Bab 6

Celina mengikuti langkah kaki Vano yang tegap dan lebar. Tubuh atletis Vano yang dipenuhi otot - otot kekar masih tergambar jelas di ingatan. Bagaimana tidak, tubuh polos Vano yang dipenuhi pahatan indah dari sang pencipta seakan menempel di pelupuk matanya dan tak mau lepas. Dari beberapa laki - laki yang pernah dilihat oleh Celina, hanya tubuh polos Vano yang paling menggoda dan menantang.

Kalau saja laki - laki itu tidak dingin dan kaku, mungkin Celina tidak akan sekesal ini pada Vano sampai terus mencibir kasar dalam hati sambil terus mengikuti Vano menuju kamar Naura.

Pasalnya laki - laki itu memasang wajah ketus, matanya mendelik tajam, terlihat kalau Vano tidak suka kalau Naura dekat dengannya.

Padahal Naura sendiri yang menempel padanya, hingga mencegahnya sampai masih terkurung di rumah besar milik Vano yang sunyi. Meski banyak pekerja di rumah itu, tetap saja suasananya terlihat kaku. Mereka mungkin menyesuaikan keadaan Tuannya yang memang sedingin es dan sekaku kanebo kering.

"Cepat bawa Naura masuk.!" Vano mendelik pada Celina sembari membuka pintu kamar Naura. Dia merasa kecolongan karna putrinya bisa bersentuhan bahkan bermain dengan wanitanya. Wanita yang bagi Vano hanya dijadikan pelampiasan karna sudah beberapa minggu yang lalu berhenti dari aktifitas panas itu.

Celina berdecak kesal. Tatapan mata yang sinis juga menandakan betapa dia sangat jengkel pada laki - laki yang sudah beberapa kali menidurinya meski baru tadi malam bertemu.

Bagaimana Celina tidak jengkel. Harusnya Vano bersyukur, bisa melampiaskan hasratnya berulang kali tanpa harus merogoh kantong. Bahkan Celina mau menemani anaknya bermain. Kurang baik apa lagi Celina padanya.?

Harusnya diperlakukan dengan baik, bukan malah sebaliknya.

Untuk meluapkan kekesalannya, Celina sengaja masuk ke kamar Naura sambil menginjak kaki Vano. Tidak peduli saat ini Vano semakin mendelik padanya. Yang penting rasa kesalnya terhadap Vano sedikit berkurang dengan membuat laki - laki itu mendelik kesakitan.

"Sialan,!" Umpat Vano lirih. Satu tangannya mengepal kuat. Kalau saja tidak ada Naura, mungkin Celina sudah habis di tangannya. Hanya remaja liar itu yang berani bermain - main dengannya. Sama sekali tidak memiliki rasa takut padanya.

Jika wanita diluar sana sangat patuh, bersikap lemah lembut padanya, Celina justru semakin menantangnya. Dia berusaha untuk melawan.

"Wahh bagus sekali kamar Naura,,," Celina kembali mencairkan suasana, berusaha mengalihkan perhatian Naura agar setelah ini dia bisa menyelinap diam - diam untuk keluar dari kamar Naura.

"Naura suka princess snow white.?" Tanya Celina sambil menatap beberapa boneka dan wallpaper kamar Naura yang dipenuhi princess disney namun di dominasi oleh snow white. Nada bicara Celina menyesuaikan anak kecil seusia Naura.

Naura mengangguk antusias.

"Naura mau Mama snow white,," Ujarnya dengan mata berbinar. Celina tersenyum kikuk. Mama Naura alias istri Vano masih menjadi teka - teki besar saat ini. Entah dimana sosoknya, sejak tadi Celina tidak melihat keberadaan wanita di rumah ini selain pekerjaan rumah.

"Mama Naura mirip snow white.?" Celina mencoba mengorek informasi. Rasa penasarannya semakin tinggi. Heran saja sampai saat ini tidak ada perempuan yang datang dan menghajar dirinya padahal bermalam di rumah Vano dan bercint* di sana.

Kalau ada Mama Naura di rumah ini, seharusnya dia sudah keluar dan marah - marah karna Vano membawa wanita ke rumah.

Gelengan kepala Naura dan ekspresi sendunya membuat Celina enggan untuk bertanya lagi.

Terlebih saat ini Vano mendekat ke arahnya. Tatapan matanya seakan menyuruh Celina untuk cepat pergi dari rumahnya.

"Naura duduk disini dulu yah,," Celina mendudukan Naura di sofa kecil. Gadis cantik itu menurut, kemudian turun dan sibuk dengan mainannya yang terlampau banyak di sana.

"Cepat keluar sebelum Naura melihatmu,,!" Tegas Vano lirih. Dia mengusir Celina tanpa perasaan, padahal Celina sudah bersikap sebaik itu pada putrinya, bahkan sudah memuaskan dirinya beberapa kali.

Wajar saja kalau saat ini Celina melotot tajam pada Vano. Setelah menuntaskan hasratnya berulang kali, sedikitpun tidak ada rasa terima kasih yang di tunjukan oleh Vano. Perlakuannya benar - benar buruk.

"Dasar om - om sialan.!" Cibir Celina sinis. Tentu saja dengan suara yang pelan agar tidak didengar oleh Naura.

