Zevia masih berada di kediaman Tanu dengan keadaan yang masih demam suhu tubuh zevia belum juga turun.
Terlihat ibunya Tanu begitu telaten mengurus zevia dengan sabar tanpa banyak bicara namun perhatian yang ia berikan mampu membuat zevia merasa luluh.
"Maafkan saya nyonya, saya terlalu merepotkan anda"
Ucap zevia dengan sorot mata sedih menatap ibunya Tanu.
"Panggil saya Berza.."
Ny.Berza tersenyum kepada zevia.
"Sopankah saya memanggil begitu"
Zevia menyerngitkan dahi membalas tatapan ny.Berza.
"Hemm, saya akan senang hati jika kamu memanggil saya Berza"
"Baiklah Ny.Berza"
Zevia mengangguk setuju.
"Mom kenapa memberitahu nama belakang mu" Bisik tanu kepada sang ibu
Zevia melirik tanu kemudian memalingkan wajahnya lagi ia terdiam mengingat sudah 3 hari ia belum pulang dan tidak mengabari Calta dan Black.
"Pasti mereka sedang mencariku"
Zevia berpikir supaya ia bisa pulang dan kembali kekediamannya dengan berat hati zevia mengatakan kepada Ny.Berza bahwa ia harus pulang karena bagaimana pun ia harus pulang karena mereka pasti sedang memerlukan bantuan Zevia.
"Tapi kondisimu sedang tidak stabil zevia demam mu masih tinggi"
Ucap Ny.Berza.
"Ny.Berza kondisi saya tidak pernah baik-baik saja kondisi seperti ini sudah sangat biasa bagi saya"
Zevia menatap ny.Berza dengan tatapan yang begitu susah diartikan.
Ny.Berza merasa merinding dengan tatapan zevia entah mengapa ny.Berza merasakan bahwa sepertinya zevia bukan gadis biasa namun Zevia memiliki apa yang tidak dimiliki gadis lain.
"Ba--baik lah kalau begitu, saya akan meminta Tanu mengantarmu pulang"
"Tidak perlu nyonya, saya bisa pulang sendiri"
Jawab Zevia.
"Setidaknya jangan tolak permintaan ku ini sayang, Aku akan tenang jika kamu pulang dengan selamat dan sampai dirumah mu dengan sehat jika tidak aku akan merasa sangat bersalah"
Ny.Berza menatap zevia memohon.
"Aahh, baiklah ny.Berza saya tidak bisa menolaknya"
Jawab Zevia.
Sebelum pergi ny.Berza memeluk Zevia pelan dan mengecup keningnya.
"Kembali lah jika kamu mau, aku selalu menyambutmu disini Zevia"
Ny.Berza mengelus pipi mulus Zevia lembut.
Zevia hanya mengangguk pelan tanpa memberikan senyuman sedikitpun dan wajahnya masih terlihat begitu dingin tanpa ekspresi sedikitpun.
Mobil yang dikendarai Tanu dan Zevia melaju dijalanan sepi, Ny.Berza menatap kepergian Zevia dengan sejuta tanya dihatinya tentang sikap dingin gadis muda itu namun Ny.Berza tahu bahwa Zevia adalah gadis yang baik dan ramah meskipun Ny.Berza tidak pernah melihat Zevia tersenyum selama beberapa hari dirumahnya tetapi Ny.Berza mengatakan bahwa senyum Zevia pasti sangat manis sebab dari wajahnya ia terlihat begitu manis meskipun dengan ekspresi wajah yang datar.
"Semoga kita bisa bertemu lagi.."
Ucap Ny.Berza kemudian masuk kedalam rumahnya diikuti Coel yang mendumel karena ibunya begitu berharap Zevia akan kembali.
"Hei, kenapa kamu terus menggerutu Coel apa kamu tidak menyukai Zevia momy tidak suka dengan sifat kekanak-kanakan mu itu berhentilah mendumel dan masuk ke kamar mu"
Ny Berza menatap putranya aneh.
"Hemm, no tapi hanya saja aku tidak tertarik untuk mengenalnya Mom"
Ucap Coel pelan sembari masuk kekamarnya ia teringat saat zevia menghajarnya dengan begitu apik.
"Hihh, ngeri.."
Coel bergidik ngeri.
Selama diperjalanan Zevia dan Tanu tidak terlibat obrolan sedikitpun Tanu sesekali melirik Zevia namun Zevia tetap fokus menatap kedepan.
"Kamu baik-baik saja"
Tanu membuka suara.
"Hem"
"..."
Hening kembali.
"Berhenti disini,"
Zevia menunjuk sebuah jalan kecil yang dimana Tanu tahu bahwa disana tidak ada kediaman siapa saja karena yang ia tahu disana adalah hutan belantara.
"Ku bilang berhenti"
Ucap Zevia dingin.
