Sudah seminggu Meyra disini, akhirnya dia bisa bernapas lega. Dia tinggal dengan dua orang pekerja yang dulu bekerja dengan Orang tuanya. Orang tuanya meninggalkan warisan rumah dan perkebunan bunga. Dulu sempat dia berikan sementara ke Bik Sum dan suaminya untuk mengelolanya.
"Ayo Mbak Mey makan dulu, daritadi ngeliatin bunga terus?" tanya Bik Sum.
"Iya Bik, ini saya ada rencana bikin kedai bunga seperti Ibu inginkan gimana Bik?" tanya Meyra antusias.
"Wah bagus itu jadi bunga yang kita produksi kita jual sendiri bagus-bagus Neng," jawab Bik Sum .
"Yaudah nanti Mey cari modal dulu terus, hmm kita makan dulu aja deh laper!" terang Meyra mengusuk perutnya.
Bik Sum geleng-geleng kepala melihat kelakuan putri satu-satunya majikannya itu. Sebenarnya Meyra hampir mempunyai adik tapi belum sempet lahir Ibunya mengalami keguguran.
###
Nick tampak kacau dia jarang keluar kamar. Satu-satunya yang dia datangin hanya kamar Meyra. Diam dan melamun hanya itu yang dilakukan. Dia jarang makan dengan keluarganya. Dia melakukan aktifitas kesehariannya hanya dikamar saja, untung saja liburan akhir semester.
Bunyi klakson mobil membuyarkan lamunan Nick. Dia buru-buru kebawah. Dia tahu Orangtuanya baru dari kampung halaman Meyra. Gadis yang dulu sangat dibencinya tapi sukses membuatnya patah hati berhari-hari.
"Gimana Ma? mana Meyra (menengok kearah dalam mobil), kenapa gak ada Meyra Ma, Pa?" tanya Nick sedih.
"Ayo kedalam dulu, kita ngobrol didalam?" perintah Andre.
###
Nick naik dengan wajah kusut, dia sebenarnya tak berharap banyak. Pasti Meyra akan menolak keinginan orang tuanya. Tapi dia masih berharap walaupun hanya sepersen.
"Sepertinya Nick suka sama Mey ya Pa, keliatan banget," tanya Lastri, dia sudah tenang mengetahui Meyra tinggal dengan orang yang dipercaya Fitri. Paling tidak dia mengetahui Meyra ada dikampung halamannya.
"biar aja Ma, biar jadi pembelajaran kalau masalah hati itu gak bisa dibuat main-main." Andre menjawab seasalnya, dia sudah lelah sekali menyetir tanpa stop .
"Kasihan tapi Pa, Nick sampai berantakan gitu gak Nick banget pokoknya, Pa..Papa..astaga." Lastri menengok kearah suara dengkuran ternyata suaminya sudah tidur lelap.
##
"Mbak Meyra sudah balik Buk?" tanya Anti antusias. Dia sengaja pergi ke pasar pagi-pagi agar bisa bertemu dengan sahabatnya itu.
"Enggak kayanya, malah itu yang datang," jawab Bik Jum menunjuk ke arah Eben yang sedang membersihkan kebun belakang rumah.
Eben memang seperti candu kerumah Nick, bukan untuk menemui Nick tapi hanya ingin bertemu Anti.
"Anak itu lagi, 'busyet' deh kemarin kesini, ini kesini lagi," gerutu Anti kesal.
"Kayanya Bapakmu suka banget loh An, dikit-dikit dibawain cemilan, kopi sama ini itu, Mang Slamet sama Pardi aja sudah 'lope-lope' loh An," goda Jumairah.
"Ih Ibu ini, kan misi kita cuma ngerjain dia Bu," ujar Anti setengah berbisik.
"Ya sapa tahu benaran berubah, benaran cinta, Ibu 'mah' ayok saja besanan sama orang tajir," jawab Jumairah membayangkan sesuatu dan menatap Anti yang sudah bergidik ngeri.
"Hahahaha, Ibu bercanda tapi yang cinta-cinta Ibu serius loh"
"Ibu!!" teriak Anti membuat Eben yang di kebun belakang mendengarnya.
###
"An masih njh mikirnya??" tanya Eben menatap Anti.
"Mikir apaan Ben?? kamu kan sudah aku tolak berapa kali masih tanya lagi?? tau ahh!!" jawab Anti meninggalkan Eben.
"Ya sapa tahu berubah An, yaudah kalau emang ini keputusanmu." Eben berbalik dan memutuskan tidak mengganggu Anti lagi. Hatinya sakit sekali.
Ke**na kau Ben, biasanya kamu yang sering buat cewek-cewek diluar sana patah hati karena tergila gila denganmu. Sekarang kamu bahkan ditolak mentah-mentah dengan gadis yang levelnya yang sangat kamu hindari, gumam Eben sedih.
"Ben.." panggil Anti pelan, namun cukup didengar oleh Eben. Eben menatap sambil menunggu Anti berbicara.