"Sudah dibuat menggeram nikm*t berulang kali tapi tidak tau terima kasih.!" Serunya geram.

Vano hanya menarik sudut bibirnya. Dia justru mengembangkan senyum smirk, terlihat meremehkan Celina.

Melihat sifat angkuh dan dingin Vano, Celina jadi punya ide untuk membuat Vano kewalahan. Setidaknya dengan ide itu dia bisa melihat Vano kelimpungan.

Celina melirik Naura yang masih asik bermain sendiri.

"Bye Naura cantik,, aunty pulang dulu yah,,!!" Celina sengaja berteriak kencang. Naura reflek menengok. Dan Vano yang terlihat kaget dengan ulah jahil Celina.

"Kau.! Berani sekali,,!" Pekik Vano kesal.

Celina hanya menjulurkan lidahnya sambil berlalu, dia justru semakin berani meledek Vano.

"Jangan pulang aunty cantik,,," Naura merengek. Dia langsung menangis dan mengejar Celina. Namun di tahan oleh Vano dan Celina juga sudah terlanjur keluar dari kamar.

"Jangan pulang,,!! jangan pulang,,!!" Naura semakin histeris. Dia memberontak dalam gendongan Vano.

"Aunty cantik nggak boleh pulang,,!!" Teriakan Naura sampai terdengar diluar kamar. Celina jadi ragu untuk pergi karna merasa bersalah sudah membuat Naura menangis histeris. Tapi begitu ingat dengan kelakuan Vano, Celina kembali melangkahkan kakinya dan memilih berlalu. Biar saja Vano merasakan akibatnya karna sudah memperlakukannya dengan buruk.

"Naura mau aunty cantik, papa,,,!" Naura kembali histeris.

"Berhenti menangis sayang. Ayo kita pergi, Naura mau jalan - jalan kan.?" Vano terlihat kebingungan untuk membujuk putrinya. Naura tidak pernah menangis sampai histeris seperti ini.

"Nggak mau jalan, mau aunty cantik,,,!!" Naura terus memberontak. Pipinya sudah banjir air mata.

Vano menghela nafas berat. Dia menghampiri telfon rumah yang ada disudut kamar Naura dan menghubungi penjaga rumah.

"Tahan wanita itu.! Jangan sampai keluar dari rumah ini.!" Perintahnya begitu sambungan telfon terhubung. Dia langsung mematikan telfon dan bergegas keluar dari kamar.

"Lepasin.!!" Celina membentak penjaga rumah Vano yang menghadang jalan dan memegangi tangannya. Penjaga itu tidak mau membukakan gerbang yang menjulang tinggi.

"Maaf non, ini perintah dari Tuan Vano. Nona tidak boleh keluar" Penjaga rumah terlihat tidak enak hati karna harus mencegah Celina keluar dari rumah majikannya

"Apa maksudnya.?! Tadi om gila itu yang sudah menyuruhku pergi.! Kenapa sekarang seperti tahanan begini.!" Celina memberontak, memukul kasar tangan penjaga itu sampai melepaskan genggamannya.

"Berikan kuncinya.!! Aku harus pulang." Celina sama sekali tidak takut menghadapi penjaga rumah yang memiliki badan tinggi dan besar. Dia sudah biasa berhadapan dengan laki - laki. Sudah biasa menghajar laki - laki yang terkadang kelewat batas memperlakukannya.

"Tunggu sebentar non, nanti Tuan Vano marah besar kalau nona memaksa pergi,," Penjaga itu bersikeras tidak mau menyerahkan kunci gerbang pada Celina.

"Jangan sampai aku menendangnya.!!" Celina mendelik menatap celah diantara kedua paha si penjaga.

"Aunty cantik,,,!!"

Celina langsung mengalihkan pandangan ke sumber suara. Ada Naura yang baru saja turun dari gendongan Vano dan berlari ke arahnya.

"Ahh,,, sial.!" Celina menepuk keningnya. Rasanya dia sudah terjebak dalam kadang macan, kecil kemungkinan untuk bisa keluar dari sana.

"Aunty jangan pulang, ayo masuk,," Naura menarik tangan Celina.

"Main sama Naura,," Rengeknya lagi. Celina tak kunjung bergerak, terlihat malas untuk menuruti permintaan Naura.

"Maaf Naura cantik, aunty harus pulang,," Bujuk Celina lembut.

"Masuk.!" Titah Vano tegas.

"Kamu sendiri yang membuat dia melihatmu.!" Vano menatap tajam. Kalau saja tadi Celina tidak berteriak saat akan keluar kamar Naura, pasti saat ini putrinya tidak akan histeris mengejar Celina.

Terpopuler

Comments

Artati Sukreni

Artati Sukreni

pengin nggetok pala si vano...

2022-12-12

5

Ida Lailamajenun

Ida Lailamajenun

acuh acuh butuh ni pak duda padahal seneng klu Celine kembali krmh nya lagi.pura" dingin sekali kesenggol lgsg on fire 😂😂

2022-09-10

1

Hesti Pramuni

Hesti Pramuni

mm..

2022-07-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 INFO
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105 The End
107 Info Novel Dion Keyla
108 Info
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
INFO
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105 The End
107
Info Novel Dion Keyla
108
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!