Elvan menggenggam tangan Evelyn memasuki perusahaannya, semua mata tertuju pada kedua insan itu. Tak ada yang berani menegur mereka, tidak bukan tidak berani menegur calon istri dari pemilik perusahaan tapi tidak berani karena ada Elvan.
Oh, satu lagi, Elvan bahkan mengumumkan pada semua karyawannya jika dia sudah bertunangan dengan Evelyn dan hari ini pertama kalinya pria itu membawa Evelyn ke perusahaan.
Evelyn yang merasa dirinya ditarik secara paksa memasuki perusahaan Elvan menjadi geram. Sejak tadi, dia terus dipaksa pria itu untuk ikut.
Seragam sekolah wanita itu sudah digantikan dengan kaos polos berwarna putih yang dipadukan dengan jaket kulit wanita berwarna hitam dan juga celana jeans panjang ditambah lagi dengan flat shoes. Wanita itu tidak mempermasalahkan tinggi badannya dengan Elvan.
“Sebenarnya rencanamu itu apa?,” tanya Evelyn ketika keduanya sudah memasuki lift khusus petinggi.
Elvan menoleh, mengangkat sebelah alisnya tanda bahwa dia tidak mengerti dengan pertanyaan Evelyn. Rencana apa yang Evelyn tanyakan?.
“Rencanamu yang membuatku harus terus melihat wajah menyebalkanmu,” ucap Evelyn.
“Apa yang aku rencanakan?,” tanya Elvan yang terdengar konyol bagi Evelyn.
Evelyn sudah tidak membalas, tapi malah menyandarkan tubuhnya di dinding lift sambil kedua tangannya dilipat di dada. Wanita itu diam saja, menunggu lift berhenti. Saat lift berhenti tepat di lantai dua puluh tiga, Evelyn langsung keluar tanpa menunggu Elvan.
Wanita itu merasakan sesak napas jika bersama Elvan di satu ruangan. Sedangkan Elvan, langsung mengejar Evelyn. Dan ketika sudah sejajar dengan Evelyn, Elvan langsung menarik tangan Evelyn memasuki ruangannya.
Elvan menyeringai lebar. Dia mengunci pintu ruangannya rapat-rapat agar Evelyn tidak kabur dari ruangannya. Kemudian pria itu mengambil ponselnya, menghubungi seseorang.
“Jangan menggangguku selama aku di ruangan,” ucapnya, setelah itu Elvan mematikan sambungan telepon secara sepihak tanpa menunggu balasan dari orang di seberang sana yang tak lain adalah Ken.
Seringai Elvan masih terlihat jelas. Evelyn yang melihat seringai itu harus waspada. Elvan maju selangkah demi selangkah membuat Evelyn mundur akibat pria itu. Evelyn meneguk salivanya susah payah, apalagi ketika dia merasakan punggungnya menyentuh dinding.
Oh, tidak ada lagi jalan keluar, Elvan sudah mengurung Evelyn dengan kedua tangan yang berada di sisi kanan dan kiri kepala Evelyn. Pria itu menatap mata Evelyn lalu turun menatap bibir Evelyn yang sedikit terbuka.
Tidak Elvan! Jangan sampai kau tergoda! Ingat rencanamu, ingat rencanamu!.
Elvan berusaha untuk mengingatkan dirinya pada rencana yang tengah dia rencanakan. Tapi... Sepertinya mencicipi sedikit saja tidak akan membuat rencananya gagal. Elvan mendekatkan wajahnya dengan wajah Evelyn, namun baru akan mempertemukan bibirnya dengan bibir Evelyn, Elvan sudah menjerit kesakitan.
“Sialan!,” umpat Evelyn seraya memukul wajah Elvan dengan tas selempangnya.
“Evelyn, hentikan!”
“Apa kau bilang, hentikan?,” Tanya Evelyn yang masih memukul Elvan, bukan hanya memukul, tapi juga menginjak kaki Elvan.
“Harusnya bukan hanya ini. Kau pantas mendapatkannya karena sudah kurang ajar padaku,” sambung Evelyn.
“Baiklah, aku minta maaf,” kata Elvan berusaha membujuk Evelyn agar berhenti memukul dan menginjak kakinya.
“Berikan kuncinya padaku.”
“Kunci apa?”
“Kunci ruanganmu.”
“Tidak akan.”
“Kalau kau tidak berikan maka aku tidak akan berhenti.”
Elvan menggeram. Jika bukan Evelyn seorang wanita, Elvan akan membalasnya. God, please help me.
Karena merasakan nyeri di kakinya, Elvan mengeluarkan kunci ruangannya di saku celananya, belum sempat Elvan memberikan, Evelyn sudah merampasnya.
Wanita itu berjalan ke arah pintu, membuka pintu, tapi... Evelyn sama sekali tidak melangkahkan kakinya ketika pintu sudah terbuka. Di sana, di depan Evelyn, ada Bella yang menatapnya dengan tatapan sinis.
Evelyn menyingkirkan tubuhnya, membiarkan orang yang ada di depannya masuk. Sepertinya dia tidak jadi untuk pulang, Evelyn ingin membuat Bella semakin kesal dan tak suka dengannya agar perjodohannya dengan Elvan tidak jadi, kemudian meminta pada Jerry untuk membatalkannya.
Ah, membayangkan itu membuat Evelyn tersenyum senang. Baginya sudah cukup menghabiskan hari-hari bersama Elvan di mimpi dan tidak lagi untuk dunia nyata.
