Bab 8

Sejak tadi Celina terus menggigit bibir bawahnya. Gugup bukan kepalang karna berduaan di dalam mobil bersama Vano. Bagaimana tidak, begitu Celina selesai sarapan, Vano langsung mengajaknya untuk melihat apartemen yang akan dia jadikan sebagai imbalan kencan mereka.

Vano bahkan sampai membujuk Naura agar tetap tinggal di rumah, padahal gadis kecil itu sudah sangat lengket dengan Celina sampai tidak mengijinkannya pulang. Bisa dibayangkan sekeras apa usaha Vano untuk membujuk Naura agar dia dan Celina bisa pergi berdua.

Sepertinya Vano terlalu baik sampai ingin cepat - cepat memberikan apartemen mewah itu pada Celina. Atau mungkin ada niat terselubung yang akhirnya membuat Vano langsung mengajak Celina untuk melihat apartemen.

Dan itu yang saat ini sedang di pikirkan oleh Celina sampai membuatnya gugup sepanjang perjalanan.

Kalau memang ada niat terselubung di balik semua ini, pasti niat Vano tak jauh dari urusan ranjang.

Memang sudah hal yang biasa bagi Celina, berhadapan dengan laki - laki yang membutuhkan kepuasan darinya. Tapi tidak dengan kali ini. Vano memancarkan aura yang beda sampai membuatnya gugup. Terlebih setelah beberapa kali bercint*, Celina bisa merasakan sendiri bagaimana ganasnya Vano saat merengkuh kenikm*tan dengannya.

"Apa suhunya kurang dingin.?" Suara khas Vano yang tegas dan serak, semakin membuat Celina bercucuran keringat.

Celina melirik Vano yang fokus menyetir, dari samping terlihat kalau Vano sedang mengulas senyum. Senyum smirk yang meledek.

"Bukan suhunya yang kurang dingin, tapi isi di dalam mobil ini terlalu panas." Celina melengos setelah menyindir Vano. Dia mengalihkan pandangan ke luar jendela, berharap bisa menghilangkan kegugupannya di samping Vano.

Vano semakin mengembangkan senyum. Remaja liar yang duduk di sampingnya memang bukan wanita lugu ataupun polos seperti Intan. Celina bisa membalas sindirannya. Dan yang lebih parah, Celina berani bermain - main dengannya. Tidak ragu saat meminta apartemen sebagai bayaran.

"Bukankah kamu suka yang panas.?" Tantang Vano. Dia melirik Celina dari kaca spion dan semakin mengembangkan senyum saat Celina melotot kesakitan padanya. Seru juga pikirnya, terkait dengan remaja yang bisa di jadikan hiburan dan bisa dia ejek sesuka hati.

"Ya, tapi hanya yang panas." Sahut Celina tegas.

"Bukan yang TERLALU PANAS.!" Kalimat itu sengaja di tekankan oleh Celina. Vano jelas sangat paham maksud Celina. Dia langsung terkekeh geli, namun sialnya tawa itu justru membuat wajah Vano terlihat semakin tampan dan manis.

Celina memegangi dadanya. Jantungnya tidak baik - baik saja setelah melihat senyum Vano yang mempesona dan berkharisma. Duda yang satu ini memang beda dari yang lain. Lebih menggoda dari pada suami orang.

Celina langsung bernafas lega setelah tau bahwa Vano tidak lagi memiliki istri. Namun hati lembut Celina sempat merasa teriris karna di usia Naura yang masih sangat kecil, sudah harus di tinggal sang ibu untuk selama - lamanya.

Tidak heran kalau Naura langsung menempel padanya. Celina tentu saja sangat paham kalau Naura membutuhkan kasih sayang dari sosok perempuan.

...****...

"Turun." Titah Vano begitu membukakan pintu untuk Celina. Wajah Celina yang terlihat sangat tegang, hampir saja membuat Vano tertawa.

Baru kali ini dia melihat perempuan liar yang gugup saat berhadapan dengannya.

Celina menarik nafas. Mencoba menghilangkan rasa gugupnya.

"Hanya liat saja kan.? aku nggak punya banyak waktu, 30 menit lagi harus ke kampus." Ujar Celina setelah keluar dari mobil mewah Vano.

Memang suatu keberuntungan bagi Celina. Bisa berkencan dengan duda tampan kaya raya, ya walaupun sudah memiliki satu anak. Tapi sepertinya Celina sedikit menyesali ucapannya. Menyesal karna dia benar - benar harus berkencan dengan Vano. Alasannya tetap sama, karna Vano sangat ganas ketika bermain. Sindiran terlalu panas memang cocok untuk duda tampan yang satu itu.

"Tergantung." Sahut Vano acuh. Dia menutup pintu mobil dan menguncinya.

"Tergantung apa.?" Dahi Celina mengkerut. Dia mulai melangkahkan kakinya untuk mengikuti Vano.

"Tergantung situasi dan kondisi.!" Tegasnya. Celina berdecak kesal. Paham betul apa yang ada di dalam otak mesum Vano.

Malas menanggapi ucapan Vano, Celina memilih diam. Berjalan santai mengikuti Vano di belakang.

Vano benar - benar menepati ucapannya. Dia memberikan salah satu apartemen mewah miliknya untuk Celina.

"Kuncinya.!" Kata Vano tegas. Bersamaan dengan menarik tangan Celina dan meletakan akses card di tangan Celina.

"Buka dan lihat sendiri. Kalau tidak sesuai, kita lihat lagi apartemen yang lain."

Celina hanya bengong. Dia salah karna sudah bermain - main dengan Vano. Kalau Vano memberikan apartemen mewah ini dengan mudah, pasti Vano akan meminta imbalan yang tidak biasa.

"Baru aku beli 1 bulan yang lalu. Hanya beberapa kali di tempati." Suara Vano terdengar jelas di telinga Celina. Laki - laki itu langsung berdiri di samping Celina begitu pintu terbuka.

"Cek dan lihat sendiri saja kondisinya." Vano masuk mendahului Celina. Dia duduk di sofa ruang tamu, bersender di sana dengan kedua tangan yang menyilang.

"Om yakin.?" Tanya Celina. Dia meragukan keseriusan Vano yang akan memberikan apartemen mewah ini untuknya. Apartemen yang sudah pasti harganya sangat fantastis.

"Kamu meragukanku.?" Vano tersenyum smirk. Puas rasanya membuat Celina tidak bisa berkutik.

"Aku bahkan bisa memberikan 1 apartemen lagi untukmu. Asal,,,"

Vano sengaja menggantungkan ucapannya agar membuat Celina penasaran.

"Asal apa.?! Asal kencannya bisa diperpanjang.?" Tebak Celina cepat. Tidak ada keraguan sedikitpun untuk menebaknya. Celina seperti bisa membaca arti tatapan Vano dan ekspresi wajahnya.

Vano langsung terkekeh. Tidak perlu susah - susah berbicara karna Celina bisa menebak pikirannya.

"Kamu setuju.?" Tanya Vano. Celina menggeleng cepat tanpa ragu. Baru semalam saja sudah dibuat kewalahan oleh Vano, entah apa jadinya kalau setiap hari bermain dengan Vano tanpa jeda semalam lebih dari 2 minggu ke dapan.

"Makasih. Sebaiknya kita cepat selesaikan kencan gila ini.!" Ketus Celina.

"Ayo antar aku pulang, aku harus berangkat kuliah." Celina memberikan akses card itu pada Vano.

"Aku setuju dengan apartemen ini, jadi nggak perlu melihat isi di dalamnya."

Selain ingin kuliah, Celina juga sengaja menghindari sesuatu yang tidak di inginkan saat ini. Badannya sudah sangat lelah, rasa tidak sanggup kalau harus kembali bercint* dengan Vano.

"Pulang.?" Vano berdiri, senyum smirknya membuat Celina menelan saliva.

"Tidak semudah itu,," Celina mundur satu langkah saat Vano mendekat. Kegugupan Celina justru semakin membuat Vano ingin cepat - cepat menerkamnya. Bayangan bercint* dengan Celina tidak bisa hilang dari ingatan. Hanya beberapa kali sudah membuatnya candu.

"Jangan sekarang om, nanti malam aja." Celina menahan dada bidang Vano dengan kedua tangannya.

"Aku harus kuliah, setelah itu istirahat."

"Om pikir aku nggak cape.?!" Keluhnya. Bibirnya mencebik kesal. Bisa - bisanya Vano ingin melakukannya lagi padahal baru beberapa jam yang lalu dia menghajar Celina di kamar mandi.

"Kamu hanya perlu merebahkan diri di ranjang, aku yang akan bekerja." Vano tersenyum mesum. Tampa aba - aba langsung menggendong tubuh Celina.

"Astaga.!! Om sudah gila ya.?!!"

"Lepasin Om.!!" Celina memukul dada Vano berulang kali. Vano membuatnya tidak habis pikir. Tenaganya seakan tidak pernah habis meski sejak semalam terus menggempurnya.

"Berhenti memanggilku om.! Aku geli mendengarnya." Protes Vano.

"Om, om, om, om,!!" Celina justru meledek Vano.

"Dasar liar.!" Ketus Vano geram. Dia langsung melempar tubuh Celina ke ranjang.

"Aawww.!!"

"Sakit sialan.!" Celina cemberut.

"Buka.! Atau aku akan merobeknya."

"Tidak ada baju ganti disini,," Vano tersenyum licik. Ancamannya langsung membuat Celina tidak bisa berkutik. Dia terpaksa melepaskan kain yang melekat di tubuhnya satu persatu.

"Jangan kasar - kasar mainnya Om, aku cape.!" Celina memberikan peringatan lebih dulu. Tatapan Vano membuatnya tidak yakin kalau duda tampan itu bisa bermain lembut.

"Aku tidak jamin,," Vano langsung menyerang Celina yang sudah polos tanpa sehelai benang di badannya.

Menurut permintaan Vano membuatnya harus bolos kuliah hari ini. Bermain dengan Vano selalu menyita banyak waktu.

Terpopuler

Comments

istri king kurkan

istri king kurkan

apanya yang terlalu panas? masih polos nggak paham 😁

2025-02-06

0

Hesti Pramuni

Hesti Pramuni

mm..

2022-07-29

1

Hesti Pramuni

Hesti Pramuni

gk jadi kuliah, Cel?

2022-07-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 INFO
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105 The End
107 Info Novel Dion Keyla
108 Info
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
INFO
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105 The End
107
Info Novel Dion Keyla
108
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!