Bab 15

Siang ini Vano sudah bersiap untuk melihat kondisi orang tua Intan. Vano merasa punya tanggung jawab besar pada keluarga supir pribadinya. Kecelakaan itu sudah pasti mempengaruhi kehidupan mereka. Tidak mudah menjalani hidup dengan mengurus orang yang tidak bisa berjalan selama berbulan - bulan. Begitu juga dengan Pak Heru yang harus hidup dengan mengandalkan bantuan dari orang lain karna kesulitan melakukan aktivitas seorang diri.

Vano keluar dari kamar, berjalan cepat menuruni tangga. Celana jeans biru yang dipadukan dengan kaos putih membuat penampilan Vano terlihat beberapa tahun lebih muda. Dia tidak seperti laki - laki matang yang sudah berusia 30 tahun, bahkan akan menginjak usia 31 tahu dalam 2 bulan terakhir.

"Ayo sayang,," Intan menggandeng tangan Naura, berjalan layaknya anak kecil untuk menirukan cara berjalan Nuara. Senyum intan mengembang tulus, dengan mata berbinar menatap Nuara yang tertawa kecil.

"Kita mau jalan - jalan ya suter.?" Naura bertanya pada Intan dengan antusias.

"No,," Sahut Intan cepat.

"Kita akan kerumah suster. Naura mau kan.?" Intan terlihat ragu mengajukan pertanyaan itu pada Naura. Terakhir kali Nuara ikut kerumahnya, dia merengek minta pulang karna kondisi rumahnya yang jauh berbeda dengan rumah mewah ini.

"Mauuu,,,," Jawab Naura penuh semangat. Moodnya terlihat sangat baik pagi ini. Dia terus mengembangkan senyum manisnya kayaknya peri kecil yang menggemaskan.

"Gemas sekali,," Intan mencubit gemas kedua pipi Naura, kemudian terkekeh.

"Ekhemm,,,!" Deheman Vano mampu menghilangkan tawa Intan dalam sekejap. Bibirnya tertutup rapat dengan ekspresi wajah yang kaku dan terlihat canggung.

"Kita berangkat sekarang." Vano menuruni 3 anak tangga terakhir. Seharusnya sudah sejak tadi dia turun, namun mengurungkan niatnya saat melihat kedatangan Naura dan Intan yang melintas di depan tangga.

"Papaaa,,," Naura berlari ke arah Vano, merentangkan kedua tangannya dan langsung di sambut oleh Vano dengan menggendongnya.

"Cantik sekali anak papa,," Puji Vano. Satu kecupan mendarat di pipi chubby Naura yang menggemaskan.

"Aunty Celin lebih cantik,," Ujar Naura polos. Vano hanya bisa menggeleng pelan mendengar pujian putrinya yang ditujukan untuk wanita bayarannya.

"Apa aunty cantik akan ikut.?" Seru Naura antusias. Setiap hari ada saja yang ditanyakan oleh Naura tentang Celina. Vano bahkan sampai kebingungan untuk menjawabnya. Mau melarang Naura agar tidak membahas Celina lagi, namun Naura tipe anak yang semakin penasaran jika dilarang.

"Tidak sayang,," Jawab Vano singkat. Dia tidak terlalu suka membahas tentang Celina di hadapan Naura, sekalipun Naura sendiri yang memulainya.

Vano melangkahkan kaki lebarnya, dia sempat memberikan kode pada Intan agar mengikuti langkahnya. Intan berjalan cepat, mengekori Vano yang berjalan cepat. Mereka menuju mobil yang sudah terparkir di halaman rumah.

"Duduk di depan.!" Seru Vano tegas. Intan melongo menatap Vano, dia sudah membuka sedikit pintu belakang.

"Naura ingin duduk di depan," Jelas Vano. Intan mengangguk pelan. Dia menutup kembali pintu belakang yang sempat dia buka, kemudian pindah ke depan bersama Naura yang duduk di pangkuannya.

Vano bergegas masuk dan melajukan mobilnya.

"Apa yang mereka butuhkan.? Kita bisa membelinya lebih dulu," Suara dingin Vano bercampur dengan celotehan Naura yang nyaring.

"Tidak usah Tuan," Tolak Intan halus.

Vano melirik tajam pada pantulan spion. Percuma saja dia menawari Intan, wanita itu akan selalu menolak pemberiannya.

Vano membelokkan mobilnya ke supermarket. Dia bergegas turun, begitu juga dengan Intan yang ikut turun meski terlihat ragu.

"Berikan Naura padaku," Vano mengambil Naura dari gendongan Intan. Babby sitter itu selalu memaku setiap kali berada di dekat Vano. Jaraknya yang sangat dekat, membuat indera penciuamnnya dimanjakan oleh aroma maskulin yang menguar dari tubuh Vano.

"Ambil apa mereka butuhkan untuk 1 bulan kedepan.!" Titah Vano tegas. Dia tidak mau mendengar penolakan lagi dari mulut Intan.

Ekspresi wajah Vano juga membuat Intan tidak bisa berkutik, dia mengangguk cepat dan tidak memberikan penolakan lagi.

...****...

