Bab 2

"Sudah, kamu terlalu banyak minum,,," Vano mengambil botol kedua yang ada di tangan Sisil. Vodka di dalam botol itu hanya tersisa setengahnya. Itu artinya Celina sudah menghabiskan 1 setelah botol vodka. Tidak heran kalau saat ini dia kesulitan menjaga keseimbangan. Badannya seperti terombang ambing, ke kiri, ke kanan bahkan ke depan. Vano yang harus membenarkan posisi Celina berulang kali.

"Balikin,,, aku masih mau minum,,," Tangan Celina berusaha merebut botol di tangan Vano. Rasa kesal terhadap Marvin membuat Celina merasa belum puas jika belum menenggak semua vodka itu.

"Kamu udah nggak sadar kayak gini masih mau minum.?!" Ujar Vano sinis.

"Duduk aja nggak bisa tegap.!" Lanjutnya lagi. Vano bahkan sampai mendorong bahu Celina dengan telunjuknya, dan tubuh Celina langsung terhuyung ke sofa. Vano hanya bisa menelan saliva melihat tubuh Celina yang terlentang di sofa dengan kaki yang menjuntai.

"Heh.!! Dasar Marvin sialan.! Berikan padaku.!" Racau Celina. Dia mengira Vano adalah Marvin, dan hal itu membuatnya semakin kesal terlebih vodka miliknya sudah di rebut.

Dengan susah payah Celina bangun, tangannya berpegangan pada lengan dan pundak Vano. Dia terus berusaha mengambil vodka di tangan Vano.

"Kamu sudah mengusirku.! Sekarang malah menyusulku dan mengambil minumanku.!" Celina terus memukul lengan dan dada Vano karna tak kunjung mendapatkan vodka yang dia inginkan.

"Dasar gila,,," Gumam Vano. Dia tersenyum geli mendengar racauan Celina.

"lihat ini.!" Vano mengarahkan botol vodka ke mulutnya sendri kemudian menenggaknya perlahan hingga tandas.

"Heiii.!! Baj*ngan, jangan minum minumanku.!" Celina berteriak sembari menangis.

"Awas saja kau, jangan harap aku mau kembali lagi padamu.! Aku yakin istrimu tidak akan bisa memuaskanmu.!" Celina bangun dan duduk di pangkuan Vano, hal itu membuat Vano kaget. Namun yang membuatnya semakin kaget, Celina langsung meraih tengkuknya dan mencium bibirnya dengan rakus dan penuh *****.

Vano tidak bisa berkutik, dia ingin menghentikan aksi Celina namun sudah terlanjur menikmati ciumannya.

Sudah lama Vano tidak pernah merasakan ci*man seperti ini dengan rasa yang berbeda. Sudah lama dia tidak bisa merasakan ciuman seperti ini dari wanita manapun kecuali matan istrinya, Jasmin.

"Kamu bilang istrimu jauh lebih baik,,?!" Ujar Celina setelah melepaskan ciumannya.

"Biar aku tunjukan sehebat apa diriku.!" Celina hendak mencium Vano lagi, namun dia langsung tersadar kalau laki - laki itu bukan Marvin.

"Sial,,," Gumamnya. Kemudian turun perlahan dari pangkuan Vano.

"Sorry,," Ucapnya dan menyenderkan tubuhnya di sofa.

"Tidak segampang itu setelah kamu menci*mku.!" Bisikan Vano. Dia meraih tengkuk Celina dan menci*m bib*rnya tanpa henti. Celina yang awalnya memberontak, kini hanya diam dan bahkan membalas ci*man Vano.

"Mau main.??" Tanya Vano setelah melepaskan ci*mannya. Dia semakin tidak bisa mengontrol dirinya. Celina sangat menggoda hingga berhasil membuatnya on tanpa perlu bert*lanj*ng dan melakukan gerakan ero tis di depannya, seperti yang biasa di lakukan oleh wanita bayarannya.

Mendapat tawaran seperti ini, mata Celina langsung mengarah pada benda sensitif Vano.

"Kenapa.? Standar ukuranmu tinggi.?" Tanya Vano. Dia seolah paham dengan apa yang ada di dalam otak Celina.

Celina tersenyum geli, tapi kemudian menganggukan kepalanya.

"Jangan khawatir, aku bahkan akan membuatmu tidak bisa berjalan setelah ini.!" Ucap Vano yakin. Dia langsung menarik tangan Celina dan membawanya ke lantai atas untuk memesan kamar.

Sampainya di kamar, Vano sangat tergesa - gesa menggiring Celina ke ranjang. Dia bahkan berjalan sambil terus menci*m bib*r Celina dan mulai melucuti kain yang menempel di tubuh Celina. Vano melepaskan tas di pundak Celina, kemudian meletakannya begitu saja di lantai.

