NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Wanita Bayaran

Terjerat Cinta Wanita Bayaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Evita Lin 168

Hanya demi uang, Celline rela menjual dirinya pada seorang CEO perusahaan besar yang bernama James Chandra. James hanya menginginkan seorang anak. Dia rela membayar seorang wanita untuk melahirkan seorang anak sebagai penerus untuknya.
Jika Celline dapat melahirkan seorang anak untuk James, maka Celline akan mendapatkan uang sebesar 1 milyar Rupiah dari James. Dan Celline bisa keluar dari rumah pamannya.
Semenjak orangtua Celline meninggal dunia akibat kecelakaan, Celline harus tinggal bersama dengan keluarga om-nya yang tidak pernah memperlakukan dirinya secara manusiawi. Mereka selalu saja menyiksa Celline baik secara fisik maupun psikis. Kalau Celline tidak mau menurut apa yang mereka katakan dan inginkan.
Bagaimakah kisah Celline bisa bertemu dengan James? Dan bagaimanakah cara Celline bisa keluar dari rumah om-nya itu? Apakah Celline bisa merubah sikap dingin James pria itu? Ikuti perjalanan hidup Celline yang penuh dengan lika-liku kehidupan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evita Lin 168, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Waktu terus berputar. Malam yang hangat, kini berubah jadi pagi yang dingin. Hujan deras menguyur Pulau Bali, sejak subuh tadi sampai pukul delapan.

James dan Celline belum bangun dari tidurnya. Seperti pasangan pengantin baru pada umumnya, keduanya kesiangan bangun karena kelelahan atas pertempuran semalam.

James baru membuka matanya saat handphonenya terus berdering. Bukannya bangun dan membuka matanya, namun tanpa melihat siapa yang menelponnya, dia langsung mereject-nya.

Setelah menekan tombol off, James merasa masih sangat lelah dan rasa kantuk masih menyerangnya. Kini dia melanjutkan tidurnya kembali. Tanpa sadar tangannya meraih sebuah benda seperti guling, kemudian dia menariknya ke dalam pelukannya, mendekap benda itu dengan erat. Dia pikir itu hanya sebuah guling biasa, tapi guling itu bisa mengeluarkan suara.

Celline merasa sangat pengap. Dia merasa sulit untuk bernapas karena James membekap dirinya dengan erat, namun terasa sangat hangat.

“Eh….!!”

Celline membuka matanya. Dia sadar berada dalam pelukan tubuh bidang dan kekar itu. Sehingga, membuat pipinya menjadi panas merona.

“Mengapa Tuan James memelukku?” Tanya Celline dalam hati.

Sementara itu, James juga ikut terbangun karena merasa guling yang dipeluknya itu tak seempuk biasanya.

“Celline…..” Suara James terdengar serak, suara khas orang bangun tidur. Dia sangat kaget dan langsung melepaskan pelukannya.

Kini keduanya sama-sama terlihat canggung dan mulai saling diam. Tak ada suara diantara mereka. Setelah itu James memeriksa handphonenya.

“Mengapa handphone ini mati?”

Setelah menyalakan handphone miliknya, mata James langsung berbinar saat ada panggilan tak terjawab dari mantan kekasihnya itu.

“Melan!” Pekik James.

Celline yang mendengar nama perempuan yang disebut oleh suaminya barusan langsung menatap wajah suaminya itu.

Saat James menyebut nama wanita lain, dengan wajah sebahagia itu, seketika membuat hati Celline merasa iri. Rasa cemburu sudah mulai tumbuh di dalam hatinya.

Saat Celline dilanda cemburu yang mulai tumbuh, kini James tersentak kaget. Begitu data internetnya menyala, Melan langsung melakukan panggilan dengan James.

“Sial!” Umpat James.

James pun segera turun dari ranjang dan buru-buru pergi ke balkon untuk mengangkat panggilan itu.

“James, kamu menghubungi aku kemarin?” Tanya Melan dengan suara lembut.

“Iya. Kamu dimana sekarang?”

“Aku ada di Bali sekarang.”

“Bohong!”

Melan tersentak kaget. Bagaimana bisa, mantan kekasihnya itu tahu kalau dia tidak berada di Bali saat ini.

“Aku memang ada di Bali sekarang ini, mas.”

“Aku sudah ke tempat tinggalmu, tapi kosong. Jangan bohong aku lagi. Katakan kamu ada dimana sekarang? Aku akan menjemputmu sekarang!”

“Mas….. Mas….. Suaranya tidak jelas. Suaranya putus-putus……..”

JLEB…..

Melan langsung mematikan handphonenya. Dia mencabut simcard-nya, supaya James tidak menghubunginya lagi.

Ceklek……

Seorang wanita paruh baya keluar dari balik pintu.

“Minum obatmu, sayang.”

“Iya, ma.”

Melan sengaja menyembunyikan penyakitnya dari James. Dia tidak ingin James melihat kondisinya saat ini.

“Apa kamu tidak merasa gatal? Lepas saja wig kamu itu dulu.”

Melan hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

“Tidak, ma. Melan merasa cantik kalau memiliki rambut panjang seperti ini.”

Sang mama pun hanya bisa menghela napas panjang. Dia menatap iba pada puttrinya itu. Mengidap penyakit itu, membuat Melan harus dirawat secara insentif.

Beberapa hari ke depan, mungkin Melan harus gundul, karena efek kemoterapi yang dijalaninya. Karena rindu pada James, maka dia meminta mamanya untuk mencarikan dia wig.

Melan tidak mau James melihatnya dalam keadaan jelek, karena rambutnya mulai rontok.

“Ganti pakaianmu sekarang, sayang.”

