"An, please sudah ayo kita pulang," ajak Meyra sambil terisak. Dia gak menyangka kalau Anti semarah itu.
"Sebentar, satu lagi janji habis ini kita pulang." Anti langsung pergi menahan Eben yang beranjak pergi.
"Hei tunggu tuan kaya raya." Anti yang menahan tangan Eben.
"Mau apa lagi kamu!!, kamu mau mati!!, masih beruntung ada teman-temanku disini kalau gak habis kamu!" ujar Eben langsung menghempaskan tangan Anti.
"Wah aku takut banget, hahaha aku cuma mau bilang satu hal saja tuan kaya, INGAT EBEN DAN PARA DAYANG-DAYANGNYA YANG TERHORMAT KARMA AKAN DATANG ENTAH PADA SAUDARIMU, ISTRIMU ATAU ANAK PEREMPUANMU,TUHAN GAK TIDUR," ujar Anti tegas dan menarik Meyra keluar dari kafe itu.
Sebenarnya Anti enggan menyumpahi manusia-manusia hina itu tapi dia sudah terlalu geram pada mereka.
Mereka gak jadi ke swalayan dekat kafe itu, Anti sudah menelepon Ibunya dan berbohong swalayannya tutup dan berjanji besok pagi-pagi akan kepasar. Anti mengajak Meyra ke taman yang kebetulan sepi didekat perumahan. Anti bingung mau bicara apa, Meyra sangat sakit hati. Airmatanya terus jatuh sampai seluruh wajahnya merah.
"Mbak sudah cup cup, Mbak bisa pingsan kalau gini terus." Anti mulai kawatir.
"Coba telepon Mas Nick siapa tahu dia juga korban, siapa tahu ini akal-akalan Eben saja Mbak," terang Anti menghibur.
Benar juga kata Anti mungkin ini cuma akal-akalan Eben untuk merusak hubungan kami, tapi bagaimana aku menelponnya??
"An, ponselmu ada pulsanya? aku boleh pinjam? nanti aku ganti pulsanya," pinta Meyra sambil mengatur napasnya yang tersengal-sengal.
"Ini Mbak, alah gak usah diganti pakai-pakai saja, emang kenapa ponsel Mbak?" tanya Anti menyodorkan ponselnya.
"Suka eror, mungkin sudah waktunya ganti." Meyra menjawab entah itu kebenaran atau kebohongan.
"Oh yaudah Mbak pakai aja, saya kesana dulu sambil lihat-lihat ikan dikolam depan, biar Mbak leluasa ngomong dengan Mas Nick," ujar Anti dan dibalas senyuman Mey, dia benar-benar tak tega melihat gadis didepannya begitu terpukul.
Semoga saja yang kutakutkan tidak terjadi Tuhan, kasihan Mbak Meyra dia begitu polos dan baik, batin Anti.
Tuthht.. Tuthht
Bunyi dering yang sangat didambakan Meyra, bisa kenapa bisa?, apa jangan-jangan ..
"Halo!." suara Nick dari kejauhan, suara yang sangat dia rindukan.
"Halo Nick, ini aku Meyra," sahut Mey gugup.
"Hahahahaha kamu mau ngerjain aku lagi ya, kamu dibayar berapa sama Eben? nanti aq bayar 2x lipat asal kamu balik kerjain Eben," jawab Nick yang mengira itu teman wanita Eben.
"Nick kamu ngomong apa? aku beneran Meyra"
"Alah, gak usah banyak bicara, Eben itu banyak otaknya, aku sudah dikasih tahu sama Topas katanya bentar lagi kamu mau ngerjain aku pakai pura-pura jadi Meyra, ya walaupun aku harus membagi separuh jatah sandiwara kemarin, tapi gak papa daripada aku kena jebakannya lagi,"ucap Nick tanpa dosa.
Kata-kata Nick membuat Meyra sangat terpukul, dia berusaha tetap tidak menangis dia ingin tau lebih dalam lagi.
"Nick demi Tuhan aku Meyra, Meyra Almira Jaya gadis kampung yang baru kehilangan kedua orang tuanya," ucap Meyra yang sudah menitikkan airmatanya.
"Kamu benar Meyra??," tanya Nick terbata dan langsung dipotong oleh Meyra.
"Jadi benar ya, aku kira semua bohong, kenapa Nick kamu begitu jahat sama aku,kenapa apa salahku?"
Hening, hanya ada tarikan napas Nick yang terdengar oleh Meyra.
"Bisakah kamu menganggapku walaupun itu cuma sehari?." ada guratan kecewa yang sangat mendalam dihati Meyra.
"Kapan aku mengganggumu Nick?, jangankan telepon, chat saja aku tak berani memulainya jika tidak kamu yang memulainya." airmata Meyra sudah jatuh, unek-uneknya sudah ditumpahkan ke lawan bicaranya itu.
"Mey, kamu tahu aku sedang sibuk disini, aku gak tau kalau kamu yang menelpon jika tahu tak mungkin aku berbicara seperti itu". akhirnya Nick bersuara.
"Bagaimana caranya aku menghubungimu Nick, kukira hanya gangguan sinyal tapi saat aku menggunakan ponsel orang lain dan tersambung, apa mungkin kamu memblokir nomorku?, karena hanya nomorku Nick yang tak bisa menguhubungimu, sebenci itukah kamu terhadapku?." tangis Meyra pecah membuat Anti kaget dan langsung menghampiri Meyra.
"Mbak, kenapa?, Mbak gak papa," ujar Anti cemas melihat keterpurukan Meyra.
Tak ada balasan apapun dari lawan bicaranya hanya desahan napas yang membuat Meyra yakin bahwa Nick mendengarkannya dan untung saja Nick mendengarkannya kali ini. Akhrnya dia bertekad untuk membuat sebuah keputusan.
"Baiklah kalau begitu, maaf jika selama ini aku mengganggumu pak Nicholas Putra Waluya, sebaiknya saya mundur menjadi kekasihmu." balas Meyra tak kalah.
"Mey, kamu ..." belum sempat Nick membalas sambungan telponnya sudah terputus.
♤♤
Flasback
Meyra sudah gak tahan lagi dengan perlakuan Nick. Bagaimana tidak semenjak menjadi pacarnya Nick seperti ditelan bumi. Akhirnya dia memutuskan untuk meminjam ponsel teman kampusnya.
Tuttth tuthh
"Halo"
"Halo Nick"
"Iyaa saya, siapa ya?"
"Nick ini aku Meyra pacarmu, kekasihmu"
Tuttth tuthhh
Sambungan teleponnya langsung putus.
Dan saat itu juga nomor yag dituju sudah tak aktif lagi. Meyra sampai tak percaya dan berulang kali mengecek ponsel milik temannya itu.
Flasback End
♡♡
Tuhan kenapa hidupku hancur sekali lagi?? setelah Ibu dan Ayah pergi, kenapa sekarang Nick yang menghancurkan aku, kenapa kamu tak panggil aku saja Tuhan, batin Meyra hancur.
Meyra beranjak dari duduknya, dia langsung pergi mencuci mukanya di wastafel umum ditengah taman. Anti hanya bisa mengikuti langkah Meyra dibelakangnya.
"Mbak, kenapa??"
"Gak papa An, cuma kebodohan aku saja percaya sama Nick," jawab Meyra pasrah.
Ya Tuhan, yang aku takutkan benar terjadi, astaga Mbak Mey kenapa kau tegar sekali.
"Tolong jangan ceritakan ke orang rumah ya, biarkan mereka tahu sendiri." pinta Meyra.
"Iya Mbak." sahut Anti berkaca-kaca, dia benar-benar sangat bingung.
Setibanya dirumah, Meyra langsung naik kekamarnya , dia gak mau orang-orang dirumah itu melihat mata sembabnya. Sebelum naik dia berpesan kepada Anti untuk bilang ke Mama Lastri dan suaminya untuk tidak mengganggunya karena dia lagi gak enak badan.
"Sayang, Meyra?" panggil Lastri seusai mengetok pintu.
"Masuk Ma"
"Kata Anti kamu sakit, sakit apa nak?." Lastri memegang dahi Meyra.
"Memang agak demam, kamu sudah minum obat nak?" tanya Lastri kawatir melihat wajah Meyra yang sangat merah.
"Sudah Ma, Meyra gak papa cuma butuh istirahat saja, bisakah Meyra tidur sekarang Ma?,"sahut Meyra serak.
"Tentu sayang, cepat sembuh ya," ujar Lastri sambil mencium dahi Meyra. Mata Meyra pun terpejam.
Tuhan semoga hari ini cuma mimpi buruk, semoga ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Bukan pembaca gelap
Ikut sedih ya mey😭
2020-10-15
0