"Ganas sekali,,," Ujar Celina dengan seringai menggoda. Dia juga mendorong dada Vano yang saat itu sedang mengabsen setiap inci leher jenjangnya. Vano terlihat kecewa saat Celina menghentikan aksinya.

Celina mendorong perlahan dada Vano dan menggiringnya mendekati rajang.

"Aku yang akan memuaskan kamu,,," Bisik Celina dengan suara seksi yang mampu membuat Vano semakin terbakar gairah.

"Arhggg,,,," Vano hanya bisa mengeram dengan mata yang terpejam.

"Kamu nggak sabaran,,," Gumam Celina dengan suara khas orang yang mabuk. Kesadarannya belum juga kembali karna terlalu banyak minum.

"Kamu yang mulai, jangan salahkan aku kalau aku membuatmu terkapar dan mengeram nikmat.!" Ujar Vano. Tanpa basa - basi lagi, dia sudah melakukan penya tuan. Tubuh Celina seketika tersentak. Vano terlalu kuat mendorongnya masuk.

"Aaghhh,,, ****.! Sakit gila.!!" Cibir Celina. Dia memberikan pukulan pada dada bidang Vano.

Vano hanya menyeringai puas.

"Bersiap untuk melenguh, teriak saja sekeras yang kamu bisa,,," Bisik Vano menggoda. Dia mer* mas dan menghi s*p kedua as*t Celina secara bersamaan.

Suasana malam itu menjadi panas. Permainan itu tak kunjung usai dengan rasa yang saling menggebu. Tidak ada ikatan di antara mereka berdua, bahkan mereka belum saling mengenal. Dan tidak ada kesepakatan jual beli ataupun yang lainnya, keduanya melakukannya atas dasar suka sama suka untuk memberikan kepuasan satu sama lain.

Nafas Vano memburu. Badannya ambruk di atas tubuh Celina yang sudah terkapar lemas dan mulai tidak sadarkan diri akibat kelelahan.

Sudah ke tiga kalinya dia merengkuh kenikmatan dengan Celina, namun sampai detik ini rasanya belum puas bahkan ingin terus mengulangnya lagi dan lagi.

Vano merebahkan diri di samping Celina. Dia menatap wajah cantik itu yang saat ini sudah memejamkan mata.

Kalau saja tidak kasihan padanya, mungkin saat ini Vano akan mengulangnya lagi untuk ke 4 kalinya.

Vano memilih untuk memejamkan mata. Dia dia harus pulang sebelum 6 pagi, atau nanti Naura akan mencarinya.

Suara dering ponsel membangunkan Vano yang baru saja memejamkan mata. Dia meraih ponsel di atas meja. Ada panggilan masuk dari nomor rumahnya.

"Halo Tuan,,, Non Naura demam, dia bangun dan mencari Tuan,,," Suara pekerja rumahnya terdengar panik.

"Kamu sudah memberinya obat.? Saya akan pulang sekarang,,,"

"Sudah Tuan, tapi hanya turun sedikit."

"Bilang pada Naura, saya akan segara kembali,,,"

Vano mematikan sambungan telfonnya. Dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, kemudian memakai kembali pakaiannya.

Di lihatnya Celina yang masih terlelap dalam keadaan tanpa sehelai kain yang melekat di badannya.

Vano terlihat ragu untuk meninggalkan Celina seorang diri. Seseorang bisa saja masuk kedalam kamar nantinya.

Vano mengusap kasar wajahnya, dia memutuskan untuk membawa Celina kerumahnya karna tidak ada pilihan lain. Kalaupun bisa melihat alamat rumah Celina, Vano tidak mau mengambil resiko di hajar oleh orang tua Celina karna mengantar anaknya pulang dalam keadaan mabuk parah seperti itu.

Berulang kali Vano menelan kasar ludahnya. Ternyata memakaikan baju di tubuh Celina sangat menyiksa dirinya.

Begitu selesai, Vano menggendong Celina keluar dari kamar. Dan sampai detik ini Celina sama sekali tidak membuka matanya.

Bisa dipastikan wanita itu akan terkejut saat membuka matanya nanti.

...****...

Terpopuler

Comments

istri king kurkan

istri king kurkan

cengar cengir bca percakpan intim Celine sma vano, sama" suhu nih😎

2025-01-18

0

Nuryati Yati

Nuryati Yati

pa gk gempor ya smpe berkali kali

2024-01-25

1

lucyana

lucyana

apa ngak lecet

2023-11-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 INFO
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105 The End
107 Info Novel Dion Keyla
108 Info
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
INFO
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105 The End
107
Info Novel Dion Keyla
108
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!