Satu

Itu kejadian lima bulan yang lalu, membuat Evelyn koma selama lima bulan. Tapi, selama koma, Evelyn bermimpi tentang pria bernama Elvan bukan hanya Elvan, bahkan dia bermimpi orang-orang lainnya yang sama sekali tidak dia kenal.

Di dalam mimpinya Evelyn mengandung, Evelyn merasakan itu nyata tapi ketika bangun dari komanya dia mendapatkan fakta kalau dia tidak hamil dan tidak mengenal pria bernama Elvan.

Semenjak kejadian lima bulan yang lalu, Evelyn dijaga ketat oleh bodyguard sewaan Daddy-nya, bahkan ke mana pun dia pergi selalu diikuti oleh bodyguard itu kecuali ke kamar mandi.

Evelyn membalikkan badannya, menatap lima bodyguard yang berbeda di hadapannya ini satu per satu. Sementara kelima bodyguard itu paham dengan maksud Evelyn menatap mereka pun menghentikan langkahnya mengikuti Evelyn.

Lalu Evelyn berjalan ke toilet di sekolahnya, masuk ke dalam toilet kemudian membasuh wajahnya. Walau tidak ada satu orang pun yang mengejeknya di sekolah, Evelyn tetap malu diikuti oleh bodyguard itu.

Yah, siapa yang berani mengejek anak pemilik sekolah kalau mereka masih ingin sekolah di sekolah impian mereka ini?.

Evelyn menatap dirinya di cermin, tubuhnya menegang ketika melihat seorang wanita keluar dari salah satu bilik toilet.

Evelyn kemudian berbalik badan, memanggil wanita itu yang sudah akan membuka pintu.

“Diana.”

Wanita itu menoleh, menatap Evelyn dengan kening mengernyit heran.

“Ya. Kau mengenalku?,” tanya Diana pada Evelyn.

Evelyn tidak menjawab, melainkan bertanya lagi pada Diana, “Mana Elvan?”

“Elvan?”

“Ya, mana adikmu itu?,” ulang Evelyn yang tentunya menimbulkan banyak pertanyaan di benak Diana.

“Kau mungkin salah orang, aku sama sekali tidak memiliki adik.”

“Tidak, kau berbohong.”

Diana tertawa kecil, bagaimana bisa ada orang yang tiba-tiba mengenalnya dan bertanya mengenai orang yang sama sekali tidak dia kenal?. Elvan? Siapa Elvan?. Seumur hidupnya, Diana baru mendengar nama Elvan dari wanita yang tiba-tiba memanggilnya itu.

“Mana mungkin aku berbohong,” ujar Diana dengan senyum manisnya.

Ah, sifat Diana di mimpinya sangat berbeda dengan sifat Diana yang ada di hadapannya sekarang ini. Benarkah itu hanya mimpi? Lalu kenapa dia bertemu dengan Diana yang ada di mimpinya di sekolah?.

“Kau mungkin salah orang,” imbuh Diana.

“Mana mungkin aku salah orang,” ujar Evelyn tidak terima dengan perkataan Diana.

Diana menggelengkan kepalanya, dia lalu menghampiri Evelyn, menepuk pundak Evelyn berkali-kali.

“Aku permisi,” katanya.

Namun, tangan wanita itu ditahan oleh Evelyn. Mungkin benar kata Daddy-nya, dia hanya bermimpi.

“Jadilah temanku,” pinta Evelyn.

“Dengan senang hati.”

“Aku Ev—“

“Aku tahu. Siapa yang tidak mengenalmu?” kata Diana memotong perkataan Evelyn. “Kalau begitu aku pergi dulu Evelyn. Bye.”

Ya, mungkin mengenai Elvan dan yang lain-lain itu hanya mimpi.

🌹🌹🌹

Evelyn masuk ke dalam rumah, semua pelayan yang ada di dalam rumah menunduk hormat. Kepala pelayan yang berdiri di dekat tangga menuju lantai dua sudah tersenyum ramah menyambut kedatangan Evelyn.

“Selama siang, Nona. Apa Anda lelah?”

Evelyn tidak menjawab, dia malah melewati kepala pelayan yang bertanya padanya. Tubuhnya sangat lelah, dia ingin cepat-cepat sampai di kamarnya dan membaringkan tubuhnya di ranjang empuknya.

Mengerti akan Nona muda itu kelelahan, kepala pelayan pun berkata lagi.

“Saya akan menyuruh pelayan untuk menyiapkan air hangat untuk Anda mandi.”

Evelyn langsung menghentikan langkahnya ketika kakinya berada di anak tangga kelima. Dia menoleh, menatap kepala pelayan itu jengah. Padahal dia sama sekali tidak minta untuk disiapkan air hangat.

“Tidak perlu, aku bisa menyiapkan air hangat sendiri untukku mandi,” tolak Evelyn kemudian melanjutkan lagi langkahnya yang sempat tertunda.

Sesampainya di kamarnya sendiri, Evelyn langsung menjatuhkan tubuhnya di ranjang king size miliknya. Dia butuh istirahat sekarang. Matanya mulai terpejam, ketika dia sudah akan ke alam bawah sadar, suara ketukan pintu kamarnya membuat Evelyn berdecak kesal.

Harusnya dia memperingati para pelayan itu untuk tidak mengganggunya. Dengan perasaan kesal, Evelyn bangkit dari berbaringnya, melangkah ke pintu kamarnya untuk membukakan pintu pada orang yang mengetuk di luar sana.

“Kenapa?,” tanya Evelyn ketika dia sudah membuka pintu kamarnya.

“Maaf, Nona, mengganggu Anda, tapi sekarang waktunya Nona makan dan minum obat,” jawab pelayan itu.

