Bab 12

"Permisi Tuan, Nona,," Intan pamit undur diri. Suasana di meja makan memang terlihat sedang memanas dengan tatapan Vano yang tajam. Terus memperhatikan gerak gerik Celina yang sedang menyantap makan siang tanpa di tawari oleh tuan rumah.

"Mau kemana kak.? Nggak makan siang.?" Tanya Celina ramah. Dia sampai menghentikan makan dan menatap Intan.

"Naura sudah tidur kok, aman,," Jelasnya. Celina berfikir saat ini Intan memiliki waktu luang karna Naura sedang tidur dan Intan bisa makan siang sekarang.

"Makasih,,,"

"Saya makan di belakang saja." Intan membungkukan badan pada Vano dan Celina. Setelah itu benar - benar pergi dari ruang makan.

Mana mungkin Intan berani makan 1 meja dengan Vano. Selama 1 tahun bekerja dengannya, tidak pernah hal itu terjadi. Sekalipun 1 meja dengan Vano, itu karna Intan sedang menyuapi Naura.

Celina menatap Vano, dia langsung tersenyum kikuk melihat tatapan Vano yang terlihat kesal padanya.

"Sudah merasa rumah sendiri.?" Sindir Vano kecut.

Dia geram melihat Celina yang tiba - tiba bergabung di meja makannya. Menyantap makan siang tanpa merasa canggung sedikitpun meski belum di tawari olehnya. Bertindak seolah - olah sedang berada di rumah sendiri.

"Aku sedang Menghindari kelaparan." Sahut Celina cuek. Dia kembali menyantap makanannya.

"Kalau nggak seperti ini, mana mungkin ada yang menawariku makan." Lanjutnya. Celina tidak akan mengulang kejadian tadi pagi yang membuatnya sampai kelaparan karna Vano tidak menawarinya sarapan. Daripada dia harus meminta seperti tadi pagi, lebih baik mengambil sendiri. Karna hal itu tidak ada bedanya, sama - sama memalukan.

"Habiskan setelah itu pulang." Usir Vano terang - terangan. Celina melotot.

"Enak saja.!" Pekik Celina geram. Setelah apa yang dia lakukan pada Naura sampai membuatnya terlelap, Vano dengan mudahnya mengusir Celina.

"Apa yang aku lakukan nggak gratis.!" Tegasnya..

"Setelah menyuapi Naura, menemaninya bermain, bahkan membuatnya tidur, seenaknya saja menyuruhku pergi tanpa memberikan imbalan."

Tidak peduli bagaimana reaksi Vano. Lagipula Vano memang menganggapnya wanita bayaran, jadi sekalian saja menyelam. Menjadikan hal sekecil apapun sebagai peluang untuk keuntungan diri sendiri.

"Lalu apa maumu.?" Tanya Vano. Dia sangat paham maksud Celina.

"Antar aku ke club. Mobilku masih ada di sana." Pintar Celina.

"Dan jangan lupa suruh seseorang untuk memindahkan barang - barangku ke apartemen itu. Aku nggak bisa melalukan itu seorang diri." Tuturnya cepat. Vano menyimak dengan pandangan yang tajam.

"Atur saja.!" Jawab Vano singkat. Tidak ada penolakan, dia menyetujui permintaan Celina. Lagipula permintaan Celina masih dalam batas wajar, tidak ada yang memberatkannya.

Vano dan Celina melanjutkan makan siang. Tidak ada siapapun di sana selain mereka berdua. Suasana cukup hening, sesekali terdengar suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring.

Ini pertama kalinya Vano makan berdua dengan wanita lain di dalam rumah, kecuali dengan putrinya atau dengan Jasmine.

Celina terlihat cuek. Makan dengan santai seolah sedang berada di rumahnya sendiri. Tidak peduli dengan Vano yang terlihat kesal. Bahkan sesekali melirik Celina jengah sembari menggelengkan kepala. Tidak bisa di pungkiri jika sikap Celina sangat berbeda dengan kebanyakan wanita yang dia temui.

Celina terlampau cuek, terkesan tidak memliki ketertarikan pada kehidupan Vano. Berbanding terbalik dengan wanita - wanita bayaran diluar sana yang selalu ingin masuk kedalam hidupnya. Bersikap manis untuk menarik perhatiannya.

Tapi lihat bagaimana sikap Celina.?

Sangat jauh dari kata manis. Celina terlampau cuek dan bar - bar.

Celina mengendarai mobilnya menuju apartemen baru. Vano baru saja mengantarnya mengambil mobil yang tadi masih terparkir di club. Meski sikap Vano menyebalkan, tapi Vano masih mau mengantarnya mengambil mobil. Sebelum ke club, mereka bahkan pergi ke apartemen Celina lebih dulu untuk mengambil koper Celina yang akan di angkut oleh pekerja di rumah Vano.

Barang - barang Celina mungkin sudah di tata rapi di apartemen itu. Untuk 12 hari ke dapan, Celina harus menjalani hari - harinya bersama Vano. Si duda beranak satu yang selalu menggila di atas ranjang.

...****...

"Naura masih tidur.?" Vano setengah berbisik. Intan tersentak kaget dan reflek menengok ke belakang.

Intan sedang menutup pintu karna baru saja keluar dari kamar Naura saat Vano datang.

