"Teknik ini terlalu boros, aku hanya bisa menggunakannya selama satu menit." Menurut kapasitas aura milik Shin saat ini, durasi segitu adalah batasnya.
Shin segera bersiap untuk memulai perjalanannya kembali. Dia mengeluarkan peta dan melihat arah selanjutnya. Sebuah kertas yang masih baru bergambar lanskap daerah ini berada dalam genggaman Shin, dia mengedarkan pandangannya dan mencari jalur yang tepat.
Setelah melewati hutan, dia akan mencapai jalan utama. Ini adalah satu-satunya jalur menuju Kota Yan dari tempat asalnya secara hanya ada Kota Mang di sisi selatan Kota Yan.
Terlihat gunung-gunung menjulang tinggi yang seolah menopang langit serta membawa perasaan tak tergoyahkan. Jalan berkelok-kelok tampak dari gunung tersebut, dan diakhir dari jalan ini adalah tujuan dari perjalanan Shin, Kota Yan.
Shin terus menyusuri jalan ini tanpa lelah. Saat malam ia membangun tenda sebagai tempatnya beristirahat. Penguasaan Shin atas teknik Focussed Aura Control juga meningkat tajam. Kini dia sudah menguasai penuh tahap pertama dari teknik itu.
Hari kedua perjalanan Shin.
Shin mendengar suara langkah kuda dari belakangnya, terlihat sebuah kereta yang ditarik dua ekor kuda. Kereta itu dikelilingi 4 ahli yang kuat, rombongan itu menyusul Shin dengan cepat.
"Berhenti!" Suara terdengar dari bagian dalam kereta. Rombongan ini memperlambat lajunya dan berhenti didekat Shin, entah apa maksud mereka.
Shin terkejut melihat kejadian ini, dirinya yang masih lemah tidak bisa berkutik apabila rombongan ini ternyata datang untuk merampoknya. Tak bisa membantu dan hanya bisa pasrah, Shin bertanya pada dirinya sendiri, "kenapa mereka berhenti didepanku?"
"Kemana tujuanmu anak muda?" Seorang pria berpakaian serba putih yang terbuat dari sutra segera keluar dari kereta, wajahnya masih sangat muda sekitar 20-an. Dari pakaian dan kemewahan yang dimilikinya dapat disimpulkan bahwa dia adalah orang yang termashyur.
"Kota Yan." Shin menjawab singkat karena tidak mengetahui niat rombongan ini. Niatnya untuk menemui orang bernama Feng Li tidak akan dia ungkapkan begitu saja.
"Apa kau tahu bahaya apa yang ada didepanmu?" Pria itu bertanya pada Shin.
"Beast level 1 sampai level 4." Memangnya apalagi yang menunggu disana? Pikiran Shin yang belum mengenal dunia ini lebih jauh dipenuhi pertanyaan semacam itu.
"Kau memang masih naif, ayo cepat masuk jika kau tidak ingin mati." Pria itu mengulurkan tangannya, mengajak Shin untuk masuk kedalam.
Mendengar ini Shin masih diam ditempatnya, dia masih curiga dengan tujuan orang didepannya. Bagaimana tidak, kau bertemu dengan orang asing dan dia langsung mengajakmu, bahkan meski Shin tidak berpengalaman sama sekali dia tentu tidak sebodoh itu.
"Tenang, aku bukan orang jahat, hanya seorang pedagang." Dari gelagatnya pekerjaan sebagai pedagang memang sangat masuk akal, dari sikap dan perilakunya juga mencerminkan sebagai seorang pedagang ahli, apalagi dengan pakaian dan kereta yang terlihat mewah.
shin awalnya ragu ketika akan mengambil keputusan tentang hal ini, setelah masuk kedalam pikiran dan memikirkan untung rugi, bukan hal yang buruk untuk ikut dengannya. Bukan tidak mungkin dia juga akan mendapat manfaat dengan hal ini. Dengan sedikit keraguan Shin melangkah kedalam kereta.
"Dimana barang daganganmu?" Shin heran karena tak melihat satupun barang dagangan. Wajahnya yang bengkok seolah berkata, "Pedagang apa yang tidak punya dagangan?" Bahkan dia sedikit meragukan keaslian identitas pria didepannya.
"Ada didalam dua cincin ini," Pria itu mengeluarkan cincin hitam dengan ukiran rumit diatasnya, "ini adalah dua cincin ruang tingkat tinggi, ada ruang sekitar 100 m persegi didalamnya. Aku menyimpan pil daganganku didalamnya."
Shin mengangguk dan kembali bertanya, dia juga mengerti manfaat dan efisienitas dari cincin ruang. Wajar bila seorang pedagang memakainya juga. "Siapa namamu?"
"Ming Wu. Panggil saja aku Kak Ming." Setelah menyebutkan namanya, Ming Wu menatap Shin. Shin lalu berkata dengan lirih, "Shin."
"Kenapa kau mau ke Kota Yan, Shin?" Pergi ke Kota Yan itu satu hal, yang lebih penting adalah bocah ini pergi sendiri. Jika tidak ada urusan genting harusnya tidak ada alasan untuk melakukan ini.
"Aku disuruh pamanku mencari orang bernama Feng Li." Ming Wu terkejut ketika mendengar nama Feng Li seolah nama itu adalah hantu. Wajahnya yang selalu tenang bahkan menghasilkan beberapa butir keringat, Feng Li ini mungkin adalah orang yang menakutkan?
"Kalau begitu aku hanya bisa mendoakan keselamatanmu." Ming Wu berkata penuh pengharapan.
Shin sangat penasaran tentang perkataannya ini, namun ia tidak menanyakan lebih lanjut karena tahu tidak akan dijawab.
"Kau pasti lelah berjalan seharian, beristirahatlah disini, nanti aku akan memberitahumu saat sudah sampai." Ming Wu pergi ke bagian depan kereta kuda, menginspeksi beberapa hal di perjalanan.
"Jangan khawatir, diluar ada empat penjaga tahap pembentukan aura menengah." Ming Wu berkata sebelum dia sepenuhnya sampai di tujuannya, kalimat inilah juga yang mengakhiri rasa khawatir dalam benak Shin.
Shin lalu mengarahkan pandangannya ke sebuah kasur. "Haaah... akhirnya aku bisa tidur dengan nyenyak." Kebahagiaan terasa dengan jelas dalam kalimatnya. Selama ini Shin sudah sangat rindu dengan benda yang disebut kasur. Selama berminggu-minggu dia hanya tidur diatas batu atau tanah. Kemewahan sederhana ini membuatnya sangat bahagia. Saat Shin meneggelamkan tubuhnya dalam kasur yang empuk ini, mata Shin yang selalu siaga perlahan-lahan menutup. "Biarkanlah dia seperti ini beberapa hari kedepan, aku tak tau kalau dia masih bisa seperti ini lagi setelah bertemu Feng Li." Diam-diam Ming Wu memperhatikannya dari kejauhan.
Dua hari berlalu dengan damai, Shin sesekali berbincang dengan Ming Wu untuk mengusir kebosanannya, tapi sebagian besar waktunya dihabiskan untuk berlatih. Aura Shin meningkat sedikit daripada sebelumnya. Durasi dalam teknik Focussed Pressure juga bertambah setengah menit meski kekuatannya masih sama.
"Oh ya, kak Ming darimana sebelumnya? Aku tak pernah melihat kereta seperti ini memasuki Kota Mang sebelumnya." Shin membuka percakapan dengan sebuah pertanyaan.
"Aku dari tempat yang bernama Kota Blackwater, jaraknya jauh dari Kota Yan atau bahkan Kota Mang. Ada sedikit urusan yang harus dilakukan disana." Ming Wu menjelaskan sedikit.
"Apa yang kak Ming maksud bahaya dari gunung ini saat hari pertama?" Shin bertanya soal kalimatnya kemarin, "Memangnya apa yang lebih berbahaya daripada beast level 4?" Shin melengkapi pertanyaannya. Ming Wu tersenyum dan menjawab singkat, "Manusia."