“Aku tidak mau,” tolak Evelyn.

Pelayan itu menunduk hormat pada Evelyn, dia tidak berani menatap Evelyn. Pelayan itu harus melaksanakan perintah dari Joshua jika tidak ingin Tuan besarnya itu marah besar padanya karena Evelyn tidak ingin makan dan minum obat.

“Tapi sejak Anda masih di sekolah tadi Tuan terus menelepon,” tutur pelayan itu.

“Telepon kembali Tuan-mu itu, katakan padanya kalau aku sedang tidak bisa dibangunkan, bilang saja—“

“Bilang saja apa, Nak?”

Suara Daddy-nya membuat Evelyn menghentikan perkataannya, dia menoleh ke arah Daddy-nya berada. Wanita itu tersenyum lebar, menampilkan senyum yang mampu membuat Joshua tidak bisa marah pada anaknya itu.

“Daddy.”

Evelyn menghampirinya Daddy-nya, memeluk pinggang Daddy-nya. Senjata utamanya jika tidak ingin Daddy-nya marah padanya yaitu bermanja-manja. Sementara Joshua, dia yang memang suka dengan anaknya bermanja-manja itu pun malah menghela napasnya panjang.

“Daddy sudah pulang?,” Tanyanya dengan suara manjanya.

“Kenapa setelah kecelakaan kecerdasan anak Daddy berkurang?”

Evelyn mengerucutkan bibirnya tanda tidak suka dengan perkataan Joshua. Hei, kecerdasannya tidak berkurang, ingat itu, bahkan Evelyn rasa kecerdasannya bertambah karena kecelakaan itu.

“Sekarang makan dan minum obatmu jika kau ingin sembuh.”

Evelyn akhirnya pasrah saja, toh dia juga tidak bisa membantah. Wanita itu menghentakkan kakinya ke lantai lalu turun ke bawah. Dia bahkan sudah tidak mengganti seragamnya.

“Setelah itu ke ruangan Daddy,” kata Joshua yang masih mengikuti Evelyn dari belakang.

“Ya, Daddy,” sahut Evelyn. Kalau Daddy-nya sudah begini pasti ada sesuatu yang ingin dibicarakan padanya.

Baru saja Evelyn turun dari tangga, suara Daddy-nya terdengar lagi.

“Dan, kata Mommy ponselmu diaktifkan.”

Ya, Evelyn menonaktifkan ponselnya sejak kemarin karena Mommy-nya terus menelponnya. Demi apa pun, Evelyn jengah dengan Mommy-nya, padahal Mommy-nya hanya berada dari beberapa rumah saja dari rumah mereka tapi terus-terusan meneleponnya seperti berada di belahan dunia lain.

“Ya, tapi aku tidak janji.”

Evelyn meninggalkan Daddy-nya di tangga yang tertawa kecil. Kalau Joshua akan memaklumi sifat istrinya yang selalu suka khawatir dengan anak mereka padahal dia berada di rumah adik sendiri, dan rumah itu hanya beberapa rumah saja dari rumah mereka.

🌹🌹🌹

Setelah makan dan minum obat, Evelyn menghampiri Joshua yang berada di ruangannya. Entah apa yang akan dibicarakan oleh Daddy-nya itu, Evelyn merasa kalau dia sama sekali tidak membuat masalah.

“Masuk.”

Dari depan pintu, Evelyn mendengar suara Daddy-nya menyuruh masuk. Kemudian Evelyn masuk, mendapatkan Daddy-nya sedang memberikan map-map kepada pria yang tengah membelakanginya itu.

“Dad,” panggil Evelyn.

Joshua mengalihkan mengangkat wajahnya hingga menatap Evelyn, sedangkan pria yang membelakanginya kini membalikkan badannya.

Evelyn yang tadi berniat ingin menghampiri Joshua pun mengurungkan niatnya ketika melihat wajah pria yang bersama Daddy-nya.

Tunggu dulu, dia tidak salah lihat kan?. Di depannya itu... Benarkah?.

“Evelyn, sini Nak, Daddy akan mengenalkanmu pada asisten pribadi Daddy.”

“Ini Cris, dan Cris itu anakku.”

Cris menunduk hormat pada Evelyn lalu berkata, “Senang bertemu dengan Anda, Nona Evelyn.”

Ah, Evelyn masih ragu dengan mimpinya itu. Tunggu, mimpi? Benarkah dia bermimpi?. Kalau dia bermimpi tidak mungkin dia bertemu dengan orang yang ada di dalam mimpinya satu per satu.

Evelyn lalu tersenyum, lebih tepatnya senyum yang dipaksakan. “Senang bertemu denganmu juga, Tuan Cris.”

“Panggil Cris saja Nona.”

“Ya, Cris.”

***

**Yuhuuuuu.....

Aku update lagi.

Gimana nih episode satu, seru gak?.

Yang lagi nunggu Elvan muncul sabar yah. Elvan masih ngorok di kamarnya, katanya gak mau diganggu 😂

Jangan lupa tambahkan cerita ini ke favorit dan like, komen, vote serta share sebanyak-banyaknya cerita ini**.

Terpopuler

Comments

felixia anime

felixia anime

bnr2 bikin penasarana.....di season 1 di bikin kaget krna ternyata kisah di masa koma....
apakah kisah selanjutnya akan seperti di mmpi itu?

2020-11-15

1

Ik4

Ik4

up

2020-03-04

1

Enny Enn

Enny Enn

apa mimpi evelyn saat koma itu adalah kepingan2 masa depan. yg sebagian akan trjadi,???🤔🤔🤔

2020-03-04

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!