalakan lampu meja dan melihat layar laptopnya masih terbuka. Talia mengedikan bahunya tidak peduli.
Perutnya keroncongan, jadi ia turun ke dapur untuk mencari makanan. Saat membuka kulkas, tiba-tiba dia teringat sesuatu.
Pria itu ...
Talia baru sadar dia tidak melihat Damian di ranjang tadi. Ia pun berbalik dengan cepat, berlari menaiki tangga menuju kamarnya. Mencari Damian di mana-mana.
Talia mengerutkan kening. Hatinya mulai gelisah. Ia memeriksa kamar mandi, kosong. Balkon? Tidak ada siapa-siapa. Tetapi dia belum menyerah dan masih mencari.
"Ganteng? Helow, kamu di mana sih? Psstt, psstt ... Yuhu, spadaa ... Guk, guk!" panggilnya pelan dan jatohnya malah kayak panggil hewan. Ia belum tahu nama Damian jadi dia memanggil dengan random. Karena Damian ganteng, kata itu juga dia pakai sebagai panggilan.
Namun hanya ada kesunyian yang menjawab. Pria itu tidak ada di mana-mana. Talia menghembuskan nafas panjang, kemudian terpikir sesuatu.
"Apa karena aku tidur kayak kebo, nggak bangun-bangun sampe waktunya jam makan malam dia laper, aku gak bangun juga, jadi dia turun sendiri ke bawah nyari makan? Bahaya kalau bener, bisa ketahuan!"
Ia mulai mengira-ngira. Kemudian buru-buru keluar kamar, matanya menyapu seluruh lantai bawah. Ia berjalan cepat ke lorong, mengintip ke kamar tamu. Gelap dan kosong.
Lalu, samar-samar, ia mendengar suara.
Suara gemerisik dari luar.
Talia menelan ludah. Langkah kakinya melambat. Perasaannya tidak enak. Malam sudah larut dan sangat sepi. Auranya menakutkan. Begitu sampai di ruang tengah, matanya tertuju pada bayangan di dekat jendela.
Apa itu pria yang sedang dia cari? Begitu Talia sampai di dekat jendela yang terbuka itu, tiba-tiba seseorang muncul dari bawah dengan wajah mengerikan. Talia melompat kaget, orang itu juga.
"Hwaaaaa monsterrr!"
"Talia! Udah tengah malam gini teriak-teriak kayak orang mau melahirkan aja kamu."
Talia yang sudah siap-siap mau lari menghentikan langkahnya dan berbalik. Wajah mengerikan yang dia lihat tadi kini berubah menjadi kakaknya.
"Kakak?" Rasa takut Talia menghilang di ganti dengan wajah ganteng sang kakak. Lelaki berprofesi dokter itu berkacak pinggang sambil menatapnya dari luar sana.
Talia kembali mendekat ke arah jendela. Matanya mencari-cari dengan raut bingung.
"Kak Jason gak liat monster? Tadi aku liat ada monster tiba-tiba nongol depan jendela. Hihh, ngerti bener." seru Talia heboh. Bahunya bergidik ngeri.
Jason menarik nafas. Sesaat kemudian pria itu mengenakan topeng yang ada di tangannya.
"Maksud kamu ini monsternya?"
Talia menatap kakaknya dengan ekspresi campuran antara kesal dan lega. Giliran yang berkacak pinggang di depan sang kakak.
"Oh, jadi itu cuma topeng? Kakak sengaja mau bikin adek kakak yang jantungnya sehat ini kejang-kejang? Mau nambah pasien rumah sakit biar gaji kakak naik?!"
Jason melongo takjub mendengar kata-kata random adik satu-satunya, kemudian tertawa kecil mencubit hidungnya.
"Kamu itu ya, bener-bener. Gimana mama sama papa gak naik darah hadepin kamu tiap hari. Ngapain kamu ke luar malam-malam begini?"
Talia menghela napas panjang.
"Aku nyari seseorang, terus tiba-tiba muncul wajah serem gitu. Yang ternyata di prank sama kak Jason."
Jason mengangkat alis.
"Nyari seseorang?"
Talia langsung menutup mulutnya. Ia hampir keceplosan. Kalau Jason tahu soal dia sembunyiin laki-laki, bisa-bisa ia langsung di omel habis-habisan.
"Maksud aku seseekor!" otaknya berpikir cepat, jatohnya jawabannya malah jadi gak masuk akal.
Jason memicingkan mata, menatap adiknya penuh selidik.
"Seseekor? kamu nggak lulus bahasa Indonesia?
Talia tersenyum lebar menampilkan gigi-giginya yang berbaris rapi.
"Heheh," hanya itu yang keluar dari mulutnya namun otaknya terus berpikir mencari alasan lain.
