Suasana di dalam mobil sangat riuh, dihiasi canda tawa Celina dan Naura yang duduk di kursi belakang.
Celina sengaja meminta duduk dibelakang agar bisa leluasa mengobrol dengan Naura. Permintaan Celina sempat di tolak ketus oleh Vano. Dia tidak mau terlihat seperti supir taksi yang sedang membawa penumpang. Namun karna Celina bisa membujuk Naura agar minta duduk di belakang, Vano langsung tidak bisa berkutik. Dia pasrah saat Naura bilang ingin duduk di belakang bersama Celina.
"Apa aunty mau tinggal di rumah Naura.?"
"Naura nggak punya Mama. Aunty cantik jadi Mama Naura saja." Tiba - tiba saja Naura mengucapkan kalimat yang langsung membuat Vano dan Celina memaku dengan ekspresi wajah kaget.
Keceriaan di dalam mobil yang sempat terjadi, kini berubah hening dan canggung.
Tatapan tajam Vano dari pantulan spion, mengisyaratkan pada Celina agar tidak menanggapi ucapan Naura.
"Please aunty,," Naura merengek dengan wajah memohon. Celina tersentak, dia mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.
"Naura mau beli apa di mall.?" Tanya Celina dengan suara lantangnya yang cerewet.
"Ada banyak mainan dan es krim enak disana." Ujarnya lagi. Celina berhasil mengalihkan pembicaraan. Memakai dalam hati merasa senang atas permintaan yang terlontar dari bibir mungil Naura, namun Celina tidak mau Navo menganggapnya memanfaatkan situasi.
"Naura boleh beli semuanya, Papa.?" Tanya Naura antusias. Dia sedikit maju ke jok depan untuk berbicara dengan Vano. Melihat Naura yang melupakan permintaannya, Celina menghembuskan nafas lega. Jantungnya sempat berdebar saat Naura memintanya untuk menjadikannya sebagai mama.
"Tentu saja,," Vano mengembangkan senyum tulus. Senyum yang hanya diberikan oleh putri semata wayangnya. Karna sampai detik ini, tidak ada wanita lain selain Naura dan Jasmine yang bisa membuatnya tersenyum seperti itu.
"Yeayyy,,," Naura bersorak senang. Keceriaan Naura menimbulkan gelak tawa Celina. Dia terlihat bahagia hanya dengan melihat tingkah Naura yang menggemaskan. Sikap Naura snahat jauh berbeda dengan sang Papa. Sikap baik dan ramahnya mungkin diturunkan dari sang Mama yang sampai saat ini belum diketahui wujudnya oleh Celina.
Sudah beberapa kali bolak - balik ke rumah Vano, tapi tidak pernah melihat foto wanita didalam rumah itu.
Begitu turun dari mobil, Naura sangat antusias menggandeng tangan Vano dan Celina. Dia berada ditengah - tengah mereka. Membuat keadaan seperti keluarga kecil yang bahagia.
Aksi Naura sempat membuat Vano dan Celina saling pandang. Vano yang terlihat ingin menolak, sedangkan Celina justru terlihat senang dengan situasi baru yang menurutnya menyenangkan.
Sudah lama dia tidak merasakan kebahagiaan yang hangat dan menenangkan seperti ini. Keluarganya jauh dari kata bahagia, tidak sengahat keluar lai duar sana. Orang tuanya sibuk dengan dunianya sendiri sampai lupa kalau mereka memiliki anak yang masih hidup.
"Awas aunty,!" Teriak Naura.
Vano yang melihat itu langsung menarik tangan tangan Celina. Dia hampir saja tertabrak mobil yang akan parkir. Terlalu lama melamun membuatnya tidak fokus pada jalanan.
Celina terlihat syok dengan jantung yang bergemuruh. Kalau saja Vano tidak menariknya, mungkin dia akan celaka.
"Dimana matamu.!" Geram Vano ketus.
"Kamu pikir sedang jalan di dalam kamar.!" Tambahnya lagi. Vano melepaskan tangan Celina sedikit kasar.
"Jangan marah - marah Papa,," Tegur Naura merengek. Dia mengguncang tangan Vano beberapa kali smabil mendongak menatapnya.
"Kasian aunty cantik,," Tambahnya lagi.
Vano mengusap wajahnya, dia tidak bisa mengontrol emosinya sampai lupa kalau Naura juga sedang bersamanya.
"Putri sebaik ini, kenapa bisa memiliki Papa sepertimu." Cibir Celina lirih. Tatapan mata Celina terlihat tengkel pada Vano. Jantungnya sedang bergemuruh karna kaget, perkataan Vano justru membuatnya semakin tidak karuan.
"Kau.!" Ketus Vano sinis.
Celina memilih acuh, dia menggandeng tangan Naura dan kali ini mempertajam pandanganya dan memfokuskan pikirannya agar kejadian seperti itu tidak terulang lagi.
Begitu masuk kedalam, Naura langsung merengek. Dia minta bermain di playground. Sambil menarik tangan Celina dan Vano, dia terus merengek.
"Ayo Papa, aunty. Naura mau main,," Ujarnya memohon.
