Gila gila gila malu banget, aku memang gak waras...
Sedari tadi Nick yang duluan selesai sarapan tak henti-hentinya meruntuki dirinya sendiri. Dia selalu melihat Mey dimana-mana. Bahkan tadi saat Bik Jum memberikan ponselnya yang ketinggalan dia sempet bilang "makasi Mey", Bik Jum yang mendengarnya langsung tertawa. Dia malu setengah mati.
###
"Tapi Pak, kata bapak kemarin sudah selesai dan gak masalah lagi terus kenapa sekarang mendadak bilang gak bisa??" gerutu Meyra meneloon Asisten Dosennya.
"Okey saya selesaikan dalam 2 hari," sambung Mey kesal.
Dia sepertinya sengaja membuatku lebih lama disini, untung tiketnya belum aku beli batin Mey. Dia memang mengetahui kalau Asdosnya terang-terangan menyukainya.
##
"Lembek banget sih, angkat gitu saja gak kuat ckckkck," ejek Anti melihat Eben kualahan dengan belanjaannya.
"Hei jangan banyak ngomong, bantuin kek kaya gak berat aja," gerutu Eben kesal.
"Dasar lembek, kalau ngomongin taruhan saja kaya jagoan banget, angkat plastik kresek lemah," ejek Anti langsung mengambil paksa 4 plastik kresek ditangan Eben.
"Ini anak ngajak berantem terus, kenapa juga bawa-bawa taruhan," jawab Eben ketus mengejar Anti yang terlebih dahulu.
"Tahu gitu aku biarin aja dia dimakan sama emak-emak ganjen itu (berbicara pelan)." Anti yang kesal karena daritadi yang berbelanja dan yang susah payah hanya dia seorang sedangkan Eben enggan masuk karena takut dicubit dan diterkam oleh penghuni pasar yang haus pria itu.
"Aku denger woiii!! emang benar itu penghuni ngalahin kamu seremnya (senyum ngejek), untung sudah dikasih tahu Nick kalau gak perjakaku habis dimakan emak-emak itu," ujar Eben tersenyum bangga.
"Sudah gak usah banyak bicara, aku lapar mau makan gak??. Anti berhenti diwarung soto balap dan langsung masuk tanpa menunggu jawaban Eben.
"Masa' disini An? (melihat sekeliling) yakin bisa makan disini??" tanya Eben intens karena diwarung itu hanya ada penjual ditengah sedangkan pembeli mengelilingi penjual dengan duduk disebilah kayu, tanpa ada meja, mereka makan memegang mangkok masing-masing.
"Bisa lah, kamu mau enggak? Mang dua ya." Anti duduk sembarangan dan menaruh tas serta kresek belanjaan mereka.
"Siapa yang mau!! (setengah berbisik) main pesan-pesan aja," ujar Eben bingung.
"Kamu gak mau pun tetep aku makan, disini orang makan jarang yang gak nambah." Anti langsung melahap soto kesukaannya itu.
Cukup lama Anti menikmati sesuap demi sesuap soto kesukaannya itu. Cara melahap Anti membuat Eben menelan air liurnya.
"Yakin gak mau? hmmmm enak banget 'sruuuuup'." Anti mencoba merayu Eben dengan mangkok sotonya.
"Aku am..." Anti yang baru mengambil soto kedua langsung disambar oleh tangan Eben.
"Ini kan jatahku." Eben langsung melahap soto ditangannya itu.
Anti tak bisa menahan tertawanya saat Eben memegang perutnya karena kekenyangan. Bagaimana tidak dia menghabiskan hampir 5 mangkok porsi penuh ditambah extra lontong.
"Aduh An, bisa gak istirahat sebentar, perutku mau meledak." Eben duduk dipersimpangan dekat terminal.
"Cowok tajir bin kaya makan soto balap sampak 5 mangkok bisa anjlok tuh pamor," ledek Anti tertawa tak henti-hentinya.
"Bisa gak ngajak berantem gitu?? please dong"
"Ayo!!(menepuk pan**t) gak ada ampun, disini saya bosnya tuan kaya raya." Anti berjalan mendahului Eben.
"Kamu!! bisa-bisanya berbuat gak senonoh begitu??" ujar Eben kaget saat Anti menepuk pan**tnya.
"Senonoh?? whatttt??? pede banget, aku cuma menepuk daerah itu sama seperti kuda yang dipecut kusirnya saat 'lambat'." Anti menegaskan dan mempraktekkan cara memecut kuda.