Melan benar-benar tidak ingin kalau James tahu dimana dia sekarang.

“Kenapa kamu tidak berkata jujur saja pada James?”

Sang mama kembali mengajak Melan mengobrol. Mamanya tidak mau melihat putrinya itu hanya melamun saja di dalam kamar sendirian. Melan menggelengkan kepalanya. Dengan penuh cinta kasih sang mama menghampiri dan memeluk Melan dengan hangat.

Setelah puas melepaskan semua kesedihannya, kini Melan terlihat lebih tenang. “Kamu mau mama bawakan apalagi, sayang?”

“Tidak ada, ma. Mama ada di sini saja, aku sudah sangat senang.”

Sang mama pun mengusap kepala Melan dengan lembut.

*****

Sementara itu……

Di dalam kamar hotel, ada kecanggungan yang tercipta antara James dan Celline. Setelah mengakhiri panggilan teleponnya, James terlihat berpikir keras.

James ingin mencari tahu, dimana sebenarnya mantan kekasihnya itu bersembunyi. Sedangkan Celline yang sudah selesai mandi, perutnya mulai minta diisi, alias lapar.

Matahari sudah meninggi dan Celline belum juga sarapan karena kesiangan bangun.

Krukk……. Krukk…… Krukk……..

James yang melamun, langsung menatap sumber suara. Bibirnya tersenyum kecut saat memikirkan wanita yang ada di sana. Dia lupa dengan wanita yang ada di dekatnynapasa.

Dengan menghela panjang, James kemudian menghampiri Celline. “Apa kamu sudah lapar?”

Dengan bodohnya James masih saja bertanya seperti itu pada Celline. Tentu saja Celline sudah lapar, ini sudah siang. Sudah pasti Celline lapar. Mungkin nanti jam makan siang akan langsung dirapel oleh Celline.

Makan siang dicampur dengan sarapan. “Tidak….. Aku tidak lapar.”

Krukk…. Krukk….. Krukk…..

Celline langsung malu. Di saat mulutnya berkata tidak lapar, namun perutnya justru jujur berkata apa adanya. Mendengar suara perut Celline yang keroncongan, James pun langsung meraih jaketnya.

“Ayo, kita cari makan di luar.” Ajak James.

Seketika itu, senyum tertahan langsung terlihat di sudut bibir gadis itu. Celline langsung mengambil cardigannya. Karena udara di sana sedang dingin-dinginnya.

Menambah kesan romantis untuk sepasang kekasih yang sedang berbulan madu itu, tapi bukan untuk James dan Celline.

Tujuan mereka ke Bali sebenarnya bukan untuk berbulan madu. Mereka datang ke sana hanya untuk mencari Melan, mantan kekasih James.

Sedangkan yang sedang dicari James, saat ini sedang berada di rumah sakit kota. Oleh karena itu, mau dicari seperti apa pun, pasti tidak akan ketemu.

Di sebuah kafe dekat hotel, adalah kafe tempat kemarin Celline harus mencuci piring sampai larut malam.

“Jangan di sini, tuan!”

“Ayo, masuklah!” Perintah James dengan wajah dingin seperti biasanya.

James sengaja mengajak Celline ke kafe itu. Setelah Celline bercerita kalau dia harus membayar makananya dengan cara mencuci piring sampai larut malam. Hal itu dia lakukan karena uangnya dicopet.

“Tuan, Celline tidak lapar.”

Celline melihat pelayan yang kemarin membentaknya dan mencibirnya. Wajah Celline langsung berubah jadi kaku. Dia sangat takut melihat sorot mata tajam wanita kemarin itu.

“Oh, rupanya kamu mau nipu lagi ya!” Kata pelayan itu dalam hati.

Sementara itu, James langsung menggenggam tangan Celline. Dia dapat melihat raut wajah kecemasan dalam diri Celline.

“Saya mau makan di sini. Titik!” Perintah James dengan tegas.

“Permisi, mau pesan apa, tuan, nona?” Tanya pelayan yang lain.

“Pesanan yang sama seharga upah cuci piring sampai larut!”

James memesan tanpa melirik menu yang disodorkan oleh pelayan itu.

”Apa, tuan??!!” Tanya pelayan itu. Sepertiya dia salah dengar. Kemudian dia mendekat untuk memperjelas pendengarannya.

Celline sudah mulai menggibit bibir bawahnya. Gadis itu mulai panik.

“Apa kamu tidak dengar?! Saya mau pesan makanan. Makanan yang nilainya sama dengan upah cuci piring sampai larut!”

Karena mendengar ada keributan, manager kafe langsung menghampiri mereka. “Maaf, tuan. Ada yang bisa saya bantu? Apa pelayan kami melakukan kesalahan?” Tanya manager kafe itu.

“Periksa CCTV kafe ini! Anda pasti tahu!”

PLAAKK……

James mengeluarkan semua isi dompetnya dan meletakkannya di atas meja. Kemudian dia pergi, tanpa memakan apa pun.

James menarik tangan Celline. Untuk apa makan di kafe itu? James memang laki-laki pendendam. Dia hanya tidak suka melihat orang yang dia sayang diperlakukan semena-mena.

Apalagi kemarin Celline sampai menangis dan berteriak padanya. Celline mengeluh kalau semua orang jahat padanya. Hanya karena sepiring spagetti, dia harus mencuci piring sampai membuatnya telat pulang. Dan membuat kakinya jadi sakit karena terlalu lama berdiri.

Tapi, rasanya James ingin membeli kafe itu sekalian, tapi saat melihatnya justru dia ingin membakar bangunan itu. James merasa kalau Celline sudah mencemari isi kepalanya, sehingga dia tidak bisa berpikir secara logis.

Bersambung………

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!