Nggak gigit

Aira menghela nafas panjang setelah membaca balasan dari Hisyam. Dia meletakkan selulernya, dengan sedikit melemparnya ke ranjang. Aira berjalan keluar menuju ke dapur, mengambil air minum untuk dibawa ke kamarnya. Ternyata mobil Rendra sudah terparkir didepan rumah, ternyata Ernest sudah pulang diantar oleh Rendra. Mungkin karena terlalu konsentrasi dengan pesan Hisyam, dia jadi tidak mendengar suara mobil Rendra. Aira keluar hendak mencari keberadaan Ernest, langkah Aira berhenti ketika melihat Ernest dan Rendra sedang bercumbu mesra di ruang tamu.

POV AIRA

Karena merasa haus, aku keluar kamar untuk mengambil segelas air minum. Ketika melihat halaman rumah dari balik jendela dapur, disana sudah ku lihat mobil mas Rendra sudah terparkir, itu artinya mbak Nest sudah pulang. Setelah mengambil air minum, aku berniat ke ruang tamu untuk mencari mbak Nest berniat untuk mencari teman ngobrol meskipun aku tahu ada mas Rendra disana. Aku masih belum mengantuk karena masih penasaran dengan maksud mas Hisyam mengirimkan pesan seperti itu kepadaku. Aku merasa sedikit aneh karena tidak mendengar suara mbak Nest atau mas Rendra. Ketika hampir masuk ke ruang tamu, langkahku terhenti ketika melihat pemandangan yang ku lihat.

Deg deg deg....

Rasanya jantungku berpacu dengan cepat dan aliran darahku rasakan sampai ubun ubun. Aku melihat mbak Nest dan mas Rendra berciuman dengan mesra. Takut mereka terganggu dan malu akan kehadiranku, aku menghentikan langkahku dan berniat berbalik ke arah dalam rumah. Namun, sekilas aku melihat, mas Rendra melihat ke arahku dan acuh . Dia masih melanjutkan ciumannya. Sedangkan mbak Nest yang memang membelakangiku, tampak sangat menikmati kegiatan itu.

Aku rebahkan tubuhku ke ranjang dengan sedikit terpental. Huft, rasanya sedikit menyesal melihat pemandangan yang seharusnya tidak kulihat tadi. Daripada menggerutu tidak jelas lebih baik aku tidur saja.

Back POV Author

Jam menunjukkan pukul jam 11 malam. Karena sudah larut malam , Rendra memutuskan untuk pulang dan berpamitan dengan Ernest.

" Pulang dulu ya sayang" , pamitnya sambil mengecup kening Ernest.

" Hati- hati ya ",Ernest mengantar Rendra sampai depan

Setelah mobil Rendra hilang dari jangkauan penglihatannya, Ernest mengunci pintu gerbang dan masuk ke dalam rumah. Melihat pintu kamar Aira yang agak sedikit terbuka, Ernest masuk , sekedar ingin mengecek keadaan Aira. Ternyata Aira belum tidur dan terlihat asyik dengan ponselnya.

" Dek, belum tidur ? "

" Belum mbak, sudah mengantuk tapi susah tidur "

" Lagi chattingan sama siapa? katanya nggak punya pacar "

" Memang nggak punya mbak , ini Aira lagi ngecek medsos saja kok "

" Hmmm, kirain lagi chattingan "

" Mas Rendra sudah pulang mbak?" tanya Aira basa basi.

" Sudah, barusan dek , kapan-kapan jalan bertiga ya, nanti kamu mbak ajak muter-muter biar kamu hafal jalan "

" Nggak enak mbak, takut ganggu, lagian pacar mbak Nest juga seram"

" Seram bagaimana? Nggak buas kok, nggak gigit juga "

What to the hell, nggak gigit bagaimana, baru saja tadi aku lihat mbak gigit-gigitan sama mas Rendra, omelan Aira dalam hatinya

" Nggak begitu maksud aku mbak, mas Rendra kelihatan galak, kelihatan dinginnya, Aira jadi takut sendiri "

" Itu karena kamu ketemu sama mas Rendra juga baru 2x kan, aslinya baik banget kok. Kalau baru kenal, memang seperti itu orangnya"

" Ya sudah mbak, kapan mbak ada waktu saja, kita jalan- jalan , mbak Nest mau tidur sama aku? "

" Nggak dek , mbak di kamar mbak saja, mau lanjut chatting sama mas Rendra, "

" Baru saja ketemuan mbak , masih kangen? Huft , dasar bucin "

" He he he , selamat malam , semoga mimpi indah ya dek, kamarnya dikunci saja biar aman, tadi aku lihat pintu kamarmu terbuka sedikit, jadi mbak bisa masuk "