"Kuda katamu!!" Eben sudah sangat murka dan hampir mendorong Anti tapi dia kesandung dan terjatuh membentur trotoar.
"Astagaaa ceroboh banget sih?? Anti langsung menghampiri Eben yang kesakitan karena lututnya tergores.
"Sudah gak papa." Eben berusaha kuat karena malu dilihat beberapa orang yang lewat.
"Apanya yang gak apa-apa, sudah diam duduk disitu!!" Perintah Anti dan menyuruh Eben duduk di halte dekat situ. Anti beranjak menaruh kresek-kresek belajaan didekat Eben dan berlari ke apotik terdekat.
Eben menurut yang diperintahkan Anti karena dihalte itu kebetulan sepi.
"Diam ya, kalau cowok pasti kuat kalau lembek aku lempar kamu ke sarang ex prostitusi itu," ancam Anti sambil membuka alkohol ditangannya.
"Apaan sih kamuu aaaahhhhhhhhhhhhh!!!" Belum juga Eben membalas perkataan Anti, gadis didepannya langsung menyiram hampir seluruh botol ke lukanya yang berdarah itu.
"Tu kan lembek!!" ledek Anti yang langsung berjongkok didepan Eben.
"Sakit tahuu!! kam... " Eben yang baru saja bersuara tertegun melihat Anti yang meniup lukanya agar tidak perih dan mengoleskan obat merah dikakinya. Sejenak lukanya tidak seperih saat disiram tadi.
M**anisnya, astaga kenapa jantungku berdebar begini
"Woii!! ngelamun apa!!! ayo tuh angkotnya nungguin,"ajak Anti dan mengulurkan tangannya.
Eben dibuat tak henti-hentinya berdebar saat Anti melindungi kakinya agar tak tersentuh penumpang angkot yang lain saat naik ataupun turun. Anti juga sering meminta maaf kepada penumpang untuk berhati-hati karena Eben sedang luka.
"Hmmm An, aku mau tanya." Eben akhirnya membuka suara saat mereka sampai dan berjalan kaki menuju rumah Nick.
"Apa??" Anti menjawab dengan sewot karena keberatan menenteng beberapa kresek belanjaan mereka. Dia tak mungkin menyuruh Eben dengan keadaan kakinya seperti itu. Hanya kresek-kresek ringan yang dibawa Eben. Dia pun berhenti dan menatap Eben.
Eben tersenyum melihat Anti yang sewot.
A**staga manisnya
"Woiii!!!" Anti langsung berteriak karena Eben menghentikan langkahnya dan terus memandang Anti tanpa kedip.
"Yaa iyaa maaf, apa kamu selalu begini sama semua cowok, maksudku eehhh cara kamu ngelakuin cowok saat terluka, ehhh yaaa kamu tau lah maksudku," tanya Eben bingung.
"Cuma kamu (setengah berbisik dan menatap tajam Eben) emang kenapa gak boleh??." Anti tersenyum dan menahan tawanya saat melihat Eben merona dan salah tingkah.
"Ayo cepat!! keburu siang belum masak juga." Anti langsung berjalan mendahului Eben yang masih salah tingkah.
kenaaa kau.. aku buktiin bahwa pembokat bisa bikin kamu jatuh cinta setengah mati.. jangan panggil aku Anti jika monster kaya kalian tidak jera.. ujar Anti didalam hati.
###
Meyra yang baru mau turun langsung terhenti saat Nick mau naik ke atas. Keduanya tertegun sampai Meyra menyadarkan diri dan langsung berlalu melewati Nick. Kebetulan Mey habis keramas dan mengurai rambut basahnya.
Wahai jantung kenapa kamu gak berhenti berdetak?? batin Nick sambil terus menarik napas dalam-dalam.
"Bik nanti kalau ada yang cari saya bilang saya tunggu ditaman belakang ya," ujar Mey yang membuat Nick tidak jadi naik ke arah kamarnya.
"Siap Mbak, Mas Willy yah," jawab Bik Jum keras-keras sengaja membuat Nick mendengar dan langsung dijawab dengan anggukkan Mey.
Bik Jum menahan senyum saat Nick yang menghentikan langkahnya saat mendengar Meyra sedang menunggu seseorang.
W**ahh sepertinya ada yang sudah jatuh cinta...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Bukan pembaca gelap
Kak dilike dulu ya, ntar bacanya
2020-10-31
1