“Elvan, kau sudah makan?,” tanya Bella sambil meletakkan kotak makanan di atas meja. Wanita itu tidak memedulikan Evelyn yang masih satu ruangan dengannya.
Elvan tersenyum mengejek pada Evelyn yang tengah menatap Bella dengan santai, bahkan wanita itu melipat kedua tangannya di dada. Sementara wanita yang mendapatkan senyum mengejek dari Elvan itu, memasuki ruangan Elvan lagi, bahkan Evelyn dengan santainya duduk di sofa tepat di samping Bella.
Bella melirik sinis pada Evelyn yang menurutnya tidak tahu diri. Dia menggeser tubuhnya seakan merasa jijik dengan Evelyn.
Ah, senangnya Evelyn ketika melihat kelakuan Bella, dia memiliki alat untuk menolak perjodohan itu.
“Elvan, kenapa ada wanita ini di sini?,” tanya Bella yang tidak memedulikan Evelyn.
“Oh, ayolah, Mom, dia itu calon menantumu.”
Evelyn mencibir dalam hati. Tidak ada wanita yang mau jadi calon menantu Bella, Evelyn yakin itu.
“Mommy tidak ingin punya menantu seperti dia,” ujar Bella menunjuk Evelyn.
Hell, perkataan Bella barusan terdengar seperti merendahkan bagi Evelyn. Apa katanya, tidak ingin punya menantu seperti dia?.
“Huh, siapa juga yang ingin menjadi menantunya Nyonya?.”
Bella melebarkan matanya tidak percaya mendengar balasan dari Evelyn. Kenapa juga suaminya malah menjodohkan Elvan dengan wanita seperti Evelyn?. Wanita itu sangat pintar membalas setiap perkataannya. Bella jadi kesal.
“Kau lihat sendiri, Boy, dia tidak pantas denganmu.”
Elvan tertawa, menghampiri kedua wanita yang duduk di sofa, kemudian mendudukkan dirinya di tengah-tengah antara ibu dan tunangannya.
Eh, wait, tunangannya?, Ralat, bukan tunangannya tapi permainannya.
“Mom, jangan seperti itu, calon menantumu akan ketakutan,” ucap Elvan mengejek Evelyn.
Evelyn menoleh dengan cepat, mendengar ejekan dari Elvan, dia menatap Elvan tajam. Apa dia pikir Evelyn itu wanita yang mudah ditindas?.
“Oh, tenang saja Tuan Elvan, aku tidak akan takut apalagi hanya dengan seekor macan betina seperti Mommymu itu.”
Bella menggeram kesal. Bagaimana bisa suaminya menjodohkan Elvan dengan Evelyn?.
🌹🌹🌹
Evelyn terus mengoceh tidak jelas semenjak mereka keluar dari perusahaan Elvan. Wanita itu terus mengoceh panjang lebar mengenai sifat Bella yang menyebalkan. Kalau saja Bella bukanlah orang tua, Evelyn sudah akan menjambak rambut wanita itu.
Ah, dia benar-benar kesal.
Sedangkan Elvan, pria itu hanya terkekeh geli melihat wajah menggemaskan dari Evelyn. Dia melirik Evelyn, sementara tangannya sibuk menyetir. Lagi, Elvan menyetir sendiri tanpa Ken atau sopir pribadinya.
“Sudah berapa kali aku bilang padamu, aku itu tidak suka ikut denganmu.”
“Kenapa?”
“Karena macan betina itu.”
Elvan tertawa, kemudian berkata, “Kau berdosa karena sudah mengatai Mommyku.”
“Kenyataannya memang begitu.”
Lagi, Elvan tertawa.
“Kasihan sekali Mommyku.”
“Lebih kasihan lagi aku. Ah, itu sangat menyebalkan. Siapa juga yang mau menjadi menantunya?.”
Elvan menghentikan mobilnya di pinggir jalan, membalikkan badannya hingga berhadapan dengan Evelyn.
“Dengan atau tanpa persetujuan Mommy, kau tetap tunangan dan calon istriku.”
“Tidak ada yang mau menjadi tunangan dan calon istrimu.”
“Benarkah?.”
Setelahnya, Elvan menjalankan lagi mobilnya tanpa menunggu jawaban dari Evelyn. Dan sekitar setengah jam di perjalanan, mereka telah sampai di pekarangan rumah Evelyn.
Elvan menoleh, menatap tidak percaya pada Evelyn yang kini tengah tertidur bahkan dengkuran halus terdengar. Ini aneh, setelah wanita itu mengoceh kini dia tertidur seakan-akan melupakan ocehannya.
Elvan terkekeh geli, mendekatkan wajahnya ke wajah Evelyn, kemudian mengecup singkat hidung mancung wanita itu. Walau bagaimanapun juga, Elvan tidak berani mengambil kesempatan dalam kesempitan.
“Tidur yang nyenyak, Honey. Aku menyayangimu.”
***
**Ekhemm... Ekhemm... Yang pada baper 😂😂
Yuk lah dilike, komen, vote, dan share cerita ini sebanyak-banyaknya.
Tambahkan ke favorit biar kalian bisa dapat notifikasi updatenya.
Follow ig @huzaifahsshafia
Bye bye**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Viona Marliana
crazy up thoorr.. suka sma crtany
2020-04-04
2
Desi Arisumanti
lama2 jatuh cinta neh si elvan
2020-04-04
1