"Jadi segini aja perjuanganmu, ternyata kamu gak seperti yang aku kira." Anti yang mulai memancing suasana.
"An tolong jangan bikin aku mengharap lagi, lama-lamaku mati kena serangan jantung," jawab Eben memukul jantungnya sendiri.
"Oke, kita jalanin dulu," jawab Anti pelan.
"Apa An? beneran???" Eben mendekat ke arah Anti.
"Iya kita pacaran," jawab Anti langsung masuk kedalam.
Jawaban Anti membuat Eben terpaku lama di tempat. Akhirnya perasaannya terbalas. Bik Jum yang sedari tadi menyaksikkan mereka hanya menatap sedih.
Sepertinya ada patah hati season 2 ini. "Ah pusing mikirin masalah anak muda," ujar Bik Jum yang langsung berlalu.
###
"Nick, boleh Mama masuk?" panggil Lastri didepan kamarnya. Dia sudah banyak bersabar dengan kelakuan anaknya dalam seminggu ini.
Kali ini Dia ingin tahu kenapa Nick sangat kacau saat Meyra pergi walaupun dia sudah tahu alasannya, dia ingin mendengar dari mulut Nick sendiri.
"Kenapa Ma?? masuk saja gak dikunci kok," jawab Nick dari dalam.
"Astaga Nick bau banget!! kamu bertapa disini sampai cendela gak kamu buka? main game online jangan segitunya Nick," ujar Lastri sambil membuka satu persatu cendela Nick sembari menutup hidungnya karena bau yang sangat menyengat.
"Siapa yang main game Ma, liat itu komputer sudah semingguan gak pernah Nick sentuh." Nick menjawab seadanya dan memilih tidur lagi.
La terus anak itu ngapain dikamar?? astaga ini kan buku diari Meyra, foto-foto Meyra," gumam Lastri melihat satu persatu kertas yang tidak berserakan dilantai.
"Nick bisa kita ngomong?" tanya Lastri duduk diujung ranjang Nick.
"Hmmm kenapa Ma??
"Bisa kamu mandi dulu? Mama mohon Nick kamu jaga kebersihan dirimu sendiri, please paling tidak sehari ini kamu dengerin Mama," pinta Lastri dan dijawab anggukkan Nick.
Setelah mandi, Nick kaget melihat isi kamarnya sangat bersih. Mamanya dan Bik Jum sudah membersihkannya. Dia tersenyum melihat 5 kantong kresek besar yang isinya sampah yang sengaja dia buang sembarangan.
"Kenapa gak dicukur itu kumis biar ganteng sekalian?" tanya Lastri menunjuk kumis Nick.
"Nanti saja Ma, Mama mau ngomong apa?." Nick duduk disebelah Lastri sambil terus menggosokkan handuk dirambutnya.
"Nick kamu jujur sama Mama, kamu suka sama Meyra? dan ini apa? kamu baca diary dia?? ini kan privasi Nick??" tanya Lastri intens dan terus menatap mata anaknya itu. Pertanyaan itu membuat Nick tampak sedih dan langsung mengambil potongan kertas itu.
"Ini bukan sengaja Ma, semua ini sudah dibuang Mey dan sengaja mau dibakar tapi Anti tahu aku ingin membacanya," ujar Nick sedih.
"Aku rasa sudah terlambat Ma untuk bilang Nick sayang sama dia, dia sudah membuang jauh-jauh perasaannya ke Nick," sambung Nick tertunduk.
Lastri berusaha tak menanyakan apapun sampai Nick mengeluarkan semua isi hatinya.
"Aku tau Ma aku salah, aku pantas dapat ini semua dari kalian, tapi Ma kenapa ini begitu sakit, aku berusaha untuk melupakannya tapi setiap melewati kamarnya aku sakit Ma benar kata Mama, benar kata Anti aku memang monster." Nick menekan dadanya emosional dan menatap Mamanya dengan mata sembab.
"Apa salah kalau Nick cinta sama dia Ma?? Nick menyesal Ma," sambung Nick menutup wajahnya yang kacau.
"Enggak kamu gak salah Nick, Mama senang kamu sadar nak." Lastri langsung memeluk Nick.
"Mama boleh kasih saran Nick?"
Nick langsung mendonggakkan kepalanya. "Iya boleh Mah."
"Nick Mama gak tau ini berhasil atau gak, tapi Mama yakin Meyra bukan gadis gampangan. Hmm maksud Mama dia gak gampang jatuh cinta jadi berusahalah Nick kejar dia, kamu tunjukkan kalau kamu sudah berubah."
Nick hanya diam menyimak saran dari Lastri.
"Maksud Mama kamu harus mapan dan sukses, kamu tunjukin kalau kamu bukan pecandu game lagi, kamu tunjukin kalau kamu bukan Nick yang kekanakkan lagi."
"Caranya gimana Ma?? aku aja belum lulus gimana mau sukses??"
"Persiapkan dirimu untuk menggantikan Papa Nick!! Papa akan mengajarimu," perintah Andre yang tiba-tiba ada dikamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments