Enam Belas

“Apa lagi Elvan?,” Tanya Evelyn yang sudah merasa jengah dengan pria yang tengah mengekorinya dari belakang bak anak bebek yang mengikuti induknya.

Sudah tiga hari, Evelyn sudah dibolehkan pulang tetapi Elvan sama sekali tidak pergi meninggalkannya dan malah menempelinya ke mana pun dia pergi, bagai seorang pengawal. Oh, bukan, Elvan memang adalah pengawalnya, pengawal yang mengganti lima bodyguard yang pernah menjaganya.

Evelyn risih dengan Elvan yang terus mengikutinya, berkali-kali diperingati tapi pria itu malah terus mengikutinya.

“Apa kau sudah merasa baik-baik saja? Apa kita perlu ke dokter lain untuk memastikan kalau kau benar-benar sembuh?.”

Uh, berlebihan. Kenapa Elvan terlihat begitu khawatir dengannya?. Aneh. Bagi Evelyn, pria itu begitu aneh semenjak dia dibawa ke rumah sakit, sikap Elvan padanya sangat berlebihan.

Evelyn memutar tubuhnya seratus delapan puluh derajat, hingga berhadapan dengan Elvan. Wanita itu menatap malas Elvan yang kini tengah menampilkan raut khawatirnya. Errr... Evelyn jadi ragu dengan ekspresi itu, mana pernah Elvan benar-benar mengkhawatirkannya.

Ayolah Evelyn, jangan terlalu percaya diri!.

“Aku akan sembuh dengan sepenuhnya jika kau pergi jauh dari hidupku,” ucap Evelyn seraya menatap datar Elvan.

“Oh, kalau itu tidak bisa, aku tidak bisa pergi jauh darimu,” balas Elvan.

“Aku bosan melihatmu, saking bosannya aku tidak tahu apa yang harus kulakukan padamu.”

Elvan tersenyum sinis, melipat kedua tangannya di dada sambil menatap Evelyn, tatapan khawatirnya tadi digantikan dengan tatapan jail miliknya.

Oh, apa lagi yang sedang direncanakan Elvan?. Evelyn jadi was-was dengan pria di depannya ini.

“Kenapa tidak kau cium saja aku?.”

Benarkan?. Errr... Evelyn berusaha menahan segala macam nama binatang untuk tidak keluar dari mulutnya yang manis itu. Mau Elvan sebenarnya apa?. Dikasih hati malah minta jantung.

Evelyn mengangkat kepalanya hingga mendongak, menatap mata Elvan yang juga menatapnya dengan tatapan jailnya. Tatapan tajam dari Evelyn tidak membuat Elvan gentar.

Wanita itu bertanya dengan nada meremehkan, “Oh, bagaimana bisa pria bodoh sepertimu bisa mengembangkan perusahaan?.”

“Hei, aku memiliki otak,” protes Elvan.

“Benarkah?”

“Tentu saja.”

“Aku tidak percaya, kau bahkan tidak pernah menggunakan otakmu jika bersamaku.”

“Aku punya otak, Evelyn.”

“Aku ingin melihatnya.” Senyum miring Evelyn tercetak jelas di bibir tipis wanita itu.

Elvan menggeram, dia paham dengan maksud dari kata melihatnya yang Evelyn ucapkan, lalu bertanya, “Kau ingin membunuhku?.”

“Tidak, hanya ingin memastikan kau benar-benar memiliki otak atau tidak. Dengan begitu aku akan percaya kalau kau memiliki otak.”

“Itu hal yang gila.”

“Lebih gila lagi kau yang ingin aku dirawat selama satu bulan di rumah sakit.”

Elvan bergidik ngeri, membayangkan Evelyn yang benar-benar ingin melihat otaknya. Elvan segera mungkin menghilangkan khayalannya itu, kemudian menggenggam tangan Evelyn, membawa masuk wanita itu ke dalam rumah Evelyn. Dia tidak ingin melanjutkan perdebatan yang tidak bermanfaat itu

Joshua dan Yolanda belum pulang dan kemungkinan besar mereka pulang dua hari lagi. Elvan sempat ingin memberitahu kedua orang tua Evelyn kalau anak mereka sakit, namun dilarang oleh wanita itu.

“Lebih baik kita masuk, di luar dingin, ini juga sudah malam. Kau harus istirahat yang cukup.”

“Ya, aku memang harus istirahat biar besok memiliki tenaga untuk melawanmu. Dan setelah itu kau pulang.”

“Aku akan pulang jika kau sudah tidur.”

“Huh? Tidak, setelah aku masuk ke kamarku, maka kau juga harus keluar dari rumahku.”

“Ah, Evelyn, kukira kau akan mengajakku tidur bersamamu di dalam kamarmu.”

“Jangan bermimpi, Tuan. Aku tidak akan pernah tidur denganmu.”

🌹🌹🌹

“Evelyn.”

Panggilan dari orang di belakangnya membuat Evelyn yang tadinya sedang berjalan di koridor sekolah bersama Elvan pun menoleh, begitu juga dengan Elvan yang menoleh, menatap datar pada wanita yang menghampiri mereka.

Evelyn tersenyum lebar melihat Diana yang tengah menghampiri mereka. Setelah Diana berada di hadapannya, Evelyn langsung memeluk Diana erat, menumpahkan segala rasa rindu pada sahabatnya itu.