"Kan aku orangnya ke bule-bulean. Makhlum bahasa Indonesianya kurang jelas bro, yo!" kata Talia dengan gerakan tubuh yang tidak jelas.
Jason di buat tercengang oleh gadis itu. Kadang dia masih tidak menyangka kenapa adiknya begitu banget modelnya.
"Talia, sekarang kamu tahu kan kenapa kakak suruh kamu cek kewarasan sebulan sekali di rumah sakit?" Canda Jason. Ia tertawa kecil begitu melihat perubahan di wajah adiknya.
Bahkan lebih lucu lagi melihat mulut Talia yang komat-kamit sendiri.
"Udah sana balik ke kamar kamu, tidur." kata Jason lagi.
"Hmph!" Talia membuang mukanya dari sang kakak dan berlari ke atas menuju kamarnya.
Di kamar, ia kembali mencari Damian sekali lagi. Tapi tidak menemukan di mana-mana. Setelah lelah mencari, gadis itu duduk di ranjang sambil menghembuskan nafas panjang.
"Apa dia sudah pergi? Nggak pake pamit? Tega bener. Gini-gini aku kan sudah berkontribusi sama keselamatannya dia. Harusnya kalo mau pergi itu pamitan, bilang terimakasih kek, sekalian kasih duit ucapan terimakasih gitu. Kan aku juga mau kalo dikasih duit. Masa pergi gitu aja. Mana kita belum kenalan lagi. Aku nggak tahu namanya pula. Kan aku pengen tahu, biar nanti kalo papasan di jalan aku gak cuekin dia cuma gara-gara gak tahu namanya. Kalau nanti gak sengaja ketemu terus aku nggak nyapa dan di bilang sombong sama dia, kan nama baik yang aku bangun selama ini bisa hancur. Tercoreng begitu saja." kata Talia dramatis.
Mereka belum tahu saja orang tua Jason sayang sama Sura pingin cepat-cepat Jason menikah dengan Sura.
Zaka dan Hazel, kedua pihak keluarga menjodohkan mereka berdua.
Mereka tak salah banget memilih pasangannya ya.
Tapi ada yang bilang mereka cocok banget, benar itu.
Dina si perawat tak tahu diri.
Suka-suka Zaka memanjakan Hazel di depan umum - sirik.
Hazel mata elang tahu saja Libra mau berbuat jahat terhadap Sura.
Hazel menjambak rambut Libra - saling menjambak - Hasel melarang Sura melerai /Facepalm/
Zaka menemukan Hazel sedang duduk di tanah berumput dikelilingi enam anak kecil warga desa. Zaka tertegun melihat pemandangan di depan matanya - tak jadi marah, walaupun kesal tapi takjub juga.
Hazel suka sama anak-anak, dapat kesempatan ikut suaminya ke desa untuk pelayanan kesehatan gratis - belanjalah dia untuk sesuatu yang bisa dibagikan kepada anak-anak desa.
Itulah Hazel - menghabiskan uang suaminya sampai ratusan juta untuk membahagiakan orang lain.
Zaka mengunci pintu dari luar nanti dia akan kembali secepat mungkin.
Pembagian tugas sepertinya Libra tak suka bagiannya yang hanya membagikan nomor antrean menggantikan Sura.
Protesnya Libra di jawab Zaka dengan tegas dan berwibawa.
Libra masih punya pikiran merencanakan sesuatu untuk menyingkirkan Sura.
Libra dapat teguran dari Zaka karena melamunkan perbuatan liciknya nanti terhadap Sura kali.
Pemeriksaan gratus telah berakhir, Zaka kembali ketempatnya menginap untuk memanggil Hazel makan.
Pintu kan di kunci dari luar sama Zaka - apa Hazel kabur lewat jendela ??? 😂
Sampai di desa yang dituju - Jason yang menghampiri pasangan suami istri ini jadi ngakak karena melihat dua koper besar yang Hazel keluarkan dari bagasi.
Sura saja yang normal menyambut kedatangan Hazel - benar katanya, siapa tahu apa yang ada di dalam koper besar Hazel bermanfaat nanti 😄. Zaka suaminya saja tidak tahu apa isi koper besar yang di bawa Hazel itu.
Para tim medis pada kepo - Hazel siapanya dokter Zaka - kalau mereka tahu bocah remaja itu adalah istri direktur rumah sakit jadi heboh tak percaya kali ya.
Jason penuh perhatian terhadap Sura selalu membuatnya nyaman.
Pergi kedesa untuk pelayanan kesehatan gratis, Sura dan tim naik bus - duduknya dekat Jason.
Hazel memaksa ikut Zaka bisa bikin repot nanti. Sura senang Hazel ikut bisa jadi tidak kesepian, Sura cocok sama Hazel orangnya tulus.