Rumahnya berada tidak jauh dari sini jadi hanya butuh beberapa menit sebelum dia sampai. Setelah beberapa belokan terlihat sebuah rumah kayu sederhana, rumahnya tidaklah mewah atau besar sama sekali, dengan halaman kecil didepannya dipagari bambu yang tampak rapuh. Dalam keluarga kecilnya ibunya bernama Li Yan sedangkan ayahnya bernama Feng Kun. Nama Feng Li adalah gabungan dari nama mereka berdua.
Feng Li membuka pintu rumahnya dengan keras, ibunya yang sedang memasak terkejut dengan suara itu. Feng Li segera menghampiri ibunya dan berkata sambil terengah-engah karena berlari, "Bu, mana ayah?" Feng Li berencana membawa semua keluarganya keluar kota untuk bisa tetap menyambung hidup. Apakah itu Kota Mang atau kota apapun, pokoknya dia harus segera keluar dari kota ini. "Dia sedang bekerja, tunggulah sebentar lagi. Memangnya ada apa sampai harus memanggil ayahmu? Makanlah dulu, kau pasti lapar setelah main kan?" Ibunya bicara dengan lembut layaknya seorang ibu yang menenangkan anaknya. Dia tidak tahu apa yang terjadi dan menurutnya Feng Li hanya sedang kangen.
"Tidak ada waktu menjelaskan, pokoknya kita harus segera keluar dari kota ini." Feng Li berkata dengan khawatir, hanya dia yang tahu bencana apa yang akan menimpa keluarga kecil mereka. "Kenapa, apa yang terjadi sayangku?" Li Yan bertanya tujuan Feng Li mengajak mereka keluar kota, kalau tidak ada urusan mendesak dia tidak akan mengikuti permintaan anaknya, selain karena masalah biaya juga karena bahaya dalam perjalanan.
Sempat diam sejenak Feng Li menjelaskan dengan berat hati, "A... a... aku memukul anak dari tetua Sekte Falling Moon. Tapi itu karena dia membully seorang perempuan bu." Feng Li memelas dan menjelaskan alasannya dengan harapan tidak dimarahi dan setuju keluar kota segera.
"Kenapa kau membawa bencana bagi keluarga ini!? Bahkan jika dia membunuh perempuan itu kau tetap tidak boleh memukulnya! Apa artinya menyelamatkan orang tak dikenal tapi membunuh keluargamu sendiri." Li Yan terkulai lemas dan terjatuh, tetes air mata mulai jatuh dari kedua matanya, tak tega membuat ibunya sendiri menangis Feng Li mencoba menghiburnya, "Aku akan memanggil ayah, ibu tunggu saja disini." Ibunya yang terisak kembali berkata, "Cepatlah waktumu tidak banyak, ibumu akan menunggu disini."
Feng Li khawatir dengan keselamatan ibunya, "Jangan, lebih baik ibu pergi bersamaku, akan bahaya jika mereka sampai lebih dulu."
Li Yan dengan lembut menggelengkan kepalanya, dia tak ingin memperlambat mereka berdua. "Jangan khawatir, aku akan bersembunyi jika mereka datang, juga langsunglah menuju keluar kota, jangan pernah datang kesini lagi!" Ibunya tak ingin menjadi beban bagi mereka berdua, dengan meninggalkannya disini mungkin mereka berdua masih bisa selamat. Sempat ragu dengan kalimat terakhir ibunya, Feng Li pun akhirnya menjawab ya.
Feng Li lalu menuju keluar rumah dan berlari. Dia berlari menuju tempat ayahnya bekerja, tempat tujuannya lumayan jauh karena berada dipinggiran kota. Feng Li dengan lincah melewati setiap gang dan jalanan yang dilaluinya, sudah beberapa kali dia ikut ayahnya bekerja diladang, biasanya ayahnya akan pulang saat sore hari sambil membawa beberapa makanan dan uang yang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Ayahnya selalu sibuk bekerja hingga tidak melanjutkan pelatihannya, kekuatannya hanya pada tingkat konversi yang lebih lemah daripada pemuda di Kota Yan.
Feng Li sudah berlari cukup lama dan sudah dekat dengan tujuannya. Tujuannya adalah sebuah persawahan di pinggir kota, sawah milik ayahnya hanyalah sepetak kecil yang hanya memenuhi kebutuhan makanan keluarganya.
Dia melihat ayahnya yang sedang mencangkul ladang. Dengan tubuh yang basah oleh keringat dan wajah yang kelelahan dia masih semangat menjalani pekerjaannya.Tubuh yang tak lagi muda dan lemah dipaksa melakukan pekerjaan seperti ini setiap hari, dengan kekuatan seperti itu tidak ada lagi pekerjaan yang tersedia baginya selain bertani.
Feng Kun melihat Feng Li yang berlari mendekatinya dengan cemas. Meninggalkan cangkulnya, dia mulai menghampiri anaknya yang kelelahan. "Ada apa nak?" Feng Li dengan terengah-engah berkata, "Haah...haah.. Ibu.. rumah.. kembali."
Feng Kun lalu mengambil segelas air dari gubuk dan memberikannya, "Minumlah dulu lalu ceritakan apa yang terjadi dengan ibumu."
Feng Li meminum segelas air dalam satu tegukan, dia sudah tidak punya waktu untuk hal lain sekarang, "Nanti aku jelaskan di jalan, sekarang ibu sedang dalam bahaya! Kita harus segera kembali ke rumah." Suara dan wajah Feng Li yang serius membuat Feng Kun merasa bahwa ini adalah kebenaran.