"Kamu temani dia, aku tunggu disini." Tegas Vano pada Celina yang langsung mendapat tatapan kesal darinya.
“Ok, tunggu sebentar." Vano melepaskan genggaman tangan Naura, dia merogoh kantong celananya, mengeluarkan kartu kredit dalam dompet.
"Pakai ini,," Ucapnya seraya menyodorkan kartu itu pada Celina. Bibir Celina seketika mencebik kesal.
"Kamu menjadikanku baby sitter.?" Tanya Celina sinis. Tak lupa berbisik pada Vano agar tidak di dengar oleh Naura.
"Apa kamu lupa, tugasku hanya menghangatkanmu di ranjang. Soal Naura, kamu yang lebih berhak menjaganya." Suara tegas Celina bersampur dengan kekesalan. Dia tidak habis pikir dengan Vano, seenaknya saja menyuruhnya untuk menjaga dan mengajak Naura bermain sedangkan orang tuanya memilih untuk duduk santai.
Bukan tidak mau mengajak Naura bermain, Celina justru merasa senang bisa bermain dengan anak seceria dan sebaik Naura.
"Aku akan membayarmu lebih." Dengan entengnya Vano berbicara seperti itu. Seolah - olah melihat ketulusan Celina untuk bermain dengan Naura hanya karna uang.
Celina berdecak sinis, menatap geram laki - laki sombong yang menilai semuanya dengan uang.
Rasa kesal itu semakin mendorong Celina untuk membalas Vano. Laki - laki seperti Vano memang harus diberi pelajaran yang akan membuatnya menyesal seumur hidup.
"Aku tidak butuh uang lagi." Sahut Celina tegas. Dia mengambil kartu kredit dari tangan Vano danengajak Naura pergi.
Kalau tidak memikirkan perasaan Naura, mungkin Celina akan angkat kaki dari mall itu.
"Hati - hati sayang, nanti jatuh,," Celina berteriak. Dia cemas sendiri melihat Nuara yang begitu aktif bermain. Naik keperosotan yang paling tinggi dan meluncur dengan tawa bahagia di wajahnya.
"I'm okay aunty,,," Teriak Naura. Dia asik saja bermain tanpa mengenal bahaya. Celina di buat ketar - ketir mengawasi Naura dari jarak dekat, tidak berani melepaskan pandangannya dari Naura.
Hampir 1 jam Celina mengawasi Naura bermain. Sedangkan dia tidak tau dimana rimbanya si Papa dari anak itu. Celina benar - benar geram dibuat olehnya. Sama sekali tidak menghargai dirinya yang sudah baik hati menemani putri bermain.
"Sudah sayang, ayo kita makan. Aunty sudah lapar,," Celina membujuk Naura agar berhenti bermain.
"Ok aunty. Tapi Naura mau es krim." Naura merengek.
"Kita makan malam dulu, setelah itu beli es krim. Okay.??" Naura mengangguk patuh. Keduanya keluar dari area playground dengan bergandengan tangan.
"Sudah selesai.? Ayo makan,," Tiba - tiba saja Van9uncuo di hadapan mereka. Entah dari mana datangnya manusia menyebalkan itu. Tidak mau berdebat karna sudah lapar, Celina memilih diam dan mengikuti langkah Vano.
Mereka makan malam bersama dengan suasana yang sedikit riuh. Naura terus berceloteh, menceritakan pada Vano apa saja yang dia lakukan saat di playground tadi.
Tidak bisa di pungkiri, Vano bisa merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh putri kecilnya. Matanya yang berbinar dan senyumnya yang terus mengembang, menjelaskan bahwa Naura sangat bahagia saat ini.
Mereka keluar dari restoran setelah perut terisi penuh. Naura tak henti - hentinya menggandeng tangan Celina dan Vano.
"Naura mau es krim aunty,," Pintanya. Celina langsung menganggukan kepalanya.
"Kita beli es krim disana,," Celina menunjuk kedai es krim gulung yang cukup ramai.
Naura langsung setuju dengan senyum yang merekah.
Vano hanya mengikuti saja keinginan mereka.
Celina membulatkan matanya, senyum seketika mengembang saat melihat sosok sahabatnya.
"Jeje,,!!" Teriaknya. Dia menyapa sahabatnya yang sudah lama tidak dia temui. Sahabat SMA nya yang dulu juga mengikuti jejaknya sebagai sugar baby.
"Aaa,,, Cecel,,," Jeje mendekati Celina dan keduanya saling berpelukan melepas rindu.
...****...
Yang mau baca ulang bab mereka ketemu di novel My Sugar ada di bab No. 5 season2.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Zuliet
Naura agresif banget kayak papa nya 😅😅😅😅
2022-12-21
1
мєσωzα
kesel banget sama vano.. so suci nilai orang lain buruk hanya dari sampulnya aja.. gak mau coba liat ketulusan orang lain.. ntar kamu pergi aja ya celine, biar si vano nyesel 😤
2022-12-04
0
◉‿◉♡-Ƥυтrу Ƴαѕмιη-♡◉‿◉
Pengen nya klo perjanjian antara celin dn vano selesai, celin pergi yg jauh
2022-11-10
0