Bab 4

"Aaaghh,,,!! Pelan - pelan,,," Celina menggi git bib*r bawahnya. Gerakan Vano yang brutal membuat seluruh tubuhnya terguncang dan merasakan sedikit sakit di daerah intinya.

"Tahan sebentar lagi.!" Seru Vano. Suaranya sudah sangat berat dan serak.

Erangan panjang keduanya mengakhiri permainan pan as yang cukup menguras tenaga dan bercucuran keringat di pagi hari.

Celina hanya diam, dia masih berusaha menormalkan nafasnya yang tidak teratur.

"Kenapa membawaku kesini.?" Celina mulai bersuara. Tanpa merasa malu sedikitpun, dia berdiri dalam keadaan polos dan dengan santainya masuk ke dalam bathtub.

"Jangan bilang kamu ketagihan karna kemarin malam aku sukses membuat kamu mengeram nikmat," Ujar Celina sambil tersenyum kecut.

"Bagaimana bisa si breng sek itu mencampakkan ku sedangkan pria yang lebih tampan darinya justru tergila - gila padaku,,," Celina terlihat bangga mengatakannya, meski ada kebencian dari sorot matanya untuk Marvin yang sudah memutuskan hubungan terlarang mereka.

Vano tersenyum geli. Remaja yang baru dia jumpai tadi malam itu memang gila di matanya.

"Percaya diri sekali kamu,!" Cibir Vano sinis. Dia beranjak dan berdiri di bawah shower.

Celina tidak langsung menjawab karna terpaku dengan pemandangan indah yang ada di depan matanya. Dia memperhatikan gerak gerik Vano dan mengabsen setiap inci tubuh Vano yang berotot dengan pahatan yang sempurna.

Karna tadi malam tidak sadar karna terpengaruh alkohol, Celina jadi tidak bisa mengamati tubuh Vano sedetail saat ini.

"Tutup mulut kamu, air liurmu bisa mengotori kamar mandi ku.!" Teguran Vano membuat wajah Celina merona. Dia kepergok sedang mengagumi sosok Vano yang bisa dibilang sangat sempurna dari segi fisik.

Celina dan Vano menyelesaikan mandi tanpa melakukan kegiatan apapun lagi. Keduanya bahkan fokus membersihkan diri dan tidak saling bicara.

"Aku udah selesai. Apa ada baju yang bisa aku pakai.?"

Celina dengan santainya berjalan telanjang mengambil handuk kimono. Dia tidak memperdulikan Vano yang terus menatap tanpa kedip ke arahnya. Tubuh Celina terlalu menggiurkan di mata Vano. Berisi namun tidak gemuk.

Semua laki - laki pasti akan meneteskan liurnya jika melihat tubuh polos Celina yang menggoda iman.

Wajar saja kalau Vano tidak bisa menahan diri dan ingin terus menerkamnya.

"Nggak mungkin aku pulang pakai handuk kan.?" Seru Celina lagi. Dia membuyarkan pikiran kotor Vano. Celina memang tau kalau Vano sedang mengamati tubuhnya, namun dia memilih pura - pura tidak melihatnya meski bagian inti Vano terlihat bereaksi.

"Pilih saja di lemari,,!" Vano ikut menyambar handuk, lalu melilitkan di pinggangnya.

"Jangan keluar kamar sebelum aku datang.! Aku harus mengurus anakku dulu.!" Titahnya. Celina dibuat menganga. Dia tidak menyangka kalau Vano sudah memiliki anak.

"Jadi kamu sudah punya anak.?" Tanyanya heran.

"Lalu apa aku harus memanggilmu dengan sebutan om.?"

"Ada anak om disini.? Itu artinya istri om juga ada disini.? Ahhh ya ampun,,,!" Celina mengusap kasar wajahnya. Pikirannya seketika buntu. Kalau dirumah ini ada anak dan istrinya, maka tamat sudah riwayatnya. Celina yakin akan keluar dari rumah ini dalam keadaan lebam karna babak belur di hajar oleh istri Vano.

Vano hanya melirik dengan dahi mengkerut, dia tidak menjawab pertanyaan Celina dan keluar kamar mandi begitu saja.

"Heh dasar om om hidung be lang.! Gimana nasibku.?!!" Teriakan Celina hanya jadi angin lalu bagi Vano, dia sudah terlanjur berada di ambang pintu kamar dan keluar begitu saja kemudian menutup pintu.

"Astaga.!!" Lagi - lagi Celina mengusap wajahnya berulang kali. Dia seperti terjebak dalam situasi yang mencekam.

"Kenapa aku harus berurusan dengan om - om itu." Celina menunduk lesu. Dia memang sudah biasa berurusan dengan laki - laki yang sudah memiliki istri, tapi biasanya dia bermain di belakang tanpa sepengetahuan istri - istri mereka. Tidak seperti ini, dia bermain gila dengan laki - laki yang sudah beranak dan bahkan di bawa pulang kerumahnya.

