"Gila ya kak.?!" Geram Celina. Dia masih saja merasa syok dengan kelakuan ganas Vano saat merengkuh kenikm*tan. Padahal sudah berkali - kali mengetahui seperti apa Vano saat sedang di atas ranjang. Tapi ada saja tingkahnya yang berbeda dan membuat Celina terheran - heran.
Menuruti keinginan Vano hanya membuatnya lelah. Celina sudah merasa ganas saat bersama sugar daddynya dulu, tapi sekarang dia mendapatkan lawan yang jauh lebih ganas darinya. Membuat dia merasa kewalahan dan tidak sanggup mengimbangi Vano.
"Nikmati saja, apa susahnya." Kata Vano enteng. Celina menatap jengkel. Wajah tampan Vano jadi terlihat menyebalkan kalau sudah seperti ini. Tidak ada aura kharisma ataupun kewibawaan yang biasa terpancar di wajahnya. Laki - laki itu memiliki aura yang berbeda saat sudah bertelanj*ng dada dan berkabut gairah.
"Tentu saja susah.!" Celina melotot tajam.
"Turun kak.! Di ranjang aja." Celina sampai memohon. Dia was - was dengan meja riasnya yang mulai bergoyang karna hentakan Vano.
"Sial." Umpat Vano kesal. Dia melepaskan diri, menggendong Celina dengan 1 tangan dan membawanya ke ranjang. Kesenangannya jadi terganggu karna harus menuruti permintaan Celina. Sudah setengah jalan tapi harus di hentikan. Kepalang tanggung namun reaksi Celina juga membuat Vano tidak bergairah karna sibuk mencemaskan meja riasnya.
"Kamu di atas." Pinta Vano datar. Dia menurunkan Celina di atas ranjang, lalu ikut naik dan duduk bersender pada kepala ranjang dengan kedua kali yang diluruskan.
"Tunggu apa lagi.?" Tanya Vano tak sabar.
"Iissh.!!" Celina menggerutu. Dia langsung memposisikan dirinya. Meski ikut menikmati tapi tetap saja merasa kesal dengan permintaan Vano.
"Mau kenimat*n bukan.?" Tanya Celina dengan seringai penuh arti. Vano tidak menjawab, sibuk mengeksplor bagian depan tubuh Celina yang menggoda.
"Jangan harap bisa lepas dariku,," Gumam Celina lirih. Dia mulai bergerak liar di atas pangkuan Vano. Berteriak dan mengeluarkan des*h*n yang sengaja untuk membuat Vano terus teringat padanya. Sudah kepalang tanggung bukan.? Tidak ada salahnya menyelam sambil minum air. Siapa tau Vano akan tertarik dan menjadikannya sebagai kekasih.
"aarrgghh,,," Erangan berat Vano mengakhiri permainan. Keringat sudah bercucuran
ditubuh polos keduanya.
"Satu sama,," Ujar Celina tersenyum puas. Dia menyingkir dari atas tubuh Vano, merebahkan diri di ranjang dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
"Masih mau lanjut.?" Tawaran Celina langsung mendapat senyum smirk dari Vano. Dia turun dari ranjang dalam keadaan polos.
"Tunggu 20 menit lagi." Sahutnya sambil berlalu ke kamar mandi. Celina dibuat bengong. Dia menggelengkan kepala berulang kali. Vano benar - benar bertenaga kuda, sama sekali tidak terlihat lelah sedikit pun. Bahkan dengan mudahnya menyetujui tawaran Celina.
Malam itu menjadi malam yang panjang bagi Celina dan Vano. Pasangan mesum itu sedang tergila - gila dengan kelebihan satu sama lain. Kegiatan panas yang menguras tenaga, sudah menjadi candu untuk keduanya. Perlahan Celina memilih siap untuk mengimbangi Vano, bahkan berusaha untuk menarik perhatiannya. Kesempatan langka ini tidak boleh di sia - siakan.
...****...
"Bangun kak.! Kenapa jadi betah disini.?!" Celina mengguncang kasar lengan besar Vano. Sudah pukul 6 pagi tapi masih asik tidur. Semalam Vano sudah bilang akan pulang pukul 5 pagi, tapi nyatanya dia masih betah berada di dekat Celina.
"Hmm,,," Vano menggeliat. Mengerjapkan mata beberapa kali sebelum kesadarannya benar - benar kembali sepenuhnya.
"Jam berapa.?" Suara seraknya membuat Celina bengong. Remaja itu berdiam diri disisi ranjang tanpa mengalihkan pandangan sedikitpun dari wajah tampan Vano.
"Tidak pernah liat orang tampan bangun tidur.?!" Cibir Vano, dia bangun sembari menonyor kening Celina dengan jari telunjuk. Bibir Celina seketika mencebik.
"Minggir,," Vano menggeser pundak Celina agar menyingkir dari hadapannya.
"Dasar duren ganas,,!" Geram Celina. Vano hanya mengangkat sudut bibirnya sambil berlalu kekamar mandi dengan telanjang dada. Baru kali ini dia mendapat julukan duren dari mulut wanita yang dia bayar. Celina memang unik, sifatnya berbanding terbalik dengan kebanyakan wanita di luar sana. Atau mungkin karna umur Celina yang masih sangat muda, membuat cara berfikirnya berbeda dengan kebanyakan wanita yang dia kenal. Tidak menjaga image, bersikap apa adanya tanpa di buat - buat.