"Cepatlah naik, akan lebih cepat jika kau digendong." Mendengar istrinya dalam bahaya dia segera meninggalkan sawah dengan Feng Li dipunggungnya. Meski Feng Kun tidak tahu apa yang terjadi tapi dia tahu itu bukan sesuatu yang baik.
Dia bertanya pada Feng Li tentang apa yang terjadi, saat dia mendengar penjelasan dan rencananya, langkahnya menjadi lebih cepat, bahkan dia sampai mengaktifkan auranya. Namun Feng Li tidak mengatakan perintah dari ibunya. Dia ingin ketiganya berkumpul bersama, bukan hanya berdua saja. Saat mereka sudah mendekati rumahnya Feng Kun berhenti dan bersembunyi. "Ayah, kenapa kita berhenti? Ibu sudah menunggu kita disana." Feng Li yang digendong sangat khawatir dengan keadaan ibunya, penundaan seperti ini tak pernah dipikirkannya. Feng Li lalu turun dari punggung ayahnya.
"Ssst, kita lihat situasinya dulu." Sambil mengintip ke arah rumahnya dia menenangkan Feng Li. Untungnya masih tidak ada siapa-siapa didalam rumah, keduanya segera berlari dengan cepat.
Anehnya, jalanan depan rumahnya terlalu sunyi, meski berada di pinggiran kota tapi harusnya masih ada beberapa orang yang lalu-lalang didepan rumah ini. Suasana sepi ini semakin mencekam karena ancaman yang tidak diketahui kapan datangnya.
Membulatkan tekad, keduanya berlari menuju rumahnya, saat didepan pintu keduanya tidak melambat sedikitpun, mereka ingin secepatnya keluar dari wilayah ini.
Brak!
Pintu ditendang dengan keras dan tak ada siapapun didalam sini. "Untunglah mereka belum datang." Dengan nafas lega Feng Li dan ayahnya bersyukur, ibunya pasti sedang bersembunyi dan masih aman disini. Tepat sebelum dia akan memanggil istrinya sebuah suara mengerikan terdengar dari belakang.
Brak!
Feng Li yang sudah turun dan ayahnya segera membalikkan pandanganya, pintu yang sudah terbuka kembali menutup! Pasti ada orang lain dirumah ini. "Hati-hati, mereka sudah disini." Sambil menghalangi Feng Li dengan tangannya Feng Kun menatap kesalah satu sudut dinding rumahnya, "Hahaha, hebat juga bisa menemukanku." Sosok serba hitam muncul dibalik dinding dan melanjutkan kalimatnya, "Sayang sekali karena kau sudah masuk perangkap ku."
"Siapa kau!?" Feng Kun bertanya dengan marah. Identitasnya dia memang tidak tahu, tapi tujuannya dia sangat jelas.
"Orang mati tak perlu tahu namaku." Dengan sombong dan arogan dia berkata dengan merendahkan. Setidaknya dia sudah mencapai tahap duniawi, membunuh Feng Li dan Feng Kun semudah membunuh semut baginya.
"Mati kau!!" Dengan marah Feng Kun melonjak ke depan dan akan menyerangnya. Sebuah perjuangan yang sangat sia-sia, dia tahu itu. Tapi, didalam hati kecilnya rasa ingin melindungi jauh lebih kuat dari rasa takutnya, bermodalkan tekad dan nekad dia bertempur.
"Apa kau mau membunuh dia juga?" Dia mengeluarkan wanita yang sudah diikat serta tidak sadarkan diri. Melihat wanita didepannya dia segera berhenti sejenak menebak identitas wanita itu, tak perlu waktu lama Feng Kun sudah tahu itu adalah istrinya dan berkata dengan marah, "Beraninya kau menyentuh istriku! MATI!!"
Tanpa basa-basi lagi dia melonjak lagi dan meninjunya, saat tinjunya sudah dekat dengan targetnya, sosok itu mengangkat tubuh sanderanya dan menjadikannya perisai daging.
"Apa kau tega memukul istrimu sendiri?" Kata-kata dingin dan kejam terlontar dari mulutnya, Feng Kun menghentikan serangannya dan mengutuk sosok itu, "********, apa kau selemah itu sampai seorang wanita kau jadikan tameng?" Tak terima dengan ucapan ini dia dia segera membalasnya, "Coba rasakan kekuatanku ini." Sosok itu tak melakukan serangan apapun hanya mengaktifkan auranya saja. Aura berwarna hitam keluar terus menerus dari tubuhnya seolah tak terbatas sambil membawa fluktuasi mencekam yang kuat.
Feng Kun yang berada didekatnya terdorong mundur hingga terjatuh. "Apa aku lemah?" Nada merendahkan sangat ditonjolkan dalam kalimatnya ini. Ahli duniawi dengan ahli konversi perbedaannya seperti langit dan bumi, hanya dengan tekanan dari aura seorang ahli duniawi bisa dengan mudah mengalahkan ahli konversi.
Feng Li yang juga merasakan tekanan ini terjatuh dan tak bisa bergerak sedikitpun, dia terlalu ketakutan hingga seluruh tubuhnya gemetar.
"Feng Li, LARI!!"
Feng Kun yang terjatuh membentak dengan keras supaya Feng Li mendapatkan kembali kendali atas tubuhnya. Namun percuma, tekanan yang dirasakan Feng Li jauh lebih kuat daripada yang dirasakannya. "Lemah, sekarang lihatlah apa yang akan kulakukan pada istri tercintamu ini!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Awel Al-Lukman Al-Hakim
syo thor, lanjoooot
2020-06-27
2