"Arrghh..!!" Teriaknya frustasi.

"Aku nggak peduli, lagipula si om yang mengajakku berhubungan malam itu.!" Celina terus bicara dengan dirinya sendiri. Dia bergegas keluar kamar mandi dan pergi ke walk in closet untuk memilih baju di lemari sesuai dengan arahan dari Vano.

"Ya ampun, apa aku ditempatkan di kamar utama.? Lemari ini berisi baju - baju baru dan seksi."

"Dia benar - benar tidak waras."

Celina bergumam. Dia semakin syok saat masuk ke walk in closet dan mendapati berbagai model baju serta baju dalam yang masih baru. Tentu saja Celina langsung berfikir kalau kamar itu milik Vano dan istrinya.

...*****...

Vano masuk kedalam kamar dan memakai baju santai. Hari ini dia benar - benar merasa terpuaskan sejak tadi malam. Melakukan kegiatan panas dengan Celina membuatnya melayang dan ingin terus mengulanginya.

Vano bergegas turun setelah memakai baju, dia menghentikan langkah di depan pintu kamar putrinya. Baby sitter Naura baru saja keluar dari sana dengan membawa gelas kosong di tangannya.

"Naura sudah bangun.?" Tanya Vano pada Intan.

"Sudah tuan, baru saja. Naura minta minum,," Sahutnya sopan dengan kepala yang tertunduk.

"Saya permisi ke dapur dulu,," Intan membungkukan badan, lalu beranjak dari sana.

Vano menghela nafas berat. Sejak 2 bulan yang lalu pandangan mata Intan terhadapnya jadi berubah. Gadis itu terlihat canggung setiap kali berbicara dan berhadapan dengannya. Sampai detik ini Vano bahkan masih merasa bersalah pada baby sitter putrinya itu.

Kejadian 2 bulan lalu yang tanpa sengaja hampir melecehkan Intan karna Vano pulang larut malam dalam keadaan mabuk.

Intan yang saat itu membukakan pintu untuk Vano, hampir saja di cium olehnya. Beruntung teriakan Intan membangunkan beberapa pekerja rumah yang akhirnya menolong Intan dari Vano.

Meski belum sempat mencium Intan, tapi Vano merasa sangat bersalah dan selama 1 bulan sejak kejadian itu, Vano terus meminta maaf padanya.

Sejak saat itu, Intan juga tidak mau lagi membukakan pintu tengah malam. Meskipun Vano juga sudah tidak pernah pulang dalam keadaan mabuk berat untuk menghindari kejadian itu lagi.

"Morning anak Papa,,," Sapaan Vano langsung membuat Naura tersenyum lebar. Dia bangun dan duduk di sisi ranjang.

"Good morning Papa,,," Sahut Naura ceria. Dia merentangkan kedua tangannya, meminta Vano untuk memeluknya. Kegiatan itu memang selalu mereka lakukan setiap pagi.

Vano langsung menghampiri Naura dan memeluk erat putrinya. Senyum dan keceriaan Naura adalah kebahagiaannya. Tidak ada yang lebih penting dari dua hal itu termasuk harta yang Vano miliki.

Naura adalah hidupnya, juga sumber kekuatannya yang membuat Vano mampu bertahan sendiri selama ini.

"Anak Papa sudah sehat,," Vano mencium kening Naura, sekaligus mengecek suhunya yang terasa sudah normal.

"Iya Papa."

"Papa kenapa baru datang.? Naura cariin Papa tadi malam,," Naura kembali memeluk Vano. Sepertinya dia sangat merindukan Papa nya.

"Naura mau tidur sama Papa nanti malam,,," Ujarnya lagi. Sepertinya Naura benar - benar merindukan kebersamaan dengan Vano. Beberapa hari ini memang Vano sering pulang malam karna urusan pekerjaan.

"Ok sayang, nanti malam Naura tidur di kamar Papa,,,"

"Sekarang kita sarapan dulu ya,," Vano menggendong Naura dan membawanya ke ruang makan.

Terpopuler

Comments

istri king kurkan

istri king kurkan

vano dimata anaknya udah kek malaikat. Naura, papamu tak sebaik itu nak😭

2025-01-19

0

liberty

liberty

kayaknya nggak diembat kan...ato pas lagi wleo² gak sengaja kepergok intan 🤧

2024-09-24

0

Nisanur

Nisanur

urusan kerjaan tau urusan ranjang

2023-02-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 INFO
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105 The End
107 Info Novel Dion Keyla
108 Info
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
INFO
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105 The End
107
Info Novel Dion Keyla
108
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!