Begitu keluar dari kamar mandi, Vano justru melihat Celina yang kembali merebahkan diri di ranjang dengan berbalut selimut sampai sebatas dada.
Vano menggelengkan kepala melihat tingkah Celina. Namun begitu mendekat, raut wajahnya berubah datar. Wajar kalau Celina tidur lagi, bahkan terlihat sangat pulas. Semalam wanita itu tidak dibiarkan menganggur sedetikpun. Vano terus menggempurnya sampai benar - benar merasa puas.
Tanpa membangunkan Celina, Vano memunguti baju miliknya yang masih berserakan di lantai. Dia pergi begitu saja setelah memakai baju dan meninggalkan beberapa lembar uang di atas nakas. Uang yang dia tinggalkan memang tidak akan berarti untuk Celina. Karna wanita itu sudah memiliki banyak uang. Kedua orang tuanya salah satu pemilik perusahaan ternama di kota itu, jadi sudah di pastikan Celina tidak membutuhkan uang dari orang lain.
Hal ini yang membuat Vano semakin gencar untuk terus meniduri Celina. Dia merasa kecolongan karna sudah di kerjai oleh anak ingusan itu. Berani meminta apartemen hanya untuk bisa tidur dengannya. Celina sedang mengerjainya, dan Vano akan balik mengerjai Celina.
Begitu sampai rumah, Vano bergegas masuk kedalam kamar. Hari ini dia harus berangkat ke kantor karna sudah menunda rapat penting kemarin. Pekerjaannya juga jadi terbengkalai meski masih sempat dia kerjakan di rumah.
Vano turun dengan setelan jas lengkap. Penampilannya mampu memukau setiap mata yang melihatnya. Setelah jas itu membuat daya tarik Vano semakin kuat. Pesonanya, wajahnya yang tampan dan berkharisma, siapa yang tidak akan jatuh hati pada pandangan pertama. Wanita mana yang bisa menolak pesonanya.
Vano berhenti di depan kamar Naura. Pukul 7 pagi harusnya Naura sudah bangun.
Vano membuka pintu, bersamaan dengan itu, Intan hendak keluar dari kamar Naura. Lingkar matanya terlihat menghitam, seperti orang yang tidak tidur semalaman penuh. Begitu juga dengan wajahnya yang terlihat lesu.
"Pagi Tuan,," Sapa Intan. Dia langsung menundukan wajahnya.
"Non Naura masih tidur. Baru tidur lagi 2 jam yang lalu." Tuturnya lirih.
"Baru tidur lagi.?" Tanya Vano dengan dahi yang berkerut. Dia tidak paham maksud Intan.
"Semalam Non Naura bangun 20 menit setelah Tuan pergi. Dia tidak mau tidur lagi karna mau menunggu papanya." Penjelasan Intan membuat Vano mendesah pelan.
"Kenapa tidak menelfon ku.?!" Ujar Vano sedikit kesal.
"Bukannya ponsel Tuan tidak aktif.?" Intan baru berani mengangkat wajahnya.
"Astaga. Maaf,,," Ucap Vano penuh sesal. Dia memang sengaja mematikan ponselnya agar tidak mendapat gangguan dari mana pun. Sengaja ingin menikmati waktunya dengan merengkuh kenikmat*n.
"Jadi kamu tidak tidur semalaman.?" Anggukan kepala Intan membuat Vano semakin merasa bersalah. Pantas saja wajahnya terlihat lesu.
"Istirahat saja setelah sarapan, Naura biar di urus sama yang lain."
"Makasih,,,"
"Saya permisi,," Intan bergegas pergi. Vano menatap sekilas kepergian Intan. Sejak awal bekerja sampai sudah 1 tahun lamanya, sikap Intan masih saja terlihat canggung dan malu - malu padanya. Sangat bertolak belakang dengan sikap Celina yang terlampau bar - bar dan tidak tau malu.
Vano bergegas masuk ke kamar Naura untuk sekedar melihat wajah cantik putrinya yang begitu mirip dengan Jasmine.
"I love you,," Ucap Vano lirih. Dia mendaratkan kecupan di kening Naura.
Entah sampai kapan dia akan membiarkan Naura tumbuh tanpa sosok seorang ibu. Terkadang Vano berfikir untuk mencarikan Ibu untuk Naura, tapi dia tidak siap menerima kehadiran wanita lain dalam hidupnya. Belum siap untuk membagi perasaan untuk wanita lain. Baginya hanya ada Jasmine dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Dewi Senazidane
karena laki2 gak perlu pakek perasaan kalo mau celap celup.. beda sama wanita
2024-01-31
1
мєσωzα
gayanya bilang gak siap menerima wanita lain, tapi hobi celap celup sana sini 🙄
2022-12-04
1
aurel
itulah pria, segila2 sama cewe, pasti pengin jga punya istri yg baik
2022-11-08
0