Dua

Ponsel salah satu bodyguard di belakangnya berbunyi, membuat Evelyn menoleh pada mereka yang masih setia mengikutinya. Bodyguard yang ponselnya berbunyi menunduk hormat pada Evelyn dengan maksud meminta izin untuk mengangkat panggilan.

Evelyn tidak menjawab, tapi mengalihkan pandangan ke depan—tempat semula. Kemudian Evelyn mendengar suara bodyguard itu mengatakan kata halo pada orang di seberang sana.

Evelyn tidak memedulikan bodyguard itu yang tengah mengangkat telepon, dia meninggalkan bodyguard itu diikuti oleh empat bodyguard lainnya. Hingga kakinya berhenti di salah satu ruang kelas Diana. Evelyn bersyukur Diana tadi pagi mau memberikan nomor teleponnya pada Evelyn dan mengatakan di mana kelasnya.

“Nona, apa Anda mencari seseorang?” tanya Twan, si bodyguard yang sering bertanya padanya.

“Ya,” jawab Evelyn singkat.

“Biar saya saja mencarinya, Nona.”

“Baiklah, kau tolong panggilkan wanita bernama Diana di dalam.”

Twan kemudian masuk ke dalam ruang kelas itu, mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang sudah dia tahu wajahnya.

Sekitar satu menit Twan masuk, pria itu pun keluar bersama Diana yang sudah tersenyum lebar pada Evelyn.

“Ada apa?,” Tanya Diana ketika sudah berada di depan Evelyn.

“Pulang nanti... Bagaimana kalau kau bersamaku?”

Diana tampak berpikir sebelum menjawab ajakan Evelyn, walau bagaimanapun juga dia tidak bisa menerima ajakan seorang yang baru dia kenal sekalipun itu adalah anak dari pemilik sekolah.

“Aku ingin mengajakmu makan di luar,” imbuh Evelyn.

“Maaf, Nona, Tuan Besar menyuruh Nona untuk pulang secepatnya,” timpal Jack tiba-tiba yang baru saja datang setelah mengangkat telepon.

Evelyn menoleh, menatap Jack tajam. “Aku tidak menyuruhmu berbicara.”

Diana tersenyum kikuk, sepertinya dia harus menolak ajakan Evelyn sebelum dia mendapatkan masalah yang bertubi-tubi.

“Hari ini aku ada urusan penting, jadi maafkan aku tidak bisa menerima ajakanmu.”

Bahu Evelyn langsung merosot mendengar tolakan dari Diana. Padahal dia mengajak Diana ingin bertanya sesuatu. Evelyn yakin Diana menolaknya karena mendengar perkataan Jack. Ah, kenapa juga Daddy-nya menyuruhnya untuk pulang secepatnya?.

“Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu, sampai jumpa. Kuharap selanjutnya kau mau menerima ajakanku.”

🌹🌹🌹

“Berhenti di sini!” suruh Evelyn pada sopir untuk berhenti di restoran masakan Jepang.

Jack yang bersama Evelyn dalam satu mobil menoleh pada Evelyn, lalu berkata, “Maaf, Nona, tapi Tuan menyuruh kita pulang, sekarang sudah waktunya Nona minum obat.”

Evelyn memutar bola matanya jengah. Ini yang paling Evelyn benci jika di sekitarnya ada bodyguard sewaan Daddy-nya, dia tidak bisa bergerak dengan leluasa, pergerakannya selalu diawasi oleh mereka bahkan orang-orang yang berteman dengannya pun menjauh satu per satu akibat bodyguard ini.

“Biarkan saja, aku ingin makan masakan Jepang,” kata Evelyn cuek.

“Tuan akan marah kalau Nona tidak pulang cepat,” balas Jack.

“Biarkan saja, aku tidak mau tahu, aku ingin makan masakan Jepang.”

“Koki di rumah bisa memasakkan untuk Anda,” tutur Jack membuat Evelyn berdecak kesal.

“Tidak mau.”

“Tapi Tuan akan marah kalau Nona tidak pulang secepatnya.”

“Dan yang akan dimarahi itu kalian bukan aku. Itu urusanmu.”

Jack menghela napasnya, nonanya ini sangat keras kepala, bahkan lebih keras kepala dibandingkan Yolanda—Ibunya.

“Berhenti!” Kali ini, sang sopir mobil menghentikan mobilnya.

Ketika mobil sudah berhenti di depan butik baju yang tak jauh dari restoran masakan Jepang itu, Evelyn langsung membuka pintu mobil tanpa menunggu pintu mobil dibukakan oleh Jack.

Perut Evelyn sejak tadi sudah memberontak ingin diisi. Heh, persetan dengan Daddy-nya yang marah, dia hanya ingin makan siang. Evelyn juga tidak peduli dengan bodyguard itu, wanita itu bahkan berharap mereka dimarahi habis-habisan oleh Daddy-nya kemudian dipecat supaya tidak ada lagi yang mengawasinya.

Evelyn memasuki restoran itu, para bodyguard yang tadi dia tinggalkan kini sudah berada di belakangnya.

Langkah Evelyn terhenti saat melihat seorang pria tengah makan berdua dengan seorang wanita. Evelyn pun menghampiri keduanya, saat sudah akan dekat dengan keduanya entah kenapa jantung Evelyn terus berdetak.

“Elvan,” panggil Evelyn.