"Masih tuan,," Jawab Intan sambil menganggukan kepalanya.

"Buatkan oren jus. Antar ke ruang kerja saya." Vano berlalu. Dia tidak jadi melihat Naura karna putrinya masih terlelap.

Hari ini waktu terasa begitu lamban. Banyak kejadian yang menjengkelkan membuat Vano sedikit kesal. Pekerjaannya juga harus terbengkalai karna drama yang dibuat oleh Naura dan Celina.

"Masuk." Seru Vano. Pintu ruang kerjanya terbuka. Intan membawa nampan berisi oren jus dan beberapa potong buah yang tersaji di piring.

"Permisi,,," Ucap Intan canggung. Dia meletakan nampan itu di meja kerja Vano.

"Makasih." Vano langsung menyambar oren jus dan meneguknya.

"Kamu jadi kuliah.?" Vano menghentikan langkah Intan yang akan beranjak. Gadis itu menoleh, mengangguk pelan dengan tatapan datar.

"4 bulan lagi sudah mulai kuliah,," Tutur Intan.

"Lalu bagaimana dengan Naura.?" Vano terlihat keberatan karna Intan akan berhenti bekerja sebagai baby sitter Naura. Gadis itu akan fokus dengan kuliahnya setelah 1 tahun bekerja untuk biaya kuliah. Intan sudah memutuskan untuk berhenti dan memilih kerja paruh waktu sembari kuliah.

"Saya akan mencarikan orang untuk menggantikan saya,," Intan terlihat ragu. Pasalnya Naura tidak mudah menerima orang baru. Intan termasuk baby sitter tercepat yang bisa diterima oleh Naura. Sebelum Intan menjadi baby sitter Naura, sudah ada beberapa baby sitter yang tidak mau di terima oleh Naura.

"Tidak semudah itu Intan." Tukas Vano cepat.

"Kamu bisa kuliah di rumah sambil menjaga Naura. Aku akan mengaturnya kalau kamu mau." Tawar Vano.

"Maaf, keputusan saya sudah bulat." Intan membungkuk sopan.

"Saya permisi."

Vano menghela nafas melihat kepergian Intan. Sekarang dia dibuat pusing dengan keputusan Intan yang memilih keluar dari pekerjaannya.

Setelah ini Vano akan kelimpungan mencari sosok pengganti Intan untuk Naura.

Vano baru mandi pukul 9 malam. Pekerjaannya baru selesai setelah beberapa kali di ganggu oleh Naura. Sekarang putri kecilnya itu sudah terlelap. Kelelahan karna sejak sore terus membuat ulah.

Vano mengambil ponsel. Menghubungi satu - satunya orang yang bisa dia andalkan dalam keadaan penat seperti ini.

"Aku akan ke sana. Jangan coba - coba pergi atau pura - pura tidur." Vano langsung memutuskan sambungan telfonnya. Dia tidak memberikan orang itu kesempatan untuk berbicara.

Setelah memakai jaket, Vano menyambar dompet dan kunci mobilnya. Dia bergegas keluar dari kamar.

Langkahnya terhenti di tengah - tengah tangga saat berpapasan dengan Intan.

"Saya tidak pulang malam ini, pastikan Naura tidak mencariku." Tutur Vano. Raut wajah Intan seketika berubah. Dia sudah paham. kebiasaan majikannya. Mungkin hal itu juga yang membuat Intan ingin cepat - cepat berhenti dari pekerjaannya. Dia tidak terbiasa dengan dunia luar yang terlalu bebas seperti Vano.

"Baik tuan." Jawabnya singkat.

Vano kembali melangkahkan kaki, terlihat buru - buru menuruni tangga.

Dia melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Mobil sport itu membelah jalanan ibu kota yang masih padat.

Apartemen adalah tujuan Vano saat ini. Dia ingin menghilangkan rasa pusing yang bersarang di kepala karna rutinitasnya seharian penuh.

Pintu apartemen bisa adia buka dengan mudah karna akses card cadangan yang dia punya. Langkah Vano langsung menuju dapur karna mendengar suara dari sana.

"Si gila itu benar - benar menyebalkan.!" Gerutuan Celina terdengar jelas. Vano hanya menatap jengah dari jarak beberapa meter.

"Sedang apa kau.!"

"Ya ampun.!" Celina terperanjat. Dia hampir saja menjatuhkan gelas di tangannya.

"Kenapa datang tiba - tiba.?! Sudah seperti hantu saja." Geramnya kesal.

Celina berjalan menuju meja makan, duduk disana dan mengambil pil yang tadi dia letakan.

"Kamu sakit.?" Tanya Vano.

"Tidak."

"Lalu untuk apa pil itu.?"

"Aku tidak akan minum ini kalau kamu setuju aku mengandung anakmu." Sahut Celina enteng. Dia langsung menelan pil itu dan meneguk air minum.

Vano hanya mengulas senyum smirk.

...****...

Terpopuler

Comments

Artati Sukreni

Artati Sukreni

kayaknya Intan suka deh sm majikannya...

2022-12-12

2

Hesti Pramuni

Hesti Pramuni

mm..

2022-07-29

0

Bryan Azhary

Bryan Azhary

seru

2022-05-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 INFO
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105 The End
107 Info Novel Dion Keyla
108 Info
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
INFO
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105 The End
107
Info Novel Dion Keyla
108
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!