Dikediaman Zevia terlihat Calta dengan wajah begitu terluka mengingat proses pemakaman Ayahnya yang begitu haru tanpa kehadiran Zevia untuk menguatkannya.
"Kak zee, kamu dimana.."
Calta duduk meringkuk disamping kasur milik Zevia ia meraih selimut yang selalu digunakan Zevia dan memeluknya erat dengan bulir-bulir air mata yang kembali mengalir dipipi mulusnya.
"Tok...tok.. tok"
"Nona Calta ayo makan dulu"
Nani muda membawakan makanan untuk Calta mengingat sudah 4 Hari semenjak kepergian Tn.Zoy dan menghilangkannya Zevia calta tidak pernah makan.
Tubuh Calta terlihat begitu kurus dan ringkih dengan wajah pucat tak terawat silih berganti Nani-nani rumah itu menghampiri Calta membawa makanan namun jawaban Calta selalu sama ia akan makan jika Tn.Black berhasil membawa Zevia kembali.
"Bagaimana.."
Black menghampiri nani yang ke-100 yang membawakan Calta makanan.
"Hemmm"
Jawab nani yang bernama Saolin itu.
"Sudah 4 hari ini, nona Calta tidak makan bagaimana jika kondisinya drop"
Nani Saolin menatap Black dengan tatapan sedih ia tahu bahwa Calta begitu terluka akan hal ini.
"Aku akan berusaha untuk terus mencari Zevia, kamu tetaplah bawa makanan setiap 15 menit sekali kekamar ini"
Ucap black dan kemudian berlalu pergi.
Ditempat lain Zevia masih berdebat dengan Tanu yang terus mengikutinya.
"Sampai kapan kamu akan mengikuti terus"
Zevia terus berjalan tanpa menengok Tanu yang terus berjalan pelan di belakangnya.
"Sampai aku tau kamu sampai dirumah dengan selamat"
Jawab Tanu singkat.
Zevia menarik nafas kasar dan terus mengabaikan Tanu yang mencoba bertanya beberapa hal kepadanya.
"Zevia, apa aku boleh memanggil Via"
"Tidak"
"Baik, kalau itu jawaban mu aku artikan bahwa kamu setuju"
"Terserah"
"Via apa kamu selalu sedingin ini"
"...."
"Bagaimana orang bisa hidup serumah dengan manusia es sepertimu"
"..."
"Via"
"Hemm"
"Wahh, kamu ternyata benar-benar setuju aku memanggilmu Via"
"Setuju tidak nya aku kamu akan tetap memanggilku begitu, karena isi kepalamu bukan otak tapi batu"
Jawab Zevia acuh dengan langkah kaki terus melaju tanpa menghiraukan Tanu.
"Uuuussss pedes banget sih omongan mu"
Tanu mengibaskan tangannya pelan didepan wajahnya.
".."
"Via"
"..."
"Via"
"..."
"Via"
" ..."
"Viaaa...aaa..aaaaaa..aaa"
"Hentikan Tanu, diamlah atau aku akan merobek mulutmu"
Bentak Zevia kasar dan membuat Tanu terdiam sesaat lalu kemudian terkekeh geli mendengar ucapan Zevia.
"Via, apa kamu tau aku hanya bisa berucap banyak seperti ini hanya kepadamu"
"..."
"Via aku ini orangnya pendiam loh dan juga sangat jahat Teman-teman ku memanggilkan Psycol karena aku suka menghabisi siapa saja yang tidak ku suka"
"Lalu aku harus takut kepada mu.."
Kemudian Zevia terdiam dan mendengar ucapan Tanu ia juga berpikir kenapa ia juga merasa begitu bukankah ia juga orang yang sangat tidak suka berbicara namun saat dengan Tanu ocehan lelaki itu membuatnya emosi dan tidak kuasa untuk tidak membalas ucapannya.
"Sudah hentikan, sekarang aku sudah sampai dirumah ku dan kamu kembalilah pulang"
Zevia menoleh menatap Tanu yang berdiri tertegun dibelakangnya menatap Mansion besar nan begitu mewah didepannya.
"Kamu tinggal disini"
Saat Zevia hendak pergi tiba-tiba kepalanya terasa begitu pening dan membuat tubuh Zevia oleng.
"Zevia.."
"Zevia.."
"Kamu kenapa.."
