Silau cahaya terang yang masuk dicelah-celah cendela kamar Meyra membuat dia terbangun. Sebenarnya dia enggan turun dari kasur empuknya tapi dia harus berangkat kuliah.
Astaga jam berapa ini? aduh kepalaku sakit sekali
Dia hendak ke kamar mandi tapi langkahnya terhenti saat dia bercermin dikaca lemarinya. Matanya sangat bengkak dan merah.
Ya ampun kenapa bengkak begini, berarti kemarin?? (langsung terlintas semua tindakan teman-teman Nick kemarin, terlebih perkataan jujur Nick), ya Tuhan ternyata ini bukan mimpi.
Hatinya langsung sakit, matanya sangat sakit untuk menangis lagi. "Sudah, cukup kamu menangis tadi malam, auo bangkit Meyra!!". Dia berbicara dan menyemangati dirinya sendiri.
Sepertinya aku harus berendam air hangat, semoga saja sedikit mengurangi bengkak dan sakit kepalaku.
Setengah jam kemudian, Anti sudah berada dikamarnya. Dia tersenyum dan menyapanya dengan hati-hati.
"Maaf aku tadi sudah mengetok beberapa kali cuma tak ada jawaban karena kawatir aku langsung masuk saja Mbak Mey," terang Anti yang melihat pandangan tanya dari Meyra.
"Mbak sudah baikan? masih sakit?" tanya Anti lagi.
"Emang aku kenapa An, hahahaha aku udah baikan kok, masa gara-gara laki-laki kaya gitu aku sakit," terang Meyra bohong sambil masih mengompres kedua matanya dengan handuk.
Dia bohong, terlihat sekali kalau dia sangat sakit hati. Dia pasti menangis semalaman terlihat dari bengkak matanya, semoga Mbak Mey bisa melewatinya dengan sabar, batinnya.
"Kenapa An?" tanya Meyra berbalik.
"Ayo sarapan, Tuan dan Nyonya sudah pergi, aku sudah izinkan ke kampus kalau Mbak sakit, aman jadi gak usah sembunyiin mata sembabmu," ujar Anti memainkan matanya.
"Kamu emang yang terbaik." Meyra memeluk Anti.
"Terus kamu kok gak kuliah?"
"Aku izin sakit karena ketularan anak majikan sakit." akhirnya mereka tertawa lepas, "move on dong, masih banyak lelaki baik diluar sana".
"Baik Nyonya,"jawab Meyra mengacungkan jempolnya.
Mereka terus saling mengejek dan tertawa. Meyra sampai lupa akan sakit hatinya. Anti memang jago dalam segala hal.
"Terimakasih An, untuk segalanya, untuk semua pembelaanmu."
"Sama-sama, semua wanita pasti marah Mbak kalau digituin, Mbak saja yang sama derajatnya saja digituin apalagi yang dibawah derajat mereka pasti diinjak-injak, marahku sebagian reflek saja selebihnya untuk dirimu," jawab Anti tersenyum.
.
"Terimakasih sekali lagi," ujar Meyra berkaca-kaca. Anti memang yang terbaik dari semua teman-temannya. Sangat tulus dan tak memandang Meyra dari segi apapun.
Mereka berpelukan erat seperti saudara kandung, mereka sudah menganggap satu sama lain sebagai saudara kandung bahkan melebihi ikatan apapun.
Akhirnya Meyra melewati hari-harinya dengan kepalsuan. Dia sengaja melakukkan itu agar bisa mengobati luka hatinya tanpa belas kasih dari orang lain. Dia juga mempersiapkan diam-diam semua kepindahannya ke kampungnya saat Nick tiba nanti.
Meya sebenarnya ingin segera pulang namun ada ujian yang tak bisa dia hindari karena pihak kampus bisa memberikan surat kepindahannya saat dia sudah menyelesaikan ujian semesternya. Semua anggota keluarga tak ada yang tau rencananya itu sekalipun Anti.
###
Satu bulan berlalu, Andre sudah bersiap untuk menjemput putranya. Kebetulan ini hari libur Andre tak ke kantor. Melihat Meyra yang baru turun spontan Andre bertanya.
"Mey, kamu mau ikut Papa jemput Nick?, kamu tahu kan Nick pulang hari ini?" tanya Andre.