"Manusia? Apa yang dilakukan sesamanya hingga membuatnya lebih berbahaya dari beast?" Sepertinya pertemuan dengan ibunya serta kedamaian yang didapatkannya selama dua hari ini telah membuatnya lupa tentang apa yang terjadi pada pamannya.
"Sebentar lagi juga kau akan tahu." Ming Wu berkata penuh keyakinan, sudah cukup sering dia melalui jalan ini jadi isinya juga dia sangat hapal.
"Sebentar lagi?" Shin makin kebingungan.
Shin yang bingung hanya bisa dengan sabar menunggu. Shin terus menunggu tapi tak kunjung juga menemukannya, tak terasa waktu sudah lewat satu hari, Shin tidur didekat jendela karena menunggu jawabannya keluar, tapi nihil, jawaban yang dia nanti-nantikan tak kunjung juga menampakkan wujudnya.
Hari kelima perjalanan Shin.
"Tingkatkan kewaspadaan! Sebentar lagi kita akan memasuki Lembah Kematian." Kata Ming Wu di bagian depan kereta, memerintahkan para ahli yang sudah disewa olehnya.
"Siap!"
Keempat ahli penjaga menjawab serempak walau ada sedikit kegugupan dalam kalimatnya, senjata mereka disiagakan dan fokus tinggi dibawa dalam mimik muka mereka, nama Lembah Kematian juga sudah diketahui orang-orang ini reputasinya.
Perjalanan rombongan Ming Wu sudah mendekati akhir, satu hambatan yang memisahkan Kota Yan dan Thousand Beast Mountain Range adalah Lembah Kematian. Bukan tanpa alasan tempat ini dinamai seperti itu, ada banyak bahaya yang bersembunyi didalamnya dari bandit, pembunuh, buronan, hingga beast level 5 yang sebanding dengan tahap duniawi awal.
Meski berbahaya tapi ini adalah jalan tercepat untuk bisa ke Kota Yan, hanya butuh waktu setengah hari untuk sampai ke Kota Yan melalui lembah ini. Hong Wei tidak menandai jalan ini dalam peta untuk Shin, dia menggambar jalan memutar yang relatif aman tapi butuh dua hari untuk sampai.
Rombongan Ming Wu segera memasuki lembah. "Tuan, apa kau yakin akan lewat jalan ini?" Kusir ketakutan saat disuruh memacu kuda kedalamnya. Ratusan kali dia menerima pesanan untuk pergi ke Kota Yan dan ratusan kali juga dia menghindari jalan ini.
"Tentu saja, aku sedang dikejar waktu." Jawab Ming Wu sambil menatap tujuannya lekat-lekat.
"Baiklah." Kusir itu memacu kudanya dengan gemetar, tak berani mengabaikan perintah dari pelanggannya. Mengingat sikapnya yang tenang sang kusir hanya bisa berharap bahwa pelanggannya membawa sebuah hal yang bisa menyelamatkan mereka. Meskipun dalam hatinya sangat penuh harapan, dia memacu kudanya dengan penuh gemetar di tangan, bahaya dari Lembah Kematian ini sudah menyebar di masyarakat, siapapun akan gemetar jika disuruh untuk memasukinya.
Shin diperintah untuk berada didalam kereta. Semua jendela dan pintu ditutup dengan rapat, "Kak Ming, ada apa ini sebenarnya?" Gelagat yang aneh ini tentu saja membangkitkan rasa penasarannya.
"Kita akan memasuki tempat yang berbahaya." Jawab Ming Wu rendah, tak ingin Shin terlalu khawatir.
Shin menelan ludahnya sendiri, dalam rombongan ini ada lima ahli tahap pembentukan menengah jika Ming Wu dihitung, dengan lineup ini Ming Wu masih menyebut tempat ini berbahaya. Seberapa berbahayakah tempat ini sebenarnya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
King_KratuM
cih mc naif
2020-06-27
0
Awel Al-Lukman Al-Hakim
petualangan berlanjut
2020-06-27
1
Awel Al-Lukman Al-Hakim
udah balajar tanaman obat ya
2020-06-27
0