Kedatangan Vano dan Intan di sambut hangat oleh keluarga Intan. Meski kedua orang tua Intan dan adiknya terlihat tidak enak hati menatap Vano. Mereka merasa direpotkan, karna selama ini biaya hidupnya ditanggung oleh Vano. Semua kebutuhannya juga terpenuhi. Vano juga menjamin pengobatan dan obat pak Heru sampai dia pulih seperti dulu.

"Silahkan masuk tuan Vano,," Ibu Mira mempersilahkan Vano masuk kedalam gubuknya.

"Maaf sudah merepotkan anda,," Pak Heru menunduk lesu. Dia melihat banyak barang belanjaan yang dibawakan oleh Vano. Hal itu membuat Pak Heru semakin tidak enak hati.

"Tidak masalah, saya harap Pak Heru cepat pulih."

Ucap Vano tulus. Dia juga merasa kewalahan selama ini karna tidak ada Pak Heru. Terkadang harus keluar kota seorang diri atau ditemani oleh asistennya.

Sebenarnya bisa saja mencari pengganti supir pribadi untuknya, tapi Vano sudah kepalang percaya dan nyaman dengan Pak Heru.

"Ayo masuk,," Pak Heru masuk kedalam rumah lebih dulu. Berjalan pelan menggunakan tongkat dikedu sisi badannya.

Sambil menggendong Naura, Vano mengekori Pak Heru ke ruang tamu.

"Bu,,," Intan memeluk erat Ibu Mira. Padahal setiap 2 minggu sekali Vano selalu mengajak Intan pulang menemui kedua orang tuanya, tapi tetap saja selalu merasa rindu.

"Gimana kabar Ibu sama Bapak.?" Raut kesedihan terpancar dari wajah ayunya yang khas.

"Ibu sama Bapak sehat. Adik kamu juga sehat,," Ibu Mira tersenyum lebar.

"Ini bawa kedalam semua kak.?" Rasya tengah sibuk mengeluarkan kantong belanjaan dari mobil Vano.

"Iya dek,, bawa ke dapur saja." Titahnya.

Ibu Mira dan Intan langsung bergegas masuk untuk menyiapkan minum.

Kini semua orang tengah berkumpul di ruang tamu. Intan lebih banyak diam, menyimak pembicaraan ringan antara Vano dan kedua orang ruanya.

Naura masih anteng dalam pangkuan Vano, enggan beranjak dari dana. Meski sempat di panggil oleh Ibu Mira dan Intan, Naura enggan menghampirinya. Hanya menggelengkan kepala.

"Kalau begitu saya permisi,," Vano beranjak dari duduknya.

"Intan boleh menginap kalau mau, tapi harus kembali lagi besok." ujar Vano.

Intan langsung mendongak menatap majikannya yang menjulang tinggi. Raut wajahnya terlihat bahagia karna diijinkan untuk menginap 1 malam.

"Terima kasih tuan." Ucap Intan setelah beberapa saat terdiam.

"Hmmm,," Vano hanya berdehem.

"Terima kasih banyak tuan Vano,," Ucap Pak Heru dan Ibu Mira. Mereka ikut beranjak untuk mengantar Vano sampai kedepan rumah.

"Bye,, bye,,, suterr,,," Naura melambaikan tangan pada Intan.

"Hati - hati di jalan Naura cantik,," Intan ikut melambaikan tangan pada anak asuhnya.

Terus menatap mereka hingga masuk kedalam mobil.

"Apa Naura boleh bertemu aunty cantik.?" Tanya Naura manja. Vano langsung menepuk pelan keningnya sembari menggelengkan kepala. Entah kapan Naura akan berhenti menanyakan Celina. Remaja itu seakan sudah melekat di ingatan putri semata wayangnya.

"Pleaseeee papa,,", Naura mengatupkan kedua tangannya. Memohon pada Vano agar diijinkan bertemu dengan Celina.

"Ok, tapi hanya sebentar." Akhirnya Vano luluh. Dia tidak tega melihat rengekan Naura.

"Yeeaay,,, makasih papa," Naura bersorak senang. Dia terus menggerakan kedua tangannya.

"Sekarang duduk tenang dan jangan berisik." Pinta Vano. Naura mengangguk patuh dan langsung duduk tenang.

Vano melakukan mobilnya menuju apartemen Celina. Tidak ada pilihan lagi selain membiarkan Naura bertemu dengan Celina, atau Naura akan terus memohon dan merengek padanya.

"Ya ampun,," Vano menggeleng pelan. Naura terlelap saat Vano baru membelokan mobilnya ke gedung apartemen mewah itu.

Sudah kepalang tanggung, mobil sudah masuk ke basemen, tidak mungkin kalau harus kembali kerumah.

Vano menggendong Naura yang masih terlelap dan membawanya naik ke apartemen Celina.

Terpopuler

Comments

Nadia Dwi

Nadia Dwi

awas vano nanti bucin

2022-08-10

1

Hesti Pramuni

Hesti Pramuni

berasa dah menikah..

2022-07-29

0

Hartin Marlin ahmad

Hartin Marlin ahmad

anak lebih nyaman dengan Celin dari pada Intan

2022-06-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 INFO
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105 The End
107 Info Novel Dion Keyla
108 Info
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
INFO
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105 The End
107
Info Novel Dion Keyla
108
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!