"Iya tahu Pa, tapi Mey sudah kabarin gak bisa jemput, lagi ada perlu keluar sebentar Pa," sahut Meyra sambil berjaan keluar. Dia sudah muak dengan nama Nick.
"Oh yaudah hati-hati Nak." Andre juga berlalu menuju mobil digarasinya.
"iya Pa, terimakasih"
Seminggu lagi Mey, kamu harus tahan menghadapi dia, Tuhan bantu aku, batin Meyra dengan gugup.
"Man? ini saya buatin kopi buat pria terkuat di rumah ini," ujar Meyra menyapa Slamet ke pos security depan.
"Waduh senangnya, Mbak Meyra memang 'the best' deh." Man Slamet mengancungkan 2 jempol tangannya ke Meyra.
"Hehehe cuma kopi Man, Meyra masuk kesini ya tapi jangan bilang kalau Meyra ada didalam, ada tugas ujian lewat internet, didalam rumah gak konsen sama sekali," Meyra menuju pos security yang kacanya bisa melihat dari sisi lain.
"Beres Mbak, sampai bosan Man ayo saja," jawab Slamet sambil meminum kopinya.
Setengah jam berlalu
Tiiiin tin!!!
Suara klakson mobil membuat Man Slamet buru-buru membuka pagar, setelah itu muncul seorang pria yg membuat Mey terasa tertusuk duri yang tajam. Pria itu sengaja keluar saat mobil melewati pos security.
"Man ini ada sedikit oleh-oleh tolong bagi dua sama Man Pardi ya," ujar Nick tersenyum.
.
"Wah terimakasi ya Mas," jawab Slamet tersenyum juga.
Meyra yang menyaksikan semuanya didalam pos tersenyum jahat. Untung saja kacanya cuma satu arah jadi dia tak tampak dari luar.
Wah dia seperi manusia tanpa dosa, bahkan tak ada muka penyesalan sama sekali, dia memang jago, ujar Meyra didalam hati.
"Man, Meyra belum pulang??" tanya Andre dari dalam mobil.
"Mbak Mey? oh belum Pak Andre." Slamet hampir saja keceplosan menunjuk pos sebelahnya.
"Yaudah ayo Nick, Mama pasti nunggu didalam," ajak Andre.
Nick yang terdiam saat Papanya menyebut nama Meyra. Anak itu masih disini? astaga setelah apa yang terjadi? benar-benar tak tahu malu!!, batinnya.
Cukup lama Meyra dipos sampai tak terasa Man Slamet sudah bertukar shift dengan Man Pardi. Meyra memang sembunyi-sembunyi menyiapkan kepindahannya. Pos ini tempat ter-aman karena kedua security itu sangat cuek dengan aktifitasnya.
"Loh mana Man Slamet??" tanya Meyra celingak celinguk mencari seseorang.
"Ini jam berapa Mbak Mey, Mbak gak masuk? kayanya sudah mau makan malam," sambil menunjuk jam pos.
"Astaga Man, terimakasih ya Man, besok saya bawakan cemilan 'plus' kopi ya," ujar Meyra sambil berjalan ke arah rumah.
"Iya Mbak, gak usah repot-repot"
"Saya mau kok direpotin, saya masuk ya Man."
"Ya Mbak silahkan"
Meyra berjalan pelan saat pintu rumah masih terbuka, tampak Lastri memeluk Nick sangat erat, terlihat kerinduan ibu dua anak itu.
"Kamu mendadak banget pulangnya, jadi Mama gak siapin apa-apa deh," ujar Lastri.
"Emang sengaja bikin supriase, gak usah repot-repot Ma, Nick gak suka juga ada acara-acara begituan, Nick mau naik Mah "
"Yaudah naik saja, ganti baju baru makan malam ya," jawab Lastri.
"Ya Ma"
"Pa!," panggil Lastri saat melihat suami tertidur diatas sofa. "Pa! bangun!"
"Hmm, bentar Ma, capek nih pegal, tadi macet parah," sahut Andre masih memejamkan matanya.
"Makan dulu sayang, nanti sakit gimana?, aku nangis loh"
"Ma, jangan gitu ihh, nanti ada yang bangun"
"Papa!" Lastri langsung menepuk paha Andre.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Bukan pembaca gelap
Nick ngeselin juga lama-lama
2020-10-15
0