"Nging ......."
Kepala Zevia berdengung kencang sehingga membuatnya kesakitan.
Tanu menghampiri Zevia yang kesakitan dengan memegang kepalanya erat Tanu membantu Zevia untuk duduk namun Zevia sudah begitu lemah dan akhirnya tak sadarkan diri.
Tanu kebingungan apa yang harus ia lakukan ia teringat ucapan Zevia bahwa mansion didepannya itu adalah rumahnya dengan sigap Tanu menggendong Zevia bridal style dengan begitu mudah mengingat Tubuh Tanu yang tinggi kekar berotot bisa dengan mudah membawa zevia yang berpostur tinggi semampai dan langsing.
"Tolong...??"
Tanu menggedor-gedor pintu yang begitu besar itu dan seorang nani muda membukakan pintu.
"Nona Zevia..."
Mendengar nama Zevia semua orang yang ada di ruangan yang mirip seperti dapur itu semua menoleh menatap kearah pintu.
"Tolong, dia pingsan tolong lah cepat.."
Tanu masuk tanpa menunggu aba-aba.
"Bawa ke kamarnya saja Tuan"
"Apa.. kamar jadi ini"
Tanu terperangah saat tahu bahwa itu adalah dapur namun dengan cepat ia membubarkan kekagumannya ia berjalan mengikuti wanita yang terlihat paling tua disitu.
"Apa yang terjadi"
Black menghampiri Tanu yang menggendong Zevia sesaat Black menatap Tanu karena sepertinya ia pernah melihat lelaki itu.
Tanu membawa Zevia masuk kekamarnya dan merebahkannya dikasur King Size itu dan begitu banyak Nani/pelayan rumah itu yang membantu Zevia.
"Telpon dokter"
Black menepuk punggung Saolin.
Tanu terperangah melihat begitu banyak pelayan yang mengurus Zevia kemudian Tanu tahu bahwa Zevia bukanlah gadis sembarangan melihat kediamannya saja begitu mewah dan orang-orang begitu mempedulikan Zevia.
"Bisa ikut saya sebentar"
Black menepuk punggung Tanu dan membuat Tanu terperanjat.
"Baik"
Tanu mengikuti langkah black dan mereka memasuki sebuah ruangan yang begitu luas Black mempersilahkan Tanu duduk dan ia juga duduk.
"Sepertinya kita pernah bertemu"
Black meneliti wajah Tanu.
Tanu terdiam menunduk kan kepala mengingat perkenalannya dengan Zevia benar-benar tidak mengenakan.
"Kamu yang waktu itu bertarung dengan Zevia kan"
Black menodong Tanu dengan pertanyaan yang To The Point.
"I--iya Tuan, maafkan saya itu kesalahan kecil dan saya sangat menyesalinya"
Tanu menunjukkan wajah memohon menatap black bagaiman pun ia begitu menyesal.
"Lupakan saja anak muda, siapa namamu" Black menatap Tanu teliti.
"Tanu, Tuan"
"Panggil saya Black, terima kasih Tanu sudah membawa Zevia kembali saya tidak tahu kejadian apa yang terjadi antara kamu dan Zevia, namun jika Zevia mengalami hal-hal buruk setelah hal ini dan orang yang harus bertanggung jawab adalah kamu"
Ucap Black dengan tatapan mata tajam menatap Tanu bagaimana pun Black tahu bahwa Zevia tidak pernah berteman dengan siapa pun selain Zevia dan tiba-tiba kehadiran Tanu membuatnya menaruh Curiga kepada lelaki muda itu.
"Saya akan bertanggung jawab Tn.Black, jika terjadi apapun kepada Zevia saya sendiri yang akan datang kesini dan menyerahkan nyawa saya"
Ucap Tanu lantang tanpa gentar sedikitpun.
"Hemm baik, Besar juga nyalimu"
Black tersenyum simpul dan kemudian mengajak Tanu keluar untuk melihat keadaan Zevia.
"Bersambung"
Jan lupa Like, Comen dan Vote nyaa yaaa ☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Ratna Sumaroh
tanu akan jadi teman apa kekasih ya ??
2024-04-02
8
himmy pratama
tanu yg akan JD kekasih zevia kali
2024-04-09
1
Molive(virgo girl)♍
TANU sudah mabuk
kepayan😁😁😁
2023-07-07
2