Bab 7

Vano menarik tangan Celina agar segara masuk ke dalam rumah. Wanita itu sudah membuat putrinya menangis histeris, maka tidak akan ada celah bagi Celina untuk bisa keluar dari rumah Vano sebelum Naura mengijinkannya. Celina harus bertanggung jawab atas kekacauan yang terjadi pagi itu. Vano bahkan terancam tidak pergi ke kantor jika Naura terus menahan Celina. Dia harus mengawasi putrinya yang sedang bersama orang asing. Orang yang baru dia temui semalam. Sampai detik ini Vano bahkan belum mengetahui nama Celina.

Vano seakan tidak peduli dengan nama, dia hanya mementingkan apa yang dia butuhkan.

"Kapan aku bisa pulang om.?!" Keluh Celina. Bibirnya mencebik kesal. Anak dan ayah sama - sama merepotkan pada pertemuan pertama. Entah apa jadinya jika harus berhubungan dengan mereka terus menerus. Celina sudah pusing lebih dulu membayangkannya. Tidak sanggup rasanya kalau harus berurusan dengan dua orang itu. Tenaganya pasti akan terkuras habis kalau keduanya sama - sama minta bermain.

"Tunggu sampai dia bosan dan mengusir mu.!" Sahut Vano ketus. Dia seperti sedang menjadi pengawas. Duduk di sofa, mengawasi dengan teliti apa saja yang dilakukan oleh Celina dan putrinya.

Celina berdecak kesal. Vano terlalu arogan dan sombong dalam menanggapi ucapannya. Celina jadi merasa seperti barang, setelah puas dimainkan kemudian akan di buang begitu merasa bosan atau puas bermain. Pantas saja tadi Vano langsung menyuruhnya pergi, laki - laki tampan itu pasti sudah puas mendapat kenikm*tan darinya.

"Aku harus kuliah.!" Pekik Celina ketus.

"Om itu kan orang tuanya.! Harusnya bisa membujuk putri om, dan ajak dia bermain agar tidak menyusahkan orang lain seperti ini." Kepala Celina sudah mulai bertanduk. Lama - lama semakin dibuat jengkel oleh sikap dan cara bicara Vano yang tidak memikirkan perasaan orang lain.

"Berhenti memanggilku seperti itu.!" Tegur Vano. Matanya mendelik sempurna.

"Aku buka om kamu.!"

Celina hanya melirik malas. Teguran Vano hanya dijadikan angin lalu baginya. Tidak peduli Vano akan terima atau tidak, dia akan tetap memanggilnya dengan sebutan om.

"Jangan menolak tua om.! Anak sudah sebesar itu,," Celina melirik Naura yang sibuk bermain sendiri dengan bonekanya.

"Please bujuk Naura," Celina memohon. Dia menyingkirkan rasa kesalnya pada Vano untuk sementara waktu, karna yang ada di dalam pikirannya adalah bagaimana dia bisa keluar dari rumah Vano secepatnya.

"Aku bisa terlambat kuliah kalau seperti ini. Mobilku bahkan masih di club." Tuturnya penuh sesal. Helaan nafas berat keluar dari mulutnya, wajahnya terlihat penuh beban. Tentu saja Celina menyesal karna sudah berurusan dengan Vano.

Laki - laki menyebalkan yang tak tau diri itu. Seenaknya saja memperlakukannya dengan buruk, padahal sudah menidurinya berulang kali secara cuma - cuma. Vano bahkan tidak menawarinya sarapan, Celina sampai harus menahan lapar dengan perut yang mulai terasa perih.

"Jam berapa kamu kuliah.?" Tanya Vano datar. Pada akhirnya dia jadi tidak tega kalau harus membuat Celina tetap berada di rumahnya sampai harus meninggalkan kuliahnya pagi ini.

"1 jam lagi." Celina melihat jam di tangannya.

"Aku belum sarapan,," Tuturnya. Celina memegangi perut yang mulai keroncongan. Mustahil kalau dia bisa menahan lapar lebih lama lagi. Sedangkan beberapa jam yang lalu dia baru saja digempur Vano tanpa ampun. Banyak tenaga yang harus dikeluarkan oleh Celina untuk mengimbangi permainan Vano.

"Apa di rumah sebesar ini nggak ada makanan.?" Sindir Celina halus.

"Bangun dan pergi sendiri ke ruang makan." Ketus Vano. Dia baru ingat kalau Celina belum sarapan. Tapi Vano enggan mengakui kesalahannya meski sadar kalau dirinya bersalah, sudah membiarkan Celina kelaparan padahal baru saja memuaskannya.

"Yakin boleh pergi ke ruang makan.?" Tanya Celina dengan nada menantang.

"Lalu bagaimana dengan Naura.?" Celina tidak yakin kalau Naura akan membiarkannya keluar dari kamar. Kalaupun di perbolehkan, mungkin Naura akan merengek dan minta ikut ke ruang makan.

"Terserah.! Asal jangan buat dia menangis lagi." Vano beranjak dari duduknya. Merogoh ponsel di saku celana dan menghubungi seseorang.

Celina langsung mendelik, berdecak kesal sambil terus menatap Vano. Tangannya sudah mengenal, rasanya ingin mendaratkan tinjuan ke dada bidangnya yang menggoda. Terlebih saat berkeringat.

"Sial.!" Gumam Celina lirih. Dalam keadaan kesal saja dia masih bisa mengagumi fisik Vano. Memang sejauh yang Celina tau, tidak ada laki - laki manapun yang bisa menandingi kesempurnaan fisik Vano. Marvin bahkan tidak ada apa - apanya walaupun dia blasteran Jerman. Pesona Vano lebih menggoda dibanding dengan Marvin.

"Tunda jadwal meeting hari ini.! Aku tidak bisa datang ke kantor."

Suara tegas Vano mampu mencuri perhatian Celina. Dia menatap lekat wajah tampan yang terlihat berwibawa saat ini.

"Hmmm.!" Vano mengakhiri percakapan di telfon dengan deheman yang mampu membuat Celina menganga dan menimbulkan gelayar di sekujur tubuhnya. Celina sudah seperti wanita yang baru pertama kali melihat laki - laki. Sorot matanya penuh kekaguman.

"Kenapa.?" Bisikan Vano di telinganya seperti menimbulkan arus listrik. Celina sampai baru sadar kalau Vano sudah duduk kembali di sampingnya.

"Bukannya semalam kamu yang berniat memuaskan ku.? Kenapa sekarang jadi kebalikannya." Vano mengembangkan senyum smirk. Seolah sedang menertawakan kelakuan Celina.

"Aku tau apa yang ada dalam otak kotormu ini." Vano menoyor kening Celina dengan jari telunjuk.

"Belum puas merasakannya.?" Tanya Vano mengejek. Celina melengos. Ucapan Vano memang benar, tapi Celina gengsi untuk mengakuinya karna merasa di remehkan oleh Vano.

"Jangan banyak omong kosong, aku sudah lapar.!" Ketus Celina. Dia sengaja mengalihkan pembicaraan.

"Seenaknya meniduriku berulang kali, tapi menelantarkanku sampai kelaparan."

"Miris sekali, berbanding terbalik dengan penampilan dan rumah besar ini." Ejek Celina sinis.

Vano hanya mengulas senyum penuh arti.

"Kenapa hanya minta sarapan.?" Tanya Vano menantang.

"Kenapa tidak sekalian meminta bayaran.?"

Vano sudah bisa menebak kalau Celina tidak akan meminta bayaran sepeserpun darinya. Penampilan Celina sudah menunjukan kalau dia sudah tidak lagi membutuhkan uang.

"Bayaran.?" Celina bertanya balik. Dia tersenyum penuh arti.

"Om bisa jatuh miskin kalau aku meminta bayaran." Cibirnya halus. Laki - laki seperti Vano memang harus di panas - panasi. Di rendahkan agar tidak terlalu menyombongkan diri.

"Kamu pikir aku semiskin itu.?!" Ketusnya jengkel. Baru pertama kali ada wanita yang merendahkannya. Tidak tanggung - tanggung, wanita itu masih berusia belasan tahun.

"Katakan berapa tarifmu satu malam.?!"

"Aku akan membayarmu 5 kali lipat dari biasanya."

Celina tertawa dalam hati. Tidak sulit membuat Vano tersulut emosi. Rupanya laki - laki itu tidak bisa harga dirinya direndahkan. Tapi tidak menyadari kalau dirinya juga sudah merendahkan orang lain. Sekalipun Celina sadar kalau dia bukan wanita suci, setidaknya Vano bisa bersikap lebih baik padanya.

"Apartemen.!" Jawab Celina cepat.

"Mereka biasa memberiku apartemen mewah untuk mengencaniku selama 2 minggu." Lanjutnya tanpa ragu. Raut wajah dan cara bicara Celina yang tegas, sama sekali tidak menimbulkan kecurigaan pada Vano.

"Ok deal.!!" Seru Vano cepat.

"Anggap saja kita sudah memulainya 2 hari dihitung sejak tadi malam."

Celina langsung dibuat syok. Tidak menyangka kalau Vano akan langsung menyetujuinya tanpa berfikir lebih dulu. Vano bahkan menjawabnya dengan tegas, sedikitpun tidak ada keraguan dari raut wajahnya.

Vano tersenyum puas. Dia bisa melihat betapa kagetnya wajah Celina.

Vano sudah menyadari kalau Celina sedang berusaha untuk mengerjainya. Itu sebabnya Vano langsung setuju, tidak peduli dia harus mengeluarkan uang milyaran rupiah untuk membalas ulah jahil Celina.

...****...

Terpopuler

Comments

istri king kurkan

istri king kurkan

berarti si Celine ini termasuk ani-ani ga sih 😂

2025-01-19

0

Nisanur

Nisanur

senjata makan tuan

2023-02-03

1

Ida Lailamajenun

Ida Lailamajenun

umur 18 thn sudah jadi pemuas nafsu..

2022-09-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 INFO
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105 The End
107 Info Novel Dion Keyla
108 Info
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
INFO
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105 The End
107
Info Novel Dion Keyla
108
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!