Pria yang dipanggil Elvan itu mendongak, menatap Evelyn dengan kedua alisnya yang menyatu seolah-olah bertanya dari mana kau tahu namaku?. Hei, ini pertama kalinya bagi Elvan bertemu gadis sekolah yang mengetahui namanya. Apa begitu terkenalnya dia sampai anak sekolahan mengenalnya?.

Tapi, untuk menyembunyikan keterkejutannya, Elvan tersenyum manis pada Evelyn lalu dia mengalihkan pandangannya pada wanita yang makan bersamanya dan menampilkan senyum manis, sama seperti senyum yang dia berikan pada Evelyn.

“Ada yang bisa dibantu Nona manis?,” tanya Elvan dengan senyum bagi Evelyn itu... Errr menggoda.

“Dia siapa, Baby?” timpal wanita itu.

Evelyn melirik sejenak pada wanita itu, bajunya begitu terbuka. Ah, dia jadi percaya kalau semua tentang Elvan itu hanya mimpi. Elvan tidak akan seperti ini, jalan berdua dengan wanita yang menggunakan baju kekurangan bahan.

“Oh, dia, kekasih baruku,” ucap Elvan tiba-tiba.

Evelyn terkejut mendengar pernyataan pria itu. Apa, kekasih baru?. Hei, yang benar saja.

Kemudian pria itu bangkit dari duduknya, melingkarkan lengannya di pinggang ramping milik Evelyn. Pria itu bahkan mengecup pipi Evelyn di depan wanita itu. Dan Evelyn yakin jika wanita itu adalah kekasih Elvan, terbukti dengan wajahnya yang terlihat begitu kesal ketika Elvan mengecup pipi Evelyn.

Sementara Evelyn yang pipinya dikecup oleh Elvan melebarkan matanya tidak percaya.

Tidak-tidak, Elvan tidak seperti ini. Ah, sekarang Evelyn percaya jika dia bermimpi. Tapi kenapa dia memimpikan orang yang sama sekali tidak pernah dia temui atau dia kenal?.

“Kau pasti lapar kan, Honey?,” tanya Elvan membuat Evelyn melirik pria itu. Bahkan lengan Elvan sama sekali tidak lepas dari pinggangnya.

Dengan kasar, Evelyn melepaskan lengan Elvan di pinggangnya. Dia melirik Elvan. Menyebalkan, untuk apa pria itu mengatakan pada kekasihnya sendiri kalau Evelyn itu adalah kekasihnya?. Evelyn tidak mau dia malah akan dilabrak oleh wanita itu.

“Huh, jangan bermimpi, Tuan, saya tidak mungkin menjadi kekasihmu yang kesekian.”

“Oh, Honey, kau terlalu malu mengakui kalau aku kekasihmu.”

Kenapa Elvan di dunia nyata lebih menyebalkan dibandingkan Elvan di mimpinya?.

“Jangan mengada-ada,” ucap Evelyn.

“Untuk apa aku mengada-ada, kenyataannya memang begitu.”

Karena kesal mendengar perkataan Elvan, selera makan Evelyn tiba-tiba hilang begitu saja akibat kekesalannya dengan Elvan, dia jadi tidak memiliki keinginan untuk makan lagi ketika mendengar perkataan menyebalkan dari Elvan.

“Mimpimu terlalu tinggi,” ujar Evelyn kemudian melangkah ingin meninggalkan Elvan, namun baru selangkah dia melangkah, tangannya sudah ditarik oleh pria itu kemudian tubuh Evelyn kini berada di pelukan Elvan.

“Lepaskan aku!”

Mata Evelyn mencari keberadaan bodyguard yang selalu menjaganya, tetapi kelima bodyguard itu hanya diam ketika melihatnya diperlakukan seperti ini oleh Elvan. Ada apa dengan kelima bodyguard itu.

Karena kelima bodyguard itu tidak menolongnya, Evelyn pun mau tidak mau dan dengan terpaksa membalas pelukan Elvan hingga membuat Elvan tiba-tiba tersenyum penuh kemenangan.

Sudah dia duga, pesonanya tidak pernah luntur. Wanita yang ada di pelukannya ini pasti hanya pura-pura saja.

Tapi tiba-tiba...

“Argh... Kurang ajar!”

Elvan langsung melepaskan pelukannya, kemudian berjongkok memegang kakinya yang baru saja diinjak oleh Evelyn, rasanya benar-benar nyeri bahkan rasa nyerinya mengalahi sakitnya saat terkena bogeman.

Sedangkan Evelyn, dia sudah berlari keluar dari restoran tanpa memedulikan Elvan yang mengadu kesakitan.

“Awas saja kau, aku akan membalasmu, Nona Evelyn Sharma!”

Ah, Elvan rasa dia harus menerima tawaran Daddy-nya itu untuk membalaskan dendamnya pada Evelyn.

***

**Holaaa...

Nih, update lagi kan?

Yang nungguin Elvan, dia udah bangun dari tidurnya. Bercanda. Jangan dianggap serius.

Dan seperti biasa like, komen, vote, dan share sebanyak-banyaknya... Jangan lupa ceritanya juga tambah ke favorit biar dapat notifikasi update dari cerita ini.

Bye bye**

Terpopuler

Comments

meelindast

meelindast

Cerita ku juga tentang mimpi loh 😂 Cuma alurnya beda kok hehe. Btw semangat ya thorr. Ditunggu feedback nya

2021-03-08

1

Enny Enn

Enny Enn

,apa critanya kebalikan dari mimpinya,???
elvan yg menerima misi,???
dan mimpi evelym adalah sebuah pertanda,???
bingung aku thor

2020-03-07

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!