Sementara Elvan yang melihatnya, merasa cemburu. Hei, dia saja tidak pernah dipeluk Evelyn tapi kenapa wanita yang baru menjadi sahabat Evelyn itu dengan mudah mendapatkan pelukan dari Evelyn.

Errr... Kenapa juga Elvan kesal melihatnya?. Masa dia cemburu dengan wanita?.

“Diana, kau apa kabar?.”

Diana melepaskan pelukan mereka, menatap Evelyn dengan kening mengernyit heran.

“Ada apa denganmu? Seharusnya aku yang bertanya kabarmu. Ke mana saja kau selama tiga hari ini?.”

Wajah Evelyn langsung berubah, bibirnya mengerucut akibat sebal, kemudian bibirnya bagian bawah maju beberapa senti, hal itu membuat Elvan jadi gemas melihat wanita itu. Uh, Elvan ingin mengecup bibir itu.

Eh, ralat, tidak-tidak, Elvan hilangkan pikiran kotor itu dan ingat rencanamu.

“Huh, kau tahu, aku dikurung selama tiga hari di rumah sakit hanya karena demam biasa,” ujar Evelyn menyindir Elvan.

“Apanya demam biasa?,” timpal Elvan tiba-tiba.

“Bagiku memang demam biasa,” jawab Evelyn seraya menarik tangan Diana meninggalkan Elvan yang kesal dengan wanita itu.

“SIANG NANTI AKAN KUJEMPUT,” teriak Elvan yang sukses membuat semua mata yang berada di koridor tertuju dengannya.

Elvan tidak peduli, tapi berbeda dengan Evelyn yang wajahnya sudah memerah akibat malu. Kenapa juga Daddy-nya sampai menjodohkannya dengan Elvan?. Bagi Evelyn sudah cukup di dunia mimpi dan tidak lagi di dunia nyata.

🌹🌹🌹

Ruang kerja Jerry kini sedang ramai dengan kunjungan sahabatnya dan juga istrinya. Jerry menuangkan wine untuk Joshua, tapi tidak untuk Yolanda karena Yolanda yang tidak diizinkan minum alkohol oleh suaminya.

“Bagaimana perkembangan anak kita?,” tanya Joshua.

Setelah turun dari pesawat, Joshua langsung bertolak ke perusahaan Jerry tanpa pulang dulu, sementara koper pria itu sudah dibawa pulang oleh sopir mereka dan untuk pulang nanti mereka akan diantar oleh sopir Jerry.

Jerry tertawa mendengar pertanyaan Joshua, dia jadi teringat dengan sikap konyol anaknya ketika selama tiga hari tidak bertemu dengan Evelyn atas permintaan wanita itu. Elvan bahkan uring-uringan karena Evelyn. Jerry bersyukur karena Ken selalu menginfokan padanya tentang kelakuan Elvan jika dia tidak ada, bahkan Elvan yang ingin menyakiti Evelyn pun Jerry tahu.

“Kau akan tertawa mendengar ceritaku.”

“Benarkah?.”

“Ya.”

“Ceritakan padaku.”

“Elvan kacau selama kau pergi,” tutur Jerry.

“Hah?.”

“Selama kau pergi, Evelyn menyuruh Elvan menjauhinya dan tiga hari lamanya Elvan menuruti kemauan Evelyn tapi malah membuat pria itu kacau.” Jerry tertawa. Dia jadi membayangkan wajah Elvan yang kacau karena Evelyn.

Sementara Joshua, dia tertawa. “Lalu?,” tanya Joshua.

“Kau tahu, selama kau pergi, Evelyn sakit dan Elvan membawa Evelyn ke rumah sakit.”

“Anakku sakit?.”

“Ya.”

“Apa masih di rumah sakit?.”

Jerry tersenyum. “Mungkin kalau anakmu tidak keras kepala, Elvan akan membuatnya merasa terkurung di rumah sakit,” tutur Jerry.

“Dia hanya demam biasa,” imbuhnya lagi yang dapat membuat Joshua menghembuskan napasnya lega.

Memilih Elvan adalah pilihan yang tepat. Joshua yakin, Elvan adalah pria terbaik dari yang terbaik yang ada di dunia ini. Mungkin mimpi Evelyn itu adalah pertanda kalau Elvam memang jodoh anaknya. Joshua meyakini itu.

“Aku bersyukur, aku bertemu lagi denganmu, Jerry.”

“Aku yang lebih bersyukur, Joshua. Aku yakin, Elvan akan berubah menjadi pria penurut jika bersama Evelyn.”

***

**Yuhuuuu....

Aku update lagi nih

Gimana sama part ini? Suka gak? Harus suka. Hehehe😑

Untuk teman-teman pembaca, aku updatenya dari tanggal 2 dan kalau ceritanya lulus review tanggal 2 berarti kalian cepat bacanya.

Aku mau bilang sama kalian untuk selalu sabar nungguin cerita ini update, karena di NovelToon bukan hanya ada satu cerita yang harus direview sama pihak editor tapi ada ribuan cerita. Jadi selalu sabar nungguin update cerita-cerita kesukaan kalian yah...

Selalu jaga kesehatan dan sering-sering cuci tangan, gak usah dulu keluar rumah kalau gak penting. Ingat ini demi keselamatan kita bersama 😊

Jangan lupa like, komen, Vote, dan share yah. Tambahkan cerita ini ke favorit.

Follow ig @huzaifahsshafia

Bye bye**

Terpopuler

Comments

Desi Arisumanti

Desi Arisumanti

up

2020-04-02

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!