"Kenapa berhenti disini, disini hutan aku akan mengantarmu sampai dirumah dengan selamat"
Usul Tanu namun Zevia menatap Tanu dengan tajam namun Tanu membalas tatapan Zevia dengan tatapan mata acuh seolah tak mendengar ucapan gadis itu.
"Jika kamu tidak berhenti, aku akan melompat dari mobil ini"
Ucap Zevia tak main-main, ia segera melepaskan sabuk pengamannya dan membuka pintu berniat untuk melompat.
"Woy..Woy.. Oke-oke berhenti.. Okee jangan lompat"
Tanu mengentikan laju mobilnya dan menenangkan Zevia.
Zevia turun dan menoleh menatap Tanu acuh.
"Terima kasih"
Kemudian Zevia pergi mengabaikan Tanu yang tersenyum simpul mendengar ucapan Zevia
"Ternyata gadis es bisa mengucapkan terima kasih"
Ucap Tanu pelan dan menatap Zevia yang sudah terlihat jauh melangkah masuk kedalam Hutan itu.
Tanu dibuat penasaran sebenarnya siapa Zevia dan kenapa ia masuk dari jalan itu karena merasa khawatir akan keadaan Zevia Tanu memilih untuk mengikuti Zevia.
Tanu terus berjalan dengan pelan supaya zevia tidak mengetahui bahwa ia sedang mengikutinya namun feeling seorang Zevia tidak bisa diragukan begitu saja ia tahu bahwa seseorang sedang mengikutinya.
Zevia masuk kedalam semak belukar yang rimbun dan berhasil membuat Tanu kehilangan jejaknya saat Tanu sedang kebingungan kemana arah perginya Zevia maka kesempatan itu digunakan Zevia untuk menyergap Tanu dan mendorongnya sehingga tersungkur ketanah.
"Apa yang kau lakukan disini"
Zevia mengunci tangan Tanu dan membuatnya tak bisa bergerak.
"Lepaskan aku"
Ucap Tanu.
"Ck, tidak semudah itu"
Ucap Zevia kesal karena sejak awal ia tidak menyukai sifat Tanu yang terlalu ingin tahu tentangnya.
"Baiklah.."
Tanu mengeluarkan jurus-jurus nya untuk melepaskan diri dan tidak bisa dihindarkan pertarungan sengit terjadi Zevia tidak ingin mengalah ia juga mengeluarkan jurus-jurus nya namun saat Zevia ingin mengeluarkan jurus Pencak Tornado ia tiba-tiba teringat akan Ayah Zoy yang selalu mengajarkannya jurus itu sehingga zevia lengah kesempatan itu Tanu gunakan untuk menangkis tangan Zevia dan mengaitkan kaki zevia dengan kakinya sehingga membuat Zevia jatuh tersungkur ditanah dan wajahnya terjerembab.
Tanu terperangah melihat Zevia jatuh tersungkur ada rasa sedikit gentar dihati Tanu bagaimana jika Zevia marah besar dan memukuli habis-habisan.
Namun ekspetasi Tanu jauh berbeda dari kenyataannya Zevia justru bangun dan meneruskan perjalanan nya tanpa menghiraukan Tanu yang tercengang menatap nya.
"Hei...Sorry "
Tanu mengejar Zevia dan menyamakan langkah kakinya.
"Zevia, aku tidak bermaksud menyakitimu"
Tanu mencoba mendahului langkah kaki zevia dan menghalang jalan nya.
Namun Zevia tetap tak menghiraukannya Zevia lebih memilih diam tak bersuara dengan ekspresi wajah sedingin es itu.
"Hei.. Maafkan aku.."
Tanu merentangkan tangannya menahan Zevia dan itu berhasil membuat langkah kaki Zevia terhenti namun kini pandangan Zevia begitu tajam menatap Tanu sehingga membuat suasana semakin mencekam dalam hutan itu.
"Berhenti mengikuti ku dan kembali lah pulang, atau aku akan mematahkan kaki mu dan menjadikan mu makanan macan dihutan ini"
Zevia berucap sembari menatap Tanu kesal karena lelaki itu benar-benar membuat emosinya membara jika tidak mengingat bahwa Tanu adalah putranya Ny.Berza maka sejak tadi Zevia sudah menghabisi lelaki menyebalkan itu.
"Bersambung" ☺️
Heii allooyy maaf yaa telat uploadnya🥺
Author habis Vaksin Covid-19 jadi harus istirahat full mengingat perkerjaan author harus bertemu banyak orang jadi Author wajib vaksin dulu :)
Ehh kalian dah vaksin belum, yuk Vaksin dulu..
Jaga kesehatan selalu yaa readers ku dan selalu berdoa ☺️
Terima kasih yang dah baca, like dan favorit kan novelnya ☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
himmy pratama
next
2024-04-09
1
Anggraini
yok semangat thor
2023-03-07
1