Hari ini adalah jadwal keberangkatan Ernest ke kota B. Ernest yang memang hampir satu bulan belakangan masih bermasalah dengan Rendra, meminta tolong Aira untuk mengantarkan ke Bandara.
“ Dek, terima kasih sudah antar mbak”
“ Sama-sama mbak , hati - hati ya disana, Aira bakalan kangen sama mbak"
“ kalau urusan sudah selesai, mbak bakalan balik lagi ke sini "
“Oke mbak,,salam buat om dan tante ya “ cipika cipiki
“ Iya dek,, see you, bye..." Ernest melambaikan tangannya
Aira merasakan kesedihan di mata Ernest, entah apa yang membuatnya seperti itu. Aira hanya berpikir jika Ernest sedih karena hubungannya dengan Rendra yang tidak kunjung membaik. Jika biasanya Aira selalu menjadi pendengar ketika Ernest dan Rendra bercakap lewat ponsel, entah sudah berapa minggu belakangan ini, dia tidak pernah mendengarnya lagi. Hidung batang Rendra yang biasanya mampir hanya sekedar membungkuskan makanan untuk Ernest pun tak pernah muncul lagi.
Sore itu, setelah mengantarkan Ernest ke Bandara, dia membelokkan mobilnya menuju salon Ernest yang dititipkan sementara kepadanya. Sampai didepan salon, sudah terparkir mobil yang tidak asing lagi untuk Aira. Dia mencoba mengingat, siapa si empunya mobil tersebut, tapi karena dia agak pelupa, akhirnya dia menyerah dan masuk ke salon dan ternyata,
“ Mas Rendra ….”
“ Aira, kirain Ernest tadi yang bawa mobil”
“ Nggak mas, mbak Nestnya kan hari ini pergi, ini baru saja aku antar ke Bandara”
“ Hah? Pergi? Kemana? Kok nggak bilang sama aku"
“ Lho, nggak pamit ya? Ke kota B, katanya ada acara sama orang tuanya”
“ Sekarang dia susah dihubungi, selalu menghindar, sampai kapan dia disana?”
“ Kurang tahu juga mas, mbak Nest nggak bilang, coba dihubungi aja “
“ Nggak pernah direspon sama dia, ditelepon nggak pernah mau angkat,dichat apalagi, jangankan dibalas, dibaca aja sudah syukur”
“ Oh gitu ya?" sahut Aira datar
" Kamu kesini, mau nyalon?"
" Oh, nggak mas, mau ngecek salon saja, selama mbak Nest pergi, Aira yang gantikan, Aira tinggal ke dalam dulu ya mas "
" Ra, sudah makan? "
Aira mengernyitkan dahinya, mendengar pertanyaan dari Rendra .
" Sudah mas, tadi siang "
" Kalau makan malam, belum kan?
Aira kaget mendengar ajakan dari Rendra. Sejak kapan pria se dingin Rendra, menjadi berubah menjadi perhatian begini?"
“ Belum lah mas , kan sehabis ngantar mbak Nest, Aira langsung mampir ke sini, ada apa?"
" Mau aku traktrir? "
" Mas Rendra ngajaki makan bareng? , maaf bukannya Aira menolak mas, tapi Aira mau ngecek didalam"
“ Ya sudah, aku tungguin sampai kamu selesai"
Aira naik ke lantai 2 untuk bertemu dengan Tika, orang kepercayaan Ernest, sebelumnya mereka berdua sudah dikenalkan oleh Ernest. Aira melihat laporan yang diberikan Tika dan sesekali Aira menanyakan hal yang belum dia mengerti. Sebenarnya, laporannya tidak begitu sulit, tapi karena Aira juga masih belajar , jadi dia masih perlu mempelajarinya.
Setelah kurang lebih 30 menit disana, Aira pun berpamitan dengan Tika . Tapi sedikit ada percakapan dari keduanya.
" Mbak, dibawah tadi ada mas Rendra pacarnya mbak Nest, mbak ketemu tadi ?"
" Iya , kenapa? "
" Ganteng ya mbak, beruntung mbak Ernest punya pacar ganteng, kaya pula "
" Haishh, kamu malah ngajakin ngrumpi, sudah ya, tuh dibawah mas Rendra masih nunggu "
"Nunggu mbak Aira ? ", tanya Tika sambil melotot matanya
" Iya, ada urusan " ucap Aira berkilah
Sebenernya penolakan Aira secara halus tadi hanyalah sekedar basa basi. Dia hanya tidak mau di cap sebagai perempuan gampangan dan memang dia terkesan agak jual mahal. Memang hanya sekedar makan biasa, tapi laki-laki yang mengajaknya adalah pacar dari saudaranya, jadi dia merasa tidak enak jika ada yang salah paham. Rendra masih setia menunggu di lantai bawah, di meja tunggu depan resepsionis.
“ Bawa mobil masing – masing ya mas“
“ Nggak lah, pakai mobil aku saja Ra, mobil Nest tinggal disini dulu, nanti aku nganter kamu kesini lagi ”
“ Aku nggak enak semobil sama kamu mas, takut mbak Nest salah paham “
“ Lha kn kamu saudaranya, masa iya adiknya mau ngrebut pacar kakaknya “ sambil nyengir
“Emang kalian masih pacaran?” balas Aira meledek
“ Hahahaha aku juga nggak tahu"
Sebelum pergi meninggalkan salon, Aira menitipkan kunci mobil Ernest kepada Tika. Tika yang memang bawel dan cerewet, berbisik di telinga Aira .
Mbak awas jangan jadi pelakor lho
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 310 Episodes
Comments
W⃠InDiAna ᶜᶠK🄷An✰͜͡v᭄💋R⃟ 💯
WAIITTT STOOOP jgn ada Layangan Putus disini yaa 😁😁 ingat Aira pesan Mas Hisyam yaa.. Hati Hatii ada tanda DILARANG MENIkUNG 🤣🤣
dah ah Cussss Egeeen
Semangat 💪
2022-03-24
0
Kesi Dwi Kurnianingsih
aduh gawat nih gimana nanti kalau aira diapa apain sama rendra
2021-03-08
0
Tira Zuhan
inget aira..pesan kak sofi..jangan kluyuran